Apa hubungan antara konsumsi dan tabungan?

Liputan6.com, Jakarta Fungsi konsumsi dan tabungan sangat berkaitan dengan penghasilan seseorang. Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan penggunaan barang dan jasa dalam rumah tangga. Tujuan utamanya adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang didapatkan.

Sama persis seperti konsumsi, tabungan berasal dari penghasilan. Perbedaannya, konsumsi adalah penghasilan yang dikeluarkan dan tabungan adalah penghasilan yang disimpan. Dari sini dapat dipahami bahwa fungsi konsumsi dan tabungan perlu dimengerti untuk pengelolaan keuangan yang benar.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi fungsi konsumsi dan tabungan. Meliputi ekonomi, kekayaan, penghasilan, suku bunga, kemampuan hemat, dan dana pensiun. Benar sekali, tinggi rendahnya penghasilan seseorang adalah faktor paling penting dalam fungsi ini. Agar bisa langsung menghitungnya dengan benar, simak lebih jauh.

Berikut Liputan6.com ulas fungsi konsumsi dan tabungan lebih jauh dari berbagai sumber, Minggu (31/1/2021).

Apa hubungan antara konsumsi dan tabungan?

Perbesar

Ilustrasi belajar | pexels.com/@olly

Menurut Dr. Mubyarto dalam bukunya Teori Ekonomi dan Penerapannya di Asia (1981), pertambahan pendapatan akan membuat pertambahan konsumsi dan tabungan.

Fungsi konsumsi dan tabungan bisa dituliskan dalam rumus tertentu. Fungsi konsumsi adalah hubungan jumlah konsumsi dan penghasilan.

Fungsi tabungan adalah hubungan jumlah tabungan dengan penghasilan. Maka fungsi konsumsi dan tabungan dapat dituliskan dengan rumus:

Y = C + S

Keterangannya:

Y disebut sebagai pendapatan

C disebut sebagai konsumsi

S disebut sebagai tabungan

Apa hubungan antara konsumsi dan tabungan?

Perbesar

Ilustrasi belajar | Credit: pexels.com/pixabay

Fungsi konsumsi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi yang bernama John Maynard Keynes. Ada empat asumsi yang disampaikan oleh Keynes yang menunjukkan sifat khusus pada fungsi konsumsi berkaitan dengan fungsi konsumsi dan tabungan.

Menurut Keynes:

1. Terdapat sejumlah konsumsi mutlak (absolut) tertentu untuk mempertahankan hidup walaupun tidak mempunyai pendapatan uang.

2. Konsumsi berhubungan dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposible income), yaitu C = f (Yd).

3. Jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.

4. Proporsi kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan untuk konsumsi adalah konstan. Proporsi ini disebut kecenderungan konsumsi marginal (marginal propensity to consume – MPC).

Apa hubungan antara konsumsi dan tabungan?

Perbesar

Ilustrasi Belajar | Credit: pexels.com/pixabay

Jika sudah memahami fungsi konsumsi dari keempat asumsi yang disampaikan oleh Keynes, maka fungsi konsumsi yang akan mencetuskan fungsi konsumsi dan tabungan dapat ditulis sebagai berikut.

Fungsi Konsumsi

C = a + b Yd

Keterangannya:

C disebut sebagai konsumsi

Yd disebut sebagai pendapatan yang dapat dibelanjakan

a disebut sebagai konsumsi dasar tertentu yang tidak tergantung pada pendapatan

b disebut kecenderungan konsumsi marginal (MPC)

Fungsi Tabungan

Y = C + S

Y =  (a + b Yd) + S

S =  Y - (a + b Yd)

S = -a + (1 – b) Yd

Keterangannya:

S disebut sebagai tabungan

a disebut sebagai tabungan negatif bila pendapatan sama dengan nol

(1 – b) disebut sebagai kecenderungan menabung marginal (MPS)

Yd disebut sebagai pendapatan yang dapat dibelanjakan

Apabila diperhatikan lebih lanjut:

1. Pada persamaan tabungan è MPS = (1 – b)

2. Pada persamaan konsumsi è MPC = b

Dapat diartikan sebagai berikut:

MPS = 1 – MPC

MPS + MPC = 1

Jika fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan C = 15 + 0,75 Yd, pendapatan yang dapat dibelanjakan adalah Rp 30 milyar.

1. Berapa nilai konsumsi agregat?

2. Berapa besar keseimbangan pendapatan nasional?

Penyelesaian:

1. Jika Yd = Rp 30 milyar, maka C = 15 + 0,75 (30).

Jawabannya adalah C = 37,5 milyar

2. Yd = C + S atau S = Yd – C

S = Yd – (15 + 0,75 Yd)

S = 0,25 Yd - 15

Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0

Jadi, 0 = 0,25 Yd – 15

0,25 Yd = 15

Yd = 60 milyar

C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar

Jika fungsi konsumsi C = 95.000 + 0,75Y dalam rupiah, sedangkan C merupakan besarnya konsumsi, Y besarnya pendapatan, maka besarnya konsumsi apabila tabungan sebesar Rpl00.000,00 adalah..

Penyelesaian:

Y = C + S

Y = 95.000 + 0,75Y + 100.000

Y - 0.75Y = 95.000 + 100.000

(1 - 0.75)Y = 195.000

(0,25)Y = 195.000

Y = 195.000 / 0,25

Y = 780.000

Jika diketahui nilai Y = 780.000 maka besar konsumsi (C) adalah ...

(kembali ke bentuk persamaan C )

C = 95.000 + 0.75Y

C = 95.000 + 0.75 x 780.000

C = 95.000 + 585.000

C = 680.000

Bpk. Mardan memiliki pendapatan awal sebesar Rp1.000.000,00 dengan fungsi konsumsi C = 150.000 + 0,70Y. Pada saat pendapatannya naik menjadi Rp3.500.000,00 maka besarnya tabungan yang dimiliki Bpk. Mardan adalah..

Penyelesaian:

Y = C + S

S = Y – C

S = 3.500.000 – (150.000 + 0,70 x 3.500.000)

S = 3.500.000 – (150.000 + 2.450.000)

S = 3.500.000 – (2.600.000)

S = 900.000

Lanjutkan Membaca ↓

Apa hubungan antara konsumsi dan tabungan?

Pendapatan nasional umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Foto: Pexels.com

Temukan jawaban dari pertanyaan, jelaskan hubungan antara pendapatan, konsumsi, dan investasi, pada pembahasan mengenai faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara di bawah ini.

Pendapatan nasional merupakan keseluruhan pendapatan negara yang diperoleh masyarakat dalam suatu negara melalui kegiatan ekonomi.

Pendapatan nasional biasanya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pendapatan, konsumsi, dan investasi. Untuk mengetahui hubungan dari ketiga faktor ini, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Pendapatan Nasional

Menurut Wahyu Rini Mulyasari, S.Pd dalam buku Pendapatan Nasional Ekonomi Kelas X, pengertian dari pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diperoleh semua masyarakat atau pelaku ekonomi yang tinggal di suatu negara dalam kurun waktu tertentu.

Jumlah pendapatan nasional biasanya disamakan dengan hasil produk nasional, yang mana dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor. Jumlah pendapatan suatu negara juga biasanya dihitung dalam kurun waktu tertentu.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dikutip dari buku Perekonomian Indonesia karya Royda, berikut beberapa faktor yang memengaruhi pendapatan nasional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara ialah permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan tabungan, serta investasi. Foto: Pexels.com

1. Permintaan dan Penawaran Agregat

Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya pendapatan nasional adalah jumlah permintaan dan penawaran secara agregat di pasar dalam wilayah suatu negara.

Permintaan agregat adalah jumlah permintaan keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh berbagai pelaku ekonomi dengan menampilkan berbagai tingkat harga.

Berbeda dengan permintaan agregat, penawaran agregat adalah jumlah keseluruhan penawaran yang ditawarkan oleh rumah tangga produsen dengan tingkat harga tertentu.

Konsumsi dan tabungan merupakan dua faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan nasional. Konsumsi sendiri merupakan besaran pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu.

Tabungan sendiri merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan oleh masyarakat untuk kegiatan konsumsi, melainkan sebagai simpanan atau savings.

Dalam teori Psychological Consumption yang dikemukakan oleh Keynes, perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi juga berkaitan erat dengan pendapatan.

Investasi merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan suatu negara. Faktor investasi sangat berkaitan dengan tingkat tabungan masyarakat.

Investasi biasanya dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dan dimanfaatkan oleh rumah tangga produksi sebagai modal.

Hubungan Antara Pendapatan, Konsumsi, dan Investasi

Investasi merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional yang berhubungan erat dengan faktor tabungan. Foto: Pexels.com

Mengutip dari buku ajar Ekonomi Makro: Pendapatan Nasional yang disusun oleh Endra Sentosa, S.Pd, M.M, faktor pendapatan, konsumsi, dan investasi memiliki hubungan erat, bahkan saling memengaruhi.

Pendapatan dapat mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang didapat, maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi yang dilakukan, begitu pula sebaliknya.

Sisa pendapatan yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi disebut dengan tabungan. Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang dapat dimanfaatkan untuk investasi.

Semakin tinggi tingkat keinginan menabung, maka sedikit pula kemungkinan berinvestasi, begitu pula sebaliknya.

Apabila rumah tangga ingin menabung dengan jumlah yang lebih banyak dari keinginan pengusaha untuk investasi, penerimaan perusahaan akan lebih kecil dari pembayaran pendapatan nominal dan produksi akan turun.