JAKARTA - Sejumlah peristiwa selalu saja terjadi setiap hari di berbagai penjuru dunia. Kejadian itu terekam dan menjadi catatan sejarah. Seperti peristiwa yang terjadi pada 18 September. Untuk kembali mengingat peritiwa itu, Okezone mengulas beberapa peristiwa yang terjadi berdasarkan Wikipedia: Show 1948 - Peristiwa Madiun Pemberontakan PKI pada 1948 atau dikenal sebagai peristiwa Madiun merupakan pemberontakan kelompok komunis yang tergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR). Ada empat kelompok yang tergabung dalam FDR yakni PKI, Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), dan Pemuda Rakyat dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (Sobsi). Pemberontalan ini diawali dengan jatuhnya Amir Sjarifuddin sebagai kabinet setelah Perjanjian Renvile. Kemudian lahirlah kabinet baru dengan di komandoi oleh Mohammad Hatta sebagai perdana menteri namun tidak disetujui Amir. Kemudian seorang tokoh komunis Muso menawarkan gagasan yang disebutnya 'Jalan Baru untuk Republik Indonesia'. Musso kemudian menggelar rapat raksasa di Yogya. Di sini dia melontarkan pentingnya kabinet presidensial diganti jadi kabinet front persatuan. Untuk menyebarkan gagasannya, Musso beserta Amir dan kelompok-kelompok kiri lainnya berencana untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo. Penguasaan itu dilakukan dengan agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksi pengacauan lainnya. Mengetahui hal itu, pemerintah langsung memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yang tidak terlibat adu domba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya. Operasi ini dipimpin oleh kolonel Gatot Subroto. 1786 - William Herschel Menemukan Galaksi NGC 14 Sir Fredrick Wilkiam Herschel merupakan seorang astronom dan komponis asal Jerman-Inggris yang terkenal karena menemukan planet Uranus. Ia juga menemukan radiasi inframerah dan melakukan penemuan lainnya di bidang ekonomi. Selain menemukan itu William juga dikenal sebagai penemu galaksi NGC 14 yang merupakan galaksi tidak beraturan di rasi bintang pegasus. 1970 - Musisi Jimi Hendrix Meninggal Dunia Siapa yang tak kenal dengan James Marshall atau yang biasa dikenal dengan Jimi Hendrix. Musisi asal Amerika Serikat ini terkenal dengan permainan gitarnya. Bahkan permainan gitar Jimi juga disebut-sebut sebagai salah satu orang yang berpengaruh dalam sejarah musik rock. (kha)
SEJARAH INDONESIA KELAS X 1. Perhatikan data berikut. 1. Sudra 3. Waisya 4. Ksatria 2. Brahmana sistem kasta dalam agama Hindu. Berdasarkan data di at … Sejarah menjadi suatu pengetahuan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa atau suatu negara. Melalui pelajaran sejarah akan mendapat gambaran tentan … Kejayaan Daulah Mamluk tercapai karena memiliki pemimpin yang dapat menciptakan militer kuat, berwibawa dan memiliki kepribadian yang tinggi, seiring … Tugas Agama KristenTerlampirSyarat Jawab :•Rapi•No ngasal2•No Bahasa alien•No ambil poin aja•No copas•Baca Alkitab / Tuliskan terletak dimana jawabann … Seorang filosuf Islam yang karyanya sangat berpengaruh tentang teori pengetahuan tidak hanya mengandalkan kekuatan intuitif tetapi juga kekuatan rasio … Ibnu Hajar al Asqalani, IbnuTaimiyah,Al Suyuti adalah sederetan nama-nama ahli agama yang terkenal hingga kini karyanya, merupakan ahli agama yang hid … Siapa nabi yang menjadi lawan Yeremia? Quiz Sebutkan pelopor penjelajahan samudra dari 4 bangsa di Eropa !Mdh bgt, slmt mengerjakan :Dnt : lama gk quiz y. Daging yang diserakkan Tuhan diatas kemah Israel ketika mereka bersungut-sungut adalah asal nama dari Al-Ayyubi tirto.id - Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada 18 September 1948. Peristiwa sejarah Indonesia ini melibatkan beberapa partai politik atau organisasi berhaluan kiri kontra pemerintahan Republik Indonesia (RI) Sukarno-Mohammad Hatta. Partai Komunis Indonesia (PKI) atau Front Demokrasi Rakyat (FDR), Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), Pemuda Rakyat, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), berusaha merebut kekuasaan dikarenakan tidak puas dengan kebijakan pemerintah pusat. “Perebutan kekuasaan tersebut pada jam 07.00 pagi telah berhasil sepenuhnya menguasai Madiun. Pada pagi itu pasukan komunis dengan tanda merah mondar-mandir sepanjang jalan. Madiun dijadikan kubu pertahanan dan titik tolak untuk menguasai seluruh wilayah RI," tulis Rachmat Susatyo dalam buku Pemberontakan PKI-Musso di Madiun (2008).
Dengan latar tempat Kota Madiun, Jawa Timur, sebagai pusat aksinya, terdapat tokoh-tokoh yang disebutkan namanya dalam peristiwa ini. Aksi huru-hara ini melibatkan beberapa unsur, mulai dari militer, laskar-laskar, dan kalangan politisi.
Baca juga:
Latar Belakang dan Tokoh Pemberontakan PKI MadiunDikutip dari Soe Hok Gie dalam Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (1997), Kabinet Hatta I menerapkan kebijakan Rekonstruksi dan Rekonsiliasi (RERA) mulai 27 Februari 1948. Kebijakan RERA diterapkan setelah kabinet sebelumnya, yakni Kabinet Amir Sjarifuddin, dilengserkan karena dianggap merugikan Republik Indonesia pada Perjanjian Renville dengan Belanda.
Kalangan kiri menganggap kebijakan tersebut merugikan karena mengurangi tingkat kekuatan militer Indonesia. Musso yang pada 10 Agustus baru datang ke Indonesia dari Soviet, mengajak FDR untuk bangkit bersama PKI. Kendati begitu, PKI di bawah kendali Musso yang terlibat dalam peristiwa ini disebut sebagai ilegal karena rencana pemberontakan di Madiun tidak disepakati oleh tokoh-tokoh sentral lainnya. Atas inisiatif Musso, digelarlah rapat di Yogyakarta yang menyerukan pergantian Kabinet Presidensial menjadi Kabinet Front Persatuan. Tak hanya itu, tercetus pula gagasan kerja sama internasional, khususnya dengan Uni Soviet, untuk menghadapi Belanda. Gerakan ini didukung oleh barisan kelompok kiri dan berencana menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, serta Wonosobo, dengan berbagai cara.
Baca juga:
Selama bulan Juli hingga September 1948, terjadi beberapa pembunuhan serta penculikan terhadap orang golongan kiri. D.N. Aidit dalam Konfrontasi Peristiwa Madiun 1948 – Peristiwa Sumetera 1956 (1964) menyebut bahwa ada dua anggota PKI yang diculik, yakni Slamet Widjaja dan Pardijo. Aidit yang kelak menjadi pucuk pimpinan PKI ini bahkan menuding ada peran pemerintahan Kabinet Hatta yang punya andil dalam insiden berdarah tersebut. Kasus pembunuhan lainnya juga terjadi. Dalam Siliwangi Dari Masa ke Masa (1968) yang disusun Dinas Sejarah Angkatan Darat diungkapkan bahwa seorang perwira dari Divisi Panembahan Senopati bernama Kolonel Soetarto, ditemukan tewas di depan kediamannya di Solo. Anehnya, terdapat lencana anggota Divisi Siliwangi di tempat kejadian perkara sehingga mulai muncul percik ketegangan di kalangan Angkatan Darat. Bahkan, menurut Muhammad Dimjati dalam Sedjarah Perdjuangan Indonesia (1951), Divisi Panembahan Senopati dikatakan ikut membantu PKI/FDR. Pemerintah pusat langsung bersikap dengan memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yang tidak terlibat adu domba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya. Operasi ini dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto.
Baca juga:
Tujuan dan Akhir Pemberontakan PKI MadiunDalam buku Sedjarah Perdjuangan Nasional Indonesia (1966:131), A.H. Nasution menerangkan, terdapat setidaknya 5 tujuan dan rencana FDR/PKI dalam Peristiwa Madiun 1948:
Dinukil dari Indonesia Merdeka karena Amerika? (2008) karya Frances Gouda, tanggal 18 September 1948, PKI bersama kelompok warok dari Ponorogo menentang pemerintahan RI yang saat itu berpusat di Yogyakarta. PKI/FDR pimpinan Musso menguasai Madiun dan mendeklarasikan "Republik Soviet Indonesia". Di Pati, Jawa Tengah, diproklamirkan pula hal serupa.
Baca juga:
T. Friend dalam Indonesian Destinies (2003) menyebutkan, peristiwa Madiun 1948 menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama. Hal ini membuat pemerintah RI bertindak tegas dan mengirimkan operasi penumpasan dimulai pada 20 September 1948 di bawah komando Kolonel A. H. Nasution. Selain mengatasi kisruh di Madiun, TNI juga harus menghadapi Belanda. Melalui buku Peristiwa coup Berdarah P.K.I, September 1948 di Madiun (1967), terungkap bahwa tanggal 31 Oktober 1948, Musso ditembak mati saat lari tidak jauh dari Ponorogo. Ginandjar Kartasasmita dalam 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949 Jilid 1 (1980) mengungkapkan, mantan perdana menteri Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya juga ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PEMBERONTAKAN PKI MADIUN
atau
tulisan menarik lainnya
Yuda Prinada
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|