Apa yang dimaksud program bayi tabung

Program bayi tabung bukanlah sebuah metode yang sempurna tanpa resiko dan tanpa sisi buruk. Apalagi program ini hanyalah program yang didesain oleh manusia untuk mengatasi berbagai persoalan di dunia. Tentu saja pasti tidaklah tanpa cacat. Bahkan program yang didesain oleh tuhan saja masih memiliki faktor resiko bila dijalankan oleh manusia. tetapi bagaimanapun resiko mengambil program bayi tabung, program ini tetaplah bisa menjadi solusi yang tepat terutama untuk pasangan yang sudah mengidamkan momongan tetapi belum juga dikaruniai momongan.

In vitro fertilization (IVF) atau yang lebih umum dikenal dengan nama bayi tabung merupakan program pembuahan atau mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar rahim. Keduanya dipertemukan dalam sebuah tabung. Cara ini bisa menjadi solusi yang tepat bila rahim atau sperma sulit membuahi dalam keadaan normal. Maka bisa mengambil program bayi tabung. Setelah dipertemukan di dalam tabung, maka dalam beberap waktu akan dipindahkan di dalam rahim. Terlihat sempurna, tetapi tetap memiliki resiko.

Resiko Program bayi Tabung

Proses atau program bayi tabung merupakan hasil perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam bidang medis. Tetapi tetap memiliki resiko yang cukup fatal. Karena itu ada baiknya pasangan suami istri yang memutuskan untuk menjalani bayi tabung mengetahui atau sebaiknya mempertimbangkanya sebelum benar-benar melakukan prgram ini. ada banyak resiko yang cukup fatal bila mengambil program ini. salah satunya adalah saat proses mengambil sel telur.

Saat melakukan pengambilan sel telur bisa saja terjadi yang namanya infeksi, atau bahkan pendarahan yang bisa saja menyebabkan kerusakan pada bagian usus atau organ tubuh yang lain. selain itu juga ada beberapa resiko lainya, misalnya:

  1. Resiko yang diakibatkan oleh obat-obatan yang digunakan selama proses menstimulasi ovarium, ini bisa mengakibatkan terjadinya sindrom hiperstimulasi ovarium. Sindrom ini bisa berefek kembung, kram atau nyeri ringan. Bahkan juga bisa mengakibatkan sembelit, penambahan berat badan sampai dengan rasa sakit yang tak tertahankan terutama pada bagian perut. Tentu efek ini berbeda-beda. Efek berat bahkan mengharuskan untuk ditangani rumah sakit
  2. Risiko keguguran. Embrio yang ditanam dalam rahim juga tidak sepenuhnya tanpa resiko, bisa saja mengalami yang namanya keguguran.
  3. Karena embrio yang dimasukkan lebih dari satu, biasanya tiga. Maka bisa menyebabkan adanya kehamilan kembar,
  4. Berikutnya juga bisa menyebabkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Karena itu biasanya saat bayi tabung telah ditanamkan, maka menjaganya benar-benar harus dilakukan. Penjagaan wajib dilakukan secara intensif demi menghindari segala hal yang bisa membahayakan kandungan.
  5. Kehamilan ektopik atau di luar rahim bisa saja terjadi. Terutama bila rahim tidak sepenuhnya sehat. Karena itu terkadang ada beberapa wanita yang memilih sewa rahim atau menggunakan rahim perempuan lain untuk mengandung embrio hasil penyatuan dari tabung.
  6. Bayi lahir dengan cacat fisik. sangat mungkin terjadi bila kondisi orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan janin. Sehingga bisa melahirkan bayi cacat.
  7. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa program bayi tabung bakal menyebabkan yang namanya Stres. Karena menjalani program ini sangat menguras tenaga, emosi dan keuangan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk progra, bayi tabung tidaklah murah.

In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung merupakan serangkaian prosedur kompleks yang bertujuan untuk mengatasi masalah sulit hamil atau mencegah kelainan genetik tertentu.

  • Apa Itu Bayi Tabung?
  • Indikasi Program Bayi Tabung
  • Persiapan Sebelum Menjalani Proses Bayi Tabung
  • Bagaimana Proses Bayi Tabung?
  • Kapan Hasil Siklus Bayi Tabung Bisa Diketahui?
  • Berapa Persen Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung?
  • Keunggulan dan Kekurangan Bayi Tabung
  • Penutup

Apa Itu Bayi Tabung?

Program bayi tabung atau bahasa medisnya in vitro fertilization (IVF) adalah salah satu jenis teknologi reproduksi berbantu (TRB), yang digunakan untuk membantu pasangan infertil, yakni yang sulit hamil atau mendapatkan keturunan. Tujuan utamanya adalah mencapai kehamilan yang sehat dan sukses.

Secara sederhana, program bayi tabung melibatkan pengambilan sel telur dari dalam ovarium wanita dan membuahinya dengan sel sperma pasangan di laboratorium. Sel telur yang berhasil dibuahi akan membentuk embrio, yang kemudian bisa dibekukan untuk disimpan atau ditransfer ke dalam rahim wanita.

Indikasi Program Bayi Tabung

Program bayi tabung biasanya menjadi opsi untuk mengatasi kasus infertilitas pada pasangan yang belum hamil setelah lama menikah. Atau, pada kasus keguguran berulang maupun kondisi-kondisi lain yang menyulitkan terjadinya kehamilan alami. Pada umumnya, program ini ditawarkan bila terdapat kondisi-kondisi berikut: 

  • Adanya kerusakan atau sumbatan pada tuba falopi sehingga sel telur sulit dibuahi atau embrio yang terbentuk tidak dapat bergerak ke arah rahim dan berimplantasi.
  • Kelainan ovulasi, sehingga sel telur yang siap dibuahi hanya sedikit atau bahkan tidak ada.
  • Endometriosis, di mana jaringan dinding rahim tumbuh di luar rahim, kerap mengganggu fungsi ovarium, rahim, dan tuba falopi sehingga kehamilan alami sulit terjadi.
  • Mioma rahim, yang dapat mengganggu proses implantasi embrio pada dinding rahim.
  • Riwayat pengangkatan tuba falopi baik sebagai kontrasepsi permanen maupun akibat kondisi tertentu. 
  • Gangguan produksi dan fungsi sperma. Kelainan pada jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma membuatnya sulit membuahi sel telur. Kalaupun pembuahan terjadi, ada kemungkinan embrio yang terbentuk berkualitas buruk.
  • Adanya kelainan genetik dalam keluarga. Bila wanita atau pasangan berisiko menurunkan kelainan genetik tertentu, dapat dilakukan tes genetik preimplantasi. (preimplantation genetic testing). Embrio yang tidak mengandung kelainan genetik nantinya dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim wanita. Prosedur ini merupakan bagian dari siklus bayi tabung namun tidak rutin dilakukan. 
  • Fertility preservation. Sebelum memulai terapi kanker (radiasi atau kemoterapi) yang dapat berdampak pada kesuburan, sel telur wanita dapat dipanen dari ovarium dan dibekukan untuk digunakan kemudian. Atau, sel telur dapat dibuahi terlebih dahulu hingga terbentuk embrio. Embrio kemudian dibekukan untuk digunakan di kemudian hari.
  • Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan (unexplained infertility), di mana tidak ditemukan penyebab infertilitas meski sudah dilakukan evaluasi penyebab-penyebab yang umum.

Sebelum memutuskan untuk menjalani program bayi tabung, wanita  dan pasangan dapat mencoba pilihan yang lebih kurang invasif, seperti penggunaan obat-obat penyubur untuk meningkatkan produksi sel telur atau inseminasi buatan.

Persiapan Sebelum Menjalani Proses Bayi Tabung

Sebelum memulai suatu siklus atau proses bayi tabung, wanita dan pasangan perlu menjalani berbagai skrining, yang mencakup:

  • Pemeriksaan cadangan ovarium (ovarian reserve testing) untuk menentukan jumlah dan kualitas sel telur. Dokter akan memeriksa kadar beberapa hormon seperti follicle-stimulating hormone (FSH), estradiol (estrogen), dan hormon Anti-Mullerian (AMH) di hari-hari pertama siklus menstruasi. Hasil pemeriksaan hormon-hormon ini, bersama dengan hasil USG kandungan, dapat memprediksi respon ovarium terhadap obat-obatan penyubur.
  • Analisis sperma.
  • Skrining infeksi menular seksual, termasuk HIV.
  • Melakukan simulasi transfer embrio untuk menentukan kedalaman rongga rahim dan teknik yang paling memberikan hasil optimal. 
  • Pemeriksaan rahim menggunakan sonohisterografi atau histeroskopi.

Apa yang dimaksud program bayi tabung

Bagaimana Proses Bayi Tabung?

Proses bayi tabung dapat menyulitkan karena pasangan harus melalui berbagai tahapan sebelum mencapai kehamilan yang sukses. Secara umum, siklus atau proses bayi tabung memiliki 5 tahap, yakni induksi ovulasi, pengambilan sel telur, pengambilan sel sperma, pembuahan, dan transfer embrio. Satu siklus bayi tabung memakan waktu kurang lebih 3 minggu. Ada kalanya, tahapan-tahapan ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian dan prosesnya memakan waktu lebih lama.

1. Induksi ovulasi

Siklus bayi tabung diawali dengan pemberian hormon sintetis untuk menstimulasi ovarium agar mampu memproduksi banyak sel telur. Diperlukan banyak sel telur oleh karena sebagian tidak dapat dibuahi atau berkembang secara normal setelah pembuahan. Obat-obatan yang digunakan, di antaranya:

  • Obat untuk menstimulasi ovarium, seperti suntikan yang mengandung follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), atau kombinasi keduanya. Suntikan obat ini merangsang lebih dari satu sel telur untuk berkembang pada satu waktu. 
  • Obat untuk mematangkan sel telur. Ketika folikel telah matang dan sel telur siap diambil (biasanya setelah 8-14 hari), wanita akan diberi suntikan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) atau obat-obatan sejenis.
  • Obat untuk mencegah ovulasi prematur agar tubuh tidak melepaskan sel telur terlalu cepat.
  • Obat untuk menyiapkan dinding rahim (endometrium). Pada hari pengambilan sel telur atau pada saat transfer embrio, dokter mungkin menyarankan wanita untuk mengonsumsi suplemen progesteron agar endometrium lebih reseptif untuk menerima embrio yang akan berimplantasi.

Stimulasi ovarium umumnya berlangsung antara 1-2 minggu sebelum sel telur siap diambil. Untuk menentukan apakah sel telur telah siap dipanen, dilakukan pemeriksaan berikut:

  • USG transvaginal untuk melihat perkembangan folikel sel telur.
  • Tes hormon, yakni kadar estrogen dan progesteron, untuk mengukur respon ovarium terhadap obat-obatan yang diberikan.

Kadang-kadang, siklus bayi tabung harus dibatalkan sebelum proses pengambilan sel telur karena salah satu alasan berikut:

  • Jumlah folikel yang berkembang tidak memadai
  • Ovulasi prematur
  • Terlalu banyak folikel yang berkembang, sehingga ada risiko terjadi sindrom hiperstimulasi ovarium
  • Kondisi medis lainnya

Bila siklus bayi tabung dibatalkan, dokter mungkin menyarankan untuk mengubah regimen obat-obatan atau dosisnya agar respon ovarium lebih baik di siklus bayi tabung berikutnya.

2. Pengambilan sel telur

Dalam bahasa medis, pengambilan sel telur disebut dengan ovum pick-up atau pungsi folikel. Ini merupakan prosedur bedah untuk mengumpulkan sel telur yang sudah matang. Proses ini dapat dilakukan di ruang periksa dokter 34-36 jam setelah injeksi terakhir dan sebelum ovulasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pengambilan sel telur, yakni:

  • Selama proses berlangsung, wanita akan diberikan obat sedatif (yang memicu kantuk) dan anti nyeri.
  • Metode pengambilan yang umum digunakan adalah aspirasi dengan bantuan USG transvaginal. Probe USG dimasukkan ke dalam vagina untuk mengidentifikasi folikel-folikel sel telur. Kemudian, sebuah jarum tipis dimasukkan ke dalam USG pemandu untuk melalui vagina dan ke dalam folikel untuk mengambil sel telur.
  • Bila ovarium tidak dapat diakses melalui USG transvaginal, USG abdomen (perut) dapat digunakan untuk memandu jarum.
  • Sel telur diambil dari folikel melalui sebuah jarum tipis yang tersambung dengan alat penghisap. Dan dalam waktu sekitar 20 menit bisa didapat beberapa sel telur.
  • Setelah proses selesai, wanita dapat mengalami kram perut bawah dan sensasi penuh atau tekanan pada perut.
  • Sel telur yang matang ditempatkan ke dalam media kultur dan diinkubasi. Sel telur yang tampak sehat dan matang akan dicampur dengan sel sperma agar terjadi pembuahan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua sel telur dapat berhasil dibuahi.

3. Pengambilan sperma

Sampel cairan sperma umumnya diambil di klinik pada pagi hari pengambilan sel telur. Sampel dikumpulkan melalui masturbasi, meski dapat pula dilakukan melalui aspirasi sperma atau biopsi testis. Setelah terkumpul, sampel cairan sperma dicuci agar potensi pembuahannya meningkat.

4. Fertilisasi/Pembuahan

Pertemuan sel telur dan sel sperma berlangsung pada tahap ini. Ada dua cara pembuahan yang bisa terjadi, yakni:

  • IVF konvensional, di mana sel sperma dan sel telur ditempatkan dalam satu cawan petri dan proses pembuahan “dibiarkan” terjadi secara alami.
  • ICSI (intracytoplasmic sperm injection), di mana sel sperma disuntikkan ke dalam sel telur, melalui proses mikroinjeksi. 

Pemilihan cara IVF konvensional maupun ICSI tergantung pada penyebab infertilitas pada pasangan, serta fasilitas atau kepakaran yang ada pada suatu klinik fertilitas.

Setelah sel telur berhasil dibuahi, dilakukan pemantauan perkembangan embrio. Tahapan ini disebut dengan kultur embrio dimana embrio ditempatkan di dalam inkubator agar tumbuh kembangnya optimal.

5. Transfer embrio

Setelah dikultur, embrio dengan kualitas terbaik akan dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim wanita. Biasanya, antara 1 sampai 2 embrio yang ditransfer. Tiga embrio juga dapat ditransfer tergantung kebijakan setempat dan tempat prosedur. Embrio berkualitas baik yang tidak ditransfer akan dibekukan untuk digunakan di kemudian hari.

Transfer embrio dilakukan antara 2 sampai 5 hari setelah pengambilan sel telur. Prosesnya adalah sebagai berikut:

  • Wanita akan diberikan obat sedatif ringan. Prosedur umumnya tidak terasa sakit, namun wanita dapat mengalami kram perut ringan.
  • Sebuah selang fleksibel panjang dan tipis (kateter) dimasukkan ke dalam vagina, melalui serviks dan ke dalam rahim. Di ujungnya, terpasang sebuah spuit yang mengandung satu atau lebih embrio, yang sudah dicampur dengan sedikit cairan.
  • Dengan spuit tersebut, dokter menempatkan embrio di dalam rahim.

Bila sukses, embrio akan berimplantasi ke dalam dinding rahim sekitar 6-10 hari setelah pengambilan sel telur.

6. Pasca prosedur

Setelah embrio ditransfer, wanita dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari. Namun, ovarium masih akan membengkak. Oleh sebab itu, wanita disarankan untuk menghindari aktivitas berlebihan, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Efek samping yang umum, antara lain:

  • Keluar cairan bening atau darah dari vagina segera setelah prosedur. Ini terjadi akibat usapan pada serviks sebelum transfer embrio..
  • Nyeri payudara akibat kadar estrogen yang tinggi.
  • Perut kembung atau kram ringan.
  • Konstipasi.

Bila muncul nyeri sedang atau berat pasca transfer embrio, segera hubungi dokter. Dokter akan mengevaluasi ada tidaknya komplikasi seperti infeksi, ovarium yang terpelintir (torsi ovarium) dan sindrom hiperstimulasi ovarium yang berat.

Apa yang dimaksud program bayi tabung

Kapan Hasil Siklus Bayi Tabung Bisa Diketahui?

Untuk memastikan ada tidaknya kehamilan pasca prosedur bayi tabung, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:

1. Pemeriksaan darah

Kurang lebih dua minggu setelah transfer embrio, kadar hormon beta-hCG yang menandakan kehamilan dapat diperiksa. Meski dapat dideteksi melalui testpack urin, pemeriksaan ini kurang disarankan karena tidak sensitif untuk mendeteksi kehamilan dini. Interpretasi hasil pemeriksaan hormon beta-hCG melalui darah adalah sebagai berikut:

  • Bila kadar hCG pada pemeriksaan pertama <5 IU/L artinya tidak hamil.
  • Bila kadar hCG pada pemeriksaan pertama >10 IU/L, pemeriksaan perlu diulangi 48 jam kemudian untuk mengonfirmasi bahwa kadarnya meningkat. Kadar hCG harus meningkat kurang lebih dua kali lipat setiap 48 jam selama 21 hari pertama setelah transfer embrio.
  • Bila kadar hCG pada pemeriksaan kedua tidak meningkat dua kali lipat atau malah menurun, pemeriksaan dapat diulang lagi 48 jam kemudian. Tergantung situasi, ada kemungkinan bahwa kehamilan tidak terjadi. Kadar hCG tidak meningkat atau mulai menurun ketika kehamilan tidak berjalan secara normal.

2. Ultrasonografi

Bila kadar hCG meningkat sesuai yang diharapkan, USG perut dapat dilakukan 3-4 minggu setelah transfer embrio. Di waktu ini (setara dengan usia kehamilan 5-6 minggu), biasanya sudah bisa dilihat adanya kantong kehamilan di dalam rahim. Dan pada usia kehamilan 6-6,5 minggu (4-4,5 minggu setelah transfer embrio), detak jantung janin sudah bisa dilihat dan didengar.

3. Perawatan antenatal

Pada sebagian besar kasus, perawatan antenatal dimulai pada usia kehamilan 6-10 minggu (4-8 minggu setelah transfer embrio). Sejak saat ini, wanita perlu kontrol kehamilan secara rutin sesuai anjuran dokter.

Berapa Persen Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung?

Pada banyak kasus, program bayi tabung memiliki tingkat keberhasilan yang wajar, yakni sekitar 30 persen. Artinya dari 100 siklus bayi tabung, terdapat 30 kelahiran hidup. Peluang Peluang sukses, secara kumulatif juga lebih tinggi bila program bayi tabung dilakukan lebih dari satu siklus. Akan tetapi, peluang keberhasilan program ini juga tergantung pada beberapa faktor, yang mencakup usia wanita, penyebab infertilitas, dan teknik atau pengobatan yang dipilih.

Tidak bisa dipungkiri, usia adalah faktor kunci. Kualitas sperma juga berperan utama dalam menentukan peluang hamil dengan bayi tabung. Berdasarkan hasil dari berbagai studi, para pakar telah membuat serangkaian pola untuk menilai peluang keberhasilan bayi tabung sesuai usia wanita.

  • Pada wanita di bawah usia 35 tahun, peluang keberhasilan sebesar 40 persen.
  • Pada wanita antara usia 35-37 tahun, peluang keberhasilan sebesar 27-36 persen. 
  • Pada wanita antara usia 38-40 tahun, peluang keberhasilan sebesar 20-26 persen.
  • Pada wanita di atas usia 40 tahun, peluang keberhasilan sebesar 3-10 persen.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, ketika membandingkan tingkat kesuksesan berbagai teknik atau klinik fertilitas, Anda perlu memperhatikan arti keberhasilan pada setiap kasus. Terkadang, data yang ada mengacu pada persentase yang berbeda, misalnya angka kehamilan, angka kelahiran secara menyeluruh atau angka kelahiran hidup. Definisi sukses yang sebenarnya untuk siklus bayi tabung harus berdasarkan angka kelahiran hidup yang diperoleh dengan cara ini, bukan hanya pada angka kehamilan yang terjadi. Harus diperhitungkan bahwa tidak semua kehamilan berhasil.

Keunggulan dan Kekurangan Bayi Tabung

Sama seperti terapi infertilitas lainnya, prosedur bayi tabung tentu memiliki plus minusnya tersendiri. Berikut adalah beberapa keunggulan dari program bayi tabung:

  • Pasangan dengan masalah infertilitas berat berpeluang memiliki keturunan dengan angka keberhasilan yang cukup konsisten. Dalam arti hamil dan melahirkan bayi yang sehat. Meski demikian, tetap perlu diingat bahwa bayi tabung bukanlah jawaban untuk semua pasangan dengan kasus infertilitas. 
  • Dapat mendeteksi embrio dengan potensi kelainan genetik berat sebelum ditransfer ke dalam rahim.
  • Secara umum, potensi efek samping terkait prosedur tidak berat.

Sedangkan kekurangan dari program bayi tabung adalah:

  • Tidak ada garansi bahwa prosedur ini bisa sukses 100 persen. Faktanya, kehamilan terjadi pada kurang dari 50 persen pasangan yang menjalani siklus bayi tabung. Dan dari yang hamil tersebut, hanya setengahnya yang berhasil, yakni menghasilkan kelahiran hidup.
  • Biaya prosedur jauh lebih tinggi ketimbang teknologi reproduksi berbantu lainnya seperti inseminasi buatan.
  • Ada beberapa risiko terkait dengan prosedur dan hasil, seperti:
    • Oleh karena prosedurnya melibatkan operasi, ada risiko terkait infeksi, anestesi, dan perdarahan.
    • Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), yakni stimulasi berlebihan pada ovarium sehingga membengkak. Fungsi hati, dan organ lain juga bisa terganggu pada kasus yang berat.
    • Kehamilan kembar bila lebih dari satu embrio yang ditransfer. Secara umum, kehamilan kembar tergolong kehamilan berisiko tinggi.
    • Risiko lain seperti keguguran dan kehamilan ektopik (di luar kandungan) tetap ada, sama seperti kehamilan alami.

Penutup

Biaya program bayi tabung bisa tinggi, tergantung jenis pemeriksaan yang disyaratkan, jenis dan dosis obat-obatan, serta jumlah siklus yang perlu dilalui untuk bisa hamil. Biaya program bayi tabung di Indonesia memakan biaya mulai dari 40 juta per siklus dan sampai saat ini belum ada asuransi yang menanggung prosedur ini. Meski demikian, pada kasus-kasus infertilitas berat, ini merupakan bentuk paling efektif dari teknologi reproduksi berbantu. Sebelum memutuskan untuk menjalaninya, pastikan Anda dan pasangan sudah yakin secara mental dan finansial. Diperlukan kesabaran dan konsistensi dalam menjalani setiap tahapan siklus bayi tabung, agar bisa mencapai hasil yang betul-betul optimal.

Apa yang dimaksud program bayi tabung

Jika Anda mencari alternatif program hamil berbantu, kami menyediakan layanan IVF untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah. Tim kami akan segera menghubungi Anda!

Layanan IVF diperuntukkan bagi pasangan suami istri yang telah 1 tahun menikah belum memiliki keturunan dan juga memiliki masalah infertilitas. Jika Anda mengalami keduanya, segera konsultasikan bersama ahlinya!

  1. American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last reviewed 2020 Nov]. FAQ137. Treating infertility.
  2. Choe J, Archer JS, Shanks AL. In Vitro Fertilization. [Updated 2021 Sep 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. 
  3. Ho J, Paulson R. In vitro fertilization: Procedure. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  4. Mayo Clinic. [Last reviewed 2021 Sep 10]. In vitro fertilization (IVF)
  5. Paulson R. Patient education: In vitro fertilization (IVF) (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  6. Paulson R, Ho J. Smith RP, Kaunitz AM. In vitro fertilization: Overview of clinical issues and questions. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.

Program bayi tabung itu seperti apa?

Proses Bayi Tabung yang Perlu Diketahui Secara sederhana, bayi tabung bisa dipahami sebagai sebuah proses yang dilakukan dengan cara menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh. Sel telur yang diambil dari calon ibu, kemudian dibuahi dan setelahnya akan dipindahkan ke dalam rahim wanita.

Apa itu bayi tabung dan bagaimana prosesnya?

Bayi tabung adalah istilah untuk bayi yang didapatkan dari proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di laboratorium alias in vitro fertilization (IVF). Pembuahan itu bertujuan menciptakan embrio-embrio calon bayi.

Apakah bayi tabung merupakan anak kandung?

Bayi tabung merupakan anak kandung jika sperma dan telur yang digunakan untuk program bayi tabung adalah milik suami istri. Bayi tabung biasa dilakukan oleh pasangan suami istri yang sperma dan telurnya mengalami kesulitan pembuahan di dalam rahim, hingga akhirnya menjalani program untuk memperoleh keturunan.

Apakah bayi tabung dari sperma orang lain?

Namun, inseminasi buatan maupun bayi tabung tetap boleh dilakukan, asalkan sel telur dan sperma berasal dari pasangan suami dan istri itu sendiri.