Apa nama teknik yang merata-ratakan probabilitas dengan akurasinya

(1)

PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN LOWER

GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK

PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

RAHMAT HIDAYTULOH 0905577

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN

LOWER GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI

SHUTTLECOCK PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK

OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG

OLAHRAGA BULUTANGKIS

(Studi Deskriptif Kuabtitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh

Rahmat Hidayatuloh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rahmat Hidayatuloh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RAHMAT HIDAYATULOH 0905577

PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN LOWER

GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK

PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

Diajukan untuk Sidang Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Agus Rusdiana, M.Sc. Ph.D. NIP. 19591220 198703 2 001

Pembimbing II

Drs. H. Badruzaman, M.Pd. NIP. 19591104 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 19621222 198703 1 002


(4)

ii

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

ABSTRAK

PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN LOWER

GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK

PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)

Rahmat Hidayatuloh 0905577

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah perbandingan pengaruh pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap akurasi dan kecepatan pada saat melakukan teknik overhead backhand smash. Sampel diambil sebanyak 6 orang atlit bulutangkis di unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan tes (clear test) untuk mengukur akurasi, sedangkan perhitungan kecepatan dengan mengggunakan video yang dimasukan kedalam

software frame dias. Penghitungan statistik menggunakan SPSS dengan Statistik

Parametrik Independent Sample T-Test. Dari hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, tidak terdapat perbandingan pengaruh pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap akurasi shuttlecock dengan nilai sig 0.156 dimana nilai tersebut > 0.05. kedua, terdapat perbandingan pengaruh pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap kecepatan shuttlecock dimana pegangan raket bawah (lower grips) memiliki hasil lebih baik dari pada pegangan raket atas (upper grips) dengan nilai sig 0.002 dimana nilai tersebut < 0.05.

Kata Kunci : pegangan raket (grips), lower grips, upper grips, shuttlecock,


(5)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

A. Pengertian dan Karakteristik Permainan Bulutangkis ... 6

B. Keterampilan Teknik Dasar Permainan Bulutangkis ... 8

C. Peraturan Permainan Bulutangkis ... 24

D. Kecepatan Linear ... 27

E. Kecepatan Sudut (Kecepatan Angular) ... 29

F. Momentum Linear dan Impuls ... 30

G. Mekanika Power ... 31

H. Accuracy / Ketepatan ... 33

I. Teknologi Olahraga dalam Permainan Bulutangkis ... 34

J. Kerangka Pemikiran ... 37

K. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODELOGI PENELITIAN 39 A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 39


(6)

viii

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 48

B. Diskusi Temuan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 63


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.

Permainan ini telah berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang, dan akan terus berkembang sebagai sebuah fenomena keolahragaan yang telah berhasil menarik perhatian masyarakat untuk berbagai tujuan atau kepentingan, baik kepentingan peningkatan kebugaran, pemenuhan kebutuhan rekreasi, peningkatan prestasi sekaligus pemenuhan kebutuhan ekonomi, prestise dan lain-lain. Selain itu, Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Permainan bulutangkis telah tumbuh dan berkembang secara meluas sebagai belahan negara dan diyakini sebagai sebuah permainan olahraga yang menyenangkan.

Permainan Bulutangkis merupakan permainan yang banyak menggunakan kemampuan fisik dengan gerakan yang cepat dan pukulan keras yang dilakukan dalam waktu beberapa detik di antara reli-reli panjang (Ballou, 1998). Keterampilan dasar yang diperlukan dalam bulutangkis di antaranya adalah cara memegang raket, sikap berdiri, gerakan kaki, dan memukul shuttlecock (Grice, 1994; Davis, 1998; Djide, 2000). Dalam kaitannya dengan keterampilan dasar memukul satelkok, seseorang sudah dapat bermain bulutangkis apabila dapat melakukan beberapa keterampilan dasar teknik memukul satelkok, yang terdiri atas servis, lob, drive, netting, dropshot, cop dan smash (Wattanasin, 2000; Han Jian, 2000; Grice, 1994). Semua jenis keterampilan dasar teknik memukul


(8)

2

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

satelkok tersebut dapat dilakukan dengan forehand maupun backhand. Selain itu, Permainan bulutangkis dikenal sebagai permainan yang banyak menggunakan pergelangan tangan. oleh karena itu, peneliti ingin meneliti lebih lanjut dan dalam cara memegang raket (grips) khususnya overhead backhand smash. Herman Subarjah dalam buku permainan bulutangkis; (2009: 10) berpendapat :

“Cara memegang raket merupakan salah satu teknik dasar yang harus

dikuasai oleh setiap pemain. Menguasai cara pegangan raket dengan benar merupakan langkah awal untuk dapat melakukan pukulan dengan baik, yang pada akhirnya akan dapat bermain bulutangkis dengan baik pula”. Pegangan raket merupakan langkah awal dari koordinasi tangan, mata dan raket. Koordinasi ini penting dalam melakukan kontak dengan satelkok. Cara memegang raket merupakan keterampilan dasar yang esensial sebab kualitas atau baik tidaknya pukulan sangat ditentukan oleh cara memegang raket khususnya melakukan pukulan overhead backhand smash didepan net. Adapun Backhand

grips merupakan cara memegang raket yang sedemikian rupa sehingga bagian ibu

jari menempel pada bagian tungkai yang gepeng dan telunjuk berada pada bagian yang sempit. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara memegang raket bulutangkis khususnya backhand sehingga menghasilkan pukulan yang baik pula.

Dari ketujuh teknik tersebut diatas, pegangan overhead backhand smash merupakan keterampilan yang paling mendasar dan penting dalam bulutangkis (Pudjianto, 1979). Pegangan backhand khususnya harus lebih dulu dipelajari/dilatih sebelum melakukan latihan teknik yang lainnya (PBSI, 1985). Bila dilihat sekilas, pegangan backhand dropshot merupakan teknik yang sederhana dan mudah untuk dipelajari.Tetapi jika dipelajari lebih teliti, melakukan teknik ini dengan benar sulit untuk dilakukan. Selain itu, permasalahan lainnya adalah pada saat satelkok akan dipukul selalu menyangkut di net, laju satelkok tidak cepat dan akurasi yang tidak tepat. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti dan membandingkan bagaimana dan dibagian posisi sebelah mana grips overhead


(9)

3

Diantara pukulan-pukulan yang memegang peranan penting dalam memperoleh point adalah pukulan backhand overhead smash. Kenapa pukulan ini dikatakan yang paling sulit?. Karena di butuhkannya posisi yang tepat ketika bola di pukul dengan setengah putaran raket dan perubahan pegangan (grips) tangan secara cepat. Di butuhkan koordinasi yang tepat dengan pergerakan kaki dan ayunan tangan serta anggota badan. Timing pada saat memukul pun sangat mempengaruhi. Salah sedikit anda memukul, maka hasilnya akan menghasilkan pengembalian pukulan bola yang lemah dan 'tanggung' untuk dilakukan eksekusi smash dengan mudah oleh musuh, dan ini fatal pada sebuah permainan.

Dari hasil searching di dunia maya (http://aprilrioo.blogspot.com/: 2009), record dunia kecepatan smash di bulutangkis dipegang oleh Fu Haifeng salah seorang pemain ganda China yang berpasangan dengan Cai Yun, record tersebut dilakukannya di Piala Sudirman 3 Juni 2005, dengan kecepatan 332 km/h (206 mph). Itu semua merupakan kecepatan tertinggi yang pernah tercatat dari olahraga yang menggunakan raket. Adapun kecepatan 206 mph adalah lebih cepat dari pada kecepatan Kereta Api Eurostar yang kecepatan maksimumnya 186.4 mph. Sedangkan record smash untuk pemain tunggal putra dicetak dengan kecpatan 305 km/h (189 mph) oleh Taufik Hidayat pemain sekaligus selebritis dari Indonesia. bahkan menurut catatan kecepatan backhand smash Taufik mencapai 260 km/h pada waktu berlaga melawan Chen Hong.

Untuk melihat posisi yang dibandingkan bisa dilihat gambar yang berada dibawah :

Gambar 1.1

Pegangan Raket Atas (Upper Grip) (Tohar. 1992: 35)


(10)

4

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

Gambar 1.2

Pegangan Raket Bawah (Lower Grip) (Tohar. 1992: 35)

Sesuai dengan uraian diatas, maka penulis dalam kesempatan ini mencoba akan melakukan penelitian dan laporannya akan ditulis dalam sekripsi dengan judul :

“Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips dan Lower Grips) terhadap Kecepatan dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Overhead

Backhand Smash dalam Cabang Olahraga Bulutangkis”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian akan mengkaji suatu permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap akurasi Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand smash

?

2. Apakah terdapat perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap kecepatan Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand

smash ?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian latar belakang penelitian dan masalah penelitian yang penulis ungkapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap akurasi Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand smash.

2. Mengetahui perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap kecepatan Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand smash.


(11)

5

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan dan mencapai hasil dengan baik. Maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti deskripsi analisis kecepatan dan akurasi satelkok pada saat melakukan teknik overhead backhand smash (studi perbandingan upper grips dan lower grips dalam cabang olahraga bulutangkis) yang nantinya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. 1. Bagi akademisi.

a. Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet maupun pelatih dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet bulutangkis.

b. Bahan kajian bagi para pakar dalam cabang olahraga bulutangkis dalam menentukan pegangan (grips) overhead backhand smash guna mendapatkan prestasi yang maksimal.

c. Referensi untuk menggunakan upper grips atau lower grips saat melakukan overhead backhand smash untuk atlet pemula yang akan berkarir di dunia bulutangkis.

2. Bagi praktisi.

a. Acuan dalam melaksanakan pembinaan atlet.

b. Meningkatkan kualitas permainan bulutangkis setelah mendapatkan petunjuk mengenai upper grips atau lower grips saat melakukan overhead


(12)

39

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa anggota unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian adalah 10 orang mahasiswa laki-laki anggota UKM bulutangkis yang memiliki teknik overhead backhand

smash di atas rata-rata. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan pengambilan sampel yang diambil pada penelitian ini didasarkan pada kemampuannya melakukan overhead backhand smash.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ditunjukan oleh gambar 3.1. Gambar tersebut menunjukkan fokus penelitian yang dikaji adalah yaitu perbedaan pegangan raket

(upper grips dan lower grips) terhadap kecepatan dan akurasi shuttlecock pada

saat melakukan teknik overhead backhand smash dalam cabang olahraga bulutangkis.

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Peneliti)


(13)
(14)

41

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

Keterangan :

X1 : Teknik Overhead Backhand Smash dengan Menggunakan Lower Grips X2 : Teknik Overhead Backhand Smash dengan Menggunakan Upper Grips Y : Kecepatan dan Akurasi Satelkok

Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2011: 38) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto, 2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pegangan raket. Pegangan raket dalam penelitian ini terdiri dari pegangan raket atas dan pegangan raket bawah (upper grips dan lower grips).

2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah akurasi dan kecevatan satelkok.

C. Metode dan Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah pegangan raket

(upper grips dan lower grips) yang digunakan, sedangkan yang menjadi variabel

terikat adalah akurasi dan kecepatan satelkok pada teknik overhead backhand

smash. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan

sebuah hipotesis yang berkaitan dengan sebuah proses.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono, 2011: 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk


(15)

42

mengetahui perbedaan pegangan raket (upper grips dan lower grips) terhadap kecepatan dan akurasi shuttlecock pada saat melakukan teknik overhead backhand

smash dalam cabang olahraga bulutangkis.

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu seluruh mahasiswa anggota unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 6 orang anggota UKM bulutangkis dengan menggunakan teknik purposive sampling.

3. Setelah itu melakukan penelitian dengan menggunakan teknik overhead

backhand smash yang dilakukan dengan dua pegangan yaitu pegangan

bawah dan pegangan atas (upper grips dan lower grips). Dimana setelahnya sambil mengukur akurasi/ketepatan pukulan teknik overhead

backhand smash.

4. Selanjutnya ada dua kamera untuk merekam teknik yang dilakukan itu karena hasil rekamannya nanti dimasukan ke softwere yang bisa mengukur kecevatan satelkok.

5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.

D. Definisi Operasional

1. Pegangan Raket (Grips)

Menutut Herman Subarjah (2009: 22), cara memegang raket merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Yang dimaksud


(16)

43

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

pegangan raket (grips) dalam penelitian ini mencakup dua pegangan, yaitu pegangan bawah (lower grips) dan pegangan atas (upper grips).

2. Teknik Pukulan Smash

Pukulan smash merupakan pukulan keras dan tajam yang bertujuan untuk mematikan lawan secepat-cepatnya (Subarjah dan Hidayat, 2007: 69). Gerakan smash hampir sama dengan gerakan lob dan dropshot, perkenaan raket lurus, bisa juga dengan cara dimiringkan. Adapun pukulan smash dalam penelitian ini adalah pukulan overhead backhand smash yang tentunya dilakukan dengan cara backhand. Selain itu, pukulan jenis ini paling sulit dilakukan karena salah satunya harus mempunyai koordinasi gerak yang bagus.

3. Akurasi (accuracy)

Menurut Ong Ewe Hock, didalam bukunya Badminton Secrets berpendapat bahwa accuracy merupakan keterampilan yang sangat utama atau penting dalam permainan bulu tangkis.Keterampilan ini akan sangat bergantung terhadap kebugaran, teknik dan langkah kaki. Akurasi dan konsistensi penampilan dalam sebuah pertandingan akan memberi seorang pemain kepada lawan untuk melakukan kesalahan yang tidak perlu. Meskipun pemain memiliki pukulan-pukulan yang bagus, jika tidak memiliki tingkat akurasi maka semua akan percuma. Namun, pemain bisa meningkatkan akurasi dengan melakukan latihan yang berbeda-beda dengan cara mengarahkan

shuttlecock ke posisi yang sama dengan berulang kali. Adapun akurasi dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan tes (clear test) kepada sampel yang dimana tes ini ada poin-poin sehingga sampel harus memasuki area dari poin tersebut.

4. Kecepatan

Menurut Dick (1989: 54) kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari system pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.Sedangkan menurut Blommfield kecepatan bergerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk


(17)

44

menggerakan anggota tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerak (gerakan) melawan tahapan gerak yang berbeda-beda dengan kecepatan yang setinggi-tingginya.Batasan ini mengacu pada kecepatan maksimal yang siklis atau kecepatan maksimal yang asiklis. (Bloomfield, Ackland dan Eliot,1994: 25). Adapun yang dimaksud kecepatan dalam penelitian ini merupakan kecepatan shuttlecock yang dipukul dengan sekuat tenaga oleh sampel sehingga menghasilkan kecepatan maksimal yang nantinya dimasukan ke

software frame dias IV.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada.

Penelitian ini termasuk penelitian Tesdan Pengukuran dengan menggunakan instrumentest dan pengukuran untuk mengetahui tingkat akurasidan kecepatan

shuttlecock pada saat melakukan teknik backhand overhead smash menggunakan upper grips dan lower gripspada sampel. Tesdan Pengukuran yang yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Clear Test (setiap sampel diberikan sepuluh kali kesempatan)

Menurut D. Ray Collins dalam bukunya yang berjudul “Sport Skills Test” , bahwa Validitas dari Clear Testini sebesar 0.78 sedangkan Reliabilitasnya sebesar 0.83. artinya mendekati 1 yang berarti test ini sudah valid dan reliabel. Adapun satuan hasil tes (clear test) ini adalah poin, dimana poin tertinggi dalam tes ini adalah empat (4), sedangkan poin terendah dalam tes (clear test) ini adalah satu (1).


(18)

45

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

Untuk lebih jelasnya bagaimana clear test pada penelitian ini diberikan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 View Inside Shematic Experiment

(Sumber : The Master’s Tred)

Keterangan :

: Sampel Angka 1, 2, 3 dan 4 : Target

Kamera 1 : untuk video ketika sampel melakukan teknik overhead

backhand smash

Kamera 2 : untuk video melihat hasil dari teknik overhead backhand

smash

2. Software Frame Dias IV

Frame Dias merupakan software yang menyediakan sistem tracking

lintasan objek baik secara otomatis maupun manual. Frame Dias dapat digunakan untuk menganalisis variasi gerak secara 2 atau 3 Dimensi. Fitur yang dimiliki oleh

Frame Dias adalah sebagai berikut.

a. Fleksibel

Frame Dias dapat digunakan untuk situasi indoor dan outdoor. Proses

kalibrasi dapat dilakukan pada beberapa titik untuk analisis 2D atau 3D. Auto

tracking dapat dilakukan dengan menandai objek dengan reflective marker.

Sedangkan Manual Tracking dapat diaplikasikan pada situasi sulit yang tidak


(19)

46

memungkinkan menggunakan marker. Kamera yang digunakan pun bisa bervariasi mulai dari kecepatan normal hingga tinggi.

b. Portable

Frame Dias dapat menghasilkan data dari eksperimen dan situasi praktik.

Video yang direkam di lapangan kemudian dapat dianalisis di laboratorium. Untuk analisis 2 Dimensi membutuhkan minimal satu kamera, sedangkan analisis 3 Dimensi membutuhkan sedikitnya dua kamera.

c. Andal

Kemampuan software sangat baik untuk mendigitalisasi data video melalui servis Auto/Manual tracking, interval digitizing, interpolation dan reverse

playback. Selanjutnya variabel kinematika pun dapat ditentukan dengan

mengacu pada koordinat marker. Output dari software ini berupa file teks dalam tabel yang berisi data koordinat.

d. Murah

Software Frame Dias dapat mengolah data video AVI. Video tersebut dapat

diambil hanya dengan menggunakan satu atau dua kamera, bergantung tipe analisis dapat yang dipilih.

e. Educational

Penggunaan softwareFrame Dias sangat mendukung pada penelitian di bidang akademisi. Percobaan yang berulang akan menambah akurasi data. Siswa pun dapat belajar mengenai teknik biomekanik seperti metode DLT. Untuk menganalisis dengan program dengan metode statistik secara mandiri, maka data koordinat dapat dieksport menjadi data tabel koordinat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan oleh Gambar 3.5. Langkah pertama adalah pengambilan data menggunakan 2 jenis pegangan raket

(upper grips dan lower grips) dan 10 sampel. Dalam penelitian ini sampel yang

dimaksud adalah pemain bulutangkis yang memiliki teknik overhead backhand

smash di atas rata-rata. Tiap sampel melakukan teknik overhead backhand smash


(20)

47

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

merekam sampel yang melakukan teknik overhead backhand smash dengan menggunakan 2 buah kamera. Hasil rekaman yang didapat berjumlah 20 video untuk menentukan kecepatan awal dan 20 video untuk menentukan kecepatan akhir. Jumlah 20 video didapatkan dari 10 sampel yang melakukan teknik

overhead backhand smash dengan menggunakan 2 jenis pegangan raket (upper grips dan lower grips).

Selanjutnya seluruh video yang didapat dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Frame Dias IV. Prinsif dasar penggunaan perangkat lunak ini adalah menterjemahkan video yang diinput menjadi set data kecepatan bola. Kecepatan rata-rata untuk masing-masing jenis pegangan raket (upper grips dan

lower grips) yang dihitung dengan merata-ratakan data kecepatan semua sampel

untuk masing-masing pegangan raket (upper grips dan lower grips). Setelah data kecepatan rata-rata untuk semua jenis karet bet didapat. Selanjutnya hal yang dilakukan adalah perbandingan data kecepatan dan akurasi untuk masing-masing pegangan raket (upper grips dan lower grips) untuk menentukan nilai signifikansi.


(21)

48

Gambar 3.3 Teknik pengumpulan Data (Submer : Penulis)

G. Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for

windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi

serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).

Selanjutnya, data yang dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat akurasi dan kecevatan satelkok. Analisis yang pertama adalah uji normalitas untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis ini menggunakan uji statistik One

Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk

menentukan normalitas suatu kumpulan data.

Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk masing-masing data. Perbandingan dilakulan terhadap satu data dengan data yang lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang digunakan adalah independent sample t test. Tingkat kepercayaan analisis data

pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah


(22)

60

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara pegangan raket bawah (lower grips) dengan pegangan raket atas (upper grips) terhadap akurasi shuttlecock atau dianggap sama dengan nilai probabilitas (sig) 0.156 atau > 0.05.

2. Terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara pegangan raket bawah (lower grips) dengan pegangan raket atas (upper grips) terhadap kecepatan shuttlecock. Dimana pegangan raket bawah (lower grips) memiliki hasil lebih baik dari pada pegangan raket atas (upper grips). dengan nilai probabilitas (sig) 0.002 atau < 0.05.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan

literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan :

1. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan tidak hanya teknik overhead

backhand smash saja akan tetapi di semua pukulan (strokes) bulutangkis.

2. Peneliti berharap seorang atlet bulutangkis selain memiliki fisik yang prima, juga harus mempunyai teknik dasar yang bagus khususnya

overhead backhand smash.

3. Peneliti berharap agar mencoba melaksanakan tes dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki tingkat kemahiran dalam keterampilan teknik overhead backhand smash.


(23)

61

4. Peneliti berharap lebih mengintegrasikan teknologi ke dalam pola


(24)

61

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

DAFTAR PUSTAKA

Abiding, Yunus.(2009). Kemampuan berbahasa Indonesia di perguruan

tinggi.Bandung : Maulana Media Grafika Bandung.

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya : Amelia

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah. Bandung: UPI.

Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007).Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Purwodarminto. (1972). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Rahmat, A dan Hidayat, Y. (2010).Permainan bulutangkis.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Richard L. Brown dan Joe Anderson. (1996). Bugar Dengan Lari. Jakarta : PT Grapindo Pribadi

Subarjah, H.(2010).“Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bulutangkis Studi Eksperimen Pada Siswa Diklat Bulutangkis Fpok-Upi”. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, Adang. (2012). Metode Penelitian Olahraga.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Subarjah, Herman. (2009). Permainan Bulutangkis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(25)

62

Sutrisno Hadi. (1995). Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta : Andi Offset Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah.Bandung : UPI.

Yeon, L S. (2012). Badminton Secrets._____ :The Master’s Tred.

SUMBER INTERNET

Berita Unik. [Online]. Alat Pengukur Kecepatan Smash Bulutangkis. Tersedia :

http://www.beritaunik.net/olahraga/alat-pengukur-kecepatan-smash-bulutangkis. [04 Juli 2013]

Master Bulutangkis. [Online]. Cara Melakukan Pukulan Backhand Overhead. Tersedia:

http://master-bulutangkis.blogspot.com/2013/03/cara-melakukan-pukulan-backhand-overhead.html#.Ue-K_I2j3LQ [15 Juli 2013]

Master Bulutangkis. [Online]. Cara Memahami Shuttlecock Tersedia:

http://master-bulutangkis.blogspot.com/2013/03/cara-memahami-shuttlecock.html#.Ue-MZY2j3LQ [24 Juli 2013]

Ulfah. [Online]. Teknik Dasar Cara Memegang Raket. Tersedia :

http://master- bulutangkis.blogspot.com/2013/03/teknik-dasar-cara-memegang-raket.html#.Ue-MwY2j3LQ [24 Juli 2013]


(1)

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu merekam sampel yang melakukan teknik overhead backhand smash dengan menggunakan 2 buah kamera. Hasil rekaman yang didapat berjumlah 20 video untuk menentukan kecepatan awal dan 20 video untuk menentukan kecepatan akhir. Jumlah 20 video didapatkan dari 10 sampel yang melakukan teknik overhead backhand smash dengan menggunakan 2 jenis pegangan raket (upper grips dan lower grips).

Selanjutnya seluruh video yang didapat dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Frame Dias IV. Prinsif dasar penggunaan perangkat lunak ini adalah menterjemahkan video yang diinput menjadi set data kecepatan bola. Kecepatan rata-rata untuk masing-masing jenis pegangan raket (upper grips dan lower grips) yang dihitung dengan merata-ratakan data kecepatan semua sampel untuk masing-masing pegangan raket (upper grips dan lower grips). Setelah data kecepatan rata-rata untuk semua jenis karet bet didapat. Selanjutnya hal yang dilakukan adalah perbandingan data kecepatan dan akurasi untuk masing-masing pegangan raket (upper grips dan lower grips) untuk menentukan nilai signifikansi.


(2)

48

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

Gambar 3.3 Teknik pengumpulan Data (Submer : Penulis) G. Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).

Selanjutnya, data yang dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat akurasi dan kecevatan satelkok. Analisis yang pertama adalah uji normalitas untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan data.

Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk masing-masing data. Perbandingan dilakulan terhadap satu data dengan data yang lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang digunakan adalah independent sample t test. Tingkat kepercayaan analisis data

pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah


(3)

60

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara pegangan raket bawah (lower grips) dengan pegangan raket atas (upper grips) terhadap akurasi shuttlecock atau dianggap sama dengan nilai probabilitas (sig) 0.156 atau > 0.05.

2. Terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara pegangan raket bawah (lower grips) dengan pegangan raket atas (upper grips) terhadap kecepatan shuttlecock. Dimana pegangan raket bawah (lower grips) memiliki hasil lebih baik dari pada pegangan raket atas (upper grips). dengan nilai probabilitas (sig) 0.002 atau < 0.05.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan :

1. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan tidak hanya teknik overhead backhand smash saja akan tetapi di semua pukulan (strokes) bulutangkis. 2. Peneliti berharap seorang atlet bulutangkis selain memiliki fisik yang

prima, juga harus mempunyai teknik dasar yang bagus khususnya overhead backhand smash.

3. Peneliti berharap agar mencoba melaksanakan tes dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki tingkat kemahiran dalam keterampilan teknik overhead backhand smash.


(4)

61

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

4. Peneliti berharap lebih mengintegrasikan teknologi ke dalam pola pembinaan bulutangkis.


(5)

61

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu

DAFTAR PUSTAKA

Abiding, Yunus.(2009). Kemampuan berbahasa Indonesia di perguruan tinggi.Bandung : Maulana Media Grafika Bandung.

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya : Amelia

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007).Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Purwodarminto. (1972). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Rahmat, A dan Hidayat, Y. (2010).Permainan bulutangkis.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Richard L. Brown dan Joe Anderson. (1996). Bugar Dengan Lari. Jakarta : PT Grapindo Pribadi

Subarjah, H.(2010).“Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bulutangkis Studi Eksperimen Pada Siswa Diklat Bulutangkis Fpok-Upi”. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, Adang. (2012). Metode Penelitian Olahraga.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Subarjah, Herman. (2009). Permainan Bulutangkis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.


(6)

62

Rahmat Hidayatuloh, 2013

Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu Sutrisno Hadi. (1995). Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta : Andi Offset Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah.Bandung : UPI.

Yeon, L S. (2012). Badminton Secrets._____ :The Master’s Tred. SUMBER INTERNET

Berita Unik. [Online]. Alat Pengukur Kecepatan Smash Bulutangkis. Tersedia :

http://www.beritaunik.net/olahraga/alat-pengukur-kecepatan-smash-bulutangkis. [04 Juli 2013]

Master Bulutangkis. [Online]. Cara Melakukan Pukulan Backhand Overhead. Tersedia: http://master-bulutangkis.blogspot.com/2013/03/cara-melakukan-pukulan-backhand-overhead.html#.Ue-K_I2j3LQ [15 Juli 2013]

Master Bulutangkis. [Online]. Cara Memahami Shuttlecock Tersedia:

http://master-bulutangkis.blogspot.com/2013/03/cara-memahami-shuttlecock.html#.Ue-MZY2j3LQ [24 Juli 2013]

Ulfah. [Online]. Teknik Dasar Cara Memegang Raket. Tersedia : http://master-