Apa fungsi akal pada manusia

DOI: https://doi.org/10.46963/mpgmi.v1i1.34

Allah Swt menetapkan manusia sebagai Khalifatullah, karena selain memiliki bentuk fisik yang sempurna, manusia juga dianugerahi potensi yang membedakannya dengan mahluk ciptaan Allah lainnya yaitu akal. Akal berarti daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya yang digambarkan Al-Qur’an untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitar, bahkan dalam Al-Qur’an kata ‘aql di ulang sebanyak 46 kali. Oleh karena itu, akal menjadi kunci untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dari alam semesta beserta isinya melalui isyarat-isyarat ilmiah yang terdapat dalam ayat-ayat kuaniyah.

Untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui isyarat-isyarat ilmiah tersebut, manusia dituntut untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, salah satu potensi yang paling urgen adalah akal, karena melalui proses akal manusia mampu berpikir logis dan kritis sehingga dapat menghasilkan banyak pengetahuan, dengan catatan pengetahuan yang diperoleh itu memberikan manfaat kepada orang lain sebagai bentuk hasil olah akal pikiran yang rahmatan lil a’lamin. Hal ini telah dilakukan para pemikir-pemikir Islam terdahulu, melalui kajian Al-Qur’an berdasarkan isyarat-isyarat ilmiah dengan ketekunan dan kesungguhan mereka telah membuktikannya. Salah seorang di antaranya adalah Ibnu Sina yang terkenal dengan ilmu kedokterannya, memberikan sumbangsih yang luar biasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam perkembangan dunia medis.

Oleh karena itu, Allah Swt melalui kalam-Nya dalam Al-Qur’an mencela orang-orang yang tidak menggunakan akalnya untuk mencari pengetahuan yang sangat luas di jagat raya ini, karena sama saja dengan memubazirkan potensi akal yang sangat berharga tersebut. Jadi Al-Qur’an sebagai Kalamullah tidak hanya membahas tentang masalah ibadah atau sebatas Hablumminallah, tetapi juga sarat akan perintah pengembangan akal dan pengetahuan yang memberikan sumbangsih yang luar biasa dalam proses kehidupan manusia dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kata kunci: Akal, Pengetahuan, Al-Qur’an

perkataan orang munafik banyak yaitu apa saja​

4. Pak Syamsuri bertindak sebagai khatib Jumat. Ketika khotbah kedua Pak Syamsuri memulai khotbah dengan membaca... atau pujian kepada Allah Swt.​

12 Hadiah merupakan salah satu yang dianjurkan dalam syariat Islam. Salah satu contoh hadiah adalah.... a. Ikbal dibelikan sepeda motor oleh ayahnya b … . Adi memberi sebagian uangnya kepada pengemis 13 Perhatikan hadis berikut! c. Aziz memberikan makanan kepada fakir miskin d. Riki mendapat uang karena menjadi juara adzan​

apakah nama kota yang di bangun oleh Khalifah abu Ja'far Al Mansurnama KOTA yaa bukan ibukota jawab ny jangan ngasal yaa makasih​

bantu jawab ka.. tentang hadist​

menjelaskan tentang manusia yg memakai nama Asmaul Husna ​

Berikut yang termasuk musibah dengan kategori fisik adalah .... a. rasa lapar dan kesedihanb. penyakit dan keletihan c. penyakit dan kematian d. kemat … ian dan rasa lapar​

وما يعلم جنود ربك إلا هو .50 Potongan ayat di atas menjelaskan tentang a. asal mula kejadian malaikat b. jumlah malaikat Allah C. malaikat dapat berub … ah bentuk d. malaikat Allah adalah makhluk gaib ​

Sebutkan perguruan tinggi yang berdiri pada masa Daulah Abbasiyah​

ayat diatas adalah إن الله مع الصابرين surat... a. Az Zumar ayat 53 b. Al Balad ayat 10 c. Al Baqoroh ayat 255 d. Al Baqoroh ayat 153​

Akal dan hati manusia mempunyai peran dan fungsi masing-masing

Republika TV

Akal dan hati manusia mempunyai peran dan fungsi masing-masing. Ilustrasi dzikir mensucikan hati

Red: Nashih Nashrullah

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, — Sejak dulu para filsuf memisahkan antara akal dan hati. Akal lebih berkaitan dengan logika. Berpikir, berdalil, mengkaji berbagai cabang ilmu, dan filsafat.

Baca Juga

Ini semua adalah domain akal. Sementara hati lebih berkaitan dengan rasa dan seni. Menggubah puisi, menciptakan karya seni dan sebagainya, ini masuk dalam domain hati. 

Benarkah akal dan hati bisa dipisah? Benarkah keduanya memiliki fungsi yang berbeda? Ada baiknya kita melihat bagaimana Alquran membicarakan hal ini.  

Tidak ditemukan dalam Alquran kata ‘akal’ (العقل) dalam bentuk isim. Yang ada, kata akal selalu disebutkan selalu dalam bentuk fi’il (kata kerja) seperti : تعقلون , نعقل  

Ini menjadi indikasi bahwa akal bukanlah benda atau alat, melainkan fungsi atau aktivitas. Dari sini tampak beda antara akal dengan otak (الدماغ/المخ). 

Kalau akal adalah fungsi dan aktivitas, lalu apa alat yang menjadi medianya? Itulah hati. Coba perhatikan ayat berikut :

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ (الحج : 46)

“Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi sehingga mereka punya hati yang dengan hati itu mereka berakal (berpikir), atau telinga yang mereka gunakan untuk mendengar, karena sesungguhnya bukan mata yang buta, melainkan hati yang ada di dada.” (QS Al Hajj ayat 46) 

Fokuskan pada kalimat : قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا “hati yang dengannya mereka berpikir…”. Ternyata berpikir itu menggunakan hati. 

Ada yang mencoba mentakwil kata ‘hati’ di sini, dan mengatakan bahwa boleh jadi yang dimaksud dengan hati dalam ayat ini adalah otak. Bagian akhir ayat membantah takwil ini, karena dengan tegas disebutkan: “hati yang di dada…” bukan yang di kepala.   

Hakikat hati, rasa, akal, pikiran dan hubungannya dengan otak dan jantung, tentu tidak sesederhana itu. Para ilmuwan terus mengkaji hal ini. Tentu dengan latarbelakang keilmuan dan ideologi masing-masing.  

Hanya, melihat hati hanya sebagai alat yang bertugas memompa darah semata, tidaklah tepat.  

Seorang ilmuwan bernama Paul Pearsall, melakukan penelitian yang ia tuangkan dalam bukunya berjudul The Heart’s Code, menyimpulkan bahwa hati sesungguhnya memiliki otak tersendiri (brain of heart). Jumlah sel ‘otaknya’ tak kurang dari 40 ribu sel. 

Ini menjadi bukti tersendiri bahwa otak (yang ada di kepala) bukanlah organ satu-satunya yang memainkan peran penting dalam diri manusia.   

Dalam khazanah keilmuan Islam, ada orang yang berusaha ‘menemukan’ Allah SWT dengan mempertajam pikirannya (akal), dan ada yang dengan cara mempertajam mata hatinya. 

Cara pertama banyak ditempuh para filsuf. Sementara cara kedua banyak ditempuh para sufi. Kedua cara tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Karena, baik hati maupun akal, dua-duanya adalah hibah dari Allah yang dikaruniakan kepada makhluk paling mulia bernama manusia.

Suatu kali Abu Ali Ibnu Sina (filsuf ) bertemu Abu Sa’id Ibnu Abil Khair (sufi) di Nisabur. Pertemuan itu berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Keduanya berdiskusi dalam banyak hal. Setelah tiga hari berlalu mereka pun berpisah.

Murid-murid Ibnu Sina bertanya kepada sang guru tentang sosok Abu Sa’id Ibnu Abil Khair. Ibnu Sina menjawab dalam kalimat pendek nan padat :

ما أعلمه يراه “Apa yang aku ketahui, dia 'melihatnya'.”

Di sisi lain, murid-murid Abu Sa’id Ibnu Abil Khair juga bertanya kepada guru mereka tentang sosok Ibnu Sina. Abu Sa’id juga menjawab dengan kalimat pendek nan padat :

ما أراه يعلمه “Apa yang aku 'lihat', dia mengetahuinya.”

Imam Al Ghazali pernah memberikan sebuah perumpamaan yang sangat menginspirasi:

Seseorang membuat kolam. Untuk mengisi kolam itu dengan air, orang ini bisa menempuh dua cara. Cara pertama, dia gali parit menuju sungai terdekat lalu dia alirkan air sungai itu ke dalam kolam. Cara kedua, kolam tersebut dia gali lebih dalam lagi sampai menemukan sumber mata air.

Kolam adalah perumpamaan untuk hati. Air yang dicari adalah perumpamaan untuk ilmu dan pengetahuan. Parit yang digali untuk mendapatkan air dari sungai terdekat adalah perumpamaan untuk panca indra.

Sementara menggali kolam lebih dalam untuk mendapatkan sumber mata air yang jernih adalah perumpaan untuk penyucian hati. Manakah dari kedua cara itu yang lebih bisa mendatangkan air yang jernih?

اللهم آت نفوسنا تقواها وزكها أنت خير من زكاها أنت وليها ومولاها  

Apa fungsi akal pada manusia