Apa yang dimaksud dengan mengakui kesalahan?

Bersedia mengakui kesalahan dan mempertanggungjawabkannya adalah penanda kedewasaan seseorang. Jika selama ini Anda masih kesulitan melakukannya, cobalah membaca artikel ini untuk mempelajari kiat-kiat mudahnya. Sudah siap menjadi sosok yang lebih baik?

  1. 1

    Sadari kesalahan Anda. Sebelum mengakuinya, sadarilah terlebih dahulu bahwa Anda sudah melakukan kesalahan. Refleksikan kata-kata dan/atau tindakan Anda yang menyakiti hati orang lain, pahami situasinya sejelas mungkin, dan kenali pula alasan di balik kesalahan Anda.[1] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Mengakui kesalahan bukan berarti Anda lemah. Faktanya, bersedia mengakui kesalahan adalah tindakan yang membutuhkan keberanian dan kesadaran diri; dengan kata lain, melakukannya menunjukkan bahwa Anda adalah sosok yang dewasa.
    • Misalnya, jika Anda lupa mengambil cucian, jangan membuat alasan yang mengada-ada. Cukup akui bahwa Anda bersalah karena tidak menepati janji.

  2. 2

    Jangan menyalahkan orang lain. Meski kesalahan tidak sepenuhnya terletak di tangan Anda, berfokuslah pada bagian Anda. Hanya karena Anda bersedia mengakui kesalahan, bukan berarti setelahnya Anda berhak menyalahkan orang lain.

    • Adakalanya, orang lain tetap tidak bersedia mengakui kesalahannya meskipun Anda sudah memberanikan diri melakukannya. Meski situasinya demikian, jangan marah atau merasa situasinya tidak adil. Ingat, Anda sudah melakukan hal yang benar. Lagi pula, yang bisa Anda kontrol hanyalah tindakan Anda, bukan tindakan orang lain.
    • Misalnya, jika Anda mengambil bagian dalam kegagalan proyek kelompok, akui kesalahan Anda. Jangan sibuk menyalahkan orang lain, sekalipun mereka juga mengambil bagian di dalamnya.

  3. 3

    Ajak orang tersebut bicara secepatnya. Berdiam diri hingga situasinya memburuk bukanlah ide yang bagus. Oleh karena itu, pastikan Anda langsung mengakui kesalahan dan mempertanggungjawabkannya sebelum situasinya memburuk. Semakin cepat masalah terselesaikan, semakin kecil pula konsekuensi yang akan Anda terima.[2] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Jika seseorang merasa kesal karena kata-kata dan/atau tindakan Anda, ajak dia bicara secepatnya. Misalnya, Anda bisa berkata, “Maaf banget ya, kemarin aku nggak jadi datang ke acaramu.”

  1. 1

    Akui kesalahan Anda. Mengakui kesalahan menunjukkan bahwa Anda menyadari ketidaksempurnaan Anda sebagai manusia. Meski sulit, berusahalah menunjukkan bahwa Anda bersedia mempertanggungjawabkan kata-kata dan/atau tindakan Anda yang menyakiti hati orang lain.[3] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Misalnya, cobalah berkata, “Maaf ya, kemarin aku marah-marahnya berlebihan. Walaupun sedang kesal, harusnya aku nggak sampai teriak-teriak.”

  2. 2

    Ajukan permintaan maaf. Jika perlu, ajukan permintaan maaf dengan tulus. Akui kesalahan Anda dan tegaskan bahwa Anda menyesali kata-kata atau tindakan apa pun yang membuatnya tersakiti. Jangan pernah takut untuk mengakui kesalahan dengan tulus![4] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Misalnya, cobalah berkata, “Maaf ya, proyek kita jadi kacau gara-gara aku. Aku janji akan memperbaikinya.”

  3. 3

    Sahkan perasaannya. Jika dia merasa marah atau kesal, berusahalah memahami perspektifnya. Sahkan emosi yang sedang dirasakannya dan tunjukkan bahwa Anda memahami perasaannya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan merangkum emosi yang mungkin dirasakannya dengan kata-kata Anda sendiri.[5] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Misalnya, Anda bisa berkata, “Sepertinya kamu kecewa. Aku juga pasti begitu kok, kalau jadi kamu.”

  1. 1

    Tawarkan solusi. Setelah mengakui kesalahan, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menawarkan solusi untuk memperbaiki kesalahan Anda. Artinya, Anda mungkin perlu melakukan sesuatu atau berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Apa pun upaya Anda, tunjukkan bahwa Anda bersedia melakukan apa pun untuk memperbaiki situasinya. Niscaya, melakukannya ampuh mengembalikan keadaan seperti semula.[6] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Jika Anda melakukan kesalahan di tempat kerja, tawarkan diri untuk bekerja lembur demi memperbaiki kesalahan tersebut.
    • Jika Anda melakukan kesalahan di dalam hubungan keluarga atau pertemanan, katakan dengan jujur dan tulus bahwa Anda tidak akan mengulanginya lagi.

  2. 2

    Terimalah konsekuensinya. Mempertanggungjawabkan kesalahan memang tidak mudah, apalagi Anda sadar ada konsekuensi yang harus ditanggung di baliknya. Meski demikian, beranikan diri Anda untuk melakukannya; percayalah, setelah semuanya usai Anda pun pasti akan merasa lebih lega. Selain integritas Anda sebagai manusia tetap terjaga, Anda pun berkesempatan untuk belajar dari kesalahan dan menghindarinya terjadi kembali di kemudian hari.

    • Tidak ada konsekuensi yang menyenangkan. Dengan mengakui kesalahan, Anda mungkin harus berhadapan dengan pihak sekolah, universitas, kerabat, atau pasangan yang merasa kesal. Meski demikian, sadarilah bahwa mengakui kesalahan adalah hal yang benar untuk dilakukan.

  3. 3

    Refleksikan perilaku Anda. Sadari kesalahan Anda dan berefleksilah. Apa yang membuat Anda melakukannya? Apakah akhir-akhir ini Anda merasa stres dan perlu melampiaskannya kepada orang lain? Atau apakah Anda membuat kesimpulan yang salah dari sebuah situasi? Apa pun alasannya, cobalah berefleksi dan membuat perubahan yang diperlukan.

    • Misalnya, jika Anda kerap melupakan sesuatu karena terlalu terburu-buru, cobalah untuk menjadi orang yang lebih sabar dan tidak gegabah dalam bertindak di kemudian hari.

  4. 4

    Jadilah seseorang yang bisa diandalkan. Jika perlu, mintalah bantuan orang lain untuk mengingatkan jika kata-kata dan/atau tindakan Anda berpotensi menyakiti hati orang lain. Percayalah, memiliki sosok teman yang bisa diajak bicara mengenai tanggung jawab dan kedewasaan ampuh membantu Anda berubah menjadi sosok yang lebih baik dalam waktu lebih singkat.[7] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Misalnya, cobalah mengajak teman Anda bertemu satu kali seminggu. Pada kesempatan tersebut, Anda berdua bisa mendiskusikan hal positif dan negatif yang terjadi di dalam hidup masing-masing selama sepekan terakhir. Jika salah satu pihak melakukan kesalahan yang harus dipertanggungjawabkan, pihak yang lainnya bertugas untuk mengingatkan.

  5. 5

    Jangan terus-menerus meratapi kesalahan Anda. Ingat, semua orang pasti pernah berbuat kesalahan. Jangan terus-menerus meminta maaf, merasa bersalah, atau meratapi kesalahan yang Anda lakukan. Setelah mengakui kesalahan, berusahalah semampu Anda untuk melupakan situasi tersebut. Terimalah situasi yang sudah lewat, belajarlah dari kesalahan Anda, dan melangkahlah maju ke arah yang lebih baik.[8] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Setelah melakukan segala hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi, berusahalah melupakannya. Tidak ada gunanya hidup di masa lalu.
    • Jika rasa bersalah membuat Anda terlampau stres atau frustrasi, cobalah meminta bantuan kepada ahli kesehatan mental seperti terapis atau konselor profesional.

  • Tidak perlu melebih-lebihkan segala sesuatunya. Jika kesalahan yang Anda buat tidak terlalu besar, cukup katakan, “Aduh, ini salahku, sih. Maaf, ya."
  • Jangan berasumsi bahwa semua orang akan memberikan pandangan yang negatif jika Anda berbuat kesalahan. Justru, mereka akan lebih menghargai Anda jika Anda berani mengakui kesalahan dan mempertanggungjawabkannya.
  • Jika terlampau malu untuk meminta maaf secara langsung, cobalah meminta maaf melalui pesan teks, surat singkat, atau bahkan dengan memberikan hadiah sederhana sebagai simbol permintaan maaf Anda.

Artikel ini disusun bersama Lisa B. Kift, MFT. Lisa B. Kift adalah Terapis Pernikahan dan Keluarga Berlisensi (MFT) sekaligus Pendiri LoveAndLifeToolbox.com, yang menawarkan alat untuk kesehatan dan hubungan emosional. Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, Lisa berspesialisasi dalam pekerjaan keluarga dan masalah hubungan. Selain memegang lisensi dari California Board of Behavioral Sciences, Lisa memiliki gelar Magister dalam Psikologi Konseling dari National University. Dia menawarkan konseling individu dan pasangan secara daring untuk warga California atau tatap muka langsung di Larkspur, Marin County, CA. Lisa sering menjadi konsultan untuk media dan telah menulis untuk berita dan sumber daring lainnya seperti CNN, HuffingtonPost, Shape, dan MensHealth. Artikel ini telah dilihat 10.250 kali.

Daftar kategori: Pengembangan Diri

Halaman ini telah diakses sebanyak 10.250 kali.