Apa arti gereja yang satu kudus katolik dan apostolik brainly?

» Kelas11 pendidikan agama katolik dan budi pekerti buku siswa 1657

» Memahami Arti dan Makna Gereja

» Makna Gereja sebagai Umat Allah menurut Ajaran Gereja

» Menghayati Makna Gereja sebagai Umat Allah dalam Hidup Sehari-hari. Releksi :

» Ajaran Gereja tentang Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka Model Gereja setelah Konsili Vatikan II

» Perubahan Cara Pandang Gereja Menghayati Gereja sebagai Persekutuan Umat Bersifat Terbuka

» Makna Kesatuan Gereja dalam Pengalaman Hidup Kita

» Ajaran Kitab Suci Kesatuan Gereja menurut Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja

» Upaya Memperjuangkan Kesatuan Gereja

» Makna Kekudusan Gereja Segi-Segi Kekudusan Gereja

» Ajaran Kitab Suci Tentu saja bahwa kekudusan Gereja bersumber pada ajaran Kitab suci. Dapatkah Ajaran Gereja Simaklah ajaran Gereja tentang kekudusan Gereja berikut ini

» Usaha Memperjuangkan Kekudusan Gereja

» Makna Kekatolikan Gereja dalam Hidup Kita

» Makna Kekatolikan dalam Dokumen Ajaran Gereja

» Makna Keapostolikan Gereja Gereja yang Apostolik

» Makna Keapostolikan menurut Kitab Suci Ajaran Gereja tentang Keapostolikan

» Upaya untuk Menghayati Keapostolikan Gereja

» Apa itu Hierarki Gereja Katolik

» Ajaran-Ajaran Kitab Suci tentang Panggilan dan Pilihan Tuhan untuk Menjadi Gembala Umat Hierarki

» Ajaran Gereja tentang Hierarki Gereja Katolik

» Pemahaman tentang Makna Kaum Awam dalam Gereja Katolik

» Makna Awam dan Kerasulan Awam dalam Ajaran Gereja Katolik

» Hubungan Kaum Awam dan Hirarki

» Menghayati Hubungan Awam dan Hierarki Rekeksi

» Doa sebagai Sarana Pengudusan

» Makna Sakramen Sakramen adalah Lambang atau Simbol

» Sakramen-Sakramen Mengungkapkan Karya Tuhan yang Menyelamatkan Sakramen-Sakramen Meningkatkan dan Menjamin Mutu Hidup Kita sebagai Orang Kristiani

» Pembagian Sakramen-Sakramen Gereja Ketujuh Sakramen Gereja Pertama; Sakramen PembaptisanPermandian

» Makna Doa menurut Ajaran Gereja Menghayati Liturgi Gereja

» Ajaran Kitab Suci tentang Tugas Pewartaan Ajaran Gereja tentang Tugas Pewartaan Kerygma

» Makna Tugas Gereja yang Mewartakan Menghayati Tugas Pewartaan dalam Hidup Sehari-Hari sebagai Orang Katolik.

» Makna menjadi Saksi Yesus Kristus

» Pesan Kitab Suci tentang Kesaksian martyria sebagai Murid Yesus Kesaksian sebagai pengikut Yesus Kristus melalui Kesaksian Hidup

» Makna Gereja yang Membangun Persekutuan

» Ajaran Kitab Suci tentang Persekutuan Umat Komunitas Basis Gere- jani. Menghayati Persekutuan dalam Gereja Refleksi

» Makna Melayani Gereja yang Melayani Diakonina

» Semangat Pelayanan Gereja dalam Terang Kitab Suci

» Menghayati tugas Gereja yang melayani Refleksi

» Identiikasi permasalahan-permasalahan dunia saat ini. Masalah perdamaian umat manusia di dunia

» Masalah keadilan dalam hidup manusia di dunia

» Masalah lingkungan alam di dunia

» Ajaran Kitab Suci tentang Perdamaian dan Keadilan. Simaklah kisah Kitab Suci berikut ini Ajaran Gereja tentang Perdamaian dan Keadilan, serta Kesejahteraan

» Ajaran Gereja tentang Kelestarian Lingkungan Alam

» Menghayati Keadilan, Kedamaian dan Kesejahteraan

» Makna Hubungan Gereja dan Dunia

» Keprihatinan Sosial Kaum Pekerja di Sekitar Kita

» Makna Ajaran Sosial Gereja Ajaran Sosial Gereja dari Masa ke Masa

» Ajaran Sosial Gereja di Indonesia

» Makna Hak Asasi Manusia

» Deklarasi atau Piagam PBB tentang Hak Asasi Manusia

» Mengamati Situasi Hak Asasi Manusia di Tanah Air

» Mengamati pemahaman peserta didik tentang ajaran HAM dalam Kitab Suci

» Ajaran Gereja tentang HAM

» Kisah Beberapa Tokoh Pejuang HAM Katolik

» Menghayati HAM sesuai Ajaran Yesus Releksi

» Mengamati dan Menganalisis Konlik dan Kekerasan di Tanah Air

» Mengembangkan Budaya Non-Violence dan Budaya Kasih Ajaran Kitab Suci tentang Budaya Kasih

» Mengamati Kasus-Kasus Pengguguran Kandungan

» Mengamati dan Mendalami Kasus Bunuh Diri dan Euthanasia

» Tindakan Euthanasia Bunuh Diri dan Euthanasia

» Katekismus Gereja Katolik. Bunuh Diri dan Euthanasia

» Menghayati Ajaran Gereja tentang Bunuh Diri dan Euthanasia

» Ajaran Kitab Suci tentang hukuman mati

» Ajaran Gereja tentang hukuman mati Katekismus Gereja Katolik

» Meresapi teks Releksi dan Rencana Aksi Releksi :

» Masalah Narkoba di Kalangan Remaja

» Arti dan Jenis Narkoba Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif Jenis-Jenis Narkoba

» Tahap-Tahap dan Gejala Orang Kecanduan Narkoba

» Tanda-Tanda Pecandu Narkoba Tanda-Tanda Sakaw

» Latar Belakang Orang Terlibat Narkoba 1 Faktor Intern

» Penyakit HIVAIDS AjaranPandangan Gereja Katolik tentang Hubungan Narkoba dan HIVAIDS

Show more

Apa arti gereja yang satu kudus katolik dan apostolik brainly?

I. GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH

Pemahaman tentang arti dan makna Gereja dalam hidup sehari-hari:

  • Gereja adalah gedung, Gereja adalah rumah Allah, tempat beribadat, misa, atau merayakan ekaristi Umat Katolik atau Umat kristiani pada umumnya.
  • Gereja adalah ibadat; Gereja adalah lembaga rohani yang menyalurkan kebutuhan manusia dalam relasinya dengan Allah lewat ibadat-ibadat. Atau, Gereja adalah lembaga yang mengatur dan menyelenggarakan ibadat-ibadat. Gereja adalah persekutuan Umat yang beribadat.
  • Gereja adalah ajaran; Gereja adalah lembaga untuk mempertahankan dan mempropagandakan seperangkat ajaran yang biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut Katekismus. Untuk bisa menjadi anggota Gereja, si calon harus mengetahui sejumlah ajaran/doktrin/dogma. Menjadi anggota Gereja berarti menerima sejumlah “kebenaran”.
  • Gereja adalah organisasi/lembaga sejagat/internasional; Gereja adalah organisasi dengan pemimpin tertinggi di Roma dengan cabang-cabangnya sampai ke pelosok-pelosok seantero jagat. Garis komando dan koordinasi diatur dengan rapi dan teliti. Ada pimpinan; Paus, Uskup-Uskup, Pastor-Pastor, Biarawan dan Umat.
  • Gereja adalah Umat pilihan; Gereja adalah kumpulan orang yang dipilih dan dikhususkan Allah untuk diselamatkan. Tanpa menjadi anggota Gereja maka tidak akan diselamatkan masuk surga.
  • Gereja adalah badan sosial; Gereja adalah Lembaga yang menyelenggarakan sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit dan macam-macam usaha untuk menolong orang miskin.

Pemahaman umum tentang Gereja

  • Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Portugis, igreja yang diambil dari kata bahasaYunani ekklesia , berarti ‘kumpulan’, ‘pertemuan’, ‘rapat’. Paus Fransiskus menjelaskan ekklesia sebagai “pertemuan akbar orang-orang yang dipanggil”:Allah memanggil kita semua untuk menjadi keluarga-Nya.
  • Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan.
  • Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita.
  • Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah.
  • Ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah yang tampak dalam cerita tersebut adalah kesatuan dalam persaudaraan sejati.

Makna Gereja sebagai Umat Allah menurut Ajaran Kitab Suci

  • Hidup mengUmat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana (lih. Kis 2: 41-47).
  • Dalam hidup mengUmat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi organisatoris dan struktural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari bawah (1Kor 12: 7-10).
  • Dalam hidup mengUmat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia (Ef 4: 11-13; 1Kor 12: 12-18; 26-27).

Ajaran Gereja tentang Makna Gereja sebagai Umat Allah

a. Hakikat Gereja sebagai Umat Allah

  • Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
  • Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia.
  • Hubungan antara Allah dan Umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janji- Nya.
  • Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji. Artinya kita sebagai Gereja, Umat Allah sedang berziarah menuju di dunia menuju rumah Bapa di surga.

b. Dasar Gereja sebagai Umat Allah

  • Hakikat Gereja sendiri adalah persaudaraan cinta kasih, sebagaimana jelas tampak dalam praktek hidup Gereja Perdana (bdk. Kis. 2: 41-47; 4: 32-37)
  • Adanya aneka macam karisma dan karunia yang tumbuh di kalangan Umat yang semestinya dipelihara dan dikembangkan untuk pelayanan dalam jemaat (bdk. 1Kor. 12: 7-10)
  • Seluruh anggota Gereja memiliki martabat yang sama sebagai satu anggota Umat Allah meskipun di antara mereka terdapat fungsi yang berbeda-beda (bdk. 1Kor. 12: 12-18)

c. Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah

  • Konsekuensi untuk Umat (awam); Umat harus menyadari kesatuannya dengan Umat yang lain (menghayati iman dalam kebersamaan); Umat aktif ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan hidup menggereja di lingkungan/wilayahnya dengan segala karisma dan karunia yang dimilikinya.
  • Konsekuensi untuk hierarki; Hierarki mesti menyadari bahwa tugas kepemimpinan yang diembannya adalah tugas pelayanan. Mereka berada di tengah-tengah Umat sebagai pelayan. Hierarki semestinya memberi ruang dan tempat bagi Umat untuk berperan aktif ikut dalam membangun Gereja dengan karisma dan karunia yang mereka miliki.
  • Konsekuensi dalam hubungan Hierarki-Umat; Hierarki harus memandang Umat sebagai partner kerja dalam membangun Gereja, bukan sebagai pelengkap penderita yang seolah-olah tidak berperan apa-apa. Hierarki juga harus memperlakukan seluruh anggota Gereja sebagai satu Umat Allah yang memiliki martabat yang sama meskipun menjalankan fungsi yang berbeda-beda.

II. GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN TERBUKA

a. Pemahaman tentang perubahan cara pandang terhadap Gereja

Sebelum Konsili Vatikan II Gereja mempunyai model/bentuk institusional, hierarkis piramidal

  • Para hierarki (Paus, Uskup, dan para tahbisan) menguasai Umat.
  • Organisasi (lahiriah) yang berstruktur piramidal, tertata rapi.
  • Mereka memiliki kuasa untuk menentukan segala sesuatu bagi seluruh Gereja. Sedangkan Umat hanya mengikuti saja hasil keputusan hierarki.
  • Model ini cenderung “imamsentris” atau “hierarki sentris” artinya hierarki pusat gerak Gereja.
  • Gereja model piramidal cenderung mementingkan aturan, lebih statis dan sarat dengan aturan.
  • Gereja sering merasa sebagai satu-satunya penjamin kebenaran dan keselamatan bahkan bersikap triumfalistik (memegahkan diri

Setelah Konsili Vatikan II, ada keterbukaan dan pembaharuan cara pandang pada Gereja sebagai persekutuan Umat.

  • Gereja tidak lagi “hierarki sentris” melainkan Kristosentris” artinya Kristuslah pusat hidup Gereja. Sedangkan kaum hierarki, Awam, dan Biarawan-Biarawati sama-sama mengambil bagian dalam tugas Kristus dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan talenta dan kemampuannya masing-masing.
  • Gereja lebih bersikap terbuka dan rela berdialog untuk semua orang. Gereja meyakini bahwa di luar Gereja pun terdapat keselamatan.
  • Adanya paham Gereja sebagai Umat Allah yang memberikan penekanan pada kolegialitas episkopal (keputusan dalam kebersamaan).
  • Adanya pembaharuan (aggionarmento) yang mendorong Umat untuk terlibat dan berpartisipasi serta bekerjasama dengan para klerus.
  • Kepemimpinan Gereja; Didasarkan pada spiritualitas Yesus yang melayani para murid-Nya, maka konsekuensi yang dihadapi oleh Gereja sebagai Umat Allah adalah: hierarki yang ada dalam Gereja bertindak sebagai pelayan bagi Umat dengan cara mau memperhatikan dan mendengarkan Umat. Selain itu keterlibatan Umat untuk mau aktif dan bertanggung jawab atas perkembangan Gereja juga menjadi hal yang penting. Maka, hierarki dan Umat/awam diharapkan dapat menjalin kerja sama sebagai partner kerja dalam karya penyelamatan Allah di dunia.

Gerakan pembaruan yang terjadi dalam Gereja nampak dalam:

  • Umat punya hak dan wewenang yang sama (tetapi tetap ada batasnya), khususnya ikut menentukan gerak kegiatan liturgi di Paroki melalui wadah Dewan Paroki.
  • Gerakan pembaruan ini tidak hanya menyangkut kepemimpinan Gereja saja melainkan lebih dari itu menjangkau masalah-masalah dunia.
  • Susunan Kepengurusan Dewan Paroki bukan lagi Piramdal , melainkan lebih merupakan kaitan yang saling bekerjasama dan saling melengkapi . Intinya Gereja mengundang orang beriman untuk berkomunikasi terlibat dan diubah.

Makna Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka menurut ajaran Gereja

  • Gereja diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta kasih Allah kepada semua orang dan segala bangsa.
  • – Sama seperti Yesus, Gereja harus memasuki golongan-golongan manusia apa saja, termasuk keadaan sosial, budaya untuk mewartakan dan melaksanakan karya keselamatan Allah bagi semua orang.

Makna Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka dalam terang Kitab Suci

  • Kitab Suci (Kis 4:32-37) di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap komunitas/persekutuan Umat Perdana. Cara hidup Umat Perdana tersebut tetap relevan bagi kita hingga sekarang. Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal pada waktu itu. Yang pokok ialah bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri sementara yang lain berkekurangan.
  • Mungkin saja kita tidak dapat menirunya secara harafiah, sebab situasi sosial-ekonomi kita sudah sangat berbeda. Namun, semangat dasarnya dapat kita tiru, yaitu kepekaan terhadap situasi sosial-ekonomis sesama saudara dalam persekutuan Umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja tidak boleh terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah, kegiatan-kegiatan pembinaan iman, tetapi harus juga menyentuh kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya seperti yang sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis Gereja.

Menghayati Gereja sebagai Persekutuan umat yang terbuka

  • Yesus adalah pusat Gereja, tanpa Yesus, kita (Gereja) tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
  • Gereja harus keluar dari diri sendiri menuju keberadaannya”. Memang jika keluar, ada berbagai masalah, namun lebih baik daripada Gereja yang menutup diri, seperti Gereja yang sakit.