Suara.com - Makan terlalu banyak junk food telah dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk pada remaja. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang dipimpin Universitas Queensland. Melansir dari Medicalxpress, Associate Professor Asad Khan, peneliti dari Fakultas Kesehatan dan Ilmu Rehabilitasi UQ mengatakan bahwa seringnya konsumsi minuman ringan dan makanan cepat saji sangat terkait dengan gangguan tidur pada remaja di seluruh dunia. "Ini adalah studi pertama yang meneliti pola makan tidak sehat dan gangguan tidur terkait stres dalam skala global pada siswa sekolah menengah dari 64 negara," kata dokter Khan. Secara keseluruhan, 7,5 persen remaja melaporkan gangguan tidur terkait stres lebih umum di antara perempuan daripada laki-laki. Baca Juga: Sering Bangun Tidur dengan Mulut Kering? Bisa Jadi Tanda Sleep Apnea! "Gangguan tidur meningkat dengan lebih seringnya konsumsi minuman ringan berkarbonasi yang sering kali mengandung kafein dan makanan cepat saji yang biasanya padat energi dan miskin nutrisi," ujar dokter Khan. Remaja yang minum lebih dari tiga minuman ringan per hari memiliki peluang 55 persen lebih tinggi untuk melaporkan gangguan tidur dibandingkan mereka yang hanya minum satu minuman ringan sehari. Menurut peneliti, remaja laki-laki yang makan makanan cepat saji lebih dari empat hari per minggu memiliki peluang 55 persen lebih tinggi untuk mengalami gangguan tidur dibandingkan mereka yang hanya makan makanan cepat saji sekali seminggu. Kemungkinannya 49 persen lebih tinggi pada perempuan. Dokter Khan mengatakan temuan itu menjadi perhatian khusus karena kualitas tidur yang buruk berdampak buruk juga pada kesejahteraan remaja dan perkembangan kognitif. Ilustrasi junk food. (shutterstock)“Penargetan perilaku tidak sehat ini perlu menjadi prioritas kebijakan dan perencanaan,” ujarnya. Baca Juga: Kurangi Obesitas, Inggris Larang Iklan Online Makanan Cepat Saji "Karena gangguan tidur terkait stres lebih umum terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki, anak perempuan harus menjadi kelompok sasaran prioritas untuk intervensi terkait yang dapat menargetkan manajemen stres dan kualitas tidur," catat para peneliti. Dalam hal ini, keluarga juga dapat berperan dalam mempromosikan pola makan sehat karena penerapan dan pemeliharaan perilaku pola makan anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga mereka. 10 September 2018 | Dilihat 12609 Kali Ketahui Bahaya Terlalu Sering Mengonsumsi Junk Food
Junk food atau makanan cepat saji merupakan makanan yang sering kita jumpai. Mengonsumsi junk food tidak akan membuat Anda kenyang, namun malah makan berlebihan. Belum lagi bahaya yang ditimbulkan. Berikut ini beberapa bahaya mematikan akibat sering mengonsumsi junk food. Kolesterol tinggi Di dalam junk food sendiri memiliki nilai gizi yang rendah. Bahkan tidak ada sama sekali. Kebanyakan junk food mengandung kalori cukup tinggi. Hal ini yang menyebabkan kolesterol meningkat. Pastinya kolesterol tinggi akan sangat berdampak pada kesehatan tubuh. Diabetes Siapa bilang diabetes terjadi karena mengonsumsi makanan manis? Banyak faktor penyebab diabetes terjadi. Salah satunya adalah gaya hidup tidak sehat, yakni mengonsumsi makanan cepat saji terlalu sering. Junk food sangat mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Sistem metabolisme tubuh yang tidak baik akan menyebabkan nutrisi makanan tidak terserap dengan baik. Selain itu, insulin juga tidak bekerja dengan sempurna. Padahal insulin sangat dibutuhkan tubuh untuk mengolah glukosa menjadi energi. Penyakit jantung Masih berhubungan dengan poin pertama, junk food memiliki kandungan lemak jahat yang tinggi. Hal ini juga yang membuat kolesterol di dalam tubuh meningkat. Selain itu, makanan cepat saji juga menyebabkan kadar gula darah meningkat. Lemak jahat yang menumpuk di dalam tubuh akan sangat mempengaruhi kerja jantung. Selain itu, lemak juga bisa menumpuk di dalam pembuluh darah menyebabkan penyumbatan. Maka dari itu, resiko serangan jantung pun juga akan meningkat. Gangguan ginjal Mungkin kita tidak merasa akan bahaya junk food, karena memang rasanya yang nikmat. Namun junk food memiliki kandungan natrium cukup tinggi di dalamnya. Kandungan natrium tersebut bisa mempengaruhi kinerja ginjal. Dengan begitu, ginjal tidak bisa berfungsi untuk menyaring racun dalam darah dengan baik. Kerusakan hati Bahaya cukup mematikan akan junk food adalah kerusakan hati. Bahkan, penelitian menunjukan mengonsumsi junk food tanpa berolahraga sama halnya dengan orang mengonsumsi alkohol. Hal ini pula yang menyebabkan jaringan parut dalam hati. Sehingga, hati tidak bekerja secara baik dan optimal.
Meski sangat enak hingga tidak tertolak, makanan cepat saji atau junk food ternyata bisa memberikan dampak buruk pada tumbuh kembang anak. Klikdokter.com, Jakarta Makanan cepat saji alias junk food memiliki tempat tersendiri di hati anak-anak. Makanan jenis ini terbukti dapat menjadi ‘solusi’ untuk mengatasi masalah nafsu makan pada si Kecil. Sayang, di balik ‘solusi’ tersebut, junk food juga berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak. Seperti diketahui bahwa junk food tidak mengandung gizi sama sekali. Makanan ini hanya tinggi gula dan garam, yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan. Pada anak, junk food bisa memberikan dampak buruk berikut ini: Baca Juga Dikatakan oleh dr. Octaviany dari KlikDokter, kandungan gula dan garam yang tinggi pada junk food dapat meningkatkan risiko obesitas atau berat badan di atas normal. “Meningkatnya berat badan merupakan salah satu dampak paling besar dari kebiasaan makan junk food. Ini karena makanan cepat saji itu memiliki kandungan gula dan garam yang tinggi serta tidak memberikan gizi dalam bentuk apa pun,” katanya. Artikel menarik lainnya: Tahapan Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Makanan cepat saji, terutama minuman manis dalam kemasan kaleng, juga bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Hal ini karena minuman tersebut mengandung pemanis buatan yang tinggi, yang bisa mengganggu fungsi insulin di dalam tubuh. Insulin dibutuhkan untuk mengelola gula darah. Apabila fungsi insulin terganggu, tubuh tidak bisa mengelola gula darah menjadi energi. Alhasil, gula darah akan terus menumpuk dan mengganggu fungsi organ-organ penting. Ini adalah awal mula terjadinya penyakit diabetes tipe 2. Ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, pemanis buatan yang umumnya ada pada makanan cepat saji juga bisa mengganggu hormon lapar di dalam tubuh. Ini membuat anak ingin makan secara terus-menerus. Apakah perilaku tersebut baik? Tentu saja tidak. Pasalnya, pola makan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh. Semakin banyak lemak yang menumpuk, risiko terjadinya kolesterol tinggi akan semakin meningkat. Ujung dari masalah ini adalah penyakit jantung dan stroke. Tahukah Anda bahwa keseringan makan junk food bisa menurunkan fungsi kognitif anak? Efek ini ada karena makanan cepat saji tidak bisa memasok gizi yang cukup untuk dijadikan otak untuk berkembang. Atas dasar itu, anak yang sering makan junk food cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah di sekolah. Artikel Menarik lainnya: Sering Makan Fast Food, Ini 6 Efeknya pada Tumbuh Kembang Anak Anak yang sering makan junk food bahkan bisa mengalami gangguan penglihatan yang berujung pada kebutaan. Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, junk food secara perlahan mampu memengaruhi sistem jaringan tubuh, termasuk saraf mata anak. Seperti telah disinggung sebelumnya, jenis makanan ini tidak memberikan asupan vitamin dan mineral yang cukup. Sebagai akibatnya, tubuh tidak akan bekerja dengan optimal. Jika kondisi ini terjadi pada mata, kehilangan penglihatan atau buta bisa saja terjadi. “Anak yang makan junk food berisiko lebih tinggi untuk mengalami neuropati optik. Kondisi ini diartikan sebagai peradangan pada saraf mata akibat kekurangan vitamin dan gizi. Komplikasi paling parah dari neuropati optik adalah kehilangan penglihatan alias buta,” ungkap dr. Karin. Baca Juga Konsumsi makanan cepat saji tidak membawa keuntungan sama sekali selain membuat perut kenyang. Dengan harga yang relatif mahal, makanan ini bahkan bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Maka dari itu, pastikan Anda tidak lagi memberikan jenis makanan ini pada si buah hati. (NB/RPA) |