Apa yang harus dilakukan jika otak kekurangan oksigen?

Kekurangan oksigen di otak biasa dikenal dengan istilah hipoksia serebral. Hal ini bisa menjadi sangat berbahaya mengingat otak merupakan organ penting bagi kelangsungan hidup seseorang.

Lalu apa saja hal yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak? Apakah hal ini bisa dicegah? Lalu bagaimana jika sudah terlanjur mengalaminya? Yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Apa itu kekurangan oksigen di otak?

Kondisi ini terjadi ketika otak tidak mendapat asupan oksigen dalam jumlah yang seharusnya. Ini bisa terjadi meski aliran darah ke dalam otak tetap berjalan normal.

Menurut Medical News Today, kondisi termasuk situasi darurat karena bisa mengancam jiwa seseorang.

Penyebab kekurangan oksigen di otak

Terdapat beberapa hal yang bisa menjadi faktor penyebab terjadinya hipoksia serebral. Secara umum yang paling sering terjadi adalah akibat tenggelam, dicekik, dan serangan jantung.

Adapun menurut Healthline, penyebab lain terjadinya gangguan ini adalah:

  1. Hipotensi atau tekanan darah yang sangat rendah
  2. Komplikasi obat bius selama prosedur operasi
  3. Keracunan karbon monoksida
  4. Bepergian ke daerah dataran tinggi di atas 8.000 kaki
  5. Kecelakaan otak
  6. Gangguan kesehatan lain yang menyebabkan kesulitan bernapas, misalnya serangan asma

Baca juga: Punya Asma? Ketahui Beberapa Faktor Penyebab Asma Kambuh Berikut Ini

Gejala kekurangan oksigen di otak

Kondisi hipoksia serebral bisa ditandai dengan gejala yang ringan sampai berat. Ini semua bergantung pada jumlah kekurangan dan lama otak tidak menerima oksigen yang dibutuhkan. Adapun gejala yang termasuk ringan di antaranya adalah:

  1. Kehilangan ingatan sementara
  2. Sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu
  3. Kurang fokus
  4. Susah memutuskan sesuatu

Perlu diketahui bahwa sel-sel otak bisa mati jika selama 5 menit kekurangan oksigen. Oleh sebab itu, gejala-gejala di atas akan semakin parah apabila lama otak kekurangan oksigen semakin panjang. Adapun gejala kekurangan oksigen di otak yang termasuk berat adalah:

Pada kasus otak mati, pupil mata tidak dapat merespons terhadap cahaya dan penderitanya tidak bisa bernapas tanpa alat bantu. Meski demikian jantung terus memompa darah kepada organ lain di dalam tubuh.

Baca juga: Miliki Riwayat Penyakit Anemia? Yuk Ketahui Daftar Buah Penambah Darah!

Siapa yang lebih berisiko mengalami gangguan ini?

Pada dasarnya semua orang memiliki risiko terkena gangguan ini. Namun terdapat beberapa kategori orang yang memiliki risiko lebih besar, di antaranya:

Atlet dan profesi tertentu

Olahraga seperti tinju, menyelam, atau mendaki gunung, adalah aktivitas yang memiliki risiko tinggi membuat pelakunya terkena hipoksi serebral.

Orang yang memiliki profesi seperti pemadam kebakaran terpapar risiko yang lebih besar atas gangguan ini.

Penderita penyakit tertentu

Beberapa jenis penyakit seperti asma, serangan jantung, hipotensi, kelainan paru-paru, atau sakit otot, juga sangat rentan membuat seseorang terkena gangguan ini.

Penanganan kekurangan oksigen di otak

Kondisi ini harus segera diatasi agar aliran oksigen dapat segera masuk ke dalam otak. Adapun langkah penanganannya akan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan yang terjadi.

Misalnya jika kamu mengalami hal ini karena mendaki gunung, kamu disarankan untuk segera kembali ke dataran rendah. Pada kasus tertentu yang lebih berat, umumnya tenaga medis akan memakai alat bantu pernapasan untuk mengatasi situasi ini.

Selain melakukan penanganan terhadap otak, biasanya jantung juga menjadi organ yang mendapat perhatian khusus dalam kondisi ini.

Baca juag: Daftar Antibiotik Obat Tipes di Apotek, Mau Tahu Apa Saja?

Bisakah hipoksi serebral dicegah?

Kamu dapat mencegah hal ini terjadi dengan memantau kondisi kesehatanmu secara berkala. Temui dokter apabila tekanan darah dirasa terlalu rendah, dan siapkan obat hirup setiap saat jika kamu memiliki riwayat asma.

Hindari bepergian ke daerah dengan ketinggian tertentu. Jika tanpa diduga kamu terjebak kebakaran, segera lakukan cardiopulmonary resuscitation atau CPR sebelum kondisimu semakin buruk.

Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.

Kekurangan oksigen

Kondisi kekurangan oksigen biasa disebut hipoksia. Kondisi ini terjadi karena kadar oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi. Oksigen dialirkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, oleh karena itu kekurangan oksigen dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dalam darah yang dikenal dengan nama hipoksemia. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah :

  • Gangguan pernapasan, yang disebabkan karena organ pernapasan yang tidak berfungsi dengan baik (saluran napas yang tersumbat, sleep apnea/gangguan bernapas saat tidur, penyakit tertentu seperti pneumonia, emfisema, asma, edema paru, emboli, fibrosis), dapat pula disebabkan karena asupan obat (yang dapat menyebabkan depresi dan gangguan pernapasan)
  • Penyakit anemia (kekurangan zat besi), rendahnya kadar zat besi menyebabkan menurunnya tingkat hemoglobin sebagai zat pembawa oksigen dalam darah.
  • Aktivitas yang terlalu berat, stres berlebih
  • Berada di dataran tinggi di mana jumlah oksigen yang tersedia berkurang
  • Kondisi lingkungan sekitar yang mengalami pencemaran udara (gas buangan kendaraan/pabrik, asap rokok)

Dampak buruk kekurangan oksigen dalam darah :

  • Rasa lelah, ini adalah dampak yang pertama kali dirasakan, ketika pasokan oksigen dalam darah berkurang. Karena oksigen tidak mencapai semua bagian tubuh sesuai yang dibutuhkan, maka fungsi tubuh akan terpengaruh dan akan ada sedikit energi untuk melakukan pekerjaan. Akibatnya akan timbul rasa lelah yang akan disertai dengan ketidak mampuan untuk bekerja secara maksimal.
  • Kesulitan dalam bernafas, sesak nafas akan mempengaruhi fungsi normal dari sistem tubuh manusia.
  • Nyeri otot, ketika kadar oksigen berkurang dalam darah, hal ini mempengaruhi fungsi otot. Dampaknya dapat terasa mulai dari nyeri pada otot atau kelang yang terasa di persendian.
  • Gangguan mata, dampak buruk kekurangan kadar oksigen dalam darah dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan. Kualitas atau ketajaman akan berkurang.
  • Sianosis adalah ketika kulit terdapat semburat kebiruan. Hal ini disebabkan sebagai akibat langsung dari kurangnya kadar oksigen dalam darah. Selain tampak pucat dan sakit-sakitan, akan terdapat resiko bagi kesehatan juga.
  • Serangan jantung, ketika oksigen tidak dapat diangkut dari paru-paru ke bagian lain dari tubuh melalui darah, maka akan ada tekanan ekstra pada jantung. Tekanan berlebih ini dapat membuat serangan jantung.
  • Hipoksia serebral (kekurangan pasokan oksigen ke otak). Otak manusia memanfaatkan sekitar 20% dari oksigen yang digunakan oleh tubuh kita. Otak selalu membutuhkan oksigen untuk menjalankan fungsinya, oleh karena itu kurangnya oksigen dapat menimbulkan dampak negatif pada fungsi otak. Sel sel otak sangat rentan terhadap perubahan pasokan oksigen. Jika terjadi gangguan pasokan oksigen ke otak untuk jangka waktu lama, dapat menyebabkan koma atau kematian.

Dampak buruk kekurangan oksigen dalam darah dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan yang serius. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus dilakukan dan metode pengobatan perlu dijalankan tanpa menunggu lama.

Meningkatkan oksigen dalam darah dapat dilakukan dengan cara olahraga dan transfusi darah, selain itu nutrisi tertentu juga bisa meningkatkan oksigen dalam darah. Berikut nutrisi penting yang dapat meningkatkan kadar oksigen dalam darah :

  • Zat besi, dapat diperoleh dari daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, roti gandum dan pasta yang diperkaya zat besi untuk mengobati anemia.
  • Diet rendah lemak. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa makanan tinggi lemak dapat menyebabkan resistensi insulin dan sleep apnea (gangguan bernapas saat tidur).Untuk itu, makan serat tinggi, diet rendah lemak dengan memperbanyak buah-buahan dan sayuran dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
  • Buah dan sayuran. Sebuah artikel yang diterbitkan Cancer Active mengungkapkan bahwa lingkungan asam dalam darah dapat menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dan meningkatkan risiko kanker tertentu. Konsumsi air basa dalam buah dan sayuran yang kaya kalium dan magnesiumseperti pisang, kentang, tomat dan sayuran berdaun hijau, dapat membantu mengurangi keasaman dan mengobati hipoksemia. Buah-buahan dan sayuran, menurut MayoClinic.com, juga merupakan sumber tinggi antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E, yang melindungi sel-sel darah pembawa oksigen terhadap efek berbahaya dari radikal bebas.
  • Diet rendah natrium. Menurut studi yang diterbitkan Hypertension, makanan rendah natrium dapat mengakibatkan meningkatnya oksigenasi ginjal melalui darah. Diet rendah natrium adalah untuk mengurangi asupan natrium sampai kurang dari 2000 mg per hari dan memperbanyak buah dan sayuran, kacang, kacang polong, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Kelebihan oksigen

Oksigen, suatu unsur gas yang vital bagi kehidupan manusia, ternyata juga dapat meracuni manusia. Oksigen dapat meracuni kita (dinamakan oxygen poisoning), apabila tekanan oksigen lebih tinggi dari 1 bar (tekanan normal) atau apabila kadar oksigen ini lebih tinggi dari 21%. Kondisi kelebihan oksigen umumnya terjadi pada seseorang yang menggunakan alat bantu pernapasan dengan tabung oksigen (seperti penyelam laut dalam, petugas ruang terbatas), orang yang menjalani terapi hiperbarik dan pada bayi prematur yang diberi oksigen dalam inkubator.

Keracunan oksigen pada manusia membawa akibat buruk pada tiga organ yang amat vital, yaitu : Pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang dan tidak sadar (dinamakan Paul Bert effect). Pada paru-paru yang mengakibatkan sesak nafas dan sakit dada (dinamakan Lorrain Smith effect). Pada mata yang mengakibatkan rabun jauh (myopia). Umumnya gangguan ini tidak bersifat menetap pada orang dewasa dan membaik dengan berjalannya waktu. Namun pada bayi yang lahir prematur, efek pemberian oksigen yang berlebihan ini dapat mengakibatkan kelainan mata yang lebih serius bahkan sampai menjadi buta. Hal ini disebabkan, karena pada bayi prematur, organ paru-paru dan organ matanya belum berkembang secara sempurna, sehingga tekanan oksigen yang berlebihan ini mengakibatkan kerusakan sel pada bronchus dan retina mata. Kerusakan pada retina yang ‘terlepas’ (detached) ini dinamakan retinopathy of prematurity (ROP).

Agar tidak mengalami kelebihan oksigen (keracunan oksigen), maka gunakanlah alat bantu pernapasan (seperti tabung oksigen), inkubator, dan alat bantu terkait penggunaan oksigen lainnya sesuai dengan aturan dan standard keselamatan / medis yang sudah ada.

Seperti halnya segala sesuatu, oksigen pun  baik dan berguna pada kadar yang cukup, dan tidak baik pada kadar yang berlebihan maupun kekurangan.

Semoga bermanfaat.

Sumber : http://artikel-k3.blogspot.com/2015/11/cara-mengatasi-efek-buruk-kekurangan-kelebihan-kadar-oksigen-dalam-darah.html