Apa tujuan dan manfaat ilmu lingkungan dalam pembangunan industri

“PADA AKHIRNYA, KITA AKAN MENGHEMAT HANYA PADA APA YANG KITA CINTAI, KITA AKAN MENCINTAI HANYA PADA APA YANG KITA MENGERTI, DAN KITA AKAN MENGERTI HANYA PADA APA YANG DIAJARKAN.”

Selamat datang di jurnal pendidikan Kompas Peduli Hutan (KOMIU). Kami berharap kamu akan menikmati tentang materi-materi yang disiapkan pada jurnal ini, dan kamu akan menemukan hal-hal menarik dan sangat berguna. Tidak masalah jika kamu hanya tertarik pada ekologi dasar, sumber daya alam ataukah kondisi kehidupan manusia. Kamu akan melihat banyak hal sepanjang kamu mengikuti jurnal pendidikan ini, melingkupi berbagai macam topik. Jurnal ini akan menerjemahkan lingkungan kita, tidak hanya dunia secara alamiah, namun juga tentang bangkitnya teknologi dunia, perkotaan dan mesin-mesin, baik dari segi manusia sebagai makhluk sosial ataupun sebagai makhluk berbudaya. Keseluruhan merupakan sudut pandang yang saling terkait dari kehidupan kita yang berdampak pada apa yang kita lakukan.

Kamu akan menemukan bahwa banyak masalah akan kita diskusikan disini yang merupakan bagian dari pemberitaan terkini di televisi, koran ataupun media sosial. Menjadi masyarakat yang berpendidikan lingkungan akan memberikanmu seperangkat keahlian dan sikap yang akan membantu untuk memahami kejadian terkini dan menjadi orang yang lebih menarik. Karena jurnal pendidikan lingkungan ini berisi informasi dari begitu banyak disiplin ilmu yang berbeda, kamu akan menemukan hubungan dengan banyak golongan lainnya. Melihat material dalam konteks lingkungan dapat membantu kamu dalam menguasai materi pelajaran di banyak program, serta dalam kehidupan setelah meninggalkan sekolah.

Salah satu keterampilan yang paling berguna dan dapat kamu pelajari dalam jurnal pendidikan ini adalah berpikir kritis. Fakta sangat bergantung pada kapan dan oleh siapa yang mengumpulkan. Untuk setiap opini ada yang sependapat dan berlawanan. Bagaimana kamu dapat keluar dari seluruh perasaan hiruk-pikuk perubahan informasi yang terjadi secara konstan ? Jawabannya adalah bagaimana kamu perlu mengembangkan sebuah kapasitas untuk berpikir secara mandiri, sistematis, dan terampil untuk membentuk pendapat kamu sendiri. Kualitas dan kemampuan dapat membantu dalam banyak aspek kehidupan. Sepanjang mengikuti jurnal pendidikan ini kamu akan menemukan “Apa Yang Kamu Pikirkan?” tanda kutip tersebut akan mengajakmu untuk berlatih keterampilan berpikir kritis dan reflektif.

Ada banyak yang harus dikhawatirkan tentang kondisi lingkungan kita secara global. Bukti terus berkembang tanpa henti bahwa kita merendahkan lingkungan kita dan mengkonsumsi sumber daya alam pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Keanekaragaman hayati menghilang dengan kecepatan yang luar biasa sejak terbentuknya Undang-Undang Penanaman Modal Asing pada tahun 1968. Lapisan humus yang berharga pada lapisan atas tanah tersingkir dari lahan-lahan pertanian , yang berikutnya mengancam pasokan pangan nasional. Hutan alami sedang tercemar oleh kebudayaan baru kehidupan manusia, sementara jutaan metrik ton asap mengaburkan langit kita. Bahkan iklim bumi kita tampaknya berubah untuk sebuah rezim baru yang bisa memiliki konsekuensi bencana alam besar-besaran.

Pada saat yang sama, kita memiliki alat dan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya untuk dapat melakukan sesuatu terhadap krisis tersebut. Kerja keras masyarakat diseluruh belahan bumi dan banyaknya dukungan untuk perlindungan lingkungan sudah berlangsung dengan intensitas waktu yang sangat tinggi. Lebih 50 tahun terakhir, kecerdasan dan usaha telah membawa kita dengan kecepatan yang menakjubkan mewujudkan inovasi teknologi dan trobosan-trobosan ilmiah. Kita telah belajar untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan bahan seminimal mungkin. Penyebaran sistem teknologi komunikasi memungkinkan kita untuk berbagi informasi di seluruh belahan dunia hampir secara instant.

Produk domestik bruto dunia telah meningkat lebih dari sepuluh kali lipat selama lima dekade terakhir, namun kesenjangan antara kaya dan miskin juga tumbuh semakin meluas. Lebih dari satu miliar orang sekarang hidup dalam kemiskinan tanpa akses makanan yang cukup, tempat tinggal, perawatan medis, pendidikan, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk kehidupan yang sehat dan aman. Tantangan bagi kita adalah untuk menyebarkan manfaat teknologi untuk pembangunan ekonomi menjadi lebih baik (equality & equity) dan untuk menemukan cara-cara hidup yang berkelanjutan untuk jangka waktu panjang dengan mengurangi konsumsi sumber daya alam secara berlebihan dan pemanfaatan potensi lingkungan yang dimana semua aspek kehidupan bergantung. Kita sudah mencoba untuk menyerang keseimbangan ekonomi yang sesuai pandangan global antara banyaknya bencana dan kesuraman agar dapat memberikan pandangan yang realistis tentang masalah kita, dan beberapa contoh positif cukup memberi harapan bahwa kita dapat menemukan solusi yang sebaik-baiknya.

Apa artinya menjadi masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan? apa hak dan keistimewaan yang kamu nikmati sebagai anggota dari komunitas yang peduli terhadap lingkungan? Banyak artikel yang akan kami sediakan berikutkan agar dapat membantu pembaca menemukan saran praktis tentang hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk melestarikan sumber daya alam dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan yang merugikan. Etika ber-perspektif merupakan bagian terpenting dari hubungan kita dengan lingkungan, dengan orang lain dan dengan siapa kita berbagi. Kami berharap kamu akan berpikir tentang etika bagaimana kita memperlakukan lingkungan kita bersama.

Jelas sekali, untuk menjadi masyarakat yang bertanggung jawab dan produktif terhadap lingkungan perlu berdasarkan prinsip ilmiah, serta beberapa wawasan sistem sosial, politik, dan ekonomi yang berdampak pada lingkungan sekitar kita. Kami berharap pada jurnal pendidikan ini dan kamu dapat mengikuti pembahasan berikutnya yang akan memberikan informasi yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Admin bappeda | 20 Mei 2015 | 27507 kali

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Belum hilang rasanya duka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Surakarta dan sekitarnya hingga Gresik Jawa Timur, kembali banjir menerpa semesta alam Ngawi. Madiun, Tuban Jawa Timur. Banyak pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui. Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak. Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan tehnologi. Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup. Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih. Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk hidup pada tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni planet bumi pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun 2000 membengkak menjadi 7 miliar. Kalau pertumbuhan penduduk tetap dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R. Ehrlich, 900 tahun lagi (tahun 2900) akan ada satu biliun (delapan belas nol di belakang 1) orang di atas planet bumi ini atau 1700 orang permeter persegi. Kalau jumlah ini diteruskan sampai 2000 atau 3000 tahun kemudian, berat jumlah orang yang ada sudah melebihi berat bumi itu sendiri. Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan (desertifikasi) pada lahan produktif. Menurut Clarence J Glicken, penguasaan alam melalui ilmu pengetahuan lebih banyak bersumber pada falsafah modern yang dikemukakan oleh Frances Bacon, Descartes dan Leibnitz. Bacon mengemukakan dalam karyanya the New Atlantic bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan secara aktif dan menganjurkan penemuan baru untuk merubah dan menguasai alam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Descartes dalam the Discourse of Method berpendapat bahwa pengetahuan adalah kunci keberhasilan atau kemajuan manusia. Manusia perlu mengetahui tentang api, air, tanah, angkasa luar agar dapat menjadi tua dan pengatur alam. Begitu pula Leibnitz, pada permulaan abad ke-19 Masehi pandangan tersebut di atas mulai mendapat kritik dan tantangan. Pada akhir abad ke-19 masehi banyak sekali padangan lain yang dikemukakan. Ini dapat dibaca dalam buku Charles Darwin, The Origin of the Species (1859), buku George Perkin Marsh “Man and Nature” (1864), buku Charles Dickens “Hard Times” (1854). Maka, proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh lembaga-lembaga negara yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif dari aktor pengambil kebijakan mengenai masalah terkait. Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara khusus. Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan.

Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini. Misalnya, UU No. 4 Tahun 1984 yang telah diratifikasi dengan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup. UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pun tidak mampu menangkap cukong kayu kelas kakap. UU ini hanya mampu menangkap dan mengadili pekerja dan mandor kecil pembalakan liar. Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik. Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama. Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama. Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.

Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan segera dengan menangkap, mengadili dan menghukum seberat-beratnya pembalak liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA