Apa yang dimaksud dengan manusia hidup dalam perubahan dan berkelanjutan?

Apa yang dimaksud dengan manusia hidup dalam perubahan dan berkelanjutan?


Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang menarik atau tidak menarik, perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas ataupun luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang berlangsung lambat ataupun yang berjalan dengan cepat. Perubahan manusia tersebut terjadi terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan satu akan memberikan pengaruh pada perubahan berikutnya.

1. Manusia Hidup dalam Perubahan

Perubahan merupakan gejala umum yang terjadi pada masyarakat manusia. Tidak ada satu masyarakat yang status (dalam keadaan iam, tidak bergerak, tidak aktif, dan tidak berubah keadaannya). Ilmu sejarah mengenal adanya konsep “perubahan” (change) kehidupan sejak adanya manusia sampai sekarang yang berlangsung secara lambat (evolusi) ataupun berlangsung dengan cepat (revolusi). Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan keadaan yang lebih buruk (regres).

Ada manusia atau masyarakat cepat atau lambat semua akan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dengan cepat biasa dikenal dengan revolusi, sedangkan perubahan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama disebut dengan evolusi.

Misalnya, perubahan yang terjadi pada manusia purba yang awalnya hidup secara berpindah-pindah (nomaden) dan berburu di alam, namun setelah mengenal api, manusia mulai hidup secara menetap dan bercocok tanam di ladang.

Perubahan yang terjadi ada yang menguntungkan, namun juga ada yang merugikan. Penemuan teknologi canggih seperti satelit sehingga melahirkan komunikasi tanpa kabel merupakan perubahan yang menguntungkan. Sedangkan gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan banjir merupakan bencana bagi manusia.

2. Manusia Hidup dalam Keberlanjutan

Ilmu sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Masa lampau memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu abad yang lalu, puluhan tahun yang lalu, sebulan yang lalu, sehari yang lalu atau sedetik yang lalu, bahkan waktu sekarang ketika sedang membaca tulisan ini akan menjadi masa lampau. Kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa yang berkelanjutan atau berkesinambungan (continuity).

Dengan demikian, mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan “waktu’ (time) yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah tidak pernah berhenti (stagnan). Semua sisi kehidupan terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu dari masa lampau ke masa kini menuju masa yang akan datang. Selama itu pula terjadi perubahan-perubahan sehingga setiap peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri atau terpisah. Dengan demikian, mempelajari sejarah bukan berarti mempelajari sesuatu yang terpencil pada masa lampau, melainkan mempelajari sesuatu yang terus berjalan dengan pijakan masa lampau, menarik garis ke masa sekarang dan ke masa yang akan datang.

Berhubungan dengan pengaruh peristiwa masa lalu terhadap kehidupan masa kini, di dalam sejarah dikenal dengan kesinambungan. Kesinambungan merupakan hal yang terus berlanjut.

Peristiwa sejarah yang terjadi pada masa kini merupakan sebuah bab baru atau lanjutan baru dari peristiwa sejarah sebelumnya. Misalnya, Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari Kerajaan Singasari, Kerajaan Singasari merupakan kelanjutan dari Kerajaan Kediri, Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan (Mataram Jawa Timur), dan Kerajaan Medang Kamulan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah. Dari situ terdapat kelanjutan lembaga baru dari lembaga lama, di mana lembaga tersebut berupa kerajaan.


Page 2

Arif SaputraAlamat :Bawang Kunjer No. 390.Padang Dalom, Kec. Balik Bukit.Kab. Lampung Barat.34817Hp/WA :0857 7777 7659Email :

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Hendra Fokker

Hai teman-teman, kali ini kita akan membahas tentang Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan dan Keberlanjutan yang merupakan Materi Kelas X Sejarah Peminatan. Yuk, kita simak.

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dengan konsep perubahan dan keberlanjutan. Konsepsi mengenai hal ini menjadikan kehidupan manusia memiliki catatan sejarahnya masing-masing. Dari awal hidup hingga mati, tentu sudah menjadi suratan takdir, tinggal bagaimana kita mengisi kehidupan.

Baik itu dalam bentuk kegiatan positif atau negatif, semua akan menjadi catatan sejarah bagi setiap manusia. Apabila kita bicara mengenai sejarah kenabian, tentu konsep perubahan dan keberlanjutannya adalah kegiatan yang positif. Berbeda dengan sejarah para tokoh dunia, tentu banyak negatifnya.

Semisal kita bicara mengenai perubahan dan keberlanjutan pada sebuah daerah atau pemukiman. Maka yang akan dibahas adalah perubahan bentuknya, perubahan skema wilayah hingga status wilayah tersebut.

Sedangkan bila yang dibahas adalah suatu masyarakat, maka pembahasan utamanya adalah masyarakat tersebut. Pola kehidupan sosialnya ataupun kebudayaannya. Konteks kebudayaan ini dapat ditinjau dari proses akulturasi ataupun asimilasi budaya lokal dengan yang baru.

Semuanya akan berpengaruh pada hasil yang kemudian terjadi. Apabila tidak ada perubahan, maka yang tertulis adalah akhir. Karena konteks keberlanjutan itu akan berhenti apabila telah menemui perubahan terakhir. Dalam hal ini biasanya menjadi penutup dalam suatu peristiwa sejarah ya gess.

Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan

Konsep perubahan ini dapat diartikan sebagai yang utama dalam sebuah kehidupan. Kehidupan akan terus bergerak hingga berakhirnya kehidupan tersebut. Begitu juga dengan masyarakat, akan terus mendapatkan perubahan hingga suatu masyarakat itu berakhir atau berkembang menjadi masyarakat yang baru.

Semisal contoh peristiwa sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Perubahan yang terjadi adalah pada tanggal 16 Agustus 1945 Indonesia belum dapat dikatakan sebagai negara merdeka. Usai dibacakan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, barulah Indonesia dapat dikatakan sebagai negara merdeka.

Perubahan tersebut adalah perubahan status sebuah negara. Dari yang belum merdeka menjadi sebagai negara yang merdeka. Konsep ruang dan waktu juga menjadi bagian dari perubahan tersebut ya, agar tidak lupa, bisa dibaca kembali materi mengenai Penjelasan Konsep Sejarah dalam Ruang dan Waktu.

Apabila konsep perubahan ini kita contohkan melalui kiprah seorang tokoh, misal Soekarno. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan sejarah tokoh tersebut dalam status sosialnya sebagai seorang Presiden Pertama Republik Indonesia.

Sebelum tahun 1945, Soekarno hanyalah seorang politisi Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi usai dibacakannya Proklamasi, ia didaulat oleh parlemen darurat untuk mengisi sebagai Presiden pertama usai Indonesia merdeka.

Contoh lainnya adalah perubahan ibukota negara Indonesia. Akibat keadaan genting di Jakarta usai Proklamasi, maka pada Januari 1946, ibukota negara dipindahkan ke Jogjakarta. Hal ini tentu mempengaruhi sistem pemerintahan yang ada. Perubahan dalam konteks ini dinamakan perubahan skema wilayah.

Skema wilayah tersebut masuk sebagai konsep perubahan yang dijalani oleh para pelaku (manusia) didalamnya. Perubahan pola keseharian, pola makanan, hingga pola perilaku sosial tentu berbeda antara di Jakarta dengan di Yogyakarta.

Seperti peristiwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu usai Hiroshima dan Nagasaki di bom atom Amerika. Proses penyerahan kedaulatan Jepang kepada Sekutu tentu membuat pola para pelaku pada peristiwa itu berubah. Begitupula dengan penyerahan Belanda kepada Jepang di Indonesia, semua mengalami perubahan.

Konsep Manusia Hidup dalam Keberlanjutan

Konsep keberlanjutan ini merupakan mata rantai yang tidak bisa dihilangkan ketika bicara mengenai sejarah. Setiap peristiwa yang terjadi tidak dapat dipisahkan dari peristiwa lain yang mendukungnya. Seperti kita bicara mengenai konsep berpikir sinkronik dan diakronik dalam memahami sejarah.

Memahami sejarah itu diibaratkan sebagai wujud pengelihatan tiga dimensi kata Roeslan Abdulgani. Melihat ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Senada dengan Arnold Toynbee yang menjelaskan bahwa mempelajari ilmu sejarah adalah mempelajari masa lalu untuk membangun masa depan.

Semisal adalah konsep keberlanjutan pada perilaku manusia purba. Perubahan memahami keterampilan bertahan hidup dari yang sederhana hingga modern menjadikan era prasejarah terbagai menjadi beberapa fase. Dari masa Paleolitikhum berlanjut hingga masa Perundagian atau Logam.

Konsep keberlanjutan ini berbanding jauh dengan konsep perubahan. Perubahan identik dengan pola yang cepat, atau tidak berlangsung lama. Sedangkan pola keberlanjutan memiliki waktu yang panjang. Semisal antara masa Paleolitikhum dengan Neolitikhum memiliki rentang puluhan ribu tahun.

Contoh lainnya misal, pada era Wangsa Sanjaya atau Saylendra yang berlangsung hingga 250 tahun lamanya. Nah, kepemimpinan Wangsa Sanjaya atau Saylendra ini adalah masa berganti-gantinya para Raja penguasa di Jawa. Sistem kedinastian inilah yang dimaksud dengan konsep keberlanjutan.

Seperti sejarah keluarga kita, pada beberapa suku mempunyai marga atau identitas keluarga. Misal, kakek buyut kita bernama Soeprapto, biasanya keturunannya pun memakai nama Soeprapto untuk mengidentikasikan keberlanjutan keluarga tersebut. Nah, rentang waktu itu dikenal dengan silsilah keluarga.

Konsep Ruang dan Waktu juga tidak dapat dilepaskan dari alur keberlanjutan ini. Hal itu biasanya diklasifikasikan menjadi skema periodesasi. Keberlanjutan dalam skema periodesasi ini bisa dilihat dari sejarah kepemimpinan di Indonesia.

Periode Revolusi, Periode Orde Lama, Periode Orde Baru, hingga Periode Reformasi. Semua hal itu adalah bagian dari sejarah Indonesia, yang memiliki ruang dan waktu peristiwanya masing-masing.

Semoga bermanfaat. Jangan lupa sebarkan kepada orang lain, agar semakin banyak yang tahu mengenai Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan dan Keberlanjutan.