Your browser isn’t supported anymore. Update it to get the best YouTube experience and our latest features. Learn more Show
Pengertian Takdir Mubram dan Contohnya – Dalam agama Islam, takdir dikenal dengan istilah ‘Qodar’. Kata takdir berasal dari kata qadara yang berarti ketentuan, karena sesungguhnya Allah SWT yang telah menentukan segala suatu perkara atas kehendak-Nya. Iman kepada takdir atau Qodho dan Qodar adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Qodho dan qodar mungkin seringkali dianggap sebagai istilah yang berkesinambungan serta memiliki makna yang sama, padahal tidak demikian. Qodho memiliki makna sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya, baik berupa penciptaan, perubahan, maupun peniadaan terhadap sesuatu. Sedangkan Qodar, bermakna sesuatu yang sudah ditentukan Allah SWT sejak zaman azali, dan takdir Mubram termasuk di dalamnya. Dengan begitu, Qodar ada lebih dahulu, barulah disusul dengan Qodho. Seorang muslim yang baik, harus beriman serta meyakini takdir yang terjadi di dalam hidupnya, entah itu takdir baik ataupun yang buruk, takdir Mubram maupun takdir Muallaq. Qodar Pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, takdir dibedakan menjadi dua macam, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Jika kita membahas takdir, hal itu merujuk kepada sesuatu hal yang memang harus terjadi di dalam kehidupan manusia. Takdir itu bisa berupa hal sekecil apapun, misalnya saat kita bertemu dengan seseorang di jalan. Rezeki, kelahiran, kematian, nasib, sampai jodoh seseorang, itu semua telah ditetapkan sebelumnya dalam suatu garis takdir manusia dan tidak ada yang bisa menebak dan tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah SWT. Makanya, karena kita tidak memiliki pengetahuan mengenai bagaimana takdir dari nasib hidup kita, kita harus berlomba-lomba untuk menjadi seorang muslim yang taat pada Allah SWT, itulah yang disebut dengan takdir Mubram. Lalu, apa saja sih sebetulnya macam-macam takdir, serta bagaimana takdir Mubram dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari? Yuk, simak penjelasan berikut! Konsep TakdirTakdir, sama halnya dengan Qodho dan Qodar, yaitu sesuatu yang semua manusia di bumi ini tidak mengetahui tentang takdir dalam hidupnya itu. Meski nyata, ada beberapa takdir yang dapat diubah oleh manusia melalui usaha dari manusia itu sendiri. Misalnya hidup dengan finansial yang sedikit, bisa kita ubah dengan cara bekerja keras, maka bisa membuat takdirnya berubah. Ada kata-kata bijak yang berkaitan dengan sebuah takdir, yaitu “tugas manusia itu hanyalah berusaha dan melakukan sebaik mungkin, untuk hasilnya, cukup serahkan semuanya kepada Allah SWT.” Nah, kalimat tersebut menegaskan kepada manusia untuk mengusahakan Qodho agar bisa menjadi Qodarnya. Tingkatan Beriman kepada TakdirSesungguhnya, beriman kepada takdir memiliki empat tingkatan, barangsiapa yang tidak mengimaninya, berarti tidak beriman kepada takdir.
1. Ilmu (Pengetahuan)Pada tingkatan pertama, yaitu ilmu atau pengetahuan adalah saat seseorang harus menyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala apapun, dari sesuatu yang ada (berwujud), sesuatu yang tidak ada, ataupun yang mungkin terjadi, sampai sesuatu yang mustahil untuk terjadi dan yang sedang terjadi. Dia mengetahui segalanya secara terperinci, yang terjadi di langit dan di bumi. Baik itu perbuatan-Nya sendiri maupun perbuatan makhluk-Nya. Penjelasan tersebut tertuang dalam kitab suci Al-Quran yang terdapat pada surah Al-An’am ayat 59, yang artinya: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.” (QS. Al-An’am:59). 2. PenulisanTingkatan kedua adalah penulisan atau Al-Kitabah. Dalam hal ini semua manusia harus mengimani dan meyakini bahwa segala sesuatu telah tercatat di dalam kitab mengenai seluruh alam semesta hingga hari kiamat.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hajj ayat 70 yang berarti: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS.Al-Hajj:70). 3. KehendakTingkatan yang ketiga adalah kehendak. Kehendak Allah SWT sifatnya umum, sehingga tak ada satupun di langit dan di bumi yang terjadi tanpa adanya kehendak dan keinginan Allah SWT. Apabila Allah SWT berkehendak maka terjadi, begitupun jika Allah SWT tidak berkehendak, maka tidak akan terjadi. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia” (QS. Yasin:82) 4. CiptaanTingkatan yang terakhir adalah ciptaan. Maksudnya adalah, manusia harus mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu yang ada di seluruh alam semesta ini, bahkan sampai kematian dari kehidupan makhluk-nya. Hal ini diungkapkan sebagaimana dalam Al-Quran surah Az-Zumar ayat 2, yang artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab dengan kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Az Zumar:2). Sebelum membahas mengenai takdir mubram dan contohnya, kita perlu ketahui juga kalau macam-macam takdir terbagi menjadi dua bagian. Ada takdir yang berdasarkan pada takdir yang berlaku, yang kedua adalah takdir yang berdasarkan pada kehendak Allah serta usaha manusia. Takdir Mubram dan Contohnya Serta Takdir Lainnya1. Takdir MubramTakdir mubram menurut bahasa bisa diartikan sebagai ketentuan atau keputusan yang sifatnya sudah tidak bisa dihindari lagi oleh siapapun. Keputusan atau apa saja yang sudah terjadi adalah atas kuasa dari Allah SWT. Secara istilah, takdir mubram adalah takdir yang absolut, letter lock, sudah paten untuk manusia yang pasti terjadi, tidak bisa diubah dengan cara apapun. Hal tersebut karena Allah SWT telah menjadikan takdir Mubram sebagai ketentuan yang bersifat mutlak dan manusia tidak diberikan peran untuk mewujudkannya. Takdir Mubram berkaitan erat dengan kelahiran dan juga kematian manusia. Bahkan, bagaimana fisik manusia sejak dari dalam kandungan pun sudah diatur dalam takdir Mubram. Adapun contoh takdir Mubram melingkupi jenis kelamin pada bayi, ciri fisik dari bayi, waktu kematian manusia, umurnya manusia, sampai jodoh. Hal ini juga telah disebutkan dalam Al-Quran pada surah Al-A’raf ayat 34, yang berarti: “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya.” (QS.Al-A’raf: 34) Contoh Takdir Mubram
2. Takdir MuallaqTakdir Muallaq memiliki perbedaan yang cukup besar dengan takdir Mubram. Takdir Muallaq berisikan ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan ikhtiar serta usaha manusia itu sendiri. Secara tidak langsung, usaha, doa, serta ikhtiar yang dilakukan oleh manusia, dipercaya mampu mengubah takdirnya. Hal-hal yang bisa diubah oleh manusia melalui usaha serta doa tersebut mencakup pada cita-cita dan juga impian seseorang, kesuksesan, sampai rezeki. Contoh Takdir Muallaq
Takdir Berdasarkan Takdir yang Berlaku1. Takdir yang bersifat umum (At-Taqdiirul ‘Aam)Takdir Allah SWT ini berlaku untuk seluruh alam karena Dialah Yang Maha Mengetahui, Maha Menciptakan, serta Maha Menghendaki. Hal ini ditunjukkan dalam Al-Quran yang berarti: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah“. (Al-Hajj: 70) 2. Takdir yang berlaku untuk manusia (At-Taqdiirul Basyari)Takdir pada jenis ini, berlaku kepada seluruh umat manusa, Allah SWT nantinya akan menentukan mana saja orang-orang yang akan berbahagia dan orang-orang yang akan celaka, hal itu bergantung kepada perbuatan serta amalan masing-masing manusia itu sendiri. Hal ini tertuang dalam Al-Quran yang berarti: “Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini Rabb-mu. Mereka menjawab, Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb).” (Al-A’raaf:172) 3. Takdir yang berlaku bagi usia (At-Taqdiirul ‘Umri)Pada takdir ini, apapun ketentuan yang akan terjadi pada seluruh makhluk-Nya, baik itu berupa kehidupan, kebahagiaan, kesengsaraan, usia, hingga akhir ajalnya merupakan ketetapan dari Allah SWT. Hal ini telah diungkapkan sebagaimana dalam hadist ash-Shadiqul Mashduq (Nabi Muhammad SAW) dalam Shahihain dari Ibnu Mas’ud, yang berarti: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” 4. Takdir yang berlaku tahunan (At-Taqdiirus Sanawi)Takdir ini berkaitan dengan malam Lailatul Qadar yang terjadi pada setiap tahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Tentu malam penuh berkah ini termasuk ke dalam takdir Allah SWT yang tidak bisa diganggu gugat oleh seluruh umat manusia. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa: “Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr:4-5) 5. Takdir yang berlaku harian (At-Taqdiirul Yaumi)Sebuah takdir, tidak hanya berlaku tahunan saja, tetapi juga harian, bahkan sepanjang kehidupan manusia. Baik itu takdir kehidupan, kematian, rezeki, bahkan hal seperti hujan yang akan turun juga sudah ditentukan oleh takdir. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran pada surah Ar-Rahman, yang berarti: “Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS.Arrahman: 29) Dengan beriman kepada takdir Allah SWT, maka seluruh umat manusia akan merasa bahwa dirinya tidak boleh bersikap sombong, karena ia akan sadar bahwa semua hal telah ditentukan oleh Allah SWT. Selain itu, manusia hendaknya senantiasa bersyukur dan juga bersabar atas segala hal yang sudah ditetapkan dan diberikan oleh Allah SWT apapun jenisnya. Saat umat muslim mempercayai serta mengimani takdir yang Allah berikan, mereka akan lebih optimis dan tidak mudah menyerah ketika menjalani hidup, karena ada hal-hal yang bisa diperbaiki jika kita mau berusaha. Grameds, itulah penjelasan mengenai takdir mubram dan contohnya, serta penjelasan mengenai takdir lainnya secara lebih rinci. Sebagai umat muslim yang baik, pastinya kita harus selalu mengimani dan mempercayai apapun takdir yang terjadi di dalam kehidupan kita ini. Jika #SahabatTanpaBatas memiliki keinginan untuk diwujudkan segala sesuatunya, maka berusahalah secara sungguh-sungguh, jangan lupa jyga untuk selalu berdoa pada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam menjalaninya. Untuk kamu yang ingin memperluas ilmu tentang takdir mubram dan contohnya, atau takdir secara keseluruhan, kamu bisa #LebihDenganMembaca buku-buku agama lainnya yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.com. Rekomendasi Buku & Artikel TerkaitPenulis: Nurul Ismi Humairoh BACA JUGA:
|