Apa yang dilakukan Rasulullah setelah menerima wahyu

Nabi Muhammad Menerima Wahyu Salah satu peristiwa di Gua Hira adalah menjadi tempat sekaligus saksi turunnya wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Di tempat ini juga, nabi Muhammad menerima perintah untuk membaca atau Iqra.

Apa yang dilakukan Rasulullah SAW setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira?

Di usia 40 tahun Nabi Muhammad menerima wahyu pertama. Sejak itu Rasulullah senang menyendiri. Beliau mulai menyendiri di Gua Hira untuk beribadah pada malam hari selama beberapa malam. Akhirnya Rasulullah kembali kepada keluarganya, karena beliau dikagetkan dengan datangnya Al Haq ketika berada di Gua Hira.

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad ketika turun wahyu pertama?

Jawaban: Turunnya wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad terjadi di gua Hira. Kemudian beliau jadi senang menyendiri; lalu menyendiri di gua Hira untuk bertahannuts. Muhammad bertahannuts, yaitu beribadah di sana beberapa malam, dan tidak pulang ke rumah isterinya.

Kenapa Nabi Muhammad bertapa di Gua Hira?

Gua Hira adalah tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah yang pertama kalinya melalui malaikat Jibril. Gua tersebut sebagai tempat Nabi Muhammad menyendiri dari masyarakat yang pada saat itu masih belum menyembah kepada Allah.

Apa yang Nabi Muhammad lakukan setelah menerima wahyu kedua?

Disinilah turun Wahyu kedua yakni surah Al-Muddatssir [orang yang berselimut] ayat 1-7. Setelah menerima Wahyu kedua, Nabi Muhammad saw. melakukan dakwah secara berangsur-angsur.

Hal yang pertama kali dilakukan Rasulullah ketika berdakwah di kota Mekkah adalah?

Dalam tiga tahun awal masa dakwahnya di Mekah, Rasulullah berdakwah dengan cara sembunyi-sembunyi. Ia mendakwahi beberapa orang terdekatnya yang diyakini bisa merahasiakan pesan yang dibawanya.

Bagaimana keadaan Nabi ketika turun wahyu?

Keadaan nabi Muhammad saw saat menerima wahyu pertama dengan hati yang gemetar ketakutan, sehingga ia meminta kepada Khadijah untuk menyelimuti dirinya hingga hilangnya ketakutannya. Al-Qur’an, merupakan mukjizat yang paling besar yang Allah berikan kepada Nabi Mulia Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Perintah apa yang terdapat dalam wahyu yang kedua?

Baru setelah 40 hari, turun wahyu kedua. “Hai orang yang berkemul [berselimut]! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala [perbuatan] yang keji, dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak.

Setelah menerima wahyu QS Al Hijr 15 94 Rasulullah saw melakukan dakwah secara terang terangan dengan cara mengumpulkan penduduk Mekah di?

Tempat Rasulullah SAW mengumpulkan penduduk Mekkah dan melakukan dakwah terang-terangan adalah BUKIT SHAFA. Dakwah ini dilakukan setelah Beliau menerima wahyu dari Allah yakni Surah Al-Hijr ayat 94. Pada ayat tersebut, Allah SWT menyeru agar dakwah disampaikan secara terang-terangan.

Cara dakwah Nabi Muhammad di Mekkah adalah?

Metode yang dominan digunakan Nabi Muhammad SAW pada saat Dakwahnya di Mekkah adalah Metode Bil Hikmah, hal ini didasarkan pada saat itu masyarakat belum mengenal agama Islam sehingga Nabi Mengajarkan hal-hal baik kepada masyarakat Mekkah dengan tujuan Dakwahnya dapat diterima dengan baik.

Cara berdakwah Nabi Muhammad kepada penduduk Mekah yaitu?

Strategi dakwah Rasulullah Saw pada periode Mekah yaitu dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun dan dakwah secara terang-terangan yang dimulai sejak tahun ke 4, tujuannya agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyannya dibidang agama, moral, dan hukum.

Bagaimana wahyu Allah turun kepada nabi atau Rasul?

Allah memberikan Wahyu kepada Para Nabi dan Rasul ada yang melalui perantara dan ada yang tidak melalui perantara. Yang pertama: melalui Jibril, malaikat pembawa Wahyu. Yang kedua: tanpa melalui perantara, diantara nya ialah mimpi yang benar dalam tidur. Kitab Suci Al-Qur’an , 1978], hlm. 724-726.

Berapa lama jarak wahyu pertama dan kedua?

Dalam jarak waktu antara wahyu pertama dan kedua, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengemukakan tiga tahun dan ada yang mengatakan kurang dari tiga tahun. Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah yang bercerita tentang masa tidak turunnya wahyu itu.

Wahyu merupakan petunjuk dari Allah SWT  kepada Rasul untuk dijadikan petunjuk bagi Umat Islam. Tetapi, bagaimana proses penyampaian wahyu tersebut?

Menurut Syekh Shafiyarrahman Al-Mubarakfuri dalam bukunya Sirah Nabawiyah [2012, Pustaka Al-Kautsar]. Mengutip Ibnu Qayyim, dijelaskan bahwa ada tujuh cara Allah SWT menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW yaitu sebagai berikut:

Pertama, mimpi yang hakiki atau benar. Mimpi ini termasuk salah satu permulaan media penyampaian wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad SAW.

Kedua, melalui bisikan dalam jiwa dan hati Nabi tanpa diihatnya. Nabi Muhammad SAW berkata:

إنَّ رُوحَ القُدُسِ نفثَ في رُوعِي ، أنَّ نفسًا لَن تموتَ حتَّى تستكمِلَ أجلَها ، وتستوعِبَ رزقَها ، فاتَّقوا اللهَ ، وأجمِلُوا في الطَّلَبِ ، ولا يَحمِلَنَّ أحدَكم استبطاءُ الرِّزقِ أن يطلُبَه بمَعصيةِ اللهِ ، فإنَّ اللهَ تعالى لا يُنالُ ما عندَه إلَّا بِطاعَتِهِ

“Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurkan Rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, baguskan dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lamban datangnya rezeki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai Allah, karena apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan menaati-Nya.’’

Ketiga, malaikat muncul di hadapan Nabi Muhammad SAW.

Malaikat menyerupai seoarng laki-laki menemui secara langsung kepada Nabi. Lalu, ia berbicara dengan Nabi hingga bisa menangkap secara langsung apa yang dibicarakan. Bahkan, dalam hal ini terkadang para sahabat juga bisa melihat penjelmaaan malaikat.

Keempat, wahyu datang menyerupai gemerincing lonceng. Wahyu ini dianggap wahyu paling berat dan malaikat tidak dapat dilihat oleh pandangan Nabi. Dahi Nabi sampai berkerut dan mengeluarkan keringat sekalipun pada waktu yang sangat dingin. Bahkan, hewan yang ditunggangi Nabi menderum ke tanah.

Wahyu seperti ini pernah terjadi tatkala paha beliau berada di atas Zaid bin Tsabit, sehingga Zaid merasa keberatan dan hampir saja tidak kuat menyangganya.

Kelima, malaikat melihatkan rupa aslinya. Peristiwa  seperti ini pernah terjadi dua kali kepada Nabi. Malaikat mendatangi Nabi untuk menyampaikan wahyu seperti yang dikehendaki Allah kepada beliau. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam surat An-Najm.

Keenam, Wahyu yang disampaikan Allah kepada Nabi. Kejadian ini terjadi di lapisan-lapisan langit pada malam Mi’raj. Wahyu ini berisi kewajiban untuk melaksanakan sholat dan lain-lain.

Ketujuh, Allah berfirman langsung kepada Nabi tanpa perantara. Dalam hal ini, sebagaimana Allah telah  berfirman dengan Musa bin Imran. Wahyu semacam ini berlaku bagi Musa berdasarkan nash Alquran. Sedangkan Nabi Muhammad terjadi dalam hadist tentang Isra. [Saddam Al-Ghifari/ Nashih]

Tags: Al-Qur`anGua HiraMalaikat JibrilWahyu

Jakarta -

Nabi Muhammad menerima wahyu Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5 pada usia 40 tahun. Muhammad menerimanya pada 17 Ramadhan di Gua Hira.

Dalam sebuah buku bertajuk Pengantar Studi Al Quran karya Abdul Hamid Lc, MA, disebutkan kisah Nabi Muhammad menerima wahyu Al Quran pertama kali. Ketika itu pula Muhammad bertemu dengan Malaikat Jibril.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Aisyah RA, istri Nabi Muhammad berkata: peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW adalah diawali dengan Ar-ru'yah ash-shadiqah [mimpi yang benar] di dalam tidur. Tidaklah Beliau bermimpi, kecuali yang Beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya Shubuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri.

Maka Beliau memutuskan untuk berdiam diri di dalam Gua Hira. Beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu Beliau membawa bekal.

Setelah perbekalan habis, maka Beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada Beliau, yakni saat Beliau berada di dalam Gua Hira. Malaikat mendatanginya seraya berkata: "Iqra."

Maka Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan: Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata Iqra. Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, Iqra bismirabbikal ladzii kholaq. Kholaqol insaana min 'alaq. Iqra wa robbukal akram. Alladzii 'allamal bil qolaam. Hingga 'allamal insaana maa lam ya'lam.

Maka dengan badan yang menggigil akhirnya Nabi Muhammad kembali pulang ke rumahnya. Beliau meminta istrinya, Khadijah menyelimutinya.

"Selimutilah aku, selimutilah aku." Hingga perasaan takut Beliau pun hilang.

"Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku? Sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri." Akhirnya Beliau menuturkan kejadian yang dialaminya. Khadijah berkata: "Tidak, bergembiralah engkau."

Lalu Khadijah pergi membawa Nabi Muhammad bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah anak paman Khadijah dan merupakan seorang penganut agama Nasrani pada masa jahiliyah. Dia yang menulis kitab Arab. Dia menulis kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu dia telah menjadi syekh yang tua renta lagi buta.

"Khadijah berkata padanya: "Wahai anak pamanku, apa yang telah kamu lihat?".

Maka Nabi Muhammad mengabarkan padanya kejadian yang telah Beliau alami. Kemudian Waraqah berkata: Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa. Namus adalah malaikat.

Dari situlah diketahui bahwa Nabi Muhammad dikukuhkan statusnya sebagai rasul. Muhammad pun menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam.

[nwy/erd]

Video yang berhubungan