Apa yang dimaksud dengan run off

Run off adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff. Pada permulaan aliran air/sungai terjadi karena air mengalir mengikuti retakanretakan/patahan-patahan (joint) yang ada di permukaan bumi. Sehingga pada awalnya daerah tersebut bukan merupakan daerah aliran sungai, tetapi merupakan akumulasi air, kemudian terjadi proses lanjutannya seperti prose pelapukan, erosi, pelarutan dan sebagainya. Proses tersebut berjalan terus, sehingga berkembang menjadi sebuah paritparit kecil yang makin lama makin tertoreh/terkikis baik secara lateral maupun vertikal. Akhirnya terbentuk sungai-sungai kecil sebagai sistem sungai.

  • Arti Kata

Arti kata run off adalah – Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan makin luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan. Sehingga membuat kita kadang tidak tau maksud dari kata-kata tersebut. Seperti penggunaan kata run off.

Penggunaan kata-kata tersebut bisa saja Anda lihat di dunia nyata maupun di dunia maya seperti di sosial media Instagram, Facebook, Twitter atau di aplikasi berbasis chat seperti Line, BBM, WhatsApp dan lain sebagainya.

Namun apakah kamu mengetahui arti kata run off yang sebenarnya supaya kamu paham dalam membaca kalimat yang mengandung kata tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari arti kata run off berdasarkan Kamus Bahasa Inggris – Indonesia Online adalah:

Arti kata run off dalam Kamus Bahasa Inggris – Indonesia adalah melarikan diri

Dengan mengetahui banyak kosa kata dapat memudahkan anda dalam berkomunikasi maupun dalam menyampaikan pendapat yang ingin anda sampaikan kepada orang tertentu.

Seperti itu penjelasan mengenai arti kata run off. Semoga dengan ada penjelasan diatas dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda mengenai kosa kata tersebut.

Tentang

Kamus Bahasa Inggris Indonesia ini merupakan Kamus Online yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata.

Berbeda dengan beberapa situs web (website) sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan yang lebih sederhana, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya.

Berita terkait:

  • Arti Kata Zamrut dalam Kamus Bahasa Jawa – Indonesia
  • Arti Kata Zaetun dalam Kamus Bahasa Jawa – Indonesia
  • Arti Kata Ziarah dalam Kamus Bahasa Jawa – Indonesia

JANGAN LEWATKAN

LIMPASAN PERMUKAAN (RUN OFF)

Limpasan permukaan adalah adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan karena penuhnya kapasitas infiltrasi tanah. Limpasan merupakan unsur penting dalam siklus air dan salah satu penyebab ialah erosi. Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir di permukaan ke darah yang lebih rendah, dan kemudian akan berkumpul di danau atau sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Bila curah hujan lebih besar daripada kemampuan tanah untuk menyerap air, maka kelebihan air tersebut akan mengalir dipermukaan menuju ke danau atau sungai. Air yang meresap ke dalam tanah (infiltrasi) atau yang mengalir di permukaan (run off) akan menemukan jalannya untuk kembali ke atmosfer, karena adanya evaporasi dari tanah, danau dan sungai.

Run off adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi. Airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.

Istilah Aliran Runoff biasanya dipergunakan untuk menunjukan adanya variasi proses pengumpulan air mengalir yang akhirnya menghasilkan aliran sungai. Tipe proses aliran itu adalah sebagai berikut:

  1. Air hujan yang langsung pada tubuh perairan sungai adalah air hujan yang pertama langsung menjadi satu dengan aliran sungai.
  2. Aliran di atas permukaan tanah (overland flow) adalah air hujan yang meninggalkan daerah aliran sungai (DAS) setelah terjadi hujan (badai) atau disebut sebagai bagian air dari aliran sungai yang terjadi dari hujan neto yang tidak lagi mengalami infiltrasi ke tanah mineral, dan mengalir di atas permukaan tanah menuju sungai terdekat.
  3. Aliran permukaan (surface runoff) adalah sinonim dengan overland flow , tetapi lebih banyak dipergunakan untuk pengukuran air di pemukaan sungai.
  4. Aliran langsung di bawah permukaan (sub surface storm flow) bagian aliran sungai yang dipasok dari sumber air di bawah permukaan tanah, dan sampai di saluran sungai secara langsung. Proses ini tidak dapat diamati dengan mata, namun menambah debit sungai. Kadang-kadang dipergunakan kata sinonim, yaitu aliran dalam (interflow), tetapi kata ini sering dipergunakan untukaliran di bawah permukaan tanah yang tidak berada di atas permukaan air tanah.
  5. Aliran permukaan langsung (direct runoff, strom flow) merupakan total dari ketiga komponen aliran sungai yaitu curah hujan yang langsung tersalur aliran ke sungai di atas permukaan tanah (overland flow, surface runoff), dan aliran cepat di bawah permukaan tanah (sub surface storm flow,interflow) yang umumnya dipergunakan untuk mencirikan banjir akibat karakteristik DAS.
  6. Aliran dasar ( base flow, grand water outflow): keluaran dari equifer air tanah yang dihasilkan dari air perkolasi vertical melalui profil tanah ke air tanah, dan ditopang oleh aliran perlahan-lahan dari zona aerasi (zone of aeration) pada daerah miring.
  1. PROSES TERJADINYA LIMPASAN PERMUKAAN (RUNOFF)
  • Infiltrasi
  • Kurva kapasitas infiltrasi
  • Curah Hujan
  • Retensi

Jika hujan berlangsung terus, air hujan yang mencapai permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) sampai mencapai suatu taraf dimana intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah. Setelah itu, celah-celah dan cekungan di permukaan tanah, parit-parit, dan cekungan lainnya (simpanan permukaan) semua dipenuhi air, dan setelah itu barulah terjadi runoff. Kapasitas infiltrasi tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah, dan dipengaruhi pula oleh kondisi lengas tanah sebelum hujan. Kapasitas awal (tanah yang kering) biasanya tinggi, tetapi kalau hujan turun terus, kapasitas ini menurun hingga mencapai nilai keseimbangan yang disebut sebagai laju infiltrasi akhir.

Proses runoff akan berlangsung terus selama intensitas hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi aktual, tetapi runoff segera berhenti pada saat intensitas hujan menurun hingga kurang dari laju infiltrasi aktual.

  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUMELIMPASAN PERMUKAAN (RUNOFF)
  • Tipe Tanah

Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh porositas tanah, yang menentukan kapasitas simpanan air dan mempengaruhi resistensi air untuk mengalir ke lapisan tanah yang lebih dalam. Porositas suatu tanah berbeda dengan tanah lainnya. Kapasitas infiltrasi tertinggi dijumpai pada tanah-tanah yang gembur, tekstur berpasir; sedangkan tanah-tanah liat dan berliat biasanya mempunyai kapasitas infiltrasi lebih rendah. Bagan-bagan berikut menyajikan beragam kapasitas infiltrasi yang diukur pada berbagai tipe tanah.

  • Vegetasi

Besarnya simpanan intersepsi pada tajuk vegetasi tergantung pada macam vegetasi dan fase pertumbuhannya. Nilai-nilai intersepsi yang lazim adalah 1 – 4 mm. Misalnya tanaman serealia, mempunyai kapasitas simpanan intersepsi lebih kecil dibandingkan dengan rumput penutup tanah yang rapat. Hal yang lebih penting adalah efek vegetasi terhapad kapasitas infiltrasi tanah. Vegetasi yang rapat menutupi tanah dari tetesan air hujan dan mereduksi efek kerak-permukaan. Selain itu, perakaran tanaman dan bahan organik dalam tanah dapat meningkatkan porositas tanah sehingga memungkinkan lebih banyak air meresap ke dalam tanah. Vegetasi juga menghambat aliran air permukaan terutama pada lereng yang landai, sehingga air mempunyai kesempatan lebih banyak untuk meresap dalam tanah atau menguap.

  • Kemiringan dan ukuran daerah tangkapan

Pengamatan pada petak-petak ukur runoff menunjukkan bahwa petak-petak pada lereng yang curam menghasilkan runoff lebih banyak dibanding dengan petak-petak pada lereng yang landai. Selain itu, jumlah runoff menurun dengan meningkatnya panjang lereng. Hal seperti ini terjadi karena aliran air permukaan lebih lambat dan waktu konsentrasinya lebih panjang (yaitu waktu yang diperlukan oleh tetes air hujan untuk mencapai outlet daerah tangkapan air). Hal ini berarti bahwa air mempunyai lebih banyak kesempatan untuk infiltration dan evaporasi sebelum ia mencapai titik pengukuran di outlet. Hal yang sama juga berlaku kalau kita membandingkan daerah-daerah tangkapan yang ukurannya berbeda.

  • Kegiatanmanusia
    Erosi yang disebabkan oleh limpasan permukaan (runoff). Karenasemakin banyak orang menghuni Bumi, dan karena lebih banyak pengembangan dan urbanisasi terjadi, lebih dari pemandangan alam digantikan oleh permukaan tahan, seperti jalan, rumah, tempat parkir, dan bangunan yang mengurangi infiltrasi air ke dalam tanah dan mempercepat aliran ke selokan dan sungai. Di samping meningkatkan imperviousness, penghapusan vegetasi dan tanah, perbaikan permukaan tanah, dan membangun jaringan drainase meningkatkan volume limpasan dan mempersingkat waktu limpasan ke sungai dari curah hujan dan pencairan salju. Akibatnya, debit puncak, volume, dan frekuensi banjir meningkat di sungai terdekat.
  • Elemen meteorogi

Elemen meteorology meliputi presipitasi,intensitas hujan dalam daerah pengaliran. Elemen meteorology merupakan aspek dinamis yang dapat berubah terhadap waktu.

  • Elemen sifat fisik

Elemen sifat fisik yaitu elemen daerah pengaliran yang meliputi tataguna lahan (land use),jenis tanah, dan kondisi topografi daerah pengaliran (catchment). Elemen sifat fisik dapat dikategorikan sebagai aspek statis.

  • Elemen sifat fisik dapat dikategorikansebagai aspek statis sedangkan elemenmeteorologi merupakan aspekyang dapat berubah terhadap waktu.
  1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AGIHAN WAKTU LIMPASAN PERMUKAAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi agihan waktu limpasan terbagi menjadi 3 faktor, yaitu:

  • Faktor meteorologi yang terdiri dari tipe intensitas, lama dan agihan presipitasi, suhu, kelembaban, radiasi matahari, kecepatan angin, dan tekanan udara.
  • Faktor DAS yang berupa bentuk DAS, kemiringan DAS, geologi, tipe tanah, vegetasi dan jaringan drainase.
  • Faktor ketiga adalah faktor manusia (Seyhan, 1977). Faktor-faktor tersebut langsung atau tidak lang-sung akan berhubungan dengan aliran air di sungai yang berada dalam DAS tersebut.

           Aliran sungai merupakan air yang mengalir di dalam sungai, berasal dari aliran permukaan, aliran bawah permukaan dan aliran air tanah. Aliran permu-kaan adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran. Saluran yang dimaksud adalah sebaran depresi yang dapat menyalurkan air dalam aliran turbulen selama hujan atau beberapa saat setelah hujan. Jumlah aliran permukaan kecil apabila hujan tidak melebihi kapasitas infiltrasi. Aliran permu-kaan akan penting sebagai faktor dalam aliran sungai saat terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi.

           Pada semua DAS, tanah selain berfungsi sebagai media tempat tum-buhnya vegetasi dan tanaman, juga berfungsi sebagai pengatur tata air dan erosi (Wiersum, 1979). Dengan demikian ada kaitan antara tata air dengan jenis ta-naman. Tanah yang tidak ditanami akan mempunyai tata air yang jelek, seba-liknya tanah yang ditanami dengan vegetasi yang lebat akan mempunyai tata air yang baik karena akar-akar dapat mengikat air supaya masuk ke dalam tanah.

Sebagai produk alami yang heterogen dan dinamis, tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Sifat fisik tanah merupakan sifat yang bertang-gung jawab atas peredaran udara, bahang, air dan zat terlarut melalui tanah (Sanchez, 1992). Kerusakan tanah berupa kemunduran sifat kimia dan fisik tanah, seperti kehilangan unsur hara dan bahan organik, dan memburuknya sifat fisik yang tercermin antara lain pada menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, meningkatnya kepadatan dan kebutuhan penetrasi tanah, struktur tanah. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas. Lapisan tanah setebal 15 sampai 30 cm mempunyai sifat kimia dan fisik yang lebih baik dari lapisan yang lebih bawah (Arsyad, 1989)

      Lebih lanjut Arsyad (1989) menyatakan bahwa sifat-sifat tanah yang me-nentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi adalah struktur tanah yang sebagian ditentukan oleh tekstur dan kandungan air. Laju infiltrasi terbesar terjadi pada kandungan air yang rendah dan sedang. Makin tinggi kadar air hingga keadaan jenuh air, maka laju infiltrasi menurun hingga mencapai minimum dan konstan.

           Bahan organik sangat besar pengaruhnya dalam pengaturan tata air. Bahan organik berpenegaruh pada meresapnya air ke dalam tanah, daya pegang air dan memantapkan agregat tanah. Bahan organik juga dapat mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan kapasitas infiltrasi. Itu semua berkaitan erat juga dengan permeabilitas tanah.

           Permeabilitas tanah adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam ta-nah dengan arah horizontal maupun vertikal. Dengan kata lain permeabilitas ta-nah adalah cepat lambatnya tanah meloloskan air ke dalam keadaan jenuh.

  1. PENGUKURAN LIMPASAN
  1. Pengukuran Tinggi Air Limpasan Permukaan

KINEROS (Kinematic Runoffand Erosion Model) merupakan model yang berorientasi pada kejadian, yang dipakai untuk menjelaskan proses intersepsi, infiltrasi, limpasan permukaan, dan erosi untuk DAS dengan skala kecil. Model ini dikembangkan oleh USDAARS (United State Department ofAgricultural – Agricultural ResearchServices), Southwest Watershed ResearchCentre bekerja sama dengan US EPA Office of Research and Development. Pengembangan model ini didasarkan pada sistem informasi geografis (SIG). Hasil dari pengembangan tersebut berupa program AGWA (Automated GeospatialWatershed Assessment) yang merupakan pengembangan dari perangkat lunak ESRI ArcView SIG, yang menggunakan data geospasial. Model KINEROS, adalah bagian dari program AGWA yang merupakan alat untuk menganalisis fenomena hidrologi untuk penelitian

tentang daerah pengaliran sungai. Model ini dirancang untuk mensimulasikan proses infiltrasi, kedalaman limpasan permukaan dan erosi yang terjadi pada suatu DAS dengan skala yang relatif kecil yaitu _ 100 km2 (AGWA theoritical documentation,

2000). Dasar pemikiran dari model KINEROS adalah, apabila suatu lahan menerima hujan dengan intensitas tertentu, maka air yang jatuh ke permukaan tanah sebagian akanterinfiltrasi ke dalam tanah sampai batas kejenuhan tertentu, sedangkan sebagian

lagiakan melimpas di atas permukaan tanah atau menggenang, keadaan ini tergantung dari kemampuan tanah dalam menyerap air berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lainkemiringan dari suatu lahan, komponen-komponen penyusun tanah dan sifat-sifat fisik tanah. Dengan memasukkan semua parameter yang diperlukan untuk menjalankan model KINEROS, maka akan diperoleh nilai dari infiltrasi dan limpasan permukaan yang berupa kedalaman infiltrasi dan kedalaman limpasan permukaan yang terjadi. Dasar pemikiran model KINEROS tersebut

dapat diilustrasikan sebagaimana berikut:

Analisis limpasan permukaan dalam model KINEROS merupakan pengembangan dari teori Hortonian Overland Flow (HOF) sebagai berikut:

Q = ahm

dengan:

Q = debit per satuan lebar (m3/detik-1)

h = limpasan permukaan per unit lahan (m)

a, m = konstanta

  1. Pengukuran kecepatan aliran limpasan permukaan

Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus) air sungai atau aliran air lainnya. Ada dua tipe current meter yaitu tipe baling-baling (propeller type) dan tipe canting (cup type). Penggunaan alat tersebut dilakukan dengan tongkat berskala atau dengan menggunakan perahu. Bila menggunakan tongkat, ujung tongkat dipasang pada bagian alat yang telah tersedia lalu dimasukkan ke dalam air. Dan bila menggunakan perahu, alat dimasukkan ke dalam air dengan menggunakan tali berskala yang ujungnya diikatkan pada bagian alat pemberat yang tersedia. Skala pada tali atau tongkat ini berfungsi untuk menunjukkan kedalaman pengukuran yang dikehendaki.

  1. Metode perhitungan debit limpasan permukaan

Debit sungai adalah volume air yang mengalir melalui penampang lintang pada suatu titik tertentu, pada umumnya dinyatakan m3/detik. Debit sungai diperoleh setelah mengukur kecepatan aliran sungai.

Menurut Asdak (1995), debit sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Rumus umum yang biasanya di gunakan adalah :

Q = v x A

Keterangan:

Q = Debit aliran sungai (m3/detik)

A = Luas bagian penampang basah (m2)

V = Kecepatan aliran (m/detik)

Menurut Soewarno (1991), pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect). Pengukuran debit dikatakan langsung apabila kecepatan alirannya diukur secara langsung dengan alat ukur kecepatan aliran. Berbagai alat ukur kecepatan aliran adalah sebagai berikut:

  1. Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung (floating method);
  2. Pengukuran menggunakan alat ukur arus (current meter);
  3. Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan zat warna (dillution method).

Menurut Sosrodarsono dan Tekeda (1993), dari cara-cara pengukuran debit di atas cara menghitung debit dengan pengukuran kecepatan dan luas penampang melintang yang paling sering digunakan adalah metode pelampung. Cara tersebut dapat dengan mudah digunakan meskipun aliran permukaan tinggi. Cara ini sering digunakan karena tidak dipengaruhi oleh kotoran atau kayu-kayuan yang hanyut dan mudah dilaksanakan. Pelampung tangkai merupakan satu contoh pelampung yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran. Dimana pelampung tangkai terbuat dari setangkai kayu atau bambu yang diberi pemberat pada ujung bawahnya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Pelampung jenis ini memiliki tingkat ketilitian yang lebih tinggi dibanding pelampung jenis lain yang tidak memiliki pemberat. Akan tetapi kedalaman pelampung tidak boleh mencapai dasar sungai sehingga tangkai tidak dipengaruhi oleh bagian kecepatan yang lambat pada lapisan bawah. Jadi hasil yang didapat adalah lebih tinggi dari kecepatan rata-rata sehingga pelampung harus disesuaikan dengan sesuatu koefisien.

Run off itu artinya apa?

Runoff merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Runoff terjadi apabila tanah tidak mampu lagi menginfiltrasikan air di permukaan tanah karena tanah sudah dalam keadaan jenuh.

Apa yang dimaksud dengan zero run off?

Pengaturan aliran air ini dilakukan dengan menampung air hujan sebanyak-banyaknya dan sebagian diresapkan ke dalam tanah, sehingga sangat sedikit (bahkan mendekati nol) aliran permukaan yang dikeluarkan dari kawasan tertentu, inilah yang dimaksud dengan zero runoff.

Apa yang dimaksud dengan ground water run off?

Runoff Runoff. Adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surface).

Apa yang dimaksud dengan surface run off?

Limpasan permukaan (surface runoff) merupakan air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis di atas permukaan lahan akan masuk ke parit-parit dan selokan-selokan yang kemudian bergabung sampai ke sungai.