Allah berfirman bahwa orang yang rajin menjaga shalat lima waktu maka ia akan terjaga dari perbuatan

Selama ini kita sering kali merasa terlalu sibuk mengerjakan berbagai urusan duniawi sampai sering melupakan salat. Padahal, Allah memberikan janji yang luar biasa bagi orang yang menjaga salat.

 

Allah berfirman bahwa orang yang rajin menjaga shalat lima waktu maka ia akan terjaga dari perbuatan

Namun memang tak mudah menjadi orang yang mampu menjaga salat. Membutuhkan komitmen dan disiplin yang besar.

Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang, Silmi Adawiya mengatakan, salatlah yang pertama kali akan dimintai pertanggungjawabannya pada hari kiamat.

Bagi yang sudah menjalankan salat lima waktu, mari kita perbaiki lagi dengan menjaga salat di awal waktu.

Kemudian kita tingkatkan lagi dengan salat sunah dan amalan ibadah lain. Dengan begitu peran salat dalam mencegah kemungkaran bisa menjadi nyata layaknya QS Al Ankabut ayat 45:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”

Allah SWT, terang Silmi, mengerti kesibukan kita. Allah pula mengetahui keinginan kita. Oleh karena itu cukup kita tunaikan kewajiban kita sebagai hamba yang taat kepada-Nya, menunaikan salat 5 waktu salah satunya.

Jika kita tidak mau menjaga salat, bagaimana Allah akan terus menjaga kita dari banyaknya bahaya di dunia?

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Selain mendapatkan bukti nyata bahwa salat bisa mencegah kemungkaran, Allah juga berjanji akan memuliakan seseorang hambanya yang mau menjaga salat. Dalam sebuah hadis disabdakan:

وقال صلى الله عليه وسلم من حافظ على الصلاةاكرمه الله بخمس خصال: يرفع عنه ضيق العيش وعذاب القبر ويعطيه الله كتابه بيمينه ويمر على الصراط كالبرق ويدخل الجنة بغير حساب

“Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa menjaga salat, niscaya dimuliakan oleh Allah dengan lima perkara, yaitu Allah akan menghilangkan kesempitan hidupnya, Allah akan menghilangkan siksa kubur darinya, Allah akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanan, dia akan melewati jembatan (shirat) cepat bagaikan kilat, dan akan masuk surga tanpa hisab.”

Seperti dilansir dari website Ponpes Tebu Ireng, Jombang, janji Allah yang Dia berikan kepada seseorang yang mau menjaga salat tiap waktunya antara lain:

1. Allah membuat kehidupan seseorang yang menjaga salatnya tidak lagi berasa sempit

2. Siksa dalam kubur akan ditiadakan

3. Buku catatan diberikan dari tangan kanan

4. Hambanya melewati jembatan shirat al mustaqim dengan cepat

5. Hambanya tersebut bisa masuk surga tanpa hisab

Sesungguhnya ganjaran yang diberikan Allah kepada orang yang menjaga salat sungguh istimewa dan luar biasa.

Oleh karena itu untuk menjadi hamba yang bisa menjaga salatnya juga membutuhkan kegigihan yang luar biasa.

  • #5 janji Allah
  • #menjaga salat
  • #janji Allah

Jakarta -

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri di dalam Kitab Minhajul Muslim menjelaskan soal hikmah mengerjakan sholat. Ulama yang pernah menjadi pengajar tetap di Masjid Nabawi, Madinah itu mengatakan bahwa salah satu hikmah mengerjakan sholat mencegah perbuatan keji dan munkar.

Hal itu sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam Surat Al-Ankabut ayat 45

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ


Artinya:Bacalah apa yang telah diwahyukan (Allah) kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."


Allah SWT juga berfirman di dalam Al Quran surat Hud ayat 114 yang memerintahkan umat Islam mendirikan sholat di awal pagi dan petang.

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ


Artinya: Dan kerjakanlah sholat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).

Bagaimana sholat mencegah perbuatan keji dan munkar?

Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya' Ulumiddin menuliskan bahwa sholat harus dikerjakan sungguh-sungguh. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Abu Ayyub, Rasulullah SAW bersabda:

"Jika engkau mengerjakan sholat, maka sholatlah dengan sholat orang yang berpisah."

Menurut Imam Al Ghazali, maksud hadits tersebut adalah memerintahkan umat Islam agar ketika sholat melepaskan atau memisahkan hawa nafsunya. "Perpisahan dengan kesempatan hidupnya, dan perpisahan dengan seluruh yang dimilikinya," tulis Imam Al Ghazali.

Sholat, lanjut Imam AL Ghazali, adalah suatu munajat kepada Allah SWT. Sehingga sudah semestinya tidak mungkin dilakukan dalam keadaan lalai. Siapa saja yang sholatnya tidak mampu mencegah perbuatan keji dan munkar, dia tak akan bisa semakin dekat dengan Allah. Yang ada justru dia kian jauh dari sang Khaliq.

(pay/erd)

Seandainya ada sebuah sungai di depan rumah, lalu mandi di sana setiap hari lima kali, bagaimana keadaan diri seseorang? Apakah ada tersisa kotoran di badannya? Tentu saja tidak. Inilah ibarat keutamaan shalat lima waktu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,

مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ ». قَالَ قَالَ الْحَسَنُ وَمَا يُبْقِى ذَلِكَ مِنَ الدَّرَنِ

“Permisalan shalat yang lima waktu itu seperti sebuah suangi yang mengalir melimpah di dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali.” Al Hasan berkata, “Tentu tidak tersisa kotoran sedikit pun (di badannya).” (HR. Muslim no. 668).

Dua hadits di atas menerangkan tentang keutamaan shalat lima waktu di mana dari shalat tersebut bisa diraih pengampunan dosa. Namun hal itu dengan syarat, shalat tersebut dikerjakan dengan sempurna memenuhi syarat, rukun, dan aturan-aturannya. Dari shalat tersebut bisa menghapuskan dosa kecil -menurut jumhur ulama-, sedangkan dosa besar mesti dengan taubat. Lihat Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis Sholihin karya Syaikh Musthofa Al Bugho dkk, hal. 409.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan, “Shalat yang bisa membersihkan kotoran dosa adalah shalat yang sempurna. Di dalam shalat tersebut dikerjakan secara sempurna, hati hadir dalam shalat dan seseorang yang shalat benar-benar bermunajat pada Allah. Jika demikian, setelah shalat, ia dapat apa yang ingin diraih yaitu pahala yang besar dan Allah menghapuskan kesalahannya.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 49).

Hadits  di atas menunjukkan ibarat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sangat mudah, yaitu beliau gambarkan bahwa dosa bisa terhapus sebagaimana air sungai membersihkan kotoran.

Hanya Allah yang memberi taufik untuk terus bisa menjaga shalat.

Akhukum fillah,

Muhammad Abduh Tuasikal (Rumaysho.Com)

Diselesaikan selepas ‘Ashar di Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 17 Muharram 1435 H, 15: 28 PM.

Ikuti status kami dengan memfollow Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, FB Muhammad Abduh Tuasikal, atau Twitter @RumayshoCom

Bagi yang berminat dengan buku terbaru karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, yaitu Panduan Amal Shalih di Musim Hujan, silakan pesan via sms atau Whats App (WA) ke nomor 0852 00 17 1222 atau add PIN BB: 2AF1727A. Harga per buku Rp.12.000,-. Pesan segera sebelum kehabisan! 

Shalat pada hakikatnya mencegah dari keji dan mungkar.

EPA/Ben Hajan

Ilustrasi jamaah shalat wanita

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, *Khusrur Rony Al Djufry 

Baca Juga

Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Akan datang pada manusia (umat Muhammad) suatu zaman, banyak orang yang merasakan dirinya shalat, padahal mereka sebenarnya tidak shalat.'' (HR Ahmad). Perintah shalat adalah untuk mengingat Allah SWT (Thaaha: 14). Dikatakan dalam surah an-Nisa' 43: ''Sehingga kamu mengetahui akan apa yang kamu ucapkan.'' 

Karena itu, dalam mengerjakan shalat tidak boleh lalai. Yang dimaksud lalai adalah tidak mengetahui maksud apa yang dibaca dan apa yang dikerjakan, apalagi jika kurang memperhatikan syarat rukun dan ketentuan-ketentuan shalat lainnya. Maka, yang diperoleh hanyalah payah dan letih. Rasulullah menyatakan, ''Berapa banyak orang yang shalat (malam), keuntungan yang diperoleh hanyalah payah dan letih.'' (HR Ibnu Majah).

Jadi, meskipun merasa dirinya shalat, tapi hakikatnya tidak shalat. Dan, ia tidak akan mendapatkan hikmah shalat. Shalatnya pun tidak menambah dekat kepada Allah, tapi justru sebaliknya. Rasulullah menegaskan, ''Barang siapa yang shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, maka tiada bertambah baginya kecuali semakin jauh dari Allah.'' (HR Ali Ibnu Ma'bad).

Nah, zaman yang diprediksikan Rasulullah tadi tampaknya sudah terjadi kini. Isyaratnya, meskipun bangsa Indonesia mayoritas Muslim dan tentu saja banyak yang shalat, tapi tak sedikit pula di antara mereka yang masih tetap melakukan perbuatan keji dan munkar. Ironisnya, dari hari ke hari frekuensinya tidak semakin menurun, bahkan dari segi kuantitas maupun kualitasnya semakin meningkat, seperti tindak KKN, perzinahan, dan kejahatan lainnya.

Padahal, jika shalat bisa dikerjakan dengan baik dan benar, dengan memperhatikan syarat rukunnya, sah batalnya, dan kesunahannya, maka hikmahnya sangat besar, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat. 

Misalnya saja, manifestasi dari rukun qauli (bacaan dalam shalat) akan menjadikan orang tidak mudah berkata bohong, memfitnah, dan berkata kotor lainnya. Manifestasi dari rukun fi'li (gerakan dalam shalat), tangan tidak akan digunakan untuk menjamah sesuatu yang dilarang agama, dan kaki pun tidak melangkah kecuali yang diridhai Allah. Demikian juga anggota tubuh lainnya. Sedangkan manifestasi dari rukun qalbi (kekhusukan hati), maka jiwanya tidak akan mudah dihinggapi penyakit rohani, seperti hasut, iri, dengki, dendam, dan sombong.

Misal lainnya adalah sujud. Sujud merupakan simbol penghambaan (ketaatan) tertinggi seorang Muslim. Karena posisi sujud adalah meletakkan kepala di lantai (tanah). Orang yang bersujud berarti telah rela meletakkan kepalanya yang terhormat ke lantai yang diinjak oleh kaki.

Ini artinya orang yang sujud itu telah bersedia mematuhi ketetapan-ketetapan hukum (syariat Islam) secara totalitas dalam semua aspek kehidupan. Dengan begitu, secara kontekstual ia pun harus bersujud dalam segala bentuk aktivitas kehidupannya sehari-hari.

Misalnya, jika berbisnis harus jujur, tidak menipu, dan tidak mencuri takaran atau timbangan. Jika berpolitik harus mengedepankan moral dengan tujuan memperjuangkan kaum lemah. Dan, jika menjadi pemimpin ia berusaha mengemban amanah. Rasulullah mengumpamakan orang yang mengerjakan shalat lima kali sehari semalam itu seperti orang yang mandi untuk membersihkan kotoran yang ada di badan.

Kata Rasulullah, ''Bagaimana pendapatmu jika ada sungai di depan rumahmu, lantas kamu mandi di situ sehari lima kali, apa masih kotor badanmu?'' Para sahabat menjawab, tidak ada kotorannya sama sekali. Kemudian beliau bersabda, ''Maka, seperti itu juga shalat lima waktu, maka Allah akan menghapus dosa-dosa dengan shalat.'' (Bukhari-Muslim). 

  • shalat
  • keutamaan shalat
  • shalat khusyu
  • cara shalat khusyu'
  • rasulullah saw

Allah berfirman bahwa orang yang rajin menjaga shalat lima waktu maka ia akan terjaga dari perbuatan

sumber : Harian Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...