Show
Penggunaan pengawet dibutuhkan untuk menjaga kesegaran dan mutu makanan, sehingga tetap bisa dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, jenis makanan yang membutuhkan pengawet adalah makanan yang memiliki kadar air yang tinggi atau lembap. Mengapa kita harus mengawetkan makanan?Tujuannya agar konsumen masih bisa menikmati makanan sesuai yang diharapkan. Bahan pengawet makanan merupakan bahan yang sengaja digunakan atau dicampurkan pada makanan dan dapat menghambat pembusukan, memperpanjang umur simpan, serta mempertahankan kualitas gizi pada makanan. Apa tujuan dilakukannya pengawetan makanan dan jelaskan?Tujuan pengawetan makanan yaitu: Memperpanjang umur simpan bahan makanan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan). Mempertahankan sifat fisik dan kimia bahan makanan. Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan makanan. Apa saja yang harus kita perhatikan saat mengawetkan makanan?3 Hal Penting dalam Mengawetkan Makanan yang Harus Diperhatikan You might be interested: Mengapa Bangsa Barat Dapat Datang Ke Nusantara? Apa fungsi berbagai macam teknologi pengawetan makanan?Teknik pengawetan makanan berguna untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan makanan. Teknik pengawetan makanan digunakan dengan cara menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan makanan. Apa tujuan pengawetan bahan pangan nabati?tujuan pengawetan bahan makanan jenis nabati ialah agar makanan tersebut lebih awet dan memiliki cita rasa khas yang baru selain cita rasa asalnya. 4 Apa yang harus diperhatikan saat akan memulai usaha pengolahan dan pengawetan bahan pangan?Yang harus diperhatikan saat akan memulai usaha pengolahan dan pengawetan bahan pangan adalah bagaimana daya tahan bahan pangan tersebut dan bagaimana cara menjual produk tersebut agar bisa sampai ke tangan konsumen dalam kondisi fresh dan sehat. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pengawetan dengan panas?Sebutkan faktor yang harus diperhatikan dalam pengawetan dengan panas Apa saja yang di perlu diperhatikan untuk mengawetkan sayuran?Cara Menyimpan Sayuran agar Tahan Lama
Teknik pengawetan apa yang paling banyak digunakan?Teknik Pengawetan Makanan yang Paling Sering Digunakan Agar Tahan Lama
Apa fungsi bahan pengawet dari bahan kimia?Fungsi bahan kimia pengawet makanan adalah untuk menjaga agar bahan makanan tetap utuh, sampai masa kadaluarsanya atau expire date makanan tersebut tercapai. Teknik pengawetan makanan dengan cara apa saja?Teknik pengawetan makanan sudah diterapkan sejak lama dalam kehidupan manusia. Salah satu cara pengawetan yang paling tua di antaranya adalah pengeringan, pengasinan, dan fermentasi. Metode modern termasuk pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, iradiasi, dan penambahan bahan kimia.
Yang pada umumnya bahan pengawet digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk pangan. Bahan pengawet ini dapat menghambat aktivitas mikroba dalam mengurai, memfermentasi atau menyebabkan pengasaman pada makanan. Bahan pengawet dapat berasal dari sumber alamiah dan juga sintetik. Dalam penerapan bahan pengawet disesuaikan dengan jenis pangan yang akan diawetkan. Hal ini dikarenakan tiap pangan memiliki sifat dan karakter yang berbeda sehingga penghambatan pertumbuhan mikroba perusak juga berbeda. Keuntungan Dalam Penggunaan Bahan PengawetUntuk keuntungan dalam penggunaan bahan pengawet ialah dapat mencegah mikroba tumbuh pada bahan pangan ataupun produk pangan yang sehingga tidak mudah menjadi rusak. Akan tetapi, khusus bahan pengawet sintetik, kemungkinan besar dapat berdampak pada kesehatan pengkonsumsinya. Penerapan bahan pengawet harus sesuai dengan tekaran atau dosis tertentu per berat jenis pangan. Produk makanan industri umumnya sengaja ditambahkan bahan pengawet untuk dapat mempertahankan kualitas produk dan untuk memperpanjang umur simpan. Dengan masa simpan yang cukup lama memudahkan jangkauan distribusi pemasaran produk. Selain itu dengan penyimpanan yang alam memungkinkan produk dapat didesain semenarik mungkin. Yang secara alamiah, bahan pengawet pangan terdapat pula dalam bahan pangan tersebut. Tetapi, persentase jumlahnya sangat kecil sehingga memiliki kemampuan mengawetkan yang rendah. Dengan adanya penambahan bahan pengawet sintetik maka mampu menghambat dan atau menghentikan aktivitas mikroba yang sehingga dalam hal ini dapat melindungi pangan tersebut dari kerusakan. Mekanisme Kerja Bahan Pengawet Pada PanganWalaupun tujuan dalam penambahan bahan pengawet sebagai penghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba, tetapi dalam mekanisme kerja bahan pengawet tersebut berbeda-beda pada tiap jenis pangan. Misalnya saja dalam penambahan larutan garam NaCI dan gula sebagai bahan pengawet alami pada bahan pangan. Pemberian larutan baik garam ataupun gula harus lebih pekat dari pada sitoplasma dalam sel mikroorganisme sehingga dengan konsentrasi larutan yang tinggi akan dapat menarik cairan sel kaluar dari dalam sel mikroorganisme. Hal ini akan menyebabkan sel mikroorganisme mengalami dehidrasi atau kering. Begitupula dengan penambahan asam sebagai bahan pengawet alami. Penambahan asam akan menurunkan pH sehingga kondisi ini dapat mencegah pertumbuhan mikroba pengrusak, khususnya mikroba yang tidak tahan pada kondisi pH rendah. Adapun asam sintetik yang biasa dijadikan sebagai bahan pengawet dan digunakan pada dosis tertentu.
Dosis penambahan bahan pengawet sintetik “anorganik” dalam pengolahan pangan perlu diperhatikan. Mengkonsumsi hasil olahan pangan darin penambahan bahan pengawet melebihi batas maksimum penggunaan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, dalam pemerintah memberikan wewenang pengawasan kepada Departemen Kesehatan RI-Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Pangan terhadap perdaran dan jual beli pangan dan minuman, khususnya dalam penambahan bahan pengawet anorganik.
Tetapi, selain zat-zat makanan tersebut di atas, di dalam makanan kita masih terdapat zat-zat lain yang pada umumnya tidak mempunyai nilai gizi. Zat-zat ini disebut zat tambahan (additives) pada makanan, yaitu :
Uraian Beberapan Zat TambahanZat warna: tujuan penambahan ialah membuat makanan lebih menarik. Ada 2 macam zat warna:
Minyak dan lemak jika tidak disimpan baik, lama kelamaan menjadi tengik. Peristiwa ini terjadi karena asam lemakyang tidak jenuh dalam bahan ini teroksidasi. Udara, cahaya dan kerja bakteri adalah penyebabnya. Untuk mencegah proses ini pada minyak atau lemak ditambahkan zat pengawet yang tergolong “antioksidan”. Baca Juga: Tumbuhan Dikotil – Ciri, Klasifikasi, Struktur dan Contohnya Contohnya:
Gula Pasir dan gula jawa adalah pemanis alami yang sering dipakai sehari-hari. Pemanis sintetis sering digunakan dalam industri minuman seperti limun, sirup dan lain-lain. Penggunaan pemanis sintetis ini harus dibatasi karena kelebihan pemanis sintetis dalam minuman atau makanan akan menyebabkan penyakit.
Jenis-jenis Bahan Pengawet Sintetis
Beberapa zat pengawet berikut diindikasikan menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu, semisal yang alergi atau digunakan secara berlebihan. Adapun beberapa pengawet sintetis tersebut yaitu : Asam benzoat adalah bahan pengawet yang sering dipakai dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak mendominasi produk makanan. Bahan pengawet ini dicampurkan dalam suatu produk makanan dengan tujuan untuk mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroba. Mikroba merupakan sel mikroorganisme seperti jamur, kapang, bakteri maupun kuman. Sel mikroorganisme ini dapat mempercepat pembusukan makanan. Akan tetapi, asam benzoat dapat mencegah atau menghentikan proses pertumbuhan bakteri dalam suatu produk makanan. Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara natural pada buah dan rempah, cengkeh, cinnamon, dan buah berry mengandung benzoat yang dapat mempertahankan daya tahan kesegarannya. Baca Juga: Penjelasan Fungsi Lemak Beserta Jenisnya
Baca Juga: Pengertian Dan 10 Macam Serta Efek Samping Zat Aditif Makanan
Bahan Pengawet Yang Tidak Aman Dalam Makanan/Minuman
Baca Juga: Penjelasan Protein Serta Fungsi, Sumber Dan Akibat Kekurangannya Lengkap
BHA merupakan pengawet semacam antioksi dan sintetis. Contoh antioksidan sintetis antara lain :
Antioksidan juga termasuk bahan pengawet. Zat ini ditambahkan untuk mencegah timbulnya bau tengik pada makanan yang mengandung lemak/minyak, seperti minyak goreng, keju, margarine, saus tomat, sirup, roti, daging sapi olahan, dan sereal. Antioksidan sebenarnya dapat diperoleh secara alami pada lesitin, Vitamin E, Vitamin C (asam askorbat) merupakan bentukan garam kalium, natrium, dan kalsium. Baca Juga: Protein Hewani Ambang Batas Pengawet Sintetis Dalam Tubuh ManusiaPengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan/pembusukan makanan/minuman. Dengan penambahan pengawet tersebut, produk makanan/minuman diharapkan dapat terpelihara kesegarannya. Akan tetapi, penggunaannya tentu harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Lantaran itu masyarakat perlu memahami label yang tertera pada kemasan. Sayangnya, pada label kemasan produk banyak yang tidak dicantumkan atau dijelaskan tentang komposisi bahan pengawet yang digunakan. Kalaupun dicantumkan, penjelasan biasanya ditulis dengan huruf yang sangat kecil sehingga sulit dibaca, atau menggunakan bahasa asing sehingga tidak mudah dipahami oleh konsumen. Setiap bahan pengawet pasti memiliki ambang batas minimal dan maksimal untuk dikonsumsi. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan pengawet tersebut tidak sampai membahayakan kesehatan tubuh manusia bila dikonsumsi. Menurut Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM, Sukiman Said Umar, berdasarkan nilai Acceptable Daily Intake (ADI), maka takaran ambang batas pengawet sintetis adalah sebagai berikut :
Apabila kita mengkonsumsi bahan-bahan pengawet di atas itu tidak secara berlebihan/masih di bawah ambang batas, maka kita tidak perlu khawatir karena tubuh kita memiliki detoksifikasi (perombak) bahan pengawet sintetis yang sangat efektif. Sistem detoksifikasi manusia terdapat pada ginjal dan hati. Bahan pengawet yang ada dalam tubuh manusia akan disaring pada ginjal dan dikeluarkan ureter yang akan ikut terbuang melalui urin. Sekitar 75-80% zat-zat tersebut dikeluarkan dalam jangka waktu 6 jam dan seluruh dosis akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Dan di dalam tubuh, bahan-bahan pengawet di atas akan tergabung dengan glisin di dalam hati dan membentuk asam hippurat yang akan dikeluarkan lewat urin. Jika masih ada yang tertinggal, bahan-bahan pengawet ini akan bergabung dengan asam glukuronat yang termetabolisme lewat urin. Baca Juga: Pengertian Jaringan Gabus Pengaruh Bahan Pengawet Sintetis Terhadap KesehatanBeberapa zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang diizinkan oleh BPOM tetapi bila digunakan secara berlebihan bisa mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Diantara bahan pengawet tersebut adalah :
Sulfur dioksida beresiko mempercepat serangan asma; mutasi genetik karena bisa mempengaruhi DNA/gen; menyebabkan kanker karena di dalam tubuh bisa menjadi zat radikal bebas pemicu kanker; dan juga menyebabkan alergi (gatal-gatal dsb).
Sedangkan zat pengawet di bawah ini merupakan zat pengawet yang tidak aman untuk dikonsumsi. Adapun efek negatif dari bahan pengawet itu adalah sebagai berikut : Baca Juga: Protein Adalah – Pengertian, Fungsi, Struktur, Manfaat, Jenis Dan Contohnya
Demikianlah pembahasan mengenai Pengawetan Bahan Pangan – Pengertian, Cara, Tujuan, Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. |