Anak jatuh kepala belakang terbentur lantai dan muntah

Jakarta - Ketika si kecil sudah bisa bergerak aktif, sering kali mereka jatuh saat sedang bermain bahkan terkadang sampai terbentur hingga membuat sang ayah atau bunda khawatir.

Nah, dikatakan dr Marissa Pudjiadi SpA, orang tua patut khawatir dan harus segera membawa si kecil ke dokter jika benturan di kepala menyebabkan akan pingsan, sulit dibangunkan, ada perubahan kesadaran, serta menyebabkan anak muntah proyektil.

"Muntah proyektil adalah muntah yang disebabkan peningkatan tekanan dalam kepala sehingga muntahnya muncrat ke depan bisa sampai 0,5-1 meter," tutur dr Marissa seperti ditulis dalam bukunya '250 Tanya Jawab Kesehatan Anak' dan dikutip detikHealth pada Senin (9/6/2014).

Dokter yang praktik di RS Premiere Jatinegara ini menambahkan muntah proyektil berbeda dengan muntah biasa pada anak. Sering kali pasca benturan anak menangis dan dahaknya berkumpul di tenggorokan hingga menyebabkan ia muntah.

Selain itu, patut diwaspadai jika setelah terbentur anak kejang, sakit kepala berkepanjangan, keluar darah atau cairan dari hidung dan telinga. Khusunya pada bayi, segera bawa ke dokter jika benturan menyebabkan ubun-ubunnya terasa menonjol dan tegang.

"Meski tidak terdapat tanda-tanda seperti itu, orang tua tetap harus melakukan observasi selama tiga hari sebab dalam waktu tiga hari masih mungkin terjadi perdarahan pada daerah di antara tulang kepala dan lapisan terluar otak anak," terang dr Marissa.

Perdarahan di daerah ini bisa timbul perlahan dan bergejala sampai tiga hari pasca trauma. Anak yang awalnya sadar penuh bisa menjadi tidak sadar. Nah, apa yang perlu dilakukan orang tua saat anak terbentur dengan kencang?

"Jangan panik dan tenangkan anak. Periksa kondisinya kalau tidak ditemukan gejala yang tidak mengkhawatirkan segera kompres dengan es yang dibalut kain dan berikan obat antiseptik jika terdapat luka di kulit," tutur dr Marissa.

Kemudian, jangan memberi krim yang mengandung heparin 24 jam pasca terbentur karena saat terbentur biasanya pada benjolan akan terjadi perdarahan. Dalam 24 jam pertama darah perlu membeku sedangkan heparin bekerja sebagai anti pembekuan darah.

"Setelah 24 jam heparin boleh diberikan karena darah yang membeku sudah saatnya dicairkan kembali agar benjolannya hilang," tutup dr Marissa.

(rdn/up)

Anak jatuh telentang sering kali membuat sebagian orangtua panik. Pasalnya, beberapa penelitian menyebutkan bahwa jatuh dari ketinggian dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan dan perkembangan otak sang bayi. Anak jatuh telentang juga dapat menyebabkan berbagai bahaya seperti cedera kepala, tulang punggung, gegar otak, bahkan kelumpuhan.

Untuk itu, setiap orangtua atau para pengasuh tidak boleh menyepelekan anak jatuh telentang, apalagi jika disertai dengan muntah. Meski demikian, orang dewasa tidak boleh sembarangan memperlakukan anak saat mengalami insiden nahas tersebut. Ada cara khusus mengatasi anak jatuh telentang dan muntah.

Artikel Terkait: Pertolongan Pertama Saat Bayi Jatuh

Bagaimana penanganan anak saat jatuh telentang dan muntah? Simak selengkapnya artikel berikut ini!

1. Jangan Segera Menggendong Anak Jatuh Telentang

Setiap orang tua pasti akan panik jika melihat anak jatuh telentang. Akibatnya, tak sedikit dari mereka berinisiatif untuk langsung menggendongnya. Namun tahukah, rupanya menggendong anak setelah terjatuh malah dapat menyebabkan risiko fatal.

Anak jatuh telentang biasanya akan berada dalam posisi leher ikut terlipat atau tertekuk. Hal ini dapat menyebabkan keseleo atau cedera fraktur tulang leher. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk tidak segera menggendong si anak.

Terlebih jika anak jatuh telentang mengalami hilang kesadaran, orang tua dimohon untuk tidak sekalipun menggendong atau membalikkan tubuh anak. Jika anak tidak sadarkan diri, segera cari bantuan tenaga kesehatan karena ini termasuk salah satu kondisi darurat medis.

Adapun beberapa tanda bahaya setelah anak jatuh dan termasuk kondisi darurat medis, seperti cedera kepala, leher, punggung, tulang pinggul, atau paha secara serius, hilang kesadaran, mengalami kesulitan bernapas, tidak bernapas, atau mengalami kejang.

2. Amati Gejala

Anak jatuh kepala belakang terbentur lantai dan muntah

Jangan panik atau terburu-buru untuk mengangkat anak yang terjatuh. Memang tak bisa dipungkiri, anak jatuh selalu membuat orang tua merasa panik dan ingin segera mengangkatnya. Sayangnya, cara ini tidak dianjurkan oleh beberapa ahli.

Melansir laman Samitivej Hospital, langkah pertama untuk mengatasi anak jatuh telentang adalah dengan mengamati gejala yang timbul. Jika anak mengalami gejala bengkak, lebam, atau benjolan di kepala, disertai tangisan lalu tiba-tiba berhenti, berikan kompres dingin pada area yang bengkak. 

Amati gejalanya selama 24-48 jam. Jika tidak ada gejala lebih lanjut setelah 24 jam, berikan kompres hangat ke area yang terbentur. Namun, jika ada gejala lebih lanjut setelah 24 jam, seperti menangis berlebihan dan tidak biasa, muntah, mengantuk, atau jika anak gumoh, segera bawa anak ke dokter.

3. Lakukan Terapi Singkat

Berdasarkan laman Medical News Today, jika anak jatuh disusul muntah atau kejang, miringkan badannya dengan lembut. Pastikan leher anak tetap lurus saat berguling. Tidak apa-apa untuk menggendong anak dan menghiburnya, terutama jika mereka sadar dan tidak tampak mengalami cedera serius.

Periksa dengan hati-hati, perhatikan kepala mereka apakah ada benjolan, memar, atau cedera lainnya. Periksa bagian tubuh bayi lainnya, termasuk lengan, kaki, dada, dan punggung. Jika anak tidak menunjukkan tanda-tanda cedera yang terlihat dan tidak tampak berperilaku berbeda, sebaiknya cukup untuk memantaunya dengan cermat dalam waktu singkat untuk memastikan tidak ada yang berubah.

Artikel Terkait: Saat anak Zaskia Mecca jatuh lalu demam, inilah saran dokternya

4. Biarkan Anak Istirahat

Anak jatuh kepala belakang terbentur lantai dan muntah

Setelah anak jatuh, tak sedikit dari mereka akan merengek atau menangis kesakitan. Tak jarang, beberapa anak merasa kelelahan dan terlihat lemas. Meski kondisi ini tergolong dalam darurat medis, namun jika anak tidak menunjukkan gejala serius, berikan anak waktu untuk beristirahat.

Biarkan anak beristirahat sesuai kebutuhan atau selama beberapa jam ke depan. Awasi anak dengan cermat selama 24 jam ke depan untuk mengetahui gejala atau perilaku yang tidak biasa.

5. Beri Obat Pereda Nyeri

Jika orangtua ingin memberikan obat pereda nyeri pada anak setelah terjatuh, gunakan parasetamol. Hal ini dikarenakan, parasetamol lebih aman untuk mereka daripada jenis obat pereda nyeri lainnya. Namun, jika setelah minum obat penghilang rasa sakit anak masih menangis dan masih kesakitan, dan kondisinya tidak membaik, segera bawa ke dokter.

Terlepas dari itu, pastikan bahwa telah memberikan obat pereda nyeri sesuai dengan dosis, kondisi anak, atau saran dokter.

Kelima cara tersebut wajib dipraktikkan jika menemui atau melihat anak jatuh telentang. Pastikan orangtua memiliki nomor darurat tenaga kesehatan atau dokter untuk berjaga-jaga jika sangat membutuhkannya.

Terlepas dari itu, ada beberapa cara menghindari anak jatuh telentang. Bagi bayi di usia lebih dari 4 bulan atau yang sudah aktif bergerak, usahakan untuk memasang safety bed rail untuk menjaganya tetap aman di tempat tidur.

Anak jatuh kepala belakang terbentur lantai dan muntah

Jika anak sedang aktif belajar berdiri atau berjalan, pasangkan bantal pengaman untuk mencegahnya terbentur ke lantai saat jatuh telentang. Orangtua juga wajib untuk selalu mengawasi gerakan anak ke manapun ia pergi. 

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca Juga:

Pertolongan Pertama Saat Bayi Jatuh

Saat anak Zaskia Mecca jatuh lalu demam, inilah saran dokternya

Bayi Jatuh Dua Kali dari Ranjang Lalu Meninggal, Peringatan Untuk Para Orangtua

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Kenapa kepala habis terbentur muntah?

Pada keadaan tertentu guncangan pada otak misal terkena pukulan, hantaman benda tumpul atau terbentur bisa meningkatkan tekanan di dalam kepala dalam medis disebut TIK (Tekanan Intra Cranial). Dimana hal ini bisa menyebabkan kepala berat, pusing, mual dan muntah.

Apa efek anak jatuh kepala belakang?

Anak jatuh terbentur kepala bagian belakang berisiko mengalami hematoma. Hematoma adalah gumpalan darah yang tidak wajar. Letaknya ada di luar pembuluh darah. Hal ini terjadi karena pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler rusak.

Apa efek samping kepala belakang terbentur?

Nakita.id - Kepala belakang terbentur dapat membahayakan otak, tengkorak, dan lapisan kulit yang melindungi kepala. Di sisi lain, cedera kepala dapat mengakibatkan benjolan ringan atau memar hingga cedera otak traumatis. Cedera kepala pada umumnya adalah gegar otak, patah tulang tengkorak, dan luka kulit kepala.

Apakah ada efek bahaya jika pernah mengalami benturan di kepala saat balita?

Jika benturan pada kepala bayi sangat keras dan serius, bayi mungkin akan mengalami luka dalam. Luka dalam meliputi tengkorak retak atau patah, pembuluh darah pecah, atau kerusakan pada otak.