Al quran sebagai panduan hidup manusia

Al-Quran ditinjau dari pengertiannya secara bahasa berasal dari bahasa arab, yakni bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a-yaqra’u-qur’anan yang memiliki bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.

Adapun secara istilah, Al-Quran diartikan sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt sendiri melalui perantara malaikat jibril dan membaca Al-Qur’an dinilai sebagai ibadah kepada Allah swt.

Sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalam (perkataan; ucapan) Allah swt. Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang berkata berdasarkan Al-Quran maka perkataannya tersebut adalah benar, dan barangsiapa yang menghukumi dengannya (Al-Qur’an), maka hukumnya adil.

Selanjutnya bagi siapa saja yang mengikuti dan mengamalkan isi dari Al-Quran, maka ia akan menuntun menuju surga, dan barangsiapa yang membelakanginya, ia akan menyeretnya menuju neraka.

Salah satu fungsi Al-Quran bagi manusia adalah sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab didalam Al-Quran terdapat banyak kandungan yang dapat menjadi pelajaran dan contoh serta bahan perenungan bagi manusia. Bagi siapa saja yang menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk atau pedomannya dalam menjalani hidup maka ia akan berada dijalan yang lurus dan penuh keberkahan didalamnya.

Dalam QS. Al-Israa’ ayat 9 Allah Swt. berfirman : “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar“.

Al quran sebagai panduan hidup manusia

“Al-Qur’an” merupakan sesutau yang mulia dan sangat berharga bagi seorang muslim, ketika ia dibaca, dihafal serta ditadabburi kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari maka Al-Quran akan mendatangkan banyak keutamaannya. Salah satu keutamaannya ialah mampu melembutkan hati yang keras serta menenangkan hati yang gelisah. Lalu apa sajakah “adab seorang muslim terhadap Al-Qur’an”? Berikut adalah 4 adab seorang muslim terhadap Al-Quran.

1. Membaca dan mendengarkannya dengan khusyu

Al-Quran merupakan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw., bagi seorang muslim yang membacanya ia akan dinilai sebagai ibadah. Setiap huruf yang dibaca dalam Al-Quran maka ia akan dikalikan dengan 10 pahala kebaikan. Selanjutnya mendengarkan ayat-ayat Al-Quran juga dinilai sebagai ibadah, untuk itu bagi siapa saja yang mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Quran maka ia diperintahkan untuk mendengarkannya denga khusyu’.

2. Berlindung kepada Allah ketika membaca Al-Quran

Membaca Al-Quran merupakan suatu kebaikan dan bentuk ketaatan kepada Allah swt., dalam hal ini syaitan akan menggoda kita dari berbagai arah, untuk itu sebelum membaca Al-Quran kita dianjurkan untuk berlindung kepada Allah dengan membaca ta’awaudz terlebih dahulu.

3. Rajin mentadabburinya

Kita semua tentu menyadari dan mengimanu bahwa dalam Al-Quran terdapat banyak mutiara yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Didalam Al-Quran terdapat kebaikan dan ilmu yang banyak, petunjuk dari kesesatan, obat dari penyakit, cahaya untuk menerangi keelapan dan hukum yang berlaku bagi umat manusia. Mentadabburi ayat-ayatnya, merenungkan maknanya serta memikirkannya, seseorang akan mendapatkan berkah dan kebaikan yang ada dalam Al-Quran.

4. Mengasah hati agar bisa menangis saat membacanya

Allah menyebutkan bahwa salah satu ciri seorang yang beriman adalah hatinya yang peka terhadap Al-Quran. Peka dan bergetar ketika disebut nama Allah dan ketika dibacakan ayat-ayat-Nya maka akan menambah keimanannya, untuk itu kita dianjurkan untuk mengasah hati agar bisa bergetar dan bahkan menangis saat membaca Al-Qur’an, dimana hal tersebut akan menjadi tanda kelembutan hati seorang mukmin.

Sahabat, Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk itu untuk mendapatkan keutamaan atau keberkahan dari mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah ini, kita perlu mendekatkan diri kepadanya dengan cara senantiasa membaca, mentadaburi, menghafalkan serta menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalankan hidup sehari-hari.

Semoga dengan mendekatkan diri kepada Al-Quran dapat mendatangkan kebaikan dan rahmat-Nya kepada kita. Dan Semoga juga dengan mendekatkan diri kepada Al-Quran menjadikan diri kita lebih baik, rajin beramal shaleh dan bersedekah membantu orang lain yang membutuhkan. Aamiin.

Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup untuk NKRI Penuh Toleransi

Kajian Rutin bakda Magrib yang diadakan oleh Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD dan Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada) UAD, melanjutkan pembahasannya tentang Akidah Akhlak. Acara ini ditayangkan secara langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD pada Kamis, 13 Januari 2022.

Kembali hadir sebagai pemateri, Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D. selaku anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan merupakan Kepala LPSI UAD. Anhar membahas lebih mendalam tentang cara Al-Qur’an agar bisa menjadi pedoman hidup manusia, dan pokok kebebasan beragama di dalam Pancasila untuk mewujudkan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Menurutnya, Al-Qur’an sebagai pedoman hidup haruslah dipahami sehingga bijak bila dipelajari secara bertahap, seperti yang dijelaskan pada ayat pertama Surah Al-Alaq. Dalam praktiknya, salah satu metode belajar ialah membaca, dan bisa dilakukan dengan melihat maupun meniru. Untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, adalah dengan memiliki kesadaran di dalam diri manusia.

“Pada kesibukan kita di keseharian luangkan waktu untuk belajar, meskipun belajar yang dilakukan itu sejenak atau sedikit. Dalam proses belajar ini, lebih baik jika tidak hanya membaca Al-Qur’an saja, tetapi dibarengi dengan membaca terjemahan atau tafsirnya agar belajar dan ilmu yang diperoleh lebih rinci dan mendalam. Itu bisa dilakukan secara perorangan atau dengan bimbingan ahli,” jelas Anhar.

Manusia juga hendaknya selalu berusaha dengan kemampuan yang dimiliki, dan jangan berkecil hati jika hasil yang diperoleh sedikit. Sebab, sejatinya ilmu yang diperoleh akan terus berkembang, terlebih jika dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam Pancasila tercantum di Pasal 29 Ayat 1 dan 2 tentang kebebasan orang beragama untuk menjalankan perintah agamanya masing-masing. Sedari itu, yang perlu dibangun untuk menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah nilai-nilai yang terkandung dalam agama. Mustahil mewujudkan NKRI yang di dalamnya terdapat kesatuan, persatuan, keutuhan, kohesi sosial, pada bangsa jika tanpa mempelajari agama. Oleh sebabnya, kepada seluruh masyarakat Indonesia patuhilah perintah agama masing-masing yang dianut, tunjukkan nilai-nilai sakral agama dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bangun toleransi beragama,” tegas Anhar. (didi)