Dr. Nury Effendi, SE., MA Umat Islam selayaknya memahami keutamaan atau fadhilah dari setiap ibadah yang Allah SWT perintahkan. Menurut para ulama pemahaman terhadap keutamaan dalam melaksanakan setiap amal shaleh akan menjadi penyemengat sekaligus akan mendorong kepada peningkatan ketaqwaan seseorang. Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan ini memiliki beberapa keutamaan atau manfaat seperti berikut ini: Di ayat lain Allah Swt berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar” (QS. Al-Qadar: 1). Dan banyak ayat lainnya yang menerangkan bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan. Itu sebabnya bulan Ramadhan dijuluki dengan nama syahrul quran (bulanAl-Quran). Dan di dalam bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya. Puasa ditinjau dari aspek ekonomi, maka Ramadhan memberi keberkahan ekonomi bagi para pedagang dan lainnya. Bagi fakir miskin, Ramadhan membawa keberkahan tersendiri. Pada bulan ini seorang muslim sangat digalakkan dan disunnah untuk berinfaq dan bersedekah di bulan ramadhan kepada mereka. Bahkan diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mereka. Malam Lailatul Qodar Allah Ta’ala berfirman yang artinya :”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”(QS.AlQadr:1-3). Melalui berbagai aktifitas ibadah di bulan Ramadhan Allah Swt menghapuskan dosa kita. Di antaranya adalah puasa Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Saw yang artinya : “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.(HR.Bukhari dan Muslim). Begitu pula dengan melakukan shalat malam (tarawih, witir dan tahajud) pada bulan Ramadhan dapat menghapus dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya : “Barangsiapa yang berpuasa yang melakukan qiyam Ramadhan (shalat malam) dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah Swt, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR.BukharidanMuslim). Mengingat berbagai keutamaan Ramadhan tersebut di atas, maka sangat disayangkan bila Ramadhan datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meraihnya dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih. Semoga ramadhan tahun ini akan lebih baik dalam hal amalan ibadah daripada tahun-tahun sebelumnya. Aamiin…aamiin. Nury Effendi Hikmah Ramadan sebelumnya:
Lihat Foto KOMPAS.com - Puasa Ramadan adalah rukun Islam ketiga yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Dalam bahasa Arab, puasa dikenal dengan istilah Shaum atau Shiyam, yang memiliki makna menahan diri. Apabila ditafsirkan secara luas, puasa adalah kewajiban untuk menahan diri dari makanan, minuman, ataupun semua perilaku dan pemikiran buruk, di antara waktu terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Oleh karena itu, selama melaksanakan ibadah puasa, tidak hanya makanan atau minuman yang dapat membatalkan puasa, tetapi juga segala niat jahat, kata kasar, dan perbuatan buruk. Lalu, bagaimana sebenarnya asal-usul atau sejarah dari perintah puasa Ramadan? Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Menjadi Rasul Sebelum agama Islam datang dan disebarkan oleh Nabi Muhammad, Nabi Daud AS sudah menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa Nabi Daud bersama umatnya dilaksanakan selama seumur hidupnya dengan cara berselang-seling, yaitu sehari puasa besoknya tidak dan seterusnya. Selain itu, dalam tradisi bangsa Yunani juga ada kegiatan berpuasa, yang biasanya dilakukan sebelum terjun ke medan pertempuran. Sedangkan bangsa Romawi melakukan puasa supaya mendapatkan kekuatan fisik, serta mengajarkan kesabaran dan ketabahan. Jauh setelahnya, ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi melaksanakan puasa. Ilustrasi Puasa. ©Shutterstock.com
JATENG | 14 April 2020 19:25 Reporter : Ayu Isti Prabandari Merdeka.com - Dalam hitungan hari, seluruh umat muslim di dunia akan menyambut bulan penuh berkah, yaitu bulan Ramadan. Nampaknya tahun ini akan berbeda dari bulan Ramadan di tahun sebelumnya. Pasalnya, kini seluruh masyarakat dunia dihadapkan dengan tantangan besar, dan masih terus berjuang untuk menangani penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19. Meski demikian, umat muslim dan seluruh masyarakat dunia harus tetap optimis dan penuh harap bahwa ujian ini akan segera terlewati. Bahkan dengan adanya bulan Ramadan yang sebentar lagi tiba, bisa menjadi kesempatan baik bagi umat muslim untuk memperbaiki diri. Salah satunya dengan menjalankan ibadah puasa dengan baik. Puasa memang menjadi ibadah wajib yang harus dijalankan oleh umat muslim saat bulan Ramadan. Bukan tanpa alasan, ibadah mempunyai beberapa tujuan baik yang akan mendatangkan banyak manfaat bagi setiap umat yang menjalankan. Seperti dilansir dari Antara, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU tahun 2013, HM Cholil Nafis Lc.PhD perah mengatakan bahwa, puasa merupakan ibadah yang istimewa. Sebab puasa menjadi ibadah yang spesial kepada Allah SWT, karena dapat membangun keintiman seorang hamba dengan Penciptanya. Bukan hanya itu, ibadah puasa juga mempunyai tujuan lain yang tidak kalah penting. Dilansir dari Liputan6.com, berikut kami rangkum beberapa tujuan puasa Ramadan yang perlu diketahui. 2 dari 9 halaman
Shutterstock Tujuan puasa Ramadan yang pertama adalah untuk meraih taqwa. Tujuan ini seperti yang tercantum dalam QS. AL Baqarah ayat 183, yang berbunyi sebagai berikut : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". Taqwa bisa didapatkan seorang muslim, apabila ibadah puasa dijalankan tidak hanya menahan lapar dan nafsu saja, tetapi juga disertai dengan perilaku yang baik. Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda dalam Hadist Riwayat Bukhari : "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji, maka Allah tidak mempunyai keperluan apa pun kepada hamba-Nya untuk meninggalkan makan dan minumnya". 3 dari 9 halaman
Tujuan puasa Ramadan yang kedua adalah untuk menahan diri. Menahan diri yang dimaksud adalah menahan diri dalam hal apapun. Baik menahan diri dalam perkataan, perbuatan, juga nafsu. Menahan diri dalam perkataan, bisa berupa menahan lisan dari perkataan buruk yang dapat melukai perasaaan orang lain, sekalipun kita mendapatkan ancaman dan makian dari orang tersebut. Dalam masalah ini, kita bisa tetap menahan diri sambil berkata, "saya sedang menjalankan ibadah puasa. Begitu pula dengan menahan diri dalam perbuatan. Puasa bisa membantu kita untuk menahan diri dari keinginan perbuatan atau perilaku buruk yang merugikan orang lain. Bukan hanya itu, puasa juga mendukung kita untuk menhan segala nafsu yang ada. 4 dari 9 halaman Scott Thorp Tujuan puasa Ramadan berikutnya adalah sebagai upaya introspeksi diri. Dikatakan, ibadah puasa di bulan Ramadan dapat mengajarkan umat muslim untuk introspeksi diri, tenggang rasa juga menahan amarah dan emosi. Bahkan, menurut Toni Ervianto, alumnus pascasarjana Kajian Strategik Intelijen, Universitas Indonesia, ibadah puasa merupakan perpaduan alat ukur yang sempurna untuk mengetahui seberapa besar "intellectual quotion, emotional quotion dan spiritual quotion" manusia dalam menghadapi hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang plural dengan dinamika perkembangannya yang bergerak cepat. Dengan beberapa tujuan tersebut, umat muslim akan mendapatkan berbagai kebaikan dan manfaat dari ibadah puasa yang dijalankan saat bulan Ramadan. Berikut beberapa manfaat puasa Ramadan yang bisa didapatkan. 5 dari 9 halaman
Manfaat puasa Ramadan yang pertama adalah dapat meninggikan derajat umat muslim. Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda : "Ketika Ramadan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu." (HR Imam Muslim) Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa ibadah puasa menjadi salah satu amalan baik yang bisa dilakukan saat bulan Ramadan untuk mendapatkan berkah darinya. Puasa juga menjadi amalan yang membantu manusia mendapatkan pintu surga danridho dari Allah SWT. 6 dari 9 halaman Shutterstock Kedua, manfaat puasa Ramadan adalah untuk menghapus segala dosa dan kesalahan. Hal ini didasarkan dari Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Rasulullah pernah bersabda : "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Dari hadis tersebut, dipahami bahwa manusia diperkenankan mengharap pahala dan ampunan yang diberikan Allah SWT di bulan Ramadan. Mengharapkan pahala atau imbalan kepada Allah merupakan bentuk penyerahan diri dan menyatakan bahwa kita hanyalah makhluk Tuhan dengan segala kelemahan dan keterbatasan. Dengan ibadah puasa juga bisa sebagai usaha untuk mendapatkan pintu maaf yang sebesar-besarnya dari Sang Maha Pencipta. 7 dari 9 halaman
Manfaat puasa Ramadan berikutnya adalah memperbanyak sedekah. Dalam pandangan Imam Izzuddin al-Sulami, puasa dapat membuat manusia memperbanyak sedekah. Beliau mengatakan : "Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar." Dari hal tersebut, sudah jelas terlihat bahwa puasa bisa memberikan kesempatan bagi kita untuk berempati dengan sesama. Rasa lapar yang dilalui saat menjalankan ibadah puasa bisa menjadi pengalaman dan refleksi diri bahwa masih banyak saudara-saudara di luar sana yang terpaksa menahan lapar karena segala keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu, hal ini bisa menjadi dorongan tersendiri untuk melakukan sedekah bagi mereka yang membutuhkan. 8 dari 9 halaman 2014 Merdeka.com/shutterstock.com/Glayan Puasa juga memberikan kesempatan bagi umat muslim untuk mensyukuri kenikmatan yang tersembunyi. Manusia memang sering lalai atas nikmat yang selalu diberikan Tuhan di setiap harinya. Seperti nikmat bernapas, udara yang bersih, kecukupan makan dan minum, juga kebahagiaan. Menurut Imam Izzuddin al-Sulami, puasa dapat mengembalikan ingatan itu dan membuat mereka mensyukurinya. Beliau berkata: "Ketika berpuasa, manusia menjadi tahu nikmat Allah kepadanya berupa kenyang dan terpenuhinya rasa haus. Karena itu mereka bersyukur. Sebab, kenikmatan tidak diketahui kadar/nilainya tanpa melalui hilangnya rasa nikmat itu (terlebih dahulu)." 9 dari 9 halaman
Terakhir, manfaat puasa bulan Ramadan tentu saja dapat menghindarkan diri dari perbuatan maksiat. Dalam pandangan Imam Izzuddin, orang yang kenyang memiliki kecenderungan lebih untuk bermaksiat. Namun, dalam kondisi lapar dan haus saat berpuasa, fokusnya lebih pada mencari makanan dan minuman, sehingga mengurangi keinginannya berbuat jahat. Ketika dia hendak melakukan sesuatu, seketika teringat bahwa kita sedang berpuasa, dengan begitu segala tindakan atau perbuatan buruk yang hendak dilakukan akan dipikirkan kembali sebelum dilakukan. (mdk/ayi) |