Apa yang dimaksud dengan penjualan tidak langsung?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PenjualanTidak Langsung (Online) 2.1.1 Pengertian Penjualan Tidak Langsung (Online) Penjualan tidak langsung merupakan strategi untuk mempromosikan suatu produk atau jasa yang ditujukan untuk menyentuh pikiran dan perasaan konsumen. Penjualan online adalah melakukan aktifitas penjualan dari mencari calon pembeli sampai memberikan bentuk perhatian kepada konsumen dengan memanfaatkan jaringan internet yang didukung dengan seperangkat alat elektronik sebagai penghubung dengan jaringan internet. Menurut Murti Sumarni (2003 : 321) Penjualan tidak langsung, yaitu bentuk presentase dan promosi gagasan barang dan jasa dengan menggunakan media tertentu seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, papan iklan, brosur, sosial media, internet dan lain-lain. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Penjualan tidak langsung (Indirect selling) adalah Penjualan yang dilakukan dengan memanfaatkan media yang berfungsi sebagai perantara dalam menjual produk. Penjual tidak langsung bertemu dan berinteraksi dengan konsumen secara tatap muka. 9

2.1.2 Wujud Penjualan Tidak Langsung (Online) Wujud penjualan tidak langsung (Soft-sell) dapat ditemui dalam bentuk iklan, humas, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dan pemasaran interaktif via internet secara tidak langsung. Dalam penjualan tidak langsung untuk menyentuh pikiran dan perasaan konsumen, dapat menggunakan beberapa media diantaranya adalah: 1. Iklan media massa (mass media advertising) Terdiri dari komunikasi tidak personal, searah, dan pesan yang direncanakan dengan dukungan dari pesan sponsor. Didesain untuk memperluas dukungan khalayak dengan memengaruhi sikap dan tingkah lakunya. 2. Humas pemasaran (Marketing public relation) Merupakan salah satu fungsi dari humas yang menggunakan media tak berbayar (non-paid media) untuk mengirimkan pesan positif atas suatu merek dengan tujuan untuk memengaruhi konsumen dan meningkatkan omset penjualan. 3. Pemasaran interaktif (interactive marketing) Merupakan penggunaan media internet atau teknologi digital yang lain untuk mencapai tujuan marketing dan mendukung konsep pemasaran baru (modern). Pemasaran jenis ini menggunakan media digital yang lain, termasuk kabel dan satelit bersama dengan perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware) yang dioperasikan. Penjualan online adalah melakukan aktifitas penjualan dari mencari calon pembeli sampai menawarkan produk atau barang dengan memanfaatkan jaringan 10

internet yang didukung dengan seperangkat alat elektronik sebagai penghubung dengan jaringan internet. 2.1.3 Jenis-Jenis Penjualan Tidak Langsung (Online) Dalam melakukan penjualan secara online terdapat 2 tipe atau jenis yang dapat dilakukan seorang penjual : 1. Layanan Online Komersial Layanan internet yang menawarkan informasi dan layanan penjualan online kepada pelanggan yang membayar biaya bulanan seperti America online, Compuserve dan Prodigy. 2. Internet: Web global jaringan komputer yang luas dan berkembang pesat yang tidak mempunyai manajemen dan kepemilikan sentral. 2.1.4 Keuntungan dan Kerugian Penjualan Tidak Langsung (Online) A. Manfaat dari sisi konsumen 1. Barangnya mudah dicari Dengan menjual barang secara online, konsumen lebih mudah untuk mencari barang ataupun produk yang diinginkan tanpa harus bersusah payah untuk mendatangi toko tersebut. 2. Memiliki banyak informasi mengenai produk tersebut Penjualan secara online memberikan banyak informasi kepada pelanggan mengenai produk yang ditawarkan dimana konsumen dapat mengetahui bentuk barang (melalui gambar) harga, deskripsi produk dan sebagainya. Dalam hal ini 11

termasuk memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan produk tersebut dibanding dengan produk lain yang sejenis. Sehingga konsumen dapat benar-benar memilih produk sesuai yang diinginkan. 3. Interaktif Interaktif yang dimaksudkan yaitu adanya komunikasi dimana konsumen dapat menyampaikan kritik, saran maupun keluhan kepada penjual secara langsung dan bisa juga mendapatkan respon yang langsung diberikan oleh penjual barang tersebut. 4. Fleksibel Penjualan online lebih fleksibel karena pembeli dan penjual bisa melakukan transaksi penjualan tanpa harus bertatap muka Konsumen memiliki kesempatan untuk memikirkan secara matang sebelum membeli suatu produk. 5. Nyaman Melalui penjualan secara tidak langsung, para pelanggan tidak perlu mengacak-acak seluruh isi toko untuk menemukan ataupun meneliti produk yang ditawarkan. Mereka dapat berbelanja dengan membandingkan produk melalui surat katalog dan menjelajahi situs internet. 12

B. Manfaat dari sisi penjual 1. Mengurangi biaya Dimana para penjual tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk menjangkau para konsumennya, sehingga biaya yang seharusnya digunakan untuk menjangkau konsumen (membayar gaji dan transportasi para agen,salesman,dll) dapat dialokasikan untuk biaya lainnya. 2. Meningkatkan efisiensi Para penjual online terhindar dari biaya pemeliharaan toko dan biaya sewa, asuransi, dan fasilitas umum pesanan, penanganan persediaan, pengiriman, dan promosi perdagangan.yang menyertainya. Para pelanggan berhubungan langsung dengan penjual sehingga penjualanonline sering menghasilkan penurunan biaya dan peningkatan efisiensi fungsi-fungsi saluran dan logistik seperti pemrosesan 3. Global Melalui penjualan secara online yang berbasis web, para penjual dapat mempromosikan dan menjual produknya melintasi batas negara. C. Kerugian Penjualan Tidak Langsung (Online) : 1. Kepercayaan lebih kecil Kepercayaan para pelanggan lebih kecil karena masih berhati-hati dan takut apabila ditipu. 2. Produk kurang nyata Pada penjualan onlinepenjual hanya menampilkan produk dengan gambar itupun hanya bisa dilihat melalui jaringan internet. Sehingga pelanggan tidak bisa merasakan dari produk tersebut secara keseluruhan. 13

3. Kredibilitas dari bisnis itu sendiri Banyak orang yang mengambil keuntungan dari ketidaktahuan seseorang dalam menggunakan internet. Seseorang yang belum tahu benar dalam pembelian secara online ditipu dengan produk yang palsu. Akibatnya kredibilitas penjualan online bisa menurun. 4. Jumlah penjualan meningkat secara lambat Peningkatan jumlah penjualan akan berlangsung relatif lambat dikarenakan banyaknya pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum membeli suatu produk. 2.2. Penjualan Langsung (Offline) 2.2.1 Pengertian Penjualan Langsung Penjualan langsung adalah situasi ketika seorang penjual menawarkan/menjual produk-produknya secara langsung kepada konsumen(baik konsumen perorangan maupun bisnis). (Rhonda Abram 2008 : 216). Penjualan langsung (offline) adalah pemasaran dan penjualan produk langsung ke konsumen diluar lokasi tetap penjualan eceran. Penjual secara langsung bertemu muka atau berhubungan dengan calon pembeli atau langganannya. Menurut Rhonda Abrams (2008 : 215) Penjualan langsung merupakan aktivitas yang berinteraksi langsung dengan konsumen untuk memperoleh pesanan atau pembelian secara langsung. Penjualan langsung adalah sebuah strategi untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen. Penjualan 14

langsung (hardsell) lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk. Menurut Basu Swastha dan Irawan (2005:260) Penjualan langsung adalah interaksi antara individu yang saling bertemu muka yang ditujukan menciptakan, memperbaiki, menguasai untuk mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. (Jurnal Penjualan Tuti Nurhasanah 2011). Penjualan langsung adalah penjualan yang di dalamnya dilakukan penjelasan atau peragaan produk-produk oleh seorang penjual secara langsung, pemberian segala informasi yang dikuasai penjual kepada calon pembeli, penjual berusaha meyakinkan kualitas produk calon pembeli, penjual melayani calon pembeli dengan sebaik baiknya agar calon pembeli melakukan pembelian. Di sini, pembeli dapat langsung mengemukakan keinginannya, bahkan sering terjadi tawar menawar untuk mencapai kesesuaian. 2.2.2 Wujud Penjualan Langsung Wujud dari penjualan langsung (hard sell) dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling), penjualan langsung (direct response marketing), serta penjualan partaian besar (merchandising) dan titik pembelian(point of purchase). 1. Promosi penjualan (sales promotion) Menurut Hanafie (2010:205) promosi penjualan merupakan program dan penawaran khusus dalam jangka pendek yang dirancang untuk memikat para 15

konsumen (kebanyakan langsung kepada konsumen akhir) yang terkait agar mengambil keputusan pembelian yang positif. 2. Personal selling Menurut Fandy Tjiptono (2008:224) Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba akan membelinya. 3. Penjualan partaian merupakan kegiatan untuk menciptakan gambaran merek (brand image) sampai ke tingkat pengecer. 4. Titik pembelian (Point-of-Purchase (P-O-P) ) adalah kegiatan untuk menampilkan produk di tempat-tempat strategis di sebuah toko dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen terhadap merek tersebut. 2.2.3 Cara-Cara Penjualan Langsung Penjualan langsung dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu 1. Penjualan melalui toko Penjualan melalui toko ini sering dilakukan untuk penjualan secara eceran. Namun penjualan eceran tidak selalu dilakukan melalui toko. Penjualan dalam partai besar pun dapat dilakukan oleh penjual yang memiliki toko. Dalam penjualan ini pembeli harus datang ke toko untuk mendapatkan kebutuhannya. Jadi, transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli terjadi di toko. Semua contoh barang yang ditawarkan oleh penjual ditempatkan di toko. 2. Penjualan di luar toko 16

Penjualan di luar toko dapat dilakukan oleh wiraniaga dari sebuah perusahaan, oleh para pedagang kaki lima, ataupun oleh para penjaja keliling yang menawarkan barangnya ke rumah-rumah konsumen. Jadi, transaksi jual-belinya terjadi di luar toko atau di rumahkonsumen. Berbeda dengan penjualan di toko dimana pembeli harus datang sendiri ke toko, maka dalam penjualan diluar toko, penjuallah yang sering harus mendekati pembeli. Cara sepeti ini tidak hanya dilakukan oleh para pengecer atau pengusaha kecil saja, melainkan pengusaha besar pun juga sering melakukannya. 2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Penjualan langsung Kelebihan dari penjualan langsung ini adalah : a. Bisa menawarkan produk secara langsung pada konsumen b. Memungkinkan penjual mendapatkan feedback secara langsung dalam bentuk kritik, saran, ataupun pertanyaan c. Dapat membujuk konsumen d. Dapat memberikan informasi yang kompleks mengenai produk yang ingin dijual e. Mampu meningkatkan jumlah penjualan dengan segera Kelemahan penjualan langsung adalah: a. Membutuhkan biaya yang besar (biaya transportasi dsb ), b. Membutuhkan tenaga dan banyak waktu 2.2.5 Jenis Penjualan Langsung (Offline) Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) melihat ada dua bentuk penjualan langsung antara lain: 17

1. Single Level Marketing (Pemasaran Satu Tingkat), Metode pemasaran barang atau jasa melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana Mitra Usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri. 2. Multi Level Marketing (Pemasaran Multi Tingkat), Metode pemasaran barang atau jasa dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya. 2.2.6 3 Tipe Penjualan Langsung Ada tiga tipe dasar direct selling. Yaitu, One on One, party Plan, dan Multilevel Marketing (MLM). 1. One on One: Dalam sistem ini seorang penjual, yang merupakan agen/anggota/kontraktor yang mandiri atau lepas, menarik konsumen yang berpotensi di area khusus berdasarkan pendekatan orang ke orang. Mereka menawarkan produk, serta mendapat komisi atau basis lain. Pendapatan mereka dapat juga diperoleh dari selisih harga pembelian ke supplier dan penjualan ke konsumen. 2. Party Plan: Pada metode seorang penjual, karyawan lepas atau tetap, bertugas mencari atau menjadi tuan rumah yang mengundang sekelompok orang di rumahnya dalam rangka sales party untuk mendemonstrasikan produk. Penghasilan si penjual juga atas dasar selisih harga eceran. Si tuan rumah biasanya diberikan hadiah sebagai tanda terima kasih sesuai dengan nilai penjualan tertentu. 18

3. Multilevel Marketing (MLM) atau Sistem Networking: Adalah penjualan secara bertingkat dari distributor mandiri yang memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan dalam 2 cara. Pertama, penjualan produk langsung ke konsumen, Distributor mendapat keuntungan atas dasar perbedaan atau selisih antara harga distributor dan harga konsumen. Kedua, distributor bisa menerima potongan harga atas dasar jumlah produk/jasa yang dibeli oleh anggota kelompok bisnis untuk penjualan atau pemakaian, termasuk jumlah penjualan pribadi. 2.3 Teori Minat Membeli 2.3.1 Pengertian Minat Beli Menurut Kotler dan Keller (2003:181), Minat Beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2003:186) Minat Beli adalah kondisi ketika konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah merek. Menurut Rossiter dan Percy (2008: 126) Minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut Assael (2001: 36) Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang 19

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Tindakan yang berhubungan dengan pembelian tersebut contohnya adalah tindakan mencari informasi tentang produk, datang ke penjual produk untuk membeli atau melihat produk. 2.3.2 Aspek-Aspek Minat Beli Lucas dan Britt (2003) dalam Natalia (2008:87) mengatakan bahwa aspekaspek yang terdapat dalam minat beli antara lain : A. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa). B. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsumen. C. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk tersebut. D. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli. E. Keputusan. Disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam minat beli adalah sebagai berikut: 1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan senang. 2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki. 20

3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli. Aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian belum bisa dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk memiliki.tidak digunakannya keputusan dan perbuatan adalah sah bukan merupakan minat lagi namun adalah menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, kemudian dari rangsangan tersebut timbul niat membeli suatu produk atau tidak membeli produk tersebut. Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya. 2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Swastha dan Irawan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. 21

Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah (problem recognition) terjadi ketika konsumen meilhat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk yang dia inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasiinformasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Semua input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada tahap dimana dia mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan dari perspektif dia sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk. (Skripsi Widya Sofyan, 2011) 2.3.4 Indikator Minat Beli Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut : 1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain 22

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. 2.3.5 Hal-hal yang menimbulkan minat beli Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal (yang terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya), kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. 2.4 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008:54) menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini dengan Penjelasan dan Gambaran sebagai berikut: Hubungan dan pelayanan pelanggan melalui internet yang interaktif membuat konsumen lebih dekat dan mengenal perusahaan dan produk yang ditawarkan perusahaan. Program-program promosi dan pengenalan profil dan 23

sejarah perusahaan melalui situs jejaring sosial atau websiteakan membuat seorang konsumen akan lebih paham dan mengenal sebuah perusahaan secara lebih dekat. Perusahaan melalui internet marketing melakukan pendekatan yang lebih terkustomisasi (one to one approach) dua arah (interaktif) membuat konsumen merasa dispesialkan oleh perusahaan. Konsumen akan merasa nyaman dan perusahaan akan lebih mudah untuk mendekat kepada konsumen guna mendapat informasi-informasi yang penting bagi perusahaan. Konsumen yang merasa puas dan aman akan kualitas sebuah produk perusahaan tertentu akan lebih mudah untuk memutuskan hendak membeli produk tersebut. Hal ini berdasarkan rasa percaya yang terbentuk dan terbangun dari pengenalan produk melalui internet dan pelayanan setelah penjualan produk yang memuaskan. Durianto et al (2005) mengatakan bahwa konsumen cenderung akan membeli barang yang sudah dikenalnya terlebih dahulu. Semakin baik internet marketing dikelola oleh perusahaan, maka akan semakin besar minat beli yang terbentuk didalam benak konsumen. (Rahmad Darmawan Andriyanto. Analisis Pengaruh Internet Marketing terhadap Pembentukan Word of Mouth dan Brand Awareness untuk Memunculkan Intention to Buy. volume 9 nomor 1 2010). Menurut Kotler & Armstrong (2008 : 182), penjualan personal (personal selling) adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Penjualan atau pemasaran langsung merupakan alat yang paling efektif pada tahapan lanjut proses pembelian, khususnya untuk membangun prefensi, keyakinan dan mendorong aksi konsumen. di dalam penjualan langsung terjadi 24

transaksi atau komunikasi langsung antar penjual dan pembeli, sehingga penjual dituntut untuk mampu menyesuaikan perilakunya sesuai dengan perilaku pembeli. Dari komunikasi dan interaksi tersebut akan memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih luas, Penjualan langsung juga akan menerima respon secara langsung dari konsumen meskipun dengan perkataan yang sekedar basa-basi saja. Personal selling adalah penjualan langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan sehingga kemudian akan mencoba membelinya.dari komunikasi dan interaksi dalam transaksi antara konsumen dan penjual, bisa membentuk minat beli konsumen. Penjualan secara tidak langsung (online) (X1) dan penjualan langsung (Offline) (X2) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap minat beli (Y). PENJUALAN TIDAK LANGSUNG (ONLINE) (X1) PENJUALAN LANGSUNG (OFFLINE) (X2) MINAT BELI (Y) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 25

2.5 Hipotesis Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah penjualan tidak langsung (online) dan penjualan langsung (offline) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen Teaveeshop di Medan. 26

2.6 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti (Tahun) Fransiskus Pitoyo Prasetya Tama (2009) Aprianto Samah (2012) Ayu Ashari Nur (2012) Judul Penelitian Analisis Pengaruh Promosi untuk Konsep Penjualan Langsung Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Tianshi (Studi Kasus di Jl. Raya Bintara, Bekasi Barat) Pengaruh Forum Jual Beli Kaskus terhadap minat beli mahasiswa USU Pengaruh promosi penjualan pakaian wanita di grup Blackberry Messenger terhadap minat beli mahasiswi ilmu komunikasi universitas Hasanuddin Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Penelitian Promosi Penjualan Langsung Minat Beli Forum Jual Beli (online trading) Minat beli Promosi Penjualan Minat Beli Jenis Penelitian Metode Regresi Linear Sederhana Metode Deskriptif Regresi linear Deskriptif kuantitatif Hasil Penelitian Konsep penjualan langsung berpengaruh negatif atau berbanding terbalik terhadap minat beli konsumen. Forum jual beli Kaskus (online Trading) berpengaruh positif terhadap minat beli Promosi penjualan pakaian wanita di group Blackberry messenger tidak berpengaruh terhadap minat beli mahasiswi Ilmu Komunikasi 27

Septi Mariani (2013) Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Blackberry Messenger terhadap Minat Beli Online Mahasiswa Promosi Penjualan Melalui Blackberrry Messenger Minat Beli Analisis Regresi Berganda Promosi penjualan di group blackberry messenger signifikan mempengaruhi minat beli mahasiswa Nitiatna Pradipta (2014) Analisis Pengaruh Iklan dan Penjualan Produk terhadap minat beli konsumen (Survey pelanggan toko online Aulia Shop) Iklan Penjualan Produk Minat Beli Regresi linear berganda Iklan dan penjualan produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli 28