Apa amanat pesan moral yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca dari cerpen Lari Rheina

  • , aktif

CERPEN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Cerpen termasuk salah satu jenis karangan narasi, narasi merupakan karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Selain cerpen, karangan yang tergolong kedalam jenis narasi adalah novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif. Karangan jenis ini bermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan bagaimana suatu peristiwa terjadi. Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu yang dikhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama sekalijauh dari realita kehidupan. 1.2. Tujuan 1.3. Permasalahan 2. Pembahasan 2.1. Definisi Cerpen Menurut Saini Cerpen merupakan cerita pendek fiksi atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dimana cerita ini relatif singkat. Menurut Aoh. K.H Cerpen yang merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh fiksi atau fantasi disebut dengan naratif prosa pendek. Menurut H. B. Jassin Mengatakan bahwa cerita pendek ialah sebuah cerita pendek yang harus memiliki bagian yang paling penting dari pendahuluan dan penyelesaian sengketa. 2.2. Ciri Cerpen Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang diantaranya yaitu:         Bentuk tulisan yang singkat tentunya lebih pendek dari novel. Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari. Cerpen terdiri kurang dari 10.000 kata. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca. Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup tidak seluruhnya. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut. Cerpen bersifat fiktif. Cerpen hanya memiliki 1 alur. 2.3. Unsur Pembangun Cerpen Ada beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik pada cerpen, berikut uraiannya.          Tema: berisi topik yang mau diangkat: pendikan, alam, agama, dlsb. Latar: berisi tempat terjadinya suatu peristiwa. Meliputi latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Tokoh: berisi tokoh siapa saja yang terlibat dalam cerpen. Sebagai misal tokoh ibu, bapak, paman, tokoh Lutfi Aminuddin, tokoh Agilia Nur Muftiah, dlsb. Penokohan: berisi perwatakan pada tokoh yang terlibat dalam cerpen. Sebagai contoh watak tokoh Lutfi Aminuddin, bisa diberi perwatakan jahat atau baik, tergantung cerita yang diangkat seperti apa. Alur: berisi jalannya cerita dari awal sampai akhir. Alur terdiri dari alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Sudut pandang: Sudut pandang berisi posisi pengarang. Sudut pandang ada dua. Sudut pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga. Amanat: berisi seputar pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Bisa berupa amanat sosial, keagamaan, moral, maupun budaya. Gaya bahasa: gaya bahasa bagian dari unsur ekstrinsik. Gaya bahasa berkaitan dengan pilihan diksi pengarang: gaya bahasa formal, atau gaya bahasa non formal. Latar belakang penulis: gambaran tentang kondisi penulis (gaya hidup, permasalahan yang sedang dihadapi, dan solusi yang diambil). 2.4. Nilai-nilai kehidupan Berikut ini nilai-nilai yang terdapat pada cerpen : 1. Nilai religius merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan dan ketugahanan, atau keagamaan. 2. Nilai moral merupakan nilai-nilai berisi nasihat yang berhubungan dengan etika, budi pekerti, perilaku, dan norma-norma yang terdapat pada masyarakat. 3. Nilai sosial merupakan nilai-nilai yang berhubungan erat dengan masalah sosial dengan masyarakat. 4. Nilai budaya merupakan nilai yang berasal dari adat istiadat, kebudayaan, kebiasaan mengakar dan dilakukan turun-temurun dalam kelompok masyarakat tertentu. 5. Nilai estetika merupakan nilai yang berkaitan erat dengan keindahan dan seni. Nilai tersebut dapat dilihat dari segi bahasa, pemilihan diksi, diskripsi karakter maupun setting, dan sebagainya. 6. Nilai edukasi merupakan nilai yang sangat erat dengan pendidikan. 2.5. Langkah-langkah membuat cerpen 1. Memilih topik atau tema Anda dapat memilih tema apapun juga sesuai keinginan yang dikehendaki. Tema dalam cerpen sangatlah banyak, tidak susah bingung untuk mencari sebuah tema. Contoh tema tersebut yakni tema percintaan, misteri, pendidikan, persahabatan, sosial, dan lain sebagainya. Tanpa sebuah tema, memproduksi teks cerpen menjadi jauh lebih susah dari apa yang dibayangkan. Yang seharusnya jadi dalam 2 jam, malah baru jadi 6 jam kemudian karena kebingungan menentukan fokus cerita. 2. Tentukan jenis cerpen dan target bacanya Menentukan jenis cerpen seperti cerpen horor, drama, religi, romantis, tragis, misteri, drama komedi, komedi romantis, biografi, dan lain sebagainya. Menentukan jenis cerpen akan lebih memfokuskan cerita pada gaya bahasa yang lebih mengena. Misalnya jika Anda ingin membuat cerpen jenis horor, maka buatlah sesuatu yang terkesan menakutkan dan mencekam. Hal-hal absurd dan aneh lebih ditonjolkan agar terkesan benar-benar horor. Intinya jangan tanggung-tanggung menulis cerpen sesuai jenis yang akan di buat. Target baca penting dalam hal ini. Buatlah kesan cerpen secara menarik untuk memikat target baca, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, atau segala umur. Target baca harus jelas, jangan dipadukan dengan yang lainnya. Cerpen anak-anak tentu tidak sama dengan cerpen dewasa, cerpen remaja juga tidak sama dengan cerpen dewasa.  3. Menentukan tokoh-tokoh Persiapkan tokoh-tokoh yang akan dibuat dalam cerpen dengan matang. Tokoh ini meliputi tokoh utama dan tokoh sampingan. Nama-nama tokoh juga harus sesuai dengan cerpen. 4. Menganalisis watak tokoh Watak tokoh atau penokohan dapat dibuat sesuai dengan cerita yang akan dibuat. Penokohan ini dapat digambarkan dari paparan langsung maupun tidak langsung. Paparan langsung misalnya dialog antar tokoh, pikiran tokoh, dan penggambaran fisik tokoh. Anda dapat membuat sebuah watak jika Anda memang sudah benar-benar memahami cerpen apa yang akan dibuat. 5. Menulis garis besar cerita Garis besar cerita meliputi apa-apa saja yang akan terjadi, konflik yang akan terjadi serta penyelesaian. Buatlah garis besar cerita dengan singkat, padat dan jelas serta harus memperhatikan berbagai kejadian yang akan muncul. 6. Menentukan alur Tentukan alur cerita secara tepat dan baik sehingga memberi kesan mendalam bagi pembaca. Perlu diketahui, alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.   Ketiganya memiliki tahapan yaitu :  Perkenalan  Penanjakkan  Klimaks  Puncak klimaks  Penyelesaian / anti klimaks Tahapan tersebut harus benar-benar diperhatikan agar alur menjadi baik dan menarik. 7. Menentukan latar cerita Di mana cerita terjadi ? kapan terjadinya ? bagaimana suasananya ? tentukan kesemuaannya dengan jelas. Dapat digambarkan secara langsung maupun tidak langsung. 8. Memilih gaya penceritaan atau sudut pandang Untuk menulis cerpen, perlu adanya sudut pandang yang jelas. Sudut pandang ini terdiri dari 2 macam, yaitu sudut pandang pertama dan ketiga. Untuk penggunaan sudut pandang itu sendiri, sudut pandang ada 4 yaitu :  Orang pertama sebagai pelaku utama.  Orang pertama sebagai pelaku sampingan.  Orang ketiga serba tahu.  Orang ketiga sebagai pengamat. 9. Memilih diksi yang sesuai Dengan adanya diksi atau pemilihan, sebuah cerpen akan jauh lebih menarik dan tidak berkesan biasa saja. Pemilihan kata yang sesuai juga dapat dijadikan tombak untuk memperoleh cerpen yang berkualitas.  Pilihlah diksi dengan memperhatikan padu tidaknya antar kata dan kalimat. Jangan asal memilih diksi, karena diksi juga ikut berperan dalam suksesnya sebuah cerpen. 10. Membuat kerangka karangan sesuai alur Setelah tahapan sebelumnya selesai, maka langkah selanjutnya adalah membuat kerangka. Kerangka dibuat sesuai alur yang ditentukan dan mencakup langkah yang sebelumnya sudah dibuat. 11. Memperhatikan unsur intrinsik dan ekstrinsik  Perhatikan semua unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen dengan baik. 12. Mulai menyusun cerpen dengan memperhatikan padu tidaknya antar kalimat Hal ini juga berkaitan dengan diksi yang sesuai. Menyusun cerpen dengan diksi yang sesuai akan mempermudah penyusunan kata agar padu dengan kalimat sebelumnya. Intinya, tulis cerita sesuai kerangka yang telah dibuat dan berikan diksi yang benar-benar tepat dengan memperhatikan padu tidaknya kalimat. Jika antar kalimat tidak padu, maka akan terkesan janggal.  13. Memberi judul yang paling sesuai dengan cerpen yang telah dibuat Buatlah judul semenarik mungkin berdasar isi cerpen. Unik, berkesan,beda dari yang lain dan jarang ditemui. Periksa dan koreksi kembali jika terdapat kesalahan Baca dahulu, periksa dan perbaiki kesalahan dalam segala aspek. Misalnya memperbaiki ejaan, memperbaiki struktur, memperbaiki ketidakpaduan kalimat, dan lainnya. 2.6. Contoh CERPEN Pak Guru Hadi yang Ikhlas Mendidik Sosok guru yang sedang berbicara di depan kelas adalah pak Hadi. Beliau mengajar pelajaran biologi di berbagai sekolah. Tapi kali ini mungkin dia harus menguasai semua mata pelajaran, karena dialah satusatunya guru yang ada di dusun terpencil ini. Pak Hadi adalah seorang guru yang baik. Ketulusannya membimbing anak-anak di dusun ini tak menyurutkan semangatnya. Walau dia tidak dibayar, tapi pak Hadi tekun dan terus mengajarkan pelajaran kepada anak-anak kami. Di dusun ini tidak ada sekolahan. Jika ingin sekolah yang formal, maka penduduk dusun ini harus menempuh perjalanan yang sukup jauh agar bisa bersekolah. Harus menempuh perjalanan dengan melewati sungai yang deras, hutan yang rimba dan waktu yang cukup panjang. Tapi guru yang satu ini, dia dengan ikhlasnya mau tinggal di dusun ini. Kalau ditanya makan apa disini, kami biasanya hanya makan dengan singkong yang dibakar, mandi di sungai dan tempat tinggal yang terbuat dari bambu yang kami keringkan dengan atap seadanya. Terlihar jelas ketegunan guru tersebut. Kami penduduk dusun kecil ini sering melihat guru beserta murit-murit belajar di tanah dengan alas seadanya, kadang juga di sawah, kadang juga di rumah warga. Bagi kami hal itu tidak membuat masalah, karena dia sudah menolong anak-anak kami dengan memberikan pendidikan. Lambat laun karena kerja kerasnya pak Hadi, berdirilah sekolahan SD di dusun tersebut. Pastinya tidak dengan gampang, bertahun-tahun dia menghabiskan waktunya untuk menolong dusun kami. Sampai listrik pun bisa masuk ke dusun kami. Perjuangan pak Hadi harus di akui jempol. Pernah sekali mendengar pak Hadi mengajar, “bagaimana anak-ana, apakah kalian paham?” “paham pak” Waktu itu, pak Hadi dengan kemaunya sendiri membawa peralatan tulis dari kota tempat tinggalnya. Dia rela membawakan buku tulis, papan bor, dan kapur untuk menuliskan pelajaran. Muritnya juga senang sekali dengan kedatangan guru tersebut. Ada sepuluh anak yang ikut kelas pak Hadi untuk belajar. Pak Hadi berusaha penuh agar semua anak yang ada di sana mendapatkan pendidikan yang layak. Walaupun tidak bisa mengajak semuanya, tapi cukup untuk mewakili dusun tersebut kelak suatu hari nanti. Murit pak Hadi bermacam-macam, ada yang masih kecil, ada yang sudah kumisan, ada juga murit yang masih anak-anak dan masih di awasi oleh orang tuanya. Bagi pak hadi itu tidak menjadi masalah, karena datangnya murit dengan semangat untuk belajar saja sudah membuanya senang. Harapan terbesar dari pak hadi adalah ketika anak-anak didiknya tumbuh besar, mereka bisa memajukan bangsa mereka, terutama dusun yang mereka tinggali. Itulah pak Hadi, guru yang ikhlas untuk mengajarkan ilmu-ilmunya.

Daftar Pustaka https://www.gurupendidikan.co.id/11-pengertian-cerpen-menurut-para-ahli-beserta-ciri-cirinya-lengkap/ http://pengertianedefinisi.com/pengertian-definisi-cerpen-dan-struktur-menurut-ahli/ https://ceritaihsan.com/contoh-cerpen/ https://www.siswamaster.com/2015/11/langkah-langkah-menulis-cerpen-yang-baik-dan-benar.html https://greatedu.co.id/greatpedia/pengertian-dan-nilai-nilai-kehidupan-dalam-cerpen