Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali

Media massa merupakan sarana komunikasi dalam penyampaian pesan-pesan, sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita ke masyarakat luas. Dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti radio, surat kabar, TV dan film

Media massa ialah sarana atau alat yang dipakai dalam cara kerja komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditunjukkan terhadap orang banyak. Media massa memberikan info perihal perubahan, bagaimana hal itu berjalan dan hasil yang dicapai.

Karakteristik Media Massa

Disebarluaskan kepada masyarakat, atau dapat diakses dan dikonsumsi umum (orang banyak).

Terbit berkesinambungan atau terus-menerus, sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbitnya –harian, mingguan, atau bulanan.

Terbit atau dipubliksikan secara konsisten atau berkala, contohnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari. Surat kabar (koran) biasanya terbit harian, tabloid mingguan, dan majalah bulanan.

Berisi hal-hal baru, seperti info atau laporan momen terupdate (berita), tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian info terhadap publik.

Pesan atau isinya bersifat umum, perihal seluruh aspek kehidupan dan seluruh momen di beragam tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

Isi Media Massa

Isi media massa biasanya terbagi tiga bagian atau tiga varian tulisan yang merupakan produk wartawan atau macam-macam tulisan wartawan, yaitu:

Karangan khas merupakan tulisan berisi gabungan fakta dan opini yang ditulis dengan gaya bahasa sastra layaknya cerpen atau novel.

Berita merupakan tulisan, gambar, audio, atau video berisi info atau laporan peristiwa terupdate.

Opini –disebut juga artikel opini– merupakan tulisan berisi anggapan, analisa, review, atau pemikiran perihal permasalahan atau isu aktual.

Jenis-jenis media massa

jenis media massa menurut bentuknya terbagi menjadi tiga, yakni:

  1. Media Massa Elektronik. Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melewati suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
  2. Media Massa Cetak. Media massa dicetak dalam lembaran kertas.

Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara detail mencakup

  • koran atau surat kabar
  • tabloid
  • majalah
  • buku
  • newsletter
  • buletin
  1. Media Online, yaitu media massa yang bisa kita dapatkan di internet (situs web)

Fungsi Media Massa

Adapun fungsi media massa yang diantaranya yaitu:

  • Sebagai pengambilan keputusan – berperan dalam menghantarkan informasi untuk mengambil keputusan.
  • Sebagai bahan untuk diskusi, memperjelas permsalahan yang dihadapi serta menyajikan pesan-pesan para pemuka masyarakat.
  • Sebagai pemberi informasi – pemberi informasi kepada masyarakat umum, secara tepat waktu.
  • Sebagai pendidik – sebagai pemberi pendidikan kepada masyarakat melewati beragam macam informasi.

Efek pemanfaatan media massa

  • Efek afektif,yakni berkenaan dengan timbulnya perubahan pada apa yang dinikmati, disenangi, atau dibenci siswa.
  • Efek behavioral,yakni berhubungan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan kegiatan, atau kebiasaan berperilaku
  • Efek kehadiran media massa,yakni menyangkut pengaruh keberadaan media massa secara fisik.
  • Efek kognitif,yakni mengenai terjadinya perubahan pada apa yangdiketahui, difahami, atau dipersepsi siswa.

Peran Media Massa di Era Globalisasi

Media massa mempunyai peran penting di era yang serba modern. Salah satu peran penting media merupakan sebagai penentu identitas suatu bangsa. Perkembangan yang terjadi dalam dunia media massa saat ini seperti perkembangan teknologi dunia elektronik, pemakaian internet secara luas dan pemakaian telepon seluler, yang secara tak langsung memfasilitasi proses globalisasi dalam dunia jurnalistik. dengan adanya internet, atau penggunaan telepon genggam yang juga mempunyai fasilitas internet, seluruh sesuatu dari dunia luar begitu gampang masuk ke Indonesia.

Baca Juga : Pasang Berita di Media Massa Online

Media cetak bersaing dengan internet

Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali
Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali

Keterangan gambar,

Mampukah media cetak bertahan di Indonesia tanpa bantuan internet

Revolusi internet juga mengubah wajah media massa, mereka yang tidak menyesuaikan diri akan terlindas, namun masih juga ada yang berusaha menunggu sebelum masuk ke Internet.

"Media terbukti meskipun ada media baru selama berabad-abad tidak ada perubahan. Dulu radio tetap hidup, meski televisi lahir. Media cetak tetap hidup meski televisi lahir. Dulu banyak yang takut, tidak ada perubahan cuma bisnisnya jadi berbeda dan perilaku media berubah," kata Nukman Lutfhie, Direktur Virtual Consulting, sebuah perusahaan konsultan media dan internet di Jakarta.

Tetapi kehadiran internet membuat perubahan yang betul-betul signifikan.

"Kalau dengan televisi kita hanya bisa menjangkau wilayah tertentu, misalnya televisi di Indonesia tidak bisa ditonton di negara lain. Sementara dengan internet, arus informasi itu melewati batas-batas tradisional yang selama ini ada." kata Nukman.

Hadirnya internet membuat akses untuk mendapatkan informasi menjadi lebih gampang, dan lebih cepat didapat dibandingkan media lain seperti televisi, radio, dan media cetak.

Dicontohkan oleh Nukman, bila setiap hari, dalam 24 jam, mulai dari bangun pagi, sampai tidur, konsumen bisa bersentuhan dengan media seperti menonton televisi, membaca koran, mendengarkan radio, dan mengakses internet.

"Dalam penelitian kami, sekarang ini di Indonesia, rata-rata orang menghabiskan waktu 2,3 jam perhari, internet 2 jam, sementara membaca koran hanya 34 menit," tambah Nukman lagi.

Menurut Nukman, sekarang ini walau jumlah penjualan koran di Indonesia tidaklah menurun, tetapi pola baca menjadi berubah.

"Pembaca tidak lagi mencari berita-berita utama karena dia sudah tahu bahwa itu kejadian kemarin. Yang dibaca adalah opini, tokoh, sosok. Jadi berita-berita utama tidak lagi dibaca." kata Nukman lagi.

Oleh karena itu, menurut Nukman, media cetak yang tidak memanfaatkan internet sebagai outlet untuk menjual produknya akan tenggelam.

Contoh Jawa Pos

Namun salah satu kelompok media cetak terbesar di Indonesia, Kelompok Jawa Pos masih belum sepenuhnya menggunakan internet. Mereka masih mengandalkan media cetak untuk menjadi sarana bagi pembaca untuk mengetahui perkembangan terbaru setiap hari.

Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali
Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali

Keterangan gambar,

Jawa Pos belum sepenuhnya menggunakan media internet

Jawa Pos sudah memiliki situs internet, tetapi berita-berita yang sudah muncul di koran, baru diperbarui di internet mulai jam 9 pagi.

Diharapkan ketika itu, koran-koran mereka yang tersebar lewat anak-anak perusahaan dari Aceh sampai ke Papua, sudah berada di tangan pembaca.

Jawa Pos juga tidak memperbarui berita setiap saat, seperti banyak yang dilakukan oleh kelompok lain seperti Kompas, Media Indonesia, dan yang lainnya.

Mengapa mereka memilih kebijakan seperti itu ?

"Memang di koran lain tidak melakukan apa yang kita lakukan. Kita beranggapan bahwa bisnis kita yang utama adalah koran dan perlu perhatian khusus," kata pemimpin redaksi Jawa Pos, Leak Kustiya.

Menurut Leak Kustiyah dari sisi bisnis, Jawa Pos belum bisa mengukur dengan pasti bisnis lewat internet.

"Kalau koran kita bisa mengukur hingga detail, misalnya biaya peliputan, biaya cetak, biaya peralatan. Dari semua itu, kita kemudian bisa menentukan harga berapa koran yang kita jual," kata Leak.

Sementara bila berita yang diperoleh para wartawan untuk dimuat di internet, menurut Leak Kustiya, Jawa Pos belum bisa menentukan model bisnisnya.

"Sekarang ini kita belum mendapatkan gambaran, kita akan mendapatkan apa ketika berita itu kita muat di internet," tambah Kustiya.

Dalam pandangan Jawa Pos, akses berita di internet dimana siapapun yang memiliki sambungan internet dan komputer bisa melakukannya tanpa membayar ini masih tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan oleh media cetak seperti Jawa Pos untuk mendapatkan berita.

Iklan di internet

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Bila Jawa Pos masih bertahan dengan pola media tradisional, sambil menunggu perkembangan pasar, bagaimana dengan media yang hanya muncul di internet saja.

Apakah di Indonesia, media seperti ini sudah bisa bertahan secara komersial?

Burhan Abe adalah salah seorang penggagas media kuliner Appetite Journey dan situs portal Perempuan.com.

"Ini persoalan waktu saja bagi media yang hanya muncul di internet." kata Burhan Abe.

Perkembangan teknologi mulai dari internet sampai ke perangkat pribadi seperti telepon genggam memberikan kemudahan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

"Di Indonesia, kepemilikan telepon genggam sudah hampir merata di mana-mana. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan format mengakses media terjadi. Dulu orang tidak mengenal Facebook, sekarang banyak orang di kota besar di Indonesia memiliki account Facebook," kata Burhan.

Untuk bisa sukses secara komersial, apalagi bagi media massa yang hanya beredar di internet, ketergantungan akan iklan sangat penting.

"Sudah ada beberapa media yang membuktikan bahwa mereka bisa sukses di internet. Contoh paling jelas adalah Detik.com, yang memang sejak dari awal sudah dibuat khusus untuk internet. Beberapa yang lain juga menyusul walau belum begitu berhasil." kata Burhan.

Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali
Berita disampaikan melalui beberapa alat media berikut kecuali

Keterangan gambar,

Menurut Nuikman, remaja tidak lagi mencari berita lewat surat kabar.

Dikatakan oleh Burhan, trend pemasangan iklan di media massa di internet membaik dari tahun ke tahun.

"Kalau kita perhatikan di biro iklan yang besar dimana salah satu divisi di dalam biro iklan itu disebut new media. Nah divisi ini yang mengurusi pemasangan iklan di internet." kata Burhan.

Masa depan media cetak

Di Amerika Serikat, beberapa media cetak terutama yang terbit regional sudah menghentikan penerbitan cetak mereka, dan mengkonsentrasikan diri sepenuhnya ke Internet.

Serikat Penerbit Surat Kabar Indonesia (SPS) juga mulai mengkhawatirkan bahwa hal tersebut di satu saat bisa terjadi di Indonesia dan karenanya bulan September tahun lalu mereka melakukan survei untuk mengetahui media mana yang masih menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat Indonesia.

Hasilnya cukup mengejutkan dan menunjukkan bahwa 60 % masih mengandalkan media cetak sebagai sumber informasi utama.

Media eletronik, termasuk televisi dan radio masih menduduki peringkat teratas, sebesar 90%, sementara internet di tempat ketiga dengan 34 %.

Sementara itu, jumlah media cetak yang terbit di Indonesia meningkat dalam tiga tahun terakhir. Di tahun 2006 terdapat 251 penerbitan, 269 di tahun 2007, dan 290 di tahun 2008.

Tetapi baik Burhan Abe dari Appetite Journey dan Nukman Lufthie dari Virtual Consulting sepakat bahwa media cetak yang tidak berkembang menjadi multi media -yang melibatkan internet- akan tertinggal dan kemudian hilang dari peredaran.

"Contoh paling nyata adalah Kompas. Dia adalah koran terbesar, portal internetnya serius sekali, mereka juga punya Kompas TV. Semua harus ke situ, kalau tidak, mereka akan jadi masa lalu." tambah Burhanudin.

Sedangkan menurut Nukman Lutfhie, seharusnya sejak lima tahun lalu, media cetak di Indonesia sudah merambah ke online supaya mereka tidak tertinggal terutama menurut dia guna menarik generasi muda yang sekarang sudah mulai tidak mengenal lagi media cetak sebagai media informasi utama mereka.

"Kalau anda tanya remaja sekarang, apakah mereka membaca koran, jawabannya adalah tidak. Apakah mereka punya atau kenal internet, jawabannya ya. Akibatnya mereka tidak pernah akan terbiasa dengan koran cetak. Kalau kemudian koran-koran cetak ini tidak ke online, mereka makin tidak diketahui, dan akhirnya akan mati," kata Nukman.

Serikat Penerbit Surat Kabar SPS berharap bahwa hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.