5 negara pencemar plastik teratas 2022

KOMPAS.com - Sebuah laporan berjudul "Memperhitungkan Peran AS dalam Sampah Plastik Laut Global" menyebutkan bahwa Amerika Serikat saat ini menjadi penyumbang limbah plastik terbesar di dunia.

Laporan tersebut diamanatkan oleh Kongres sebagai bagian dari Save Our Seas 2.0 Act yang menjadi undang-undang pada Desember 2020 dan diserahkan kepada pemerintah federal.

Secara keseluruhan, AS menyumbang sekitar 42 juta metrik ton (MMT) sampah plastik pada 2016.

Angka itu dua kali lipat lebih besar dari China dan gabungan negara-negara Uni Eropa.

Melansir AFP, rata-rata setiap orang Amerika menghasilkan 130 kilogram sampah plastik per tahun.

Inggris ada pada urutan berikutnya dengan 99 kilogram per orang per tahun, diikuti oleh Korea Selatan dengan 88 kilogram per tahun.

"Keberhasilan keajaiban penemuan plastik pada abad ke-20 juga telah menghasilkan banjir sampah plastik skala global yang terlihat di mana-mana," kata Margaret Spring, pemimpin komite ahli yang menyusun laporan tersebut.

Baca juga: Studi: 710 Juta Ton Sampah Plastik Akan Menumpuk di Bumi pada 2040

Produksi plastik global meningkat dari 20 juta metrik ton pada 1966 menjadi 381 MMT pada 2015.

Artinya, meningkat 20 kali lipat selama setengah abad.

Awalnya, perhatian pada limbah laut hanya terfokus pada sumber berbasis kapal dan laut.

Akan tetapi, saat ini hampir semua plastik di darat berpotensi mencapai lautan melalui sungai dan aliran air.

Penelitian telah menunjukkan hampir seribu spesies kehidupan laut rentan terhadap belitan plastik atau menelan mikroplastik.

Laporan itu menyebutkan, sekitar 8 MMT sampah plastik memasuki dunia setiap tahun atau setara dengan membuang truk sampah plastik ke laut setiap menit.

Pada tingkat saat ini, jumlah plastik yang dibuang ke laut dapat mencapai hingga 53 MMT per tahun pada 2030 atau sekitar setengah dari total berat ikan yang ditangkap dari laut setiap tahun.

Sebagian alasannya adalah ledakan produksi sampah plastik di limbah padat perkotaan tidak diimbangi dengan skala daur ulang yang berkelanjutan.

Dengan demikian, semakin banyak plastik yang masuk ke tempat pembuangan sampah.

Baca juga: Deposit Botol, Cara Norwegia Atasi Sampah Plastik...

Laporan tersebut juga menawarkan sejumlah langkah untuk mengatasi krisis, terutama mengurangi produksi plastik murni.

Tindakan lain yang disarankan termasuk menggunakan bahan yang terdegradasi lebih cepat dan lebih mudah didaur ulang, pengurangan plastik sekali pakai tertentu, dan pengelolaan limbah yang lebih baik.

Upaya lainnya, meningkatkan teknologi penangkapan limbah akan menghentikan plastik di saluran air, sementara membendung pembuangan plastik langsung ke laut juga tetap menjadi prioritas.

"Ini adalah laporan paling komprehensif dan memberatkan tentang polusi plastik yang pernah diterbitkan," kata Judith Enk, presiden organisasi nirlaba Beyond Plastics.

"Ini adalah kode merah untuk plastik di lautan dan mendokumentasikan bagaimana pembersihan sampah tidak akan menyelamatkan lautan," sambungnya.

Ia pun mendesak pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis untuk membaca laporan tersebut serta mengambil tindakan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

RIAU24.COM - Pencemaran lingkungan menjadi isu besar akhir-akhir ini. Dari pemanasan global hingga polusi udara dan polusi air. Kita sebagai manusia mengalami akibat yang menghancurkan karena segala macam kekacauan yang ditimbulkan.

Limbah plastik secara drastis mempengaruhi lingkungan laut, membunuh ribuan kehidupan laut seperti mamalia laut, penyu, dan burung laut.

Bisphenol A, bahan kimia yang dilepaskan dari botol limbah dan wadah kemasan yang dibuang di tepi pantai, akan menjadi mimpi buruk bagi ikan dan kita yang nantinya akan memakan ikan itu pula.

Banyak tumbuhan laut langka yang punah akibat membuang sampah plastik ke laut.

Hampir 513 juta ton plastik berakhir di lautan setiap tahun dimana 80% berasal dari hanya 20 negara di Dunia.

Menurut penelitian terbaru, 5 pencemar teratas adalah Cina, Indonesia, FilipinaVietnam, dan Sri Lanka.

Pandangan mendetail pada bagian masing-masing negara terhadap pencemaran laut ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penyebab utama.

Sementara China menyumbang 8,82 ton limbah plastik yang berakhir di laut bumi setiap tahun, sumbangan negara lainnya tak kalah banyak.

Indonesia (3,22 ton)Filipina (1,88 ton)Vietnam (1,83 ton)Sri Lanka (1,59 ton)Thailand (1,03 ton)Mesir (0,97 ton)Malaysia (0,94 ton)Nigeria (0,85 ton)Bangladesh (0,79 ton), dan Afrika Selatan (0,63 ton).

Tidak hanya volume sampah plastik yang begitu besar bisa mencemari lingkungan laut dan mempengaruhi kesehatan manusia secara tidak langsung, tetapi biaya ekonomi untuk membersihkan sampah tersebut dan biaya memerangi untuk mengelola situasi ini sangat besar.

Sementara negara-negara tumbuh, konsumsi plastik mereka juga tumbuh dan mengancam dunia. Statistik menunjukkan bahwa sampah yang dibuang dalam bentuk kantong plastik dan botol mengalami peningkatan sebesar 620% sejak tahun 1975.

Jika limpahan dari Sistem Pengelolaan Sampah tidak dihindari, masa depan tampak sangat suram dalam hal lingkungan, khususnya kehidupan laut.

Negara apa yang paling banyak sampah plastik?

Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat pertama sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar.

Siapa penyumbang sampah plastik terbesar di dunia?

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) sejauh ini merupakan penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, menurut laporan baru yang diserahkan kepada pemerintah federal pada Rabu (8/12/2021).

Siapa penghasil sampah terbanyak?

Timbulan sampah dari rumah tangga merupakan penghasil sampah terbesar dibandingkan dengan sumber-sumber sampah lainnya, yaitu sebesar 36%, lebih besar dari timbulan sampah dari pasar tradisional yang hanya 24% (Data Adipura KLHK 2015 - 2016).

Apakah Indonesia penghasil sampah terbesar di dunia?

Berdasarkan data The Economist Intelligence, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar di dunia, selain Arab Saudi, dan Amerika Serikat.

Plastic pollution is the accumulation of plastic objects and particles (e.g. plastic bottles, bags and microbeads) in the Earth's environment that adversely affects humans, wildlife and their habitat.[1][2] Plastics that act as pollutants are categorized by size into micro-, meso-, or macro debris.[3] Plastics are inexpensive and durable, making them very adaptable for different uses; as a result, manufacturers choose to use plastic over other materials.[4] However, the chemical structure of most plastics renders them resistant to many natural processes of degradation and as a result they are slow to degrade.[5] Together, these two factors allow large volumes of plastic to enter the environment as mismanaged waste and for it to persist in the ecosystem.

Plastic pollution can afflict land, waterways and oceans. It is estimated that 1.1 to 8.8 million tonnes of plastic waste enters the ocean from coastal communities each year.[6] It is estimated that there is a stock of 86 million tons of plastic marine debris in the worldwide ocean as of the end of 2013, with an assumption that 1.4% of global plastics produced from 1950 to 2013 has entered the ocean and has accumulated there.[7] Some researchers suggest that by 2050 there could be more plastic than fish in the oceans by weight.[8] Living organisms, particularly marine animals, can be harmed either by mechanical effects such as entanglement in plastic objects, problems related to ingestion of plastic waste, or through exposure to chemicals within plastics that interfere with their physiology. Degraded plastic waste can directly affect humans through both direct consumption (i.e. in tap water), indirect consumption (by eating animals), and disruption of various hormonal mechanisms.

As of 2019, 368 million tonnes of plastic is produced each year; 51% in Asia, where China is the world's largest producer.[9] From the 1950s up to 2018, an estimated 6.3 billion tonnes of plastic has been produced worldwide, of which an estimated 9% has been recycled and another 12% has been incinerated.[10] This large amount of plastic waste enters the environment and causes problems throughout the ecosystem; for example, studies suggest that the bodies of 90% of seabirds contain plastic debris.[11][12] In some areas there have been significant efforts to reduce the prominence of free range plastic pollution, through reducing plastic consumption, litter cleanup, and promoting plastic recycling.[13][14]

As of 2020, the global mass of produced plastic exceeds the biomass of all land and marine animals combined.[15] A May 2019 amendment to the Basel Convention regulates the exportation/importation of plastic waste, largely intended to prevent the shipping of plastic waste from developed countries to developing countries. Nearly all countries have joined this agreement.[16][17][18][19] On 2 March 2022 in Nairobi, 175 countries pledged to create a legally binding agreement by the end of the year 2024 with a goal to end plastic pollution.[20]

The amount of plastic waste produced increased during the COVID-19 pandemic due to increased demand for protective equipment and packaging materials.[21] Higher amounts of plastic ended up in the ocean, especially plastic from medical waste and masks.[22][23] Several news reports point to a plastic industry trying to take advantage of the health concerns and desire for disposable masks and packaging to increase production of single use plastic.[24][25][26][27]

Causes

5 negara pencemar plastik teratas 2022

The pathway by which plastics enters the world's oceans

There are differing estimates of how much plastic waste has been produced in the last century. By one estimate, one billion tons of plastic waste have been discarded since the 1950s.[28] Others estimate a cumulative human production of 8.3 billion tons of plastic, of which 6.3 billion tons is waste, with only 9% getting recycled.[29][30]

It is estimated that this waste is made up of 81% polymer resin, 13% polymer fibres and 32% additives. In 2018 more than 343 million tonnes of plastic waste were generated, 90% of which was composed of post-consumer plastic waste (industrial, agricultural, commercial and municipal plastic waste). The rest was pre-consumer waste from resin production and manufacturing of plastic products (e.g. materials rejected due to unsuitable colour, hardness, or processing characteristics).[30]

A large proportion of post-consumer plastic waste consists of plastic packaging. In the United States plastic packaging has been estimated to make up 5% of MSW. This packaging includes plastic bottles, pots, tubs and trays, plastic films shopping bags, rubbish bags, bubble wrap, and plastic or stretch wrap and plastic foams e.g. expanded polystyrene (EPS). Plastic waste is generated in sectors including agriculture (e.g. irrigation pipes, greenhouse covers, fencing, pellets, mulch; construction (e.g. pipes, paints, flooring and roofing, insulants and sealants); transport (e.g. abraded tyres, road surfaces and road markings); electronic and electric equipment (e-waste); and pharmaceuticals and healthcare. The total amounts of plastic waste generated by these sectors is uncertain.[30]

Several studies have attempted to quantify plastic leakage into the environment at both national and global levels which have highlight the difficulty of determining the sources and amounts of all plastic leakage. One global study has estimated that between 60 and 99 million tonnes of mismanaged plastic waste were produced in 2015. Borrelle et al. 2020 has estimated that 19–23 million tonnes of plastic waste entered aquatic ecosystems in 2016. while the Pew Charitable Trusts and SYSTEMIQ (2020) have estimated that 9–14 million tonnes of plastic waste ended up in the oceans the same year.

Despite global efforts to reduce the generation of plastic waste, losses to the environment are predicted to increase. Modelling indicates that, without major interventions, between 23 and 37 million tonnes per year of plastic waste could enter the oceans by 2040 and between 155 and 265 million tonnes per year could be discharged into the environment by 2060. Under a business as usual scenario, such increases would likely be attributable to a continuing rise in production of plastic products, driven by consumer demand, accompanied by insufficient improvements in waste management. As the plastic waste released into the environment already has a significant impact on ecosystems, an increase of this magnitude could have dramatic consequences.[30]

The trade in plastic waste has been identified as "a main culprit" of marine litter.[a] Countries importing the waste plastics often lack the capacity to process all the material. As a result, the United Nations has imposed a ban on waste plastic trade unless it meets certain criteria.[b]

Types of plastic debris

5 negara pencemar plastik teratas 2022

There are three major forms of plastic that contribute to plastic pollution: micro-, macro-, and mega-plastics. Mega- and micro plastics have accumulated in highest densities in the Northern Hemisphere, concentrated around urban centers and water fronts. Plastic can be found off the coast of some islands because of currents carrying the debris. Both mega- and macro-plastics are found in packaging, footwear, and other domestic items that have been washed off of ships or discarded in landfills. Fishing-related items are more likely to be found around remote islands.[32][33] These may also be referred to as micro-, meso-, and macro debris.

Plastic debris is categorized as either primary or secondary. Primary plastics are in their original form when collected. Examples of these would be bottle caps, cigarette butts, and microbeads.[34] Secondary plastics, on the other hand, account for smaller plastics that have resulted from the degradation of primary plastics.[35]

Microdebris

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Microplastics in the surface ocean 1950–2000 and projections beyond, in million metric tonnes.

Microdebris are plastic pieces between 2 mm and 5 mm in size.[33] Plastic debris that starts off as meso- or macrodebris can become microdebris through degradation and collisions that break it down into smaller pieces.[3] Microdebris is more commonly referred to as nurdles.[3] Nurdles are recycled to make new plastic items, but they easily end up released into the environment during production because of their small size. They often end up in ocean waters through rivers and streams.[3] Microdebris that come from cleaning and cosmetic products are also referred to as scrubbers. Because microdebris and scrubbers are so small in size, filter-feeding organisms often consume them.[3]

Nurdles enter the ocean by means of spills during transportation or from land based sources. The Ocean Conservancy reported that China, Indonesia, Philippines, Thailand, and Vietnam dump more plastic in the sea than all other countries combined.[36] It is estimated that 10% of the plastics in the ocean are nurdles, making them one of the most common types of plastic pollution, along with plastic bags and food containers.[37][38] These micro-plastics can accumulate in the oceans and allow for the accumulation of Persistent Bio-accumulating Toxins such as bisphenol A, polystyrene, DDT, and PCB's which are hydrophobic in nature and can cause adverse health affects.[39][40]

Amounts, locations, tracking, and correlations of the microdebris

A 2004 study by Richard Thompson from the University of Plymouth, UK, found a great amount of microdebris on beaches and in waters in Europe, the Americas, Australia, Africa, and Antarctica.[5] Thompson and his associates found that plastic pellets from both domestic and industrial sources were being broken down into much smaller plastic pieces, some having a diameter smaller than human hair.[5] If not ingested, this microdebris floats instead of being absorbed into the marine environment. Thompson predicts there may be 300,000 plastic items per square kilometre of sea surface and 100,000 plastic particles per square kilometre of seabed.[5] International Pellet Watch collected samples of polythene pellets from 30 beaches in 17 countries which were analysed for organic micro-pollutants. It was found that pellets found on beaches in the US, Vietnam and southern Africa contained compounds from pesticides suggesting a high use of pesticides in the areas.[41] In 2020 scientists created what may be the first scientific estimate of how much microplastic currently resides in Earth's seafloor, after investigating six areas of ~3 km depth ~300 km off the Australian coast. They found the highly variable microplastic counts to be proportionate to plastic on the surface and the angle of the seafloor slope. By averaging the microplastic mass per cm3, they estimated that Earth's seafloor contains ~14 million tons of microplastic – about double the amount they estimated based on data from earlier studies – despite calling both estimates "conservative" as coastal areas are known to contain much more microplastic. These estimates are about one to two times the amount of plastic thought – per Jambeck et al., 2015 – to currently enter the oceans annually.[42][43][44]

MacRodebris

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Kantong plastik adalah contoh makrodebris.

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Makroplastik di Surface Ocean 1950-2000 dan proyeksi di luar, dalam jutaan metrik ton.

Puing -puing plastik dikategorikan sebagai makrodebris ketika lebih besar dari 20 & nbsp; mm. Ini termasuk barang -barang seperti tas belanjaan plastik. [3] Makrodebris sering ditemukan di perairan laut, dan dapat berdampak serius pada organisme asli. Jaring ikan telah menjadi polutan utama. Bahkan setelah mereka ditinggalkan, mereka terus menjebak organisme laut dan puing -puing plastik lainnya. Akhirnya, jaring yang ditinggalkan ini menjadi terlalu sulit untuk dihapus dari air karena mereka menjadi terlalu berat, bertambah berat hingga 6 ton. [3]

Produksi plastik

9,2 miliar ton plastik diperkirakan telah dibuat antara tahun 1950 dan 2017. Lebih dari setengah plastik ini telah diproduksi sejak tahun 2004. Dari semua plastik yang dibuang sejauh ini, 14% telah dibakar dan kurang dari 10% telah didaur ulang. [ 30]

Dekomposisi plastik

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Perkiraan rata -rata waktu dekomposisi dari item puing laut khas. Item plastik ditampilkan dengan warna biru.

Plastik sendiri berkontribusi pada sekitar 10% dari limbah yang dibuang. Banyak jenis plastik tergantung pada prekursor mereka dan metode untuk polimerisasi mereka. Bergantung pada komposisi kimianya, plastik dan resin memiliki berbagai sifat terkait dengan penyerapan dan adsorpsi kontaminan. Degradasi polimer membutuhkan waktu lebih lama sebagai akibat dari lingkungan saline dan efek pendinginan laut. Faktor -faktor ini berkontribusi pada kegigihan puing -puing plastik di lingkungan tertentu. [33] Studi terbaru menunjukkan bahwa plastik di laut terurai lebih cepat dari yang pernah diperkirakan, karena paparan sinar matahari, hujan, dan kondisi lingkungan lainnya, yang mengakibatkan pelepasan bahan kimia beracun seperti bisphenol A. Namun, karena peningkatan volume plastik Di laut, dekomposisi telah melambat. [45] Konservasi laut telah meramalkan laju dekomposisi beberapa produk plastik. Diperkirakan bahwa gelas plastik busa akan memakan waktu 50 tahun, pemegang minuman plastik akan memakan waktu 400 tahun, popok sekali pakai akan memakan waktu 450 tahun, dan pancing akan memakan waktu 600 tahun untuk menurun. [5]

Polutan organik yang persisten

Diperkirakan bahwa produksi global plastik adalah sekitar 250 mt/tahun. Kelimpahan mereka telah ditemukan untuk mengangkut polutan organik yang persisten, juga dikenal sebagai Pops. Polutan ini telah dikaitkan dengan peningkatan distribusi ganggang yang terkait dengan pasang merah. [33]

Polutan komersial

Pada tahun 2019, kelompok bebas dari plastik yang diselenggarakan lebih dari 70.000 sukarelawan di 51 negara untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi limbah plastik. Relawan ini mengumpulkan lebih dari "59.000 kantong plastik, 53.000 sachet dan 29.000 botol plastik," seperti yang dilaporkan oleh The Guardian. Hampir setengah dari item dapat diidentifikasi oleh merek konsumen. Merek yang paling umum adalah Coca-Cola, Nestlé, dan PepsiCo. [46] [47] Menurut koordinator kampanye global untuk proyek Emma Priestland pada tahun 2020, satu -satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah menghentikan produksi plastik penggunaan tunggal dan menggunakan produk yang dapat digunakan kembali. [48] [49] Cina adalah konsumen terbesar plastik sekali pakai. [50]

Coca-Cola menjawab bahwa "lebih dari 20% dari portofolio kami hadir dalam pengemasan isi ulang atau air mancur", mereka mengurangi jumlah plastik dalam kemasan sekunder. [51]

Nestlé menjawab bahwa 87% dari kemasannya dan 66% dari kemasan plastik mereka dapat digunakan kembali atau didaur ulang dan pada tahun 2025 mereka ingin membuatnya 100%. Pada tahun itu mereka ingin mengurangi konsumsi plastik perawan dengan sepertiga. [Kutipan diperlukan] [52]citation needed][52]

PepsiCo menjawab bahwa mereka ingin mengurangi "plastik perawan dalam bisnis minuman kami sebesar 35% pada tahun 2025" dan juga memperluas penggunaan kembali dan mengisi ulang apa yang harus mencegah 67 miliar botol penggunaan tunggal pada tahun 2025. [52]

Negara -negara pencemar plastik utama

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Bagian limbah plastik yang dikelola dengan tidak memadai

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Per kapita limbah plastik yang salah dikelola (dalam kilogram per orang per hari)

Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat yang diperkirakan pada tahun 2022 bahwa masuknya plastik di seluruh dunia ke laut adalah 8 juta metrik ton plastik per tahun. [53] Sebuah studi tahun 2021 oleh Ocean Cleanup memperkirakan bahwa sungai menyampaikan antara 0,8 dan 2,7 juta metrik ton plastik ke laut, dan memberi peringkat negara -negara sungai ini. Sepuluh teratas adalah, dari yang paling sedikit: Filipina, India, Malaysia, Cina, Indonesia, Myanmar, Brasil, Vietnam, Bangladesh, dan Thailand. [54]

Salah mengelola pencemar limbah plastik

12 Pencemar limbah plastik yang salah dikelola

& nbsp; & nbsp; Cina (27,7%) China (27.7%)

& nbsp; & nbsp; Indonesia (10,1%) Indonesia (10.1%)

& nbsp; & nbsp; Filipina (5,9%) Philippines (5.9%)

& nbsp; & nbsp; Vietnam (5,8%) Vietnam (5.8%)

& nbsp; & nbsp; Sri Lanka (5,0%) Sri Lanka (5.0%)

& nbsp; & nbsp; Thailand (3,2%) Thailand (3.2%)

& nbsp; & nbsp; Mesir (3,0%) Egypt (3.0%)

& nbsp; & nbsp; Malaysia (2,9%) Malaysia (2.9%)

& nbsp; & nbsp; Nigeria (2,7%) Nigeria (2.7%)

& nbsp; & nbsp; Bangladesh (2,5%) Bangladesh (2.5%)

& nbsp; & nbsp; Afrika Selatan (2,0%) South Africa (2.0%)

& nbsp; & nbsp; India (1,9%) India (1.9%)

& nbsp; & nbsp; sisa dunia (27,3%) Rest of the world (27.3%)

Pada tahun 2018 sekitar 513 juta ton plastik berakhir di lautan setiap tahun di mana 83,1% berasal dari 20 negara berikut: Cina adalah pencemar limbah plastik yang paling salah dikelola di laut 27,7% dari total dunia, second Indonesia with the 10.1%, third Philippines with 5.9%, fourth Vietnam with 5.8%, fifth Sri Lanka 5.0%, sixth Thailand with 3.2%, seventh Egypt with 3.0%, eighth Malaysia with 2.9%, ninth Nigeria with 2.7%, tenth Bangladesh with 2.5%, eleventh South Africa with 2.0%, twelfth India with 1.9%, thirteenth Algeria with 1.6%, fourteenth Turkey with 1.5%, fifteenth Pakistan with 1.5%, sixteenth Brazil with 1.5%, seventeenth Myanmar with 1.4%, eighteenth Morocco Dengan 1,0%, Korea Utara kesembilan belas dengan 1,0%, Amerika Serikat ke -20 dengan 0,9%. Negara -negara dunia lainnya gabungan berakhir 16,9% dari limbah plastik yang salah dikelola di lautan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Science pada tahun 2015. [6] [55] [56]

Semua negara Uni Eropa digabungkan akan menempati peringkat kedelapan belas dalam daftar. [6] [55]

Pada tahun 2020, sebuah penelitian merevisi potensi kontribusi AS 2016 terhadap plastik yang salah kelola; [16] diperkirakan bahwa plastik yang dihasilkan AS dapat menempatkan AS di belakang Indonesia dan India dalam polusi laut, atau mungkin menempatkan AS di belakang Indonesia, India, Thailand, Cina, Brasil, Filipina, Mesir, Jepang, Rusia, dan Vietnam. Pada tahun 2022, diperkirakan semua negara OECD (Amerika Utara, Chili, Kolombia, Eropa, Israel, Jepang, S. Korea) dapat menyumbang 5% dari polusi plastik samudera, dengan seluruh dunia mencemari 95%. [57] Sejak 2016 China berhenti mengimpor plastik untuk daur ulang dan sejak 2019 perjanjian internasional yang ditandatangani oleh 187 negara membatasi ekspor plastik untuk daur ulang. [58] [59]

Sebuah studi 2019 menghitung limbah plastik yang salah kelola, dalam jutaan ton metrik (MT) per tahun:

  • 52 MT - Asia
  • 17 MT - Afrika
  • 7,9 MT - Amerika Latin & Karibia
  • 3,3 MT - Eropa
  • 0,3 MT - AS & Kanada
  • 0,1 MT - Oceania (Australia, Selandia Baru, dll.) [60]

Total pencemar limbah plastik

Sekitar 275 juta ton limbah plastik dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia; Antara 4,8 juta dan 12,7 juta ton dibuang ke laut. Sekitar 60% dari limbah plastik di laut berasal dari 5 negara teratas berikut. [61] Tabel di bawah ini daftar 20 negara pencemar limbah plastik teratas pada tahun 2010 menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Science, Jambeck et al (2015). [6] [55]

Pencemar plastik teratas pada 2010.
PosisiNegaraPolusi plastik (dalam 1000 ton per tahun)
(in 1000 tonnes per year)
1 Cina8820
2 Indonesia3220
3 Filipina1880
4 Vietnam1830
5 Srilanka1590
6 Thailand1030
7 Mesir970
8 Malaysia940
9 Nigeria850
10 Bangladesh790
11 Afrika Selatan630
12 India600
13 Aljazair520
14 Turki490
15 Pakistan480
16 Brazil470
17 Myanmar460
18 Maroko310
19 Korea Utara300
20 Amerika Serikat280

Semua negara Uni Eropa digabungkan akan menempati peringkat kedelapan belas dalam daftar. [6] [55]

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Lingkungan Ilmu & Teknologi, Schmidt et al (2017) menghitung bahwa 10 sungai: dua di Afrika (Nil dan Niger) dan delapan di Asia (Gangga, Indus, Kuning, Yangtze, Hai HE, Pearl, Mekong dan Amur) "Transportasi 88-95% dari plastik global ke laut.". [62] [63] [64] [65]

Kepulauan Karibia adalah pencemar plastik terbesar per kapita di dunia. Trinidad dan Tobago memproduksi 1,5 kilogram limbah per kapita per hari, adalah pencemar plastik terbesar per kapita di dunia. Setidaknya 0,19 & nbsp; kg per orang per hari puing -puing plastik Trinidad dan Tobago berakhir di lautan, atau misalnya Saint Lucia yang menghasilkan lebih dari empat kali lipat jumlah limbah plastik per kapita sebagai Cina dan bertanggung jawab untuk 1,2 kali lebih tidak benar secara tidak benar secara tidak benar tidak benar tidak benar secara tidak benar secara tidak patut tidak benar tidak benar secara tidak benar secara tidak benar secara tidak benar secara tidak benar secara tidak patut tidak benar Buang limbah plastik per kapita daripada Cina. Dari tiga puluh pencemar global per kapita teratas, sepuluh berasal dari wilayah Karibia. Ini adalah Trinidad dan Tobago, Antigua dan Barbuda, Saint Kitts dan Nevis, Guyana, Barbados, Saint Lucia, Bahama, Grenada, Anguilla dan Aruba, menurut serangkaian studi yang dirangkum oleh Forbes (2019). [66]

Efek

Efek pada lingkungan

Distribusi puing -puing plastik sangat bervariasi sebagai akibat dari faktor -faktor tertentu seperti arus angin dan laut, geografi garis pantai, daerah perkotaan, dan rute perdagangan. Populasi manusia di daerah tertentu juga memainkan peran besar dalam hal ini. Plastik lebih mungkin ditemukan di daerah tertutup seperti Karibia. Ini berfungsi sebagai sarana distribusi organisme ke pantai terpencil yang bukan lingkungan asalnya. Ini berpotensi meningkatkan variabilitas dan penyebaran organisme di bidang tertentu yang kurang beragam secara biologis. Plastik juga dapat digunakan sebagai vektor untuk kontaminan kimia seperti polutan organik yang persisten dan logam berat. [33]

5 negara pencemar plastik teratas 2022

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Seorang pria dan wanita menyeret sekantong limbah plastik yang dikumpulkan dari pantai di Ghana

Polusi plastik juga sangat memengaruhi lingkungan kita. "Polusi ini signifikan dan meluas, dengan puing -puing plastik yang ditemukan bahkan di daerah pantai yang paling terpencil dan di setiap habitat laut". [67] Informasi ini memberi tahu kita tentang seberapa banyak perubahan polusi plastik yang terjadi di laut dan bahkan pantai.

Pada Januari 2022 sekelompok ilmuwan mendefinisikan batas planet untuk "entitas baru" (polusi, termasuk polusi plastik) dan ternyata telah terlampaui. Menurut rekan penulis Patricia Villarubia-Gómez dari Stockholm Resilience Center, "Ada peningkatan 50 kali lipat dalam produksi bahan kimia sejak 1950. Ini diproyeksikan menjadi tiga kali lipat lagi pada tahun 2050". Setidaknya ada 350.000 bahan kimia buatan di dunia. Mereka sebagian besar memiliki "efek negatif pada kesehatan planet". Plastik saja mengandung lebih dari 10.000 bahan kimia dan menciptakan masalah besar. Para peneliti menyerukan batasan produksi kimia dan beralih ke ekonomi sirkular, yang berarti produk yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang. [68]

Masalah puing -puing plastik laut ada di mana -mana. Diperkirakan 1,5-4% dari produksi plastik global berakhir di lautan setiap tahun, terutama sebagai akibat dari infrastruktur pengelolaan limbah yang buruk dan praktik yang dikombinasikan dengan sikap yang tidak bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pembuangan plastik. Pelapukan puing -puing plastik menyebabkan fragmentasi menjadi partikel yang bahkan invertebrata laut kecil dapat menelan sehingga mencemari rantai makanan. Ukuran mereka yang kecil membuat mereka tidak dapat dilacak dengan sumbernya dan sangat sulit untuk dihapus dari lingkungan laut terbuka. [69] Di lingkungan laut, polusi plastik menyebabkan "keterikatan, efek toksikologis melalui konsumsi plastik, mati lemas, kelaparan, penyebaran, dan aroma organisme , penyediaan habitat baru, dan pengenalan spesies invasif adalah efek ekologis yang signifikan dengan meningkatnya ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan hubungan trofik. Kontaminan yang muncul mempengaruhi aspek sosial-ekonomi melalui dampak negatif pada pariwisata, perikanan, pengiriman, dan kesehatan manusia ". [70]

Polusi plastik sebagai penyebab perubahan iklim

Pada tahun 2019 sebuah laporan baru "Plastik dan Iklim" diterbitkan. Menurut laporan itu, pada tahun 2019, produksi dan pembakaran plastik akan menyumbangkan gas rumah kaca setara dengan 850 juta ton karbon dioksida (CO2) dengan atmosfer. Dalam tren saat ini, emisi tahunan dari sumber -sumber ini akan tumbuh menjadi 1,34 miliar ton pada tahun 2030. Pada tahun 2050 plastik dapat memancarkan 56 miliar ton emisi gas rumah kaca, sebanyak 14 persen dari anggaran karbon yang tersisa. [71] Pada 2100 itu akan memancarkan 260 miliar ton, lebih dari setengah anggaran karbon. Itu adalah emisi dari produksi, transportasi, insinerasi, tetapi ada juga pelepasan metana dan efek pada fitoplankton. [72]

Efek plastik di tanah

Polusi plastik di tanah menimbulkan ancaman bagi tanaman dan hewan - termasuk manusia yang didasarkan pada tanah. [73] Perkiraan jumlah konsentrasi plastik di tanah adalah antara empat dan dua puluh tiga kali lipat dari laut. Jumlah plastik yang siap di tanah lebih besar dan lebih terkonsentrasi daripada di dalam air. [74] Limbah plastik yang salah kelola berkisar dari 60 persen di Asia Timur dan Pasifik hingga satu persen di Amerika Utara. Persentase limbah plastik yang salah mengelola yang mencapai lautan setiap tahun dan dengan demikian menjadi puing -puing laut plastik adalah antara sepertiga dan satu setengah total limbah yang salah mengelola tahun itu. [75] [76]

Pada tahun 2021 sebuah laporan yang dilakukan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian menyatakan bahwa plastik sering digunakan dalam pertanian. Ada lebih banyak plastik di tanah yang di lautan. Kehadiran plastik di lingkungan melukai ekosistem dan kesehatan manusia dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan pangan. [77] Plastik terklorinasi dapat melepaskan bahan kimia berbahaya ke tanah di sekitarnya, yang kemudian dapat meresap ke dalam air tanah atau sumber air di sekitarnya dan juga ekosistem dunia. [78] Ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada spesies yang meminum air.

Efek pada banjir

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Relawan membersihkan selokan di Ilorin, Nigeria selama hari sanitasi sukarela. Bahkan ketika ada infrastruktur yang memadai untuk sanitasi, polusi plastik dapat mencegah drainase dan menghalangi aliran limbah.

Plastic waste can clog storm drains, and such clogging can increase flood damage, particularly in urban areas.[79] A buildup of plastic garbage at trash cans raises the water level upstream and may enhance the risk of urban flooding.[80] For example, in Bangkok flood risk increases substantially because of plastic waste clogging the already overburdened sewer system.[81]

In tap water

A 2017 study found that 83% of tap water samples taken around the world contained plastic pollutants.[82][83] This was the first study to focus on global drinking water pollution with plastics,[84] and showed that with a contamination rate of 94%, tap water in the United States was the most polluted, followed by Lebanon and India. European countries such as the United Kingdom, Germany and France had the lowest contamination rate, though still as high as 72%.[82] This means that people may be ingesting between 3,000 and 4,000 microparticles of plastic from tap water per year.[84] The analysis found particles of more than 2.5 microns in size, which is 2500 times bigger than a nanometer. It is currently unclear if this contamination is affecting human health, but if the water is also found to contain nano-particle pollutants, there could be adverse impacts on human well-being, according to scientists associated with the study.[85]

However, plastic tap water pollution remains under-studied, as are the links of how pollution transfers between humans, air, water, and soil.[86]

In terrestrial ecosystems

Mismanaged plastic waste leads to plastic directly or indirectly entering terrestrial ecosystems.[87] There has been a significant increase of microplastic pollution due to the poor handling and disposal of plastic materials.[88] In particular, plastic pollution in the form of microplastics now can be found extensively in soil. It enters the soil by settling on the surface and eventually making its way into subsoils.[89] These microplastics find their way into plants and animals.[90]

Effluent and sludge of wastewater contain large amounts of plastics. Wastewater treatment plants don't have a treatment process to remove microplastics which results in plastics being transferred into water and soil when effluent and sludge are applied to land for agricultural purposes.[90] Several researchers have found plastic microfibers that are released when fleece and other polyester textiles are cleaned in washing machines.[91] These fibers can be transferred through effluent to land which pollutes soil environments.[89]

The increase in plastic and microplastic pollution in soils can cause adverse impacts on plants and microorganisms in the soil, which can in turn affect soil fertility. Microplastics affect soil ecosystems that are important for plant growth. Plants are important for the environment and ecosystems so the plastics are damaging to plants and organisms living in these ecosystems.[88]

Microplastics alter soil biophysical properties which affect the quality of the soil. This affects soil biological activity, biodiversity and plant health. Microplastics in the soil alter a plant's growth. It decreases seedling germination, affects the number of leaves, stem diameter and chlorophyll content in these plants.[88]

Microplastics in the soil are a risk not only to soil biodiversity but also food safety and human health. Soil biodiversity is important for plant growth in agricultural industries. Agricultural activities such as plastic mulching and application of municipal wastes contribute to the microplastic pollution in the soil. Human-modified soils are commonly used to improve crop productivity but the effects are more damaging than helpful.[88]

Plastics also release toxic chemicals into the environment and cause physical, chemical harm and biological damage to organisms. Ingestion of plastic doesn't only lead to death in animals through intestinal blockage but it can also travel up the food chain which affects humans.[87]

Effects of plastic on oceans and seabirds

5 negara pencemar plastik teratas 2022

The unaltered stomach contents of a dead albatross chick photographed on Midway Atoll National Wildlife Refuge in the Pacific in September 2009 include plastic marine debris fed the chick by its parents

Marine plastic pollution (or plastic pollution in the ocean) is a type of marine pollution by plastics, ranging in size from large original material such as bottles and bags, down to microplastics formed from the fragmentation of plastic material. Marine debris is mainly discarded human rubbish which floats on, or is suspended in the ocean. Eighty percent of marine debris is plastic.[92][93] Microplastics and nanoplastics result from the breakdown or photodegradation of plastic waste in surface waters, rivers or oceans. Recently, scientists have uncovered nanoplastics in heavy snow, more specifically about 3000 tons that cover Switzerland yearly.[94] It is estimated that there is a stock of 86 million tons of plastic marine debris in the worldwide ocean as of the end of 2013, assuming that 1.4% of global plastics produced from 1950 to 2013 has entered the ocean and has accumulated there.[95] It is estimated that 19–23 million tonnes of plastic leaks into aquatic ecosystems annually.[96] The 2017 United Nations Ocean Conference estimated that the oceans might contain more weight in plastics than fish by the year 2050.[97]

5 negara pencemar plastik teratas 2022

5 negara pencemar plastik teratas 2022

A woman and a boy collecting plastic waste at a beach during a cleanup exercise

Oceans are polluted by plastic particles ranging in size from large original material such as bottles and bags, down to microplastics formed from the fragmentation of plastic material. This material is only very slowly degraded or removed from the ocean so plastic particles are now widespread throughout the surface ocean and are known to be having deleterious effects on marine life.[98] Discarded plastic bags, six pack rings, cigarette butts and other forms of plastic waste which finish up in the ocean present dangers to wildlife and fisheries.[99] Aquatic life can be threatened through entanglement, suffocation, and ingestion.[100][101][102] Fishing nets, usually made of plastic, can be left or lost in the ocean by fishermen. Known as ghost nets, these entangle fish, dolphins, sea turtles, sharks, dugongs, crocodiles, seabirds, crabs, and other creatures, restricting movement, causing starvation, laceration, infection, and, in those that need to return to the surface to breathe, suffocation.[103] There are various types of ocean plastics causing problems to marine life. Bottle caps have been found in the stomachs of turtles and seabirds, which have died because of the obstruction of their respiratory and digestive tracts.[104] Ghost nets are also a problematic type of ocean plastic as they can continuously trap marine life in a process known as "ghost fishing".[105]

Marine life is one of the most important when one is affected by plastic pollution. Plastic pollution puts animals' lives in danger and is in constant fear of extinction. Marine wildlife such as seabirds, whales, fish and turtles mistake plastic waste for prey; most then die of starvation as their stomachs become filled with plastic. They also suffer from lacerations, infections, reduced ability to swim, and internal injuries.[106] This evidence tells us how damaged marine wildlife is being affected by plastic pollution, they bring up how many animals mistake plastic for prey and eat it without knowing. "Globally, 100,000 marine mammals die every year as a result of plastic pollution. This includes whales, dolphins, porpoises, seals and sea lions".[107] This evidence tells us the statistics of how many marine mammals really are negatively affected enough to die from plastic pollution.

Effects on freshwater ecosystems

Research into freshwater plastic pollution has been largely ignored over marine ecosystems, comprising only 13% of published papers on the topic.[108]

Plastics make their way into bodies of freshwater, underground aquifers, and moving freshwaters through runoff and erosion of mismanaged plastic waste (MMPW). In some areas, the direct waste disposal into rivers is a remaining factor of historical practices, and has only been somewhat limited by modern legislation.[109] Rivers are the primary transport of plastics into marine ecosystems, sourcing potentially 80% of the plastic pollution in the oceans.[110] Research on the top ten river catchments ranked by annual amount of MMPW showed that some rivers contribute as high as 88–95% of ocean-bound plastics, the highest being the Yangtze River into the East China Sea.[111] Asian rivers contribute nearly 67% of plastic waste found in the ocean annually, largely influenced by the high density coastal populations all throughout the continent as well as relatively intense bouts of seasonal rainfall.[112]

Impacts on freshwater biodiversity

Invertebrates

A study analyzing ingestion of plastics across a variety of previously published experiments showed that out of the 206 species covered, the majority of papers documented ingestion in fish.[109] This doesn't quite mean that fish ingest plastic more than other organisms, but instead highlights the underrepresentation of plastic effects in equally important organisms, like aquatic plants, amphibians and invertebrates. Despite this disparity, controlled experiments analyzing microplastic impact on aquatic plants like the algae Chlorella spp and common duckweed Lemna minor have yielded significant results. Between microplastics of polypropylene (PP) and polyvinyl chloride (PVC), PVC demonstrated greater toxicity to Chlorella pyrenoidosa, overall negatively impacting their photosynthetic ability. This effect on photosynthesis is likely due to the 60% reduction of algal chlorophyll a associated with high PVC concentrations found in the same study.[113] When analyzing the effect of polyethylene microbeads (origin: cosmetic exfoliants) on the aquatic macrophyte L. minor, no effect on photosynthetic pigments & productivity was found, but root growth and root cell viability decreased.[114] These results are concerning as plants and algae are integral to nutrient and gas cycling within an aquatic system, and have the capacity to create significant changes in water composition due to their sheer density. Crustaceans have also been analyzed for their response to plastic presence. There is proof that freshwater crustaceans, specifically European crabs and crayfish, suffer entanglement in polyamide ghost nets used in lake fishing.[115] When exposed to plastic nanoparticles of polystyrene, Daphnia galeata (common water flea) experienced reduced survival within 48 hours as well as reproductive issues. Over a span of 5 days, the amount of pregnant Daphnia decreased by nearly 50%, and less than 20% of exposed embryos survived without any immediate repercussions.[116] Other arthropods, like juvenile stages of insects are susceptible to similar plastic exposure as some spend part of their adolescence fully submerged in a freshwater resource. This similarity in lifestyle to other aquatic invertebrates indicates that insects may experience similar side effects of plastic exposure.

Vertebrata

Paparan plastik dalam amfibi sebagian besar telah dipelajari pada tahap kehidupan remaja, ketika subjek uji masih bergantung pada lingkungan akuatik di mana lebih mudah untuk memanipulasi variabel secara eksperimental. Studi tentang katak air tawar Amerika Selatan yang umum, Physalaemus cuvieri menunjukkan bahwa plastik mungkin memiliki potensi untuk menginduksi perubahan morfologis mutagenik dan sitotoksik. [117] Lebih banyak penelitian yang perlu dilakukan pada respons amfibi terhadap polusi plastik, terutama karena amfibi dapat berfungsi sebagai spesies indikator awal penurunan lingkungan. [118] Mamalia dan burung air tawar telah lama diketahui memiliki interaksi negatif dengan polusi plastik, sering mengakibatkan keterikatan atau mati lemas/tersedak setelah menelan. Sementara peradangan dalam saluran pencernaan di kedua kelompok telah dicatat, sayangnya ada sedikit atau tidak ada data tentang efek toksikologis dari polutan plastik dalam organisme ini. [109] Ikan telah dipelajari paling banyak mengenai polusi plastik pada organisme air tawar, dengan sebagian besar penelitian menunjukkan bukti konsumsi plastik dalam sampel yang ditangkap liar dan spesimen laboratorium. [109] Ada beberapa upaya untuk melihat kematian plastik pada spesies model air tawar yang umum, Danio Rerio, alias ikan zebra. Peningkatan produksi lendir dan respons peradangan dalam D. rerio gi-tract dicatat, tetapi juga, para peneliti mencatat perubahan berbeda dalam komunitas mikroba dalam mikrobioma usus ikan zebra. [119] Temuan ini signifikan, karena penelitian dalam beberapa dekade terakhir telah semakin mengungkapkan berapa banyak mikrobioma daya usus mengenai penyerapan nutrisi dan sistem endokrin inang mereka. [120] Karena itu, plastik mungkin memiliki efek yang jauh lebih drastis pada kesehatan organisme individu daripada yang diketahui saat ini, sehingga menuntut perlunya penelitian lebih lanjut sesegera mungkin. Banyak dari temuan ini juga telah ditemukan dalam pengaturan laboratorium, sehingga lebih banyak upaya yang perlu disalurkan untuk mengukur kelimpahan plastik & toksikologi pada populasi liar.

Efek pada manusia

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Situs tempat sampah sedang didaur ulang di Ghana

Senyawa yang digunakan dalam pembuatan mencemari lingkungan dengan melepaskan bahan kimia ke udara dan air. Beberapa senyawa yang digunakan dalam plastik, seperti phthalate, bisphenol A (bra), difenil eter polibrominasi (PBDE), berada di bawah undang -undang yang erat dan mungkin sangat menyakitkan. Meskipun senyawa ini tidak aman, mereka telah digunakan dalam pembuatan kemasan makanan, perangkat medis, bahan lantai, botol, parfum, kosmetik dan banyak lagi. Menghirup mikroplastik (MPS) telah terbukti menjadi salah satu kontributor utama penyerapan MP pada manusia. Anggota parlemen dalam bentuk partikel debu diedarkan secara konstan melalui ventilasi dan sistem pendingin udara di dalam ruangan. [121] Dosis besar senyawa ini berbahaya bagi manusia, menghancurkan sistem endokrin. Bra meniru hormon wanita yang disebut estrogen. PBD menghancurkan dan menyebabkan kerusakan pada hormon tiroid, yang merupakan kelenjar hormon vital yang memainkan peran utama dalam metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Anggota parlemen juga dapat memiliki efek merugikan pada keberhasilan reproduksi pria. MPS seperti BPA dapat mengganggu biosintesis steroid dalam sistem endokrin pria dan dengan tahap awal spermatogenesis. [122] Anggota parlemen pada pria juga dapat menciptakan stres oksidatif dan kerusakan DNA pada spermatozoa, menyebabkan berkurangnya viabilitas sperma. [122] Meskipun tingkat paparan bahan kimia ini bervariasi tergantung pada usia dan geografi, sebagian besar manusia mengalami paparan simultan terhadap banyak bahan kimia ini. Tingkat rata -rata paparan harian di bawah level yang dianggap tidak aman, tetapi lebih banyak penelitian perlu dilakukan pada efek paparan dosis rendah pada manusia. Banyak yang tidak diketahui tentang seberapa parah manusia dipengaruhi secara fisik oleh bahan kimia ini. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam produksi plastik dapat menyebabkan dermatitis pada kontak dengan kulit manusia. Dalam banyak plastik, bahan kimia beracun ini hanya digunakan dalam jumlah jejak, tetapi pengujian yang signifikan sering diperlukan untuk memastikan bahwa elemen beracun terkandung dalam plastik oleh bahan inert atau polimer. Anak-anak dan wanita selama usia reproduksi mereka paling berisiko dan lebih rentan merusak kekebalan tubuh mereka serta sistem reproduksi mereka dari bahan kimia yang mengganggu hormon ini. Produk kehamilan dan keperawatan seperti botol bayi, dot, dan peralatan makan plastik menempatkan bayi dan anak -anak pada risiko paparan yang sangat tinggi. [121]

Kesehatan manusia juga terkena dampak negatif oleh polusi plastik. "Hampir sepertiga dari situs air tanah di AS mengandung BPA. BPA berbahaya pada konsentrasi yang sangat rendah karena mengganggu hormon dan sistem reproduksi kita. [123] Kutipan ini memberi tahu kita berapa banyak persentase air kita yang terkontaminasi dan tidak boleh diminum setiap hari. "Pada setiap tahap siklus hidupnya, plastik menimbulkan risiko yang berbeda bagi kesehatan manusia, yang timbul dari paparan partikel plastik itu sendiri dan bahan kimia terkait". [124] Kutipan ini merupakan intro ke berbagai titik mengapa plastik " merusak bagi kita, seperti karbon yang dilepaskan ketika sedang dibuat dan diangkut yang juga terkait dengan bagaimana polusi plastik membahayakan lingkungan kita.

Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di Environment International menemukan mikroplastik dalam darah 80% orang yang diuji dalam penelitian ini, dan mikroplastik tersebut berpotensi menjadi tertanam dalam organ manusia. [125]

Signifikansi klinis

Karena meresapnya produk plastik, sebagian besar populasi manusia terus -menerus terpapar pada komponen kimia plastik. Di Amerika Serikat, 95% orang dewasa memiliki kadar BPA yang terdeteksi dalam urin mereka. Paparan bahan kimia seperti BPA telah berkorelasi dengan gangguan kesuburan, reproduksi, pematangan seksual, dan efek kesehatan lainnya. [126] Phthalate spesifik juga menghasilkan efek biologis yang sama.

Sumbu hormon tiroid

Bisphenol A mempengaruhi ekspresi gen yang terkait dengan sumbu hormon tiroid, yang mempengaruhi fungsi biologis seperti metabolisme dan perkembangan. BPA dapat mengurangi aktivitas reseptor hormon tiroid (TR) dengan meningkatkan aktivitas corepressor transkripsi TR. Ini kemudian mengurangi tingkat protein pengikat hormon tiroid yang berikatan dengan triiodothyronine. Dengan mempengaruhi sumbu hormon tiroid, paparan BPA dapat menyebabkan hipotiroidisme. [12]

Hormon seks

BPA dapat mengganggu tingkat fisiologis hormon seks. Ia melakukan ini dengan mengikat globulin yang biasanya mengikat hormon seks seperti androgen dan estrogen, yang mengarah pada gangguan keseimbangan antara keduanya. BPA juga dapat mempengaruhi metabolisme atau katabolisme hormon seks. Ini sering bertindak sebagai antiandrogen atau sebagai estrogen, yang dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan gonad dan produksi sperma. [12]

Upaya Pengurangan

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Barang -barang rumah tangga yang terbuat dari berbagai jenis plastik.

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Pembangkit limbah, diukur dalam kilogram per orang per hari

Upaya untuk mengurangi penggunaan plastik, untuk mempromosikan daur ulang plastik dan untuk mengurangi limbah plastik yang salah kelola atau polusi plastik telah terjadi atau sedang berlangsung. Tinjauan ilmiah pertama dalam literatur akademik profesional tentang polusi plastik global secara umum menemukan bahwa respons rasional terhadap "ancaman global" adalah "pengurangan konsumsi bahan plastik perawan, bersama dengan strategi terkoordinasi internasional untuk pengelolaan limbah" - seperti pelarangan Ekspor limbah plastik kecuali mengarah pada daur ulang yang lebih baik - dan menggambarkan keadaan pengetahuan tentang dampak "tidak dapat dibalik" yang merupakan salah satu alasan untuk pengurangannya. [127] [128]

Beberapa supermarket mengenakan biaya pelanggan mereka untuk kantong plastik, dan di beberapa tempat yang lebih efisien bahan yang dapat digunakan kembali atau biodegradable digunakan sebagai pengganti plastik. Beberapa komunitas dan bisnis telah melarang beberapa barang plastik yang umum digunakan, seperti air botolan dan kantong plastik. [129] Beberapa organisasi non-pemerintah telah meluncurkan skema pengurangan plastik sukarela seperti sertifikat yang dapat diadaptasi oleh restoran untuk diakui sebagai ramah lingkungan di antara pelanggan. [130]

Pada Januari 2019, "Aliansi Global untuk mengakhiri limbah plastik" diciptakan oleh perusahaan di industri plastik. Aliansi ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan dari limbah yang ada dan meningkatkan daur ulang, tetapi tidak menyebutkan pengurangan produksi plastik sebagai salah satu targetnya. [131]

Pada tanggal 2 Maret 2022 di Nairobi, perwakilan dari 175 negara berjanji untuk menciptakan perjanjian yang mengikat secara hukum untuk mengakhiri polusi plastik. Perjanjian tersebut harus membahas siklus hidup penuh plastik dan mengusulkan alternatif termasuk reusability. Komite Negosiasi Antarpemerintah (Inc) yang harus memahami perjanjian tersebut pada akhir tahun 2024 dibuat. Perjanjian tersebut harus memfasilitasi transisi ke ekonomi melingkar, yang akan mengurangi emisi GRK sebesar 25%. Inger Andersen, direktur eksekutif UNEP menyebut keputusan "kemenangan oleh planet Bumi atas plastik sekali pakai". [20] [132]

Plastik biodegradable dan degradable

Penggunaan plastik biodegradable memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Biodegradables adalah biopolimer yang terdegradasi pada komposer industri. Biodegradables tidak terdegradasi seefisien dalam komposter domestik, dan selama proses yang lebih lambat ini, gas metana dapat dipancarkan. [133]

Ada juga jenis bahan lain yang dapat terdegradasi yang tidak dianggap biopolimer, karena mereka berbasis minyak, mirip dengan plastik konvensional lainnya. Plastik ini dibuat agar lebih terdegradasi melalui penggunaan aditif yang berbeda, yang membantu mereka menurun ketika terpapar sinar UV atau stres fisik lainnya. [133] Namun, aditif yang mempromosikan biodegradasi untuk polimer telah ditunjukkan untuk tidak secara signifikan meningkatkan biodegradasi. [134]

Meskipun plastik biodegradable dan terdegradasi telah membantu mengurangi polusi plastik, ada beberapa kelemahan. Salah satu masalah mengenai kedua jenis plastik adalah bahwa mereka tidak rusak dengan sangat efisien di lingkungan alami. Di sana, plastik yang terdegradasi yang berbasis minyak dapat dipecah menjadi fraksi yang lebih kecil, pada titik mana mereka tidak menurun lebih lanjut. [133]

Komite parlemen di Inggris juga menemukan bahwa plastik kompos dan biodegradable dapat menambah polusi laut karena ada kekurangan infrastruktur untuk menangani jenis plastik baru ini, serta kurangnya pemahaman tentang mereka di pihak konsumen. [135] Misalnya, plastik ini perlu dikirim ke fasilitas pengomposan industri untuk menurun dengan benar, tetapi tidak ada sistem yang memadai untuk memastikan limbah mencapai fasilitas ini. [135] Komite dengan demikian merekomendasikan untuk mengurangi jumlah plastik yang digunakan daripada memperkenalkan jenis baru ke pasar. [135]

Yang juga patut dicatat adalah evolusi enzim baru yang memungkinkan mikroorganisme yang tinggal di lokasi yang tercemar untuk mencerna plastik yang normal dan sulit didegradasi. Sebuah studi tahun 2021 yang mencari homolog dari 95 enzim penggagalan plastik yang diketahui yang mencakup 17 jenis plastik menemukan 30.000 enzim lebih lanjut. Terlepas dari di mana -mana mereka, tidak ada bukti terkini bahwa enzim baru ini memecah jumlah plastik yang berarti untuk mengurangi polusi. [136]

Pembakaran

Hingga 60% dari peralatan medis plastik bekas dibakar daripada disimpan di tempat pembuangan sampah sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi penularan penyakit. Ini memungkinkan penurunan besar dalam jumlah limbah plastik yang berasal dari peralatan medis. [126]

Dalam skala besar, plastik, kertas, dan bahan lainnya menyediakan bahan bakar yang bermanfaat bagi pabrik limbah. Sekitar 12% dari total plastik yang diproduksi telah dibakar. [137] Banyak penelitian telah dilakukan mengenai emisi gas yang dihasilkan dari proses pembakaran. [138] Plastik yang dibakar melepaskan sejumlah racun dalam proses pembakaran, termasuk dioksin, furan, merkuri dan bifenil poliklorinasi. [138] Saat dibakar di luar fasilitas yang dirancang untuk mengumpulkan atau memproses racun, ini dapat memiliki efek kesehatan yang signifikan dan menciptakan polusi udara yang signifikan. [138]

Aturan

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Bagian dari limbah plastik yang dikelola secara tidak memadai (2010)

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Pangsa yang diproyeksikan dari limbah plastik yang dikelola secara tidak memadai (2025)

Lembaga -lembaga seperti Badan Perlindungan Lingkungan AS dan Administrasi Makanan dan Obat -obatan AS sering tidak menilai keamanan bahan kimia baru sampai setelah efek samping negatif ditunjukkan. Begitu mereka mencurigai bahan kimia mungkin beracun, dipelajari untuk menentukan dosis referensi manusia, yang ditentukan sebagai tingkat efek samping yang dapat diamati terendah. Selama studi ini, dosis tinggi diuji untuk melihat apakah itu menyebabkan efek kesehatan yang merugikan, dan jika tidak, dosis yang lebih rendah dianggap aman juga. Ini tidak memperhitungkan fakta bahwa dengan beberapa bahan kimia yang ditemukan dalam plastik, seperti BPA, dosis yang lebih rendah dapat memiliki efek yang dapat dilihat. [139] Bahkan dengan proses evaluasi yang sering kompleks ini, kebijakan telah diberlakukan untuk membantu mengurangi polusi plastik dan efeknya. Peraturan pemerintah telah diimplementasikan yang melarang beberapa bahan kimia digunakan dalam produk plastik tertentu.

Di Kanada, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, BPA telah dilarang dimasukkan dalam produksi botol bayi dan cangkir anak -anak, karena masalah kesehatan dan kerentanan yang lebih tinggi dari anak -anak yang lebih muda terhadap efek BPA. [126] Pajak telah ditetapkan untuk mencegah cara spesifik mengelola limbah plastik. Pajak tempat pembuangan sampah, misalnya, menciptakan insentif untuk memilih mendaur ulang plastik daripada menahannya di tempat pembuangan sampah, dengan membuat yang terakhir lebih mahal. [133] Ada juga standarisasi jenis plastik yang dapat dianggap kompos. [133] Norma Eropa EN 13432, yang ditetapkan oleh Komite Eropa untuk Standardisasi (CEN), mencantumkan standar yang harus dipenuhi plastik, dalam hal komposisi dan biodegradabilitas, agar secara resmi diberi label sebagai kompos. [133] [140]

Given the significant threat that oceans face, the European Investment Bank Group aims to increase its funding and advisory assistance for ocean cleanup. For example, the Clean Oceans Initiative (COI) was established in 2018. The European Investment Bank, the German Development Bank, and the French Development Agency (AFD) agreed to invest a total of €2 billion under the COI from October 2018 to October 2023 in initiatives aimed at reducing pollution discharge into the oceans, with a special focus on plastics.[141][142][143]

Voluntary reduction efforts failing

Major plastic producers continue to lobby governments to refrain from imposing restrictions on plastic production and to advocate for voluntary corporate targets to reduce new plastic output. However, the world's top 10 plastic producers, including The Coca-Cola Company, Nestle SA and PepsiCo have been failing to meet even their own minimum targets for virgin plastic use.[144]

There have been several international covenants which address marine plastic pollution, such as the Convention on the Prevention of Marine Pollution by Dumping of Wastes and Other Matter 1972, the International Convention for the Prevention of Pollution from Ships, 1973 and the Honolulu Strategy, there is nothing around plastics which infiltrate the ocean from the land.[145]

In 2020, 180 countries agreed to limit the amount of plastic waste that rich countries export to poorer countries, using rules from the Basel Convention. However, during January 2021, the first month that the agreement was in effect, trade data showed that overall scrap exports actually increased.[146]

Legally binding plastics treaty

Some academics and NGOs believe that a legally binding international treaty to deal with plastic pollution is necessary. They think this because plastic pollution is an international problem, moving between maritime borders, and also because they believe there needs to be a cap on plastic production.[147][148][149] Lobbyists were hoping that UNEA-5 would lead to a plastics treaty, but the session ended without a legally binding agreement.[150][151]

In 2022, countries agreed to devise a Global plastic pollution treaty by 2024.[152][153]

Waste import bans

Since around 2017, China,[154] Turkey,[155] Malaysia,[156] Cambodia,[157] and Thailand[158] have banned certain waste imports. It has been suggested that such bans may increase automation[159] and recycling, decreasing negative impacts on the environment.[160]

According to an analysis of global trade data by the nonprofit Basel Action Network, violations of the Basel Convention, active since January 1, 2021, have been rampant during 2021. The U.S., Canada, and the European Union have sent hundreds of millions of tons of plastic to countries with insufficient waste management infrastructure, where much of it is landfilled, burned, or littered into the environment.[161]

Circular economy policies

Laws related to recyclability, waste management, domestic materials recovery facilities, product composition, biodegradability and prevention of import/export of specific wastes may support prevention of plastic pollution.[citation needed] A study considers producer/manufacturer responsibility "a practical approach toward addressing the issue of plastic pollution", suggesting that "Existing and adopted policies, legislations, regulations, and initiatives at global, regional, and national level play a vital role".[70]

Standardization of products, especially of packaging[162][163][additional citation(s) needed] which are, as of 2022, often composed of different materials (each and across products) that are hard or currently impossible to either separate or recycle together in general or in an automated way[164][165] could support recyclability and recycling.

For instance, there are systems that can theoretically distinguish between and sort 12 types of plastics such as PET using hyperspectral imaging and algorithms developed via machine learning[166][167] while only an estimated 9% of the estimated 6.3 billion tonnes of plastic waste from the 1950s up to 2018 has been recycled (12% has been incinerated and the rest reportedly being "dumped in landfills or the natural environment").[10]

Collection, recycling and reduction

The two common forms of waste collection include curbside collection and the use of drop-off recycling centers. About 87 percent of the population in the United States (273 million people) have access to curbside and drop-off recycling centers. In curbside collection, which is available to about 63 percent of the United States population (193 million people), people place designated plastics in a special bin to be picked up by a public or private hauling company.[168] Most curbside programs collect more than one type of plastic resin, usually both PETE and HDPE.[169] At drop-off recycling centers, which are available to 68 percent of the United States population (213 million people), people take their recyclables to a centrally located facility.[168] Once collected, the plastics are delivered to a materials recovery facility (MRF) or handler for sorting into single-resin streams to increase product value. The sorted plastics are then baled to reduce shipping costs to reclaimers.[169]

Ada berbagai tingkat daur ulang per jenis plastik, dan pada 2017, laju daur ulang plastik keseluruhan adalah sekitar 8,4% di Amerika Serikat. Sekitar 2,7 & nbsp; juta ton (3,0 & nbsp; juta ton pendek) plastik didaur ulang di AS pada tahun 2017, sementara plastik 24,3 & nbsp; juta (26,8 & nbsp; juta ton pendek) dibuang di tempat pembuangan sampah pada tahun yang sama. Beberapa plastik didaur ulang lebih dari yang lain; Pada 2017 sekitar 31,2 persen botol HDPE dan 29,1 persen botol dan toples PET didaur ulang. [170]

Kemasan yang dapat digunakan kembali mengacu pada kemasan yang diproduksi dari bahan tahan lama dan dirancang khusus untuk beberapa perjalanan dan kehidupan yang diperpanjang. Ada toko nol limbah dan toko isi ulang [171] [172] untuk produk terpilih serta supermarket konvensional yang memungkinkan pengisian ulang produk yang dikemas plastik yang dipilih atau secara sukarela menjual produk tanpa atau lebih kemasan berkelanjutan. [173]

Pada 21 Mei 2019, model layanan baru yang disebut "Loop" untuk mengumpulkan kemasan dari konsumen dan menggunakannya kembali, mulai berfungsi di wilayah New York, AS, didukung oleh beberapa perusahaan besar. Konsumen menjatuhkan paket dalam tas pengiriman khusus dan kemudian pengumpulan pengambilan, bersih, isi ulang dan kembalikan. [174] Ini telah dimulai dengan beberapa ribu rumah tangga dan bertujuan untuk tidak hanya menghentikan plastik penggunaan tunggal, tetapi untuk menghentikan penggunaan tunggal secara umum dengan mendaur ulang wadah produk konsumen dari berbagai bahan. [175]

Strategi lain yang efektif, yang dapat didukung oleh kebijakan, menghilangkan kebutuhan botol plastik seperti dengan menggunakan isi ulang mis. Botol baja, [176] dan air karbonator, [177] [kutipan tambahan dibutuhkan] yang juga dapat mencegah potensi dampak negatif pada kesehatan manusia karena pelepasan mikroplastik. [178] [179] [180]additional citation(s) needed] which may also prevent potential negative impacts on human health due to microplastics release.[178][179][180]

Mengurangi limbah plastik dapat mendukung daur ulang dan sering diambil bersama dengan daur ulang: "3r" merujuk pada pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang. [70] [181] [182] [183]

Pembersihan laut

Organisasi "The Ocean Cleanup" sedang mencoba mengumpulkan limbah plastik dari lautan oleh jaring. Ada kekhawatiran dari bahaya hingga beberapa bentuk organisme laut, terutama Neuston. [184]

Penghalang gelembung yang bagus

Di Belanda, sampah plastik dari beberapa sungai dikumpulkan oleh penghalang gelembung, untuk mencegah plastik melayang ke laut. Yang disebut 'Great Bubble Barrier' ini menangkap plastik yang lebih besar dari 1 & nbsp; mm. [185] [23] Penghalang gelembung diimplementasikan di Sungai Ijssel (2017) dan di Amsterdam (2019) [186] [187] dan akan diterapkan di Katwijk di ujung sungai Rhine. [188] [189]

Pemetaan dan Pelacakan

Dunia kita dalam data memberikan grafik tentang beberapa analisis, termasuk peta, untuk menunjukkan sumber polusi plastik [190] [191] - termasuk lautan secara spesifik. [192]

Mengidentifikasi sumber plastik laut terbesar dalam kesetiaan tinggi dapat membantu membedakan penyebab, untuk mengukur kemajuan dan mengembangkan penanggulangan yang efektif.

Sebagian besar plastik laut mungkin berasal-juga tidak diimpor (lihat di atas)-limbah plastik kota-kota pesisir [190] serta dari sungai (dengan 1.000 sungai teratas yang diperkirakan oleh satu studi 2021 untuk menyumbang 80% dari global tahunan global global tahunan global tahunan global tahunan global emisi). [193] Kedua sumber ini dapat saling terkait. [194] Sungai Yangtze ke Laut Cina Timur diidentifikasi oleh beberapa penelitian yang menggunakan bukti pengambilan sampel sebagai sungai pemancar plastik tertinggi (sampel), [111] [195] berbeda dengan studi 2021 yang disebutkan di peringkat 64. [193 ] Intervensi manajemen di tingkat lokal di daerah pesisir ditemukan sangat penting untuk keberhasilan global mengurangi polusi plastik. [196](see above) – plastic waste of coastal cities[190] as well as from rivers (with top 1000 rivers estimated by one 2021 study to account for 80% of global annual emissions).[193] These two sources may be interlinked.[194] The Yangtze river into the East China Sea is identified by some studies that use sampling evidence as the highest plastic-emitting (sampled) river,[111][195] in contrast to the beforementioned 2021 study that ranks it at place 64.[193] Management interventions at the local level at coastal areas were found to be crucial to the global success of reducing plastic pollution.[196]

Ada satu global, pembelajaran mesin interaktif- dan berbasis pemantauan satelit, peta situs limbah plastik yang dapat membantu mengidentifikasi siapa dan di mana salah mengelola limbah plastik, membuangnya ke lautan. [197] [198]

Albania

Pada Juli 2018, Albania menjadi negara pertama di Eropa yang melarang kantong plastik ringan. [199] [200] [201] Menteri Lingkungan Albania Blendi Klosi mengatakan bahwa bisnis mengimpor, memproduksi atau memperdagangkan kantong plastik kurang dari 35 mikron risiko ketebalan menghadapi denda antara 1 juta hingga 1,5 juta LEK (€ 7.900 hingga € 11.800). [200]

Australia

Diperkirakan bahwa setiap tahun, Australia memproduksi sekitar 2,5 juta ton limbah plastik setiap tahun, yang sekitar 84% berakhir sebagai tempat pembuangan sampah, dan sekitar 130.000 ton kebocoran limbah plastik ke lingkungan. [202] Enam dari delapan negara bagian dan wilayah pada Desember 2021 berkomitmen untuk melarang berbagai plastik. Target Pengemasan Nasional Pemerintah Federal menciptakan tujuan menghapus plastik sekali pakai yang terburuk pada tahun 2025, [203] dan di bawah Rencana Plastik Nasional 2021, [204] telah berkomitmen "untuk menghapus pengisian longgar dan dibentuk kemasan polystyrene oleh Juli 2022, dan berbagai produk lainnya pada bulan Desember 2022. [203]

Kanada

Pada tahun 2022 Kanada mengumumkan larangan memproduksi dan mengimpor plastik penggunaan tunggal dari Desember 2022. Penjualan barang -barang tersebut akan dilarang mulai Desember 2023 dan ekspor dari tahun 2025. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berjanji untuk melarang plastik penggunaan tunggal masuk 2019. [205]

Cina

Cina adalah konsumen terbesar plastik sekali pakai. [50] Pada tahun 2020 Cina menerbitkan rencana untuk memotong 30% limbah plastik dalam 5 tahun. Sebagai bagian dari rencana ini, tunggal penggunaan kantong plastik dan sedotan akan dilarang [206] [207]

Uni Eropa

Pada 2015 Uni Eropa mengadopsi arahan yang membutuhkan pengurangan dalam konsumsi kantong plastik penggunaan tunggal per orang menjadi 90 pada tahun 2019 dan hingga 40 pada tahun 2025. [208] Pada bulan April 2019, UE mengadopsi arahan lebih lanjut yang melarang hampir semua jenis plastik penggunaan tunggal, kecuali botol, dari awal tahun 2021. [209] [210]

Pada 3 Juli 2021, Petunjuk Plastik Penggunaan Single UE (SUPD, EU 2019/904) mulai berlaku di negara-negara anggota UE. Arahan ini bertujuan untuk mengurangi polusi plastik dari plastik sekali pakai sekali pakai. Ini berfokus pada 10 plastik sekali pakai yang paling umum ditemukan di pantai, yang merupakan 43% dari serasah laut (alat pancing 27% lainnya). Menurut Petunjuk SUP, ada larangan: kuncup kapas plastik dan tongkat balon; piring plastik, peralatan makan, pengaduk dan sedotan; Styrofoam Minuman dan Kemasan Makanan (F.E. Cangkir sekali pakai, makanan satu orang); Produk yang terbuat dari plastik yang dapat didegradasi oxo, yang terdegradasi menjadi mikroplastik. Filter rokok, cangkir minum, tisu basah, handuk sanitasi dan tampon menerima label yang menunjukkan produk berisi plastik, yang termasuk dalam sampah, dan serasah memiliki efek negatif pada lingkungan. [211] [212]

India

5 negara pencemar plastik teratas 2022

Pemerintah India memutuskan untuk melarang plastik penggunaan tunggal dan mengambil sejumlah langkah untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali plastik, mulai 2 Oktober 2019 [213]

Kementerian Air Minum dan Sanitasi, Pemerintah India, telah meminta berbagai departemen pemerintah untuk menghindari penggunaan botol plastik untuk menyediakan air minum selama pertemuan pemerintah, dll., Dan sebagai gantinya membuat pengaturan untuk menyediakan air minum yang tidak menghasilkan limbah plastik . [214] [215] Negara bagian Sikkim telah membatasi penggunaan botol air plastik (dalam fungsi dan pertemuan pemerintah) dan produk Styrofoam. [216] Keadaan Bihar telah melarang penggunaan botol air plastik dalam pertemuan pemerintah. [217]

The 2015 National Games of India, yang diselenggarakan di Thiruvananthapuram, dikaitkan dengan protokol hijau. [218] Ini diprakarsai oleh misi Suchitwa yang ditujukan untuk tempat-tempat "nol-limbah". Untuk membuat acara "bebas sekali pakai", ada larangan penggunaan botol air sekali pakai. [219] Acara ini menyaksikan penggunaan peralatan makan yang dapat digunakan kembali dan gelas baja stainless. [220] Atlet diberi labu baja isi ulang. [221] Diperkirakan bahwa praktik hijau ini menghentikan generasi 120 ton limbah sekali pakai. [222]

Kota Bangalore pada tahun 2016 melarang plastik untuk semua tujuan selain untuk beberapa kasus khusus seperti pengiriman susu dll. [223]

Negara Bagian Maharashtra, India mempengaruhi produk plastik dan termokol Maharashtra Ban 23 Juni 2018, menundukkan pengguna plastik untuk denda dan potensi pemenjaraan untuk pelanggar berulang. [224] [225]

Pada tahun 2022 India telah mulai menerapkan larangan luas negara pada berbagai jenis plastik. Ini juga diperlukan untuk mencapai target iklim negara karena dalam produksi plastik digunakan lebih dari 8.000 aditif, sebagian dari mereka adalah ribuan kali lebih banyak gas rumah kaca yang lebih kuat daripada CO2. [226]

Indonesia

Di Bali, salah satu dari banyak pulau Indonesia, dua saudara perempuan, Melati dan Isabel Wijsen, melakukan upaya untuk melarang kantong plastik pada tahun 2019. [227] [228] Pada Januari 2022 Organisasi mereka Bye Bye Plastal Tas telah menyebar ke lebih dari 50 lokasi di seluruh dunia. [229]

Israel

Di Israel, dua kota: Eilat dan Herzliya, memutuskan untuk melarang penggunaan kantong plastik dan peralatan makan tunggal di pantai. [230] Pada tahun 2020 Tel Aviv bergabung dengan mereka, melarang penjualan plastik penggunaan tunggal di pantai. [231]

Kenya

Pada Agustus 2017, Kenya memiliki salah satu larangan kantong plastik paling keras di dunia. Denda $ 38.000 atau hingga empat tahun penjara kepada siapa pun yang ketahuan memproduksi, menjual, atau menggunakan kantong plastik. [232]

Selandia Baru

Selandia Baru mengumumkan larangan banyak jenis plastik penggunaan tunggal yang sulit didekulikan pada tahun 2025. [233]

Nigeria

Pada tahun 2019, Dewan Perwakilan Nigeria melarang produksi, impor dan penggunaan kantong plastik di negara ini. [234]

Taiwan

Pada bulan Februari 2018, Taiwan membatasi penggunaan gelas plastik sekali pakai, sedotan, peralatan dan tas; Larangan ini juga akan mencakup biaya tambahan untuk kantong plastik dan memperbarui peraturan daur ulang mereka dan membidik pada tahun 2030 itu akan sepenuhnya ditegakkan. [232]

United Kingdom

In January 2019, the Iceland supermarket chain, which specializes in frozen foods, pledged to "eliminate or drastically reduce all plastic packaging for its store-brand products by 2023."[235]

As of 2020, 104 communities achieved the title of "Plastic free community" in United Kingdom, 500 want to achieve it.[236]

After two schoolgirls Ella and Caitlin launched a petition about it, Burger King and McDonald's in the United Kingdom and Ireland pledged to stop sending plastic toys with their meals. McDonald's pledged to do it from the year 2021. McDonald's also pledged to use a paper wrap for it meals and books that will be sent with the meals. The transmission will begin already in March 2020.[237]

United States

In 2009, Washington University in St. Louis became the first university in the United States to ban the sale of plastic, single-use water bottles.[238]

In 2009, the District of Columbia required all businesses that sell food or alcohol to charge an additional 5 cents for each carryout plastic or paper bag.[239]

In 2011 and 2013, Kauai, Maui and Hawaii prohibit non-biodegradable plastic bags at checkout as well as paper bags containing less than 40 percent recycled material. In 2015, Honolulu was the last major county approving the ban.[239]

In 2015, California prohibited large stores from providing plastic bags, and if so a charge of $0.10 per bag and has to meet certain criteria.[239]

In 2016, Illinois adopted the legislation and established “Recycle Thin Film Friday” in effort toe reclaim used thin-film plastic bags and encourage reusable bags.[239]

In 2019, the state New York banned single use plastic bags and introduced a 5-cent fee for using single use paper bags. The ban will enter into force in 2020. This will not only reduce plastic bag usage in New York state (23 billion every year until now), but also eliminate 12 million barrels of oil used to make plastic bags used by the state each year.[240][241]

The state of Maine ban Styrofoam (polystyrene) containers in May 2019.[242]

In 2019 the Giant Eagle retailer became the first big US retailer that committed to completely phase out plastic by 2025. The first step – stop using single use plastic bags – will begun to be implemented already on January 15, 2020.[243]

In 2019, Delaware, Maine, Oregon and Vermont enacted on legislation. Vermont also restricted single-use straws and polystyrene containers.[239]

In 2019, Connecticut imposed a $0.10 charge on single-use plastic bags at point of sale, and is going to ban them on July 1, 2021.[239]

Vanuatu

On July 30, 2017, Vanuatu's Independence Day, made an announcement of stepping towards the beginning of not using plastic bags and bottles. Making it one of the first Pacific nations to do so and will start banning the importation of single-use plastic bottles and bags.[232]

Obstruction by major plastic producers

The ten corporations that produce the most plastic on the planet, The Coca-Cola Company, Colgate-Palmolive, Danone, Mars, Incorporated, Mondelēz International, Nestlé, PepsiCo, Perfetti Van Melle, Procter & Gamble, and Unilever, formed a well-financed network that has sabotaged for decades government and community efforts to address the plastic pollution crisis, according to a detailed investigative report by the Changing Markets Foundation. The investigation documents how these companies delay and derail legislation so that they can continue to inundate consumers with disposable plastic packaging. These large plastic producers have exploited public fears of the COVID-19 pandemic to work toward delaying and reversing existing regulation of plastic disposal. Big ten plastic producers have advanced voluntary commitments for plastic waste disposal as a stratagem to deter governments from imposing additional regulations.[244]

Deception of the public about recycling

As early as the early 1970s, petrochemical industry leaders understood that the vast majority of plastic they produced would never be recycled. For example, an April 1973 report written by industry scientists for industry executive states that sorting the hundreds of different kinds plastic is "infeasible" and cost-prohibitive. By the late 1980s, industry leaders also knew that the public must be kept feeling good about purchasing plastic products if their industry was to continue to prosper, and needed to quell proposed legislation to regulate the plastic being sold. So the industry launched a $50 million/year corporate propaganda campaign targeting the American public with the message that plastic can be, and is being, recycled, and lobbied American municipalities to launch expensive plastic waste collection programs, and lobbied U.S. states to require the labeling of plastic products and containers with recycling symbols. They were confident, however, that the recycling initiatives would not end up recovering and reusing plastic in amounts anywhere near sufficient to hurt their profits in selling new "virgin" plastic products because they understood that the recycling efforts that they were promoting were likely to fail. Industry leaders more recently have planned 100% recycling of the plastic they produce by 2040, calling for more efficient collection, sorting and processing.[245][246]

Tindakan untuk menciptakan kesadaran

hari Bumi

Pada tahun 2019, The Earth Day Network bermitra dengan Keep America yang indah dan Hari Pembersihan Nasional untuk pembersihan Hari Bumi Nasional perdana. Pembersihan diadakan di 50 negara bagian, lima wilayah AS, 5.300 lokasi dan memiliki lebih dari 500.000 sukarelawan. [247] [248]

Hari Bumi 2020 adalah peringatan 50 tahun Hari Bumi. Perayaan akan mencakup kegiatan seperti pembersihan global yang hebat, ilmu warga, advokasi, pendidikan, dan seni. Hari Bumi ini bertujuan untuk mendidik dan memobilisasi lebih dari satu miliar orang untuk tumbuh dan mendukung generasi aktivis lingkungan berikutnya, dengan fokus utama pada limbah plastik [249] [250]

Hari Lingkungan Dunia

Setiap tahun, 5 Juni diamati sebagai Hari Lingkungan Dunia untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan tindakan pemerintah tentang masalah mendesak. Pada tahun 2018, India menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Dunia ke-43 dan temanya adalah "mengalahkan polusi plastik", dengan fokus pada plastik sekali pakai atau sekali pakai. Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan, dan Perubahan Iklim India mengundang orang untuk mengurus tanggung jawab sosial mereka dan mendesak mereka untuk mengambil perbuatan baik hijau dalam kehidupan sehari -hari. Beberapa negara bagian mempresentasikan rencana untuk melarang plastik atau secara drastis mengurangi penggunaannya. [251]

Aksi lainnya

Pada 11 April 2013 untuk menciptakan kesadaran, seniman Maria Cristina Finucci mendirikan State Patch Garbage di UNESCO [252] Markas Besar di Paris, Prancis, di depan Direktur Jenderal Irina Bokova. Ini adalah yang pertama dari serangkaian peristiwa di bawah perlindungan UNESCO dan Kementerian Lingkungan Hidup Italia. [253]

Lihat juga

  • Eddy Pumping - Peran pusaran mesoscale dalam menjebak dan mengangkut plastik di laut
  • Great Pacific Parbage Patch - Area dengan konsentrasi plastik pelagis, lumpur kimia, dan puing -puing lainnya
  • Organisme pemakan plastik
  • Polusi plastik laut
  • Budaya plastik
  • Isi ulang (skema)
  • Mesin penjual otomatis terbalik
  • Polusi karet

Catatan

  1. ^"Para pegiat telah mengidentifikasi perdagangan global dalam limbah plastik sebagai penyebab utama dalam serasah laut, karena dunia industri telah bertahun -tahun telah mengirimkan banyak" daur ulang "plastiknya ke negara -negara berkembang, yang seringkali tidak memiliki kapasitas untuk memproses semua materi. "[31] "Campaigners have identified the global trade in plastic waste as a main culprit in marine litter, because the industrialised world has for years been shipping much of its plastic “recyclables” to developing countries, which often lack the capacity to process all the material."[31]
  2. ^"Aturan PBB yang baru akan secara efektif mencegah AS dan UE dari mengekspor limbah plastik campuran, serta plastik yang terkontaminasi atau tidak dapat didaur ulang - sebuah langkah yang akan memangkas perdagangan limbah plastik global ketika berlaku pada Januari 2021." [ 31] "The new UN rules will effectively prevent the US and EU from exporting any mixed plastic waste, as well plastics that are contaminated or unrecyclable – a move that will slash the global plastic waste trade when it comes into effect in January 2021."[31]

Referensi

  1. ^"Polusi Plastik". Encyclopædia Britannica. Diperoleh 1 Agustus 2013. "Plastic pollution". Encyclopædia Britannica. Retrieved 1 August 2013.
  2. ^Laura Parker (Juni 2018). "Kami bergantung pada plastik. Sekarang kami tenggelam di dalamnya". Nationalgeographic.com. Diperoleh 25 Juni 2018. Laura Parker (June 2018). "We Depend on Plastic. Now We're Drowning in It". NationalGeographic.com. Retrieved 25 June 2018.
  3. ^ abcdefghammer, j; Kraak, MH; Parsons, Jr (2012). "Plastik di Lingkungan Laut: Sisi Gelap dari Hadiah Modern". Ulasan Kontaminasi Lingkungan dan Toksikologi. 220: 1–44. doi: 10.1007/978-1-4614-3414-6_1. ISBN & NBSP; 978-1461434139. PMID & NBSP; 22610295. S2CID & NBSP; 5842747.a b c d e f g Hammer, J; Kraak, MH; Parsons, JR (2012). "Plastics in the marine environment: the dark side of a modern gift". Reviews of Environmental Contamination and Toxicology. 220: 1–44. doi:10.1007/978-1-4614-3414-6_1. ISBN 978-1461434139. PMID 22610295. S2CID 5842747.
  4. ^Hester, Ronald E.; Harrison, R. M. (Editor) (2011). Polusi laut dan kesehatan manusia. Royal Society of Chemistry. hlm. 84–85. ISBN & NBSP; 184973240x Hester, Ronald E.; Harrison, R. M. (editors) (2011). Marine Pollution and Human Health. Royal Society of Chemistry. pp. 84–85. ISBN 184973240X
  5. ^ Abcdele Guern, Claire (Maret 2018). "Ketika putri duyung menangis: gelombang plastik besar". Perawatan Pesisir. Diarsipkan dari aslinya pada 5 April 2018. Diperoleh 10 November 2018.a b c d e Le Guern, Claire (March 2018). "When The Mermaids Cry: The Great Plastic Tide". Coastal Care. Archived from the original on 5 April 2018. Retrieved 10 November 2018.
  6. ^ Abcdejambeck, Jenna R.; Geyer, Roland; Wilcox, Chris; Siegler, Theodore R.; Perryman, Miriam; Andrady, Anthony; Narayan, Ramani; Law, Kara Lavender (13 Februari 2015). "Input limbah plastik dari darat ke laut". Sains. 347 (6223): 768-771. Bibcode: 2015Sci ... 347..768J. doi: 10.1126/science.1260352. PMID & NBSP; 25678662. S2CID & NBSP; 206562155.a b c d e Jambeck, Jenna R.; Geyer, Roland; Wilcox, Chris; Siegler, Theodore R.; Perryman, Miriam; Andrady, Anthony; Narayan, Ramani; Law, Kara Lavender (13 February 2015). "Plastic waste inputs from land into the ocean". Science. 347 (6223): 768–771. Bibcode:2015Sci...347..768J. doi:10.1126/science.1260352. PMID 25678662. S2CID 206562155.
  7. ^Jang, Y. C., Lee, J., Hong, S., Choi, H. W., Shim, W. J., & Hong, S. Y. 2015. "Memperkirakan aliran masuk global dan stok puing -puing laut plastik menggunakan analisis aliran material: pendekatan awal". Jurnal Masyarakat Korea untuk Lingkungan dan Energi Kelautan, 18 (4), 263–273. [1] Jang, Y. C., Lee, J., Hong, S., Choi, H. W., Shim, W. J., & Hong, S. Y. 2015. "Estimating the global inflow and stock of plastic marine debris using material flow analysis: a preliminary approach". Journal of the Korean Society for Marine Environment and Energy, 18(4), 263–273.[1]
  8. ^Sutter, John D. (12 Desember 2016). "Cara Menghentikan Kepunahan Massa Keenam". CNN. Diperoleh 18 September 2017. Sutter, John D. (12 December 2016). "How to stop the sixth mass extinction". CNN. Retrieved 18 September 2017.
  9. ^"Copy Archived" (PDF). Diarsipkan dari Asli (PDF) pada 1 September 2021. Diperoleh 6 Oktober 2021 .________ 0: CS1 Maint: Salinan Diarsipkan sebagai Judul (Tautan) "Archived copy" (PDF). Archived from the original (PDF) on 1 September 2021. Retrieved 6 October 2021.{{cite web}}: CS1 maint: archived copy as title (link)
  10. ^ ab "yang tidak diketahui dari polusi plastik yang diketahui". Ekonom. 3 Maret 2018. Diperoleh 17 Juni 2018.a b "The known unknowns of plastic pollution". The Economist. 3 March 2018. Retrieved 17 June 2018.
  11. ^Nomadik, Global (29 Februari 2016). "Mengubah sampah menjadi uang - inovasi lingkungan memimpin". Nomadic, Global (29 February 2016). "Turning rubbish into money – environmental innovation leads the way".
  12. ^ Abcmathieu-Denoncourt, Justine; Wallace, Sarah J.; De Solla, Shane R.; Langlois, Valerie S. (November 2014). "Gangguan Endokrin Plasticizer: Menyoroti efek perkembangan dan reproduksi pada mamalia dan spesies air non-mamalia". Endokrinologi Umum dan Komparatif. 219: 74–88. doi: 10.1016/j.ygcen.2014.11.003. PMID & NBSP; 25448254.a b c Mathieu-Denoncourt, Justine; Wallace, Sarah J.; de Solla, Shane R.; Langlois, Valerie S. (November 2014). "Plasticizer endocrine disruption: Highlighting developmental and reproductive effects in mammals and non-mammalian aquatic species". General and Comparative Endocrinology. 219: 74–88. doi:10.1016/j.ygcen.2014.11.003. PMID 25448254.
  13. ^Walker, Tony R.; Xanthos, Dirk (2018). "Panggilan untuk Kanada untuk bergerak menuju nol limbah plastik dengan mengurangi dan mendaur ulang plastik sekali pakai". Sumber Daya, Konservasi dan Daur Ulang. 133: 99–100. doi: 10.1016/j.resconrec.2018.02.014. S2CID & NBSP; 117378637. Walker, Tony R.; Xanthos, Dirk (2018). "A call for Canada to move toward zero plastic waste by reducing and recycling single-use plastics". Resources, Conservation and Recycling. 133: 99–100. doi:10.1016/j.resconrec.2018.02.014. S2CID 117378637.
  14. ^"Mengambil sampah: Latihan yang sia -sia atau alat yang kuat dalam pertempuran untuk mengalahkan polusi plastik?". unenvironment.org. 18 Mei 2018. Diperoleh 19 Juli 2019. "Picking up litter: Pointless exercise or powerful tool in the battle to beat plastic pollution?". unenvironment.org. 18 May 2018. Retrieved 19 July 2019.
  15. ^Laville, Sandra (9 Desember 2020). "Bahan buatan manusia sekarang melebihi seluruh biomassa Bumi-studi". Penjaga. Diperoleh 9 Desember 2020. Laville, Sandra (9 December 2020). "Human-made materials now outweigh Earth's entire biomass – study". The Guardian. Retrieved 9 December 2020.
  16. ^ Abnational Geographic, 30 Oktober 2020, "A.S. menghasilkan lebih banyak sampah plastik daripada negara lain, Laporan menemukan: Krisis polusi plastik telah disalahkan secara luas pada beberapa negara Asia, tetapi penelitian baru menunjukkan seberapa besar kontribusi AS"a b National Geographic, 30 Oct. 2020, "U.S. Generates More Plastic Trash than Any Other Nation, Report Finds: The Plastic Pollution Crisis Has Been Widely Blamed on a Handful of Asian Countries, But New Research Shows Just How Much the U.S. Contributes"
  17. ^Program Lingkungan PBB, 12 Mei 2019 "Pemerintah menyetujui keputusan penting untuk melindungi orang dan planet dari bahan kimia dan limbah berbahaya, termasuk limbah plastik" UN Environment Programme, 12 May 2019 "Governments Agree Landmark Decisions to Protect People and Planet from Hazardous Chemicals and Waste, Including Plastic Waste"
  18. ^The Guardian, 10 Mei 2019, "Hampir semua negara setuju untuk batang aliran limbah plastik ke negara -negara miskin: AS dilaporkan menentang kesepakatan, yang mengikuti kekhawatiran bahwa desa -desa di Indonesia, Thailand dan Malaysia 'berubah menjadi tempat pembuangan'" The Guardian, 10 May 2019, "Nearly All Countries Agree to Stem Flow of Plastic Waste into Poor Nations: US Reportedly Opposed Deal, which Follows Concerns that Villages in Indonesia, Thailand and Malaysia Had ‘Turned into Dumpsites’"
  19. ^Phys.org, 10 Mei 2019 "180 negara setuju dengan kesepakatan untuk mengatur ekspor limbah plastik" Phys.org, 10 May 2019 "180 Nations Agree UN Deal to Regulate Export of Plastic Waste"
  20. ^ AB "Hari Bersejarah dalam Kampanye untuk Mengalahkan Polusi Plastik: Bangsa -Bangsa berkomitmen untuk mengembangkan perjanjian yang mengikat secara hukum". Program Lingkungan PBB (UNEP). 2 Maret 2022. Diperoleh 11 Maret 2022.a b "Historic day in the campaign to beat plastic pollution: Nations commit to develop a legally binding agreement". UN Environment Programme (UNEP). 2 March 2022. Retrieved 11 March 2022.
  21. ^Shams, Mehnaz; Alam, Iftaykhairul; Mahbub, MD Shahriar (Oktober 2021). "Polusi Plastik Selama Covid-19: Arahan limbah plastik dan dampak jangka panjangnya pada lingkungan". Kemajuan lingkungan. 5: 100119. doi: 10.1016/j.envadv.2021.100119. ISSN & NBSP; 2666-7657. PMC & NBSP; 8464355. PMID & NBSP; 34604829. Shams, Mehnaz; Alam, Iftaykhairul; Mahbub, Md Shahriar (October 2021). "Plastic pollution during COVID-19: Plastic waste directives and its long-term impact on the environment". Environmental Advances. 5: 100119. doi:10.1016/j.envadv.2021.100119. ISSN 2666-7657. PMC 8464355. PMID 34604829.
  22. ^Ana, Silva (2021). "Peningkatan polusi plastik karena pandemi Covid-19: tantangan dan rekomendasi". Jurnal Teknik Kimia. 405: 126683. doi: 10.1016/j.cej.2020.126683. PMC & NBSP; 7430241. PMID & NBSP; 32834764. Ana, Silva (2021). "Increased Plastic Pollution Due to Covid-19 Pandemic: Challenges and Recommendations". Chemical Engineering Journal. 405: 126683. doi:10.1016/j.cej.2020.126683. PMC 7430241. PMID 32834764.
  23. ^ Ablimb, Lottie (22 September 2021). "The Great Bubble Barrier: Bagaimana gelembung menjaga plastik keluar dari laut". Euronews.com. Euronews.green. Diperoleh 26 November 2021.a b Limb, Lottie (22 September 2021). "The Great Bubble Barrier: How bubbles are keeping plastic out of the sea". euronews.com. Euronews.green. Retrieved 26 November 2021.
  24. ^"Industri plastik beradaptasi dengan bisnis selama Covid-19". Berita Plastik. 13 Maret 2020. Diperoleh 18 Desember 2021. "Plastics industry adapts to business during COVID-19". Plastics News. 13 March 2020. Retrieved 18 December 2021.
  25. ^"Plastik pada saat pandemi: pelindung atau pencemar?". Forum Ekonomi Dunia. Diperoleh 18 Desember 2021. "Plastic in the time of a pandemic: protector or polluter?". World Economic Forum. Retrieved 18 December 2021.
  26. ^Monella, Lillo Montalto (12 Mei 2020). "Akankah polusi plastik menjadi lebih buruk setelah pandemi Covid-19?". Euronews. Diperoleh 18 Desember 2021. Monella, Lillo Montalto (12 May 2020). "Will plastic pollution get worse after the COVID-19 pandemic?". euronews. Retrieved 18 December 2021.
  27. ^Westervelt, Amy (14 Januari 2020). "Taruhan minyak besar besar pada plastik". Berita yang dibor. Diarsipkan dari aslinya pada 18 Desember 2021. Diperoleh 18 Desember 2021. Westervelt, Amy (14 January 2020). "Big Oil Bets Big on Plastic". Drilled News. Archived from the original on 18 December 2021. Retrieved 18 December 2021.
  28. ^Weisman A (2007). Dunia tanpa kita. New York: Thomas Dunne Books/St. Pers Martin. ISBN & NBSP; 978-1443400084. Weisman A (2007). The world without us. New York: Thomas Dunne Books/St. Martin's Press. ISBN 978-1443400084.
  29. ^Geyer R, Jambeck JR, Law KL (Juli 2017). "Produksi, penggunaan, dan nasib semua plastik yang pernah dibuat". Kemajuan Sains. 3 (7): E1700782. Bibcode: 2017Scia .... 3E0782G. doi: 10.1126/sciadv.1700782. PMC & NBSP; 5517107. PMID & NBSP; 28776036. Geyer R, Jambeck JR, Law KL (July 2017). "Production, use, and fate of all plastics ever made". Science Advances. 3 (7): e1700782. Bibcode:2017SciA....3E0782G. doi:10.1126/sciadv.1700782. PMC 5517107. PMID 28776036.
  30. ^ Abcdeenvironment, U.N. (21 Oktober 2021). "Tenggelam dalam plastik - Litter laut dan limbah plastik grafis vital". UNEP - Program Lingkungan PBB. Diperoleh 21 Maret 2022.a b c d e Environment, U.N. (21 October 2021). "Drowning in Plastics – Marine Litter and Plastic Waste Vital Graphics". UNEP – UN Environment Programme. Retrieved 21 March 2022.
  31. ^ Abclive Cookson 2019.a b Clive Cookson 2019.
  32. ^Walker, T.R.; Reid, K.; Arnould, J.P.Y.; Croxall, J.P. (1997). "Survei Puing Laut di Bird Island, Georgia Selatan 1990–1995". Buletin Polusi Kelautan. 34: 61–65. doi: 10.1016/s0025-326x (96) 00053-7. Walker, T.R.; Reid, K.; Arnould, J.P.Y.; Croxall, J.P. (1997). "Marine debris surveys at Bird Island, South Georgia 1990–1995". Marine Pollution Bulletin. 34: 61–65. doi:10.1016/S0025-326X(96)00053-7.
  33. ^ Abcdebarnes, D. K. A.; Galgani, F.; Thompson, R. C.; Barlaz, M. (14 Juni 2009). "Akumulasi dan fragmentasi puing -puing plastik di lingkungan global". Transaksi filosofis dari Royal Society B: Ilmu Biologi. 364 (1526): 1985–1998. doi: 10.1098/rstb.2008.0205. PMC & NBSP; 2873009. PMID & NBSP; 19528051.a b c d e Barnes, D. K. A.; Galgani, F.; Thompson, R. C.; Barlaz, M. (14 June 2009). "Accumulation and fragmentation of plastic debris in global environments". Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences. 364 (1526): 1985–1998. doi:10.1098/rstb.2008.0205. PMC 2873009. PMID 19528051.
  34. ^Pettipas, Shauna; Bernier, Meagan; Walker, Tony R. (2016). "Kerangka kebijakan Kanada untuk mengurangi polusi laut plastik". Kebijakan Laut. 68: 117–122. doi: 10.1016/j.marpol.2016.02.025. Pettipas, Shauna; Bernier, Meagan; Walker, Tony R. (2016). "A Canadian policy framework to mitigate plastic marine pollution". Marine Policy. 68: 117–122. doi:10.1016/j.marpol.2016.02.025.
  35. ^Driedger, Alexander G.J.; Dürr, Hans H.; Mitchell, Kristen; Van Cappellen, Philippe (Maret 2015). "Puing -puing plastik di Laurentian Great Lakes: A Review" (PDF). Jurnal Penelitian Great Lakes. 41 (1): 9–19. doi: 10.1016/j.jglr.2014.12.020. Driedger, Alexander G.J.; Dürr, Hans H.; Mitchell, Kristen; Van Cappellen, Philippe (March 2015). "Plastic debris in the Laurentian Great Lakes: A review" (PDF). Journal of Great Lakes Research. 41 (1): 9–19. doi:10.1016/j.jglr.2014.12.020.
  36. ^Hannah Leung (21 April 2018). "Lima negara Asia membuang lebih banyak plastik ke lautan daripada gabungan orang lain: bagaimana Anda bisa membantu". Forbes. Diperoleh 23 Juni 2019. Cina, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam membuang lebih banyak plastik ke lautan daripada yang digabungkan di dunia, menurut laporan 2017 oleh Ocean Conservancy Hannah Leung (21 April 2018). "Five Asian Countries Dump More Plastic into Oceans Than Anyone Else Combined: How You Can Help". Forbes. Retrieved 23 June 2019. China, Indonesia, Philippines, Thailand, and Vietnam are dumping more plastic into oceans than the rest of the world combined, according to a 2017 report by Ocean Conservancy
  37. ^Knight 2012, hlm. 11. Knight 2012, p. 11.
  38. ^Knight 2012, hlm. 13. Knight 2012, p. 13.
  39. ^Knight 2012, hlm. 12. Knight 2012, p. 12.
  40. ^Pengguna, super. "Kecil, lebih kecil, mikroskopis!". Diperoleh 30 November 2017. User, Super. "Small, Smaller, Microscopic!". Retrieved 30 November 2017.
  41. ^Otaga, Y. (2009). "International Pellet Watch: Pemantauan Global Polutan Organik Persisten (POPS) di perairan pantai. 1. Data fase awal pada PCB, DDT, dan HCHS" (PDF). Buletin Polusi Kelautan. 58 (10): 1437–1446. doi: 10.1016/j.marpolbul.2009.06.014. PMID & NBSP; 19635625. Otaga, Y. (2009). "International Pellet Watch: Global monitoring of persistent organic pollutants (POPs) in coastal waters. 1. Initial phase data on PCBs, DDTs, and HCHs" (PDF). Marine Pollution Bulletin. 58 (10): 1437–1446. doi:10.1016/j.marpolbul.2009.06.014. PMID 19635625.
  42. ^Mei, Tiffany (7 Oktober 2020). "Tersembunyi di bawah permukaan laut, hampir 16 juta ton mikroplastik". The New York Times. Diperoleh 30 November 2020. May, Tiffany (7 October 2020). "Hidden Beneath the Ocean's Surface, Nearly 16 Million Tons of Microplastic". The New York Times. Retrieved 30 November 2020.
  43. ^"14 juta ton mikroplastik di dasar laut: Studi Australia". Phys.org. Diperoleh 9 November 2020. "14 million tonnes of microplastics on sea floor: Australian study". phys.org. Retrieved 9 November 2020.
  44. ^Barrett, Justine; Chase, Zanna; Zhang, Jing; Holl, Mark M. Banaszak; Willis, Kathryn; Williams, Alan; Hardesty, Britta D.; Wilcox, Chris (2020). "Polusi mikroplastik dalam sedimen laut dalam dari Great Australian Bight". Perbatasan dalam Ilmu Kelautan. 7. doi: 10.3389/fmars.2020.576170. ISSN & NBSP; 2296-7745. S2CID & NBSP; 222125532. Tersedia di bawah CC pada 4.0. Barrett, Justine; Chase, Zanna; Zhang, Jing; Holl, Mark M. Banaszak; Willis, Kathryn; Williams, Alan; Hardesty, Britta D.; Wilcox, Chris (2020). "Microplastic Pollution in Deep-Sea Sediments From the Great Australian Bight". Frontiers in Marine Science. 7. doi:10.3389/fmars.2020.576170. ISSN 2296-7745. S2CID 222125532.
    5 negara pencemar plastik teratas 2022
    Available under CC BY 4.0.
  45. ^Masyarakat Kimia, Amerika. "Plastik di Lautan membusuk, melepaskan bahan kimia berbahaya, kata studi baru yang mengejutkan". Sains setiap hari. Sains setiap hari. Diperoleh 15 Maret 2015. Chemical Society, American. "Plastics in Oceans Decompose, Release Hazardous Chemicals, Surprising New Study Says". Science Daily. Science Daily. Retrieved 15 March 2015.
  46. ^Chalabi, Mona (9 November 2019). "Coca-Cola adalah pencemar plastik terbesar di dunia-lagi". Penjaga. ISSN & NBSP; 0261-3077. Diperoleh 18 November 2019. Chalabi, Mona (9 November 2019). "Coca-Cola is world's biggest plastics polluter – again". The Guardian. ISSN 0261-3077. Retrieved 18 November 2019.
  47. ^"Laporan Audit Merek Global 2019". Buanglah bebas dari plastik. 18 Oktober 2019. Diperoleh 18 November 2019. "Global Brand Audit Report 2019". Break Free From Plastic. 18 October 2019. Retrieved 18 November 2019.
  48. ^Priestland, Emma (5 November 2020). "Cepat berkomitmen tetapi lambat untuk berubah, perusahaan membuat sedikit kemajuan naik ke arah ekonomi melingkar untuk plastik". Buanglah bebas dari plastik. Diperoleh 1 April 2022. Priestland, Emma (5 November 2020). "Quick to commit but slow to change, Corporations are making little progress upscaling towards a circular economy for plastics". Break Free From Plastic. Retrieved 1 April 2022.
  49. ^"Coca-Cola, PepsiCo, Nestlé adalah pencemar plastik terburuk tahun 2020, telah membuat 'NOL PROGRESI,' Laporan baru menemukan". Ecowatch. 11 Desember 2020. Diperoleh 1 April 2022. "Coca-Cola, PepsiCo, Nestlé Are Worst Plastic Polluters of 2020, Have Made 'Zero Progress,' New Report Finds". EcoWatch. 11 December 2020. Retrieved 1 April 2022.
  50. ^ ab "The Macroproblem of Microplastik". Institut Lembah Sungai Ohio. 3 Agustus 2020. Cina, konsumen plastik sekali pakai terbesar di dunia.a b "The Macroproblem of Microplastics". Ohio River Valley Institute. 3 August 2020. China, the world’s biggest consumer of single-use plastics.
  51. ^"Coca-Cola berbagi kemajuan keberlanjutan". Perusahaan Coca-Cola. Diperoleh 1 April 2022. "Coca-Cola Shares Sustainability Progress". The Coca-Cola Company. Retrieved 1 April 2022.
  52. ^ Abmcveigh, Karen (7 Desember 2020). "Coca-Cola, Pepsi dan Nestlé bernama Pencemar Plastik Top untuk tahun ketiga berturut-turut". Penjaga. Diperoleh 20 Desember 2020.a b McVeigh, Karen (7 December 2020). "Coca-Cola, Pepsi and Nestlé named top plastic polluters for third year in a row". The Guardian. Retrieved 20 December 2020.
  53. ^Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, Teknik, dan Kedokteran (2022). "Ringkasan". Perhitungan dengan peran A.S. dalam limbah plastik laut global. Washington: The National Academies Press. p. & nbsp; 1. ISBN & NBSP; 978-0-309-45885-6. Diperoleh 20 Juni 2022. Diperkirakan 8 juta metrik ton (MMT) limbah plastik memasuki lautan dunia setiap tahun{{cite book}}: CS1 Maint: Ganda: Daftar Penulis (Tautan) National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (2022). "Summary". Reckoning with the U.S. Role in Global Ocean Plastic Waste. Washington: The National Academies Press. p. 1. ISBN 978-0-309-45885-6. Retrieved 20 June 2022. An estimated 8 million metric tons (MMT) of plastic waste enter the world’s ocean each year{{cite book}}: CS1 maint: multiple names: authors list (link)
  54. ^Meijer, Lourens J. J.; Van Emmerik, Tim; Van der ent, Ruud; Schmidt, Kristen; Lebreton, Laurent (2021). "Lebih dari 1000 sungai menyumbang 80% dari emisi plastik sungai global ke laut". Kemajuan Sains. 7 (18). Bibcode: 2021Scia .... 7.5803m. doi: 10.1126/sciadv.aaz5803. PMC & NBSP; 8087412. PMID & NBSP; 33931460. Meijer, Lourens J. J.; Van Emmerik, Tim; Van Der Ent, Ruud; Schmidt, Christian; Lebreton, Laurent (2021). "More than 1000 rivers account for 80% of global riverine plastic emissions into the ocean". Science Advances. 7 (18). Bibcode:2021SciA....7.5803M. doi:10.1126/sciadv.aaz5803. PMC 8087412. PMID 33931460.
  55. ^ ABCD "20 negara teratas yang diperingkat oleh banyak limbah plastik yang salah kelola". Earth Day.org. 4 Juni 2018.a b c d "Top 20 Countries Ranked by Mass of Mismanaged Plastic Waste". Earth Day.org. 4 June 2018.
  56. ^Kushboo Sheth (18 September 2019). "Negara -negara yang menempatkan limbah plastik terbanyak ke lautan". worldatlas.com. Kushboo Sheth (18 September 2019). "Countries Putting The Most Plastic Waste Into The Oceans". worldatlas.com.
  57. ^Hannah Ritchie (11 Oktober 2022). "Ocean Plastik: Berapa banyak negara kaya berkontribusi dengan mengirimkan limbah mereka ke luar negeri?". Dunia kita dalam data. Diperoleh 12 Oktober 2022. Sebagian besar plastik yang memasuki lautan dari tanah berasal dari sungai di Asia. Lebih dari 80% dari itu [...] beberapa persen - mungkin hingga 5% - plastik laut dunia dapat berasal dari negara -negara kaya yang mengekspor limbah mereka ke luar negeri Hannah Ritchie (11 October 2022). "Ocean plastics: How much do rich countries contribute by shipping their waste overseas?". Our World in Data. Retrieved 12 October 2022. Most of the plastic that enters the oceans from land comes from rivers in Asia. More than 80% of it [...] a few percent – possibly up to 5% – of the world’s ocean plastics could come from rich countries exporting their waste overseas
  58. ^Hukum, Kara Lavender; Starr, Natalie; Siegler, Theodore R.; Jambeck, Jenna R.; Mallos, Nicholas J.; Leonard, George H. (2020). "Kontribusi Limbah Plastik Amerika Serikat terhadap Darat dan Lautan". Kemajuan Sains. 6 (44). Bibcode: 2020scia .... 6..288L. doi: 10.1126/sciadv.abd0288. PMC & NBSP; 7608798. PMID & NBSP; 33127684. Law, Kara Lavender; Starr, Natalie; Siegler, Theodore R.; Jambeck, Jenna R.; Mallos, Nicholas J.; Leonard, George H. (2020). "The United States' contribution of plastic waste to land and ocean". Science Advances. 6 (44). Bibcode:2020SciA....6..288L. doi:10.1126/sciadv.abd0288. PMC 7608798. PMID 33127684.
  59. ^Ecowatch, 18 Maret 2021 "A.S. terus mengirimkan limbah plastik ilegal ke negara -negara berkembang" EcoWatch, 18 Mar. 2021 "U.S. Continues to Ship Illegal Plastic Waste to Developing Countries"
  60. ^Lebreton, Laurent; Andrady, Anthony (2019). "Skenario masa depan pembuatan dan pembuangan limbah plastik global". Komunikasi Palgrave. Alam. 5 (1). doi: 10.1057/s41599-018-0212-7. ISSN & NBSP; 2055-1045. Lebreton2019. Benua Asia pada tahun 2015 adalah wilayah pembangkit limbah plastik terkemuka dengan 82 MT, diikuti oleh Eropa (31 MT) dan Amerika Utara (29 MT). Amerika Latin (termasuk Karibia) dan Afrika masing -masing menghasilkan 19 mt limbah plastik sementara Oceania menghasilkan sekitar 0,9 mt. Lebreton, Laurent; Andrady, Anthony (2019). "Future scenarios of global plastic waste generation and disposal". Palgrave Communications. Nature. 5 (1). doi:10.1057/s41599-018-0212-7. ISSN 2055-1045. Lebreton2019. the Asian continent was in 2015 the leading generating region of plastic waste with 82 Mt, followed by Europe (31 Mt) and Northern America (29 Mt). Latin America (including the Caribbean) and Africa each produced 19 Mt of plastic waste while Oceania generated about 0.9 Mt.
  61. ^"Samudra Plastik". futureagenda.org. London. "Plastic Oceans". futureagenda.org. London.
  62. ^Cheryl Santa Maria (8 November 2017). "Studi: 95% plastik di laut berasal dari 10 sungai". Jaringan Cuaca. Cheryl Santa Maria (8 November 2017). "STUDY: 95% of plastic in the sea comes from 10 rivers". The Weather Network.
  63. ^Duncan Hooper; Rafael Cereceda (20 April 2018). "Benda plastik apa yang menyebabkan limbah paling banyak di laut?" Euronews. Duncan Hooper; Rafael Cereceda (20 April 2018). "What plastic objects cause the most waste in the sea?". Euronews.
  64. ^Christian Schmidt; Tobias Krauth; Stephan Wagner (11 Oktober 2017). "Ekspor puing -puing plastik oleh sungai ke laut" (pdf). Ilmu & Teknologi Lingkungan. 51 (21): 12246–12253. Bibcode: 2017NST ... 5112246S. doi: 10.1021/acs.est.7b02368. PMID & NBSP; 29019247. 10 Sungai Top Top Transport 88–95% dari beban global ke laut Christian Schmidt; Tobias Krauth; Stephan Wagner (11 October 2017). "Export of Plastic Debris by Rivers into the Sea" (PDF). Environmental Science & Technology. 51 (21): 12246–12253. Bibcode:2017EnST...5112246S. doi:10.1021/acs.est.7b02368. PMID 29019247. The 10 top-ranked rivers transport 88–95% of the global load into the sea
  65. ^Harald Franzen (30 November 2017). "Hampir semua plastik di laut hanya berasal dari 10 sungai". Deutsche Welle. Diperoleh 18 Desember 2018. Ternyata sekitar 90 persen dari semua plastik yang mencapai lautan dunia memerah melalui hanya 10 sungai: Yangtze, Indus, Sungai Kuning, Sungai Hai, Sungai Sungai Sungai Gangga, Sungai Mutiara, Amur Sungai, Niger, dan Mekong (dalam urutan itu). Harald Franzen (30 November 2017). "Almost all plastic in the ocean comes from just 10 rivers". Deutsche Welle. Retrieved 18 December 2018. It turns out that about 90 percent of all the plastic that reaches the world's oceans gets flushed through just 10 rivers: The Yangtze, the Indus, Yellow River, Hai River, the Nile, the Ganges, Pearl River, Amur River, the Niger, and the Mekong (in that order).
  66. ^Daphne Ewing-Chow (20 September 2019). "Kepulauan Karibia adalah pencemar plastik terbesar per kapita di dunia". Forbes. Daphne Ewing-Chow (20 September 2019). "Caribbean Islands Are The Biggest Plastic Polluters Per Capita In The World". Forbes.
  67. ^Hardesty, Britta Denise (2017). "Tantangan Polusi Plastik di Lingkungan Laut dan Pesisir: Dari Lokal ke Tata Kelola Global". Ekologi Restorasi. 25: 123–128. doi: 10.1111/rec.12388. S2CID & NBSP; 55423492. Hardesty, Britta Denise (2017). "Plastic Pollution Challenges in Marine and Coastal Environments: From Local to Global Governance". Restoration Ecology. 25: 123–128. doi:10.1111/rec.12388. S2CID 55423492.
  68. ^"Batas planet yang aman untuk polutan, termasuk plastik, terlampaui, kata para peneliti". Pusat Ketahanan Stockholm. Diperoleh 28 Januari 2022. "Safe planetary boundary for pollutants, including plastics, exceeded, say researchers". Stockholm Resilience Centre. Retrieved 28 January 2022.
  69. ^De Matteis, Alessandro; Turkmen Ceylan, Fethiye Burcu; Daoud, Mona; Kahuthu, Anne (2022). "Pendekatan sistemik untuk mengatasi puing -puing plastik lautan". Sistem dan Keputusan Lingkungan. 42 (1): 136–145. doi: 10.1007/s10669-021-09832-0. ISSN & NBSP; 2194-5403. S2CID & NBSP; 238208588. De Matteis, Alessandro; Turkmen Ceylan, Fethiye Burcu; Daoud, Mona; Kahuthu, Anne (2022). "A systemic approach to tackling ocean plastic debris". Environment Systems and Decisions. 42 (1): 136–145. doi:10.1007/s10669-021-09832-0. ISSN 2194-5403. S2CID 238208588.
  70. ^ Abcthushari, G. G. N.; Senevirathna, J. D. M. (1 Agustus 2020). "Polusi Plastik di Lingkungan Laut". Heliyon. 6 (8): E04709. doi: 10.1016/j.heliyon.2020.e04709. ISSN & NBSP; 2405-8440. PMC & NBSP; 7475234. PMID & NBSP; 32923712.a b c Thushari, G. G. N.; Senevirathna, J. D. M. (1 August 2020). "Plastic pollution in the marine environment". Heliyon. 6 (8): e04709. doi:10.1016/j.heliyon.2020.e04709. ISSN 2405-8440. PMC 7475234. PMID 32923712.
  71. ^"Laporan baru yang menyapu tentang dampak lingkungan global plastik mengungkapkan kerusakan parah terhadap iklim". Pusat Hukum Lingkungan Internasional (CIEL). Diperoleh 16 Mei 2019. "Sweeping New Report on Global Environmental Impact of Plastics Reveals Severe Damage to Climate". Center for International Environmental Law (CIEL). Retrieved 16 May 2019.
  72. ^Plastik & Iklim: Biaya tersembunyi planet plastik (pdf). Mei 2019. Diperoleh 28 Mei 2019. Plastic & Climate: The Hidden Costs of a Plastic Planet (PDF). May 2019. Retrieved 28 May 2019.
  73. ^"Ancaman yang diremehkan: polusi berbasis darat dengan mikroplastik". scienceDaily.com. 5 Februari 2018. Diperoleh 19 Juli 2019. "An underestimated threat: Land-based pollution with microplastics". sciencedaily.com. 5 February 2018. Retrieved 19 July 2019.
  74. ^"Planet Plastik: Bagaimana partikel plastik kecil mencemari tanah kita". unenvironment.org. 3 April 2019. Diakses 19 Juli 2019. "Plastic planet: How tiny plastic particles are polluting our soil". unenvironment.org. 3 April 2019. Retrieved 19 July 2019.
  75. ^"Limbah plastik yang salah dikelola". Dunia kita dalam data. 2010. Diperoleh 19 Juli 2019. "Mismanaged plastic waste". Our World in Data. 2010. Retrieved 19 July 2019.
  76. ^McCarthy, niall. "Negara -negara yang paling mencemari lautan". statista.com. Diperoleh 19 Juli 2019. McCarthy, Niall. "The Countries Polluting The Oceans The Most". statista.com. Retrieved 19 July 2019.
  77. ^Carrington, Damian (7 Desember 2021). "Penggunaan plastik 'bencana' dalam pertanian mengancam keamanan pangan - PBB". Penjaga. Diperoleh 8 Desember 2021. Carrington, Damian (7 December 2021). "'Disastrous' plastic use in farming threatens food safety – UN". The Guardian. Retrieved 8 December 2021.
  78. ^Aggarwal, Poonam; (et al.) Buku Pendidikan Lingkungan Interaktif VIII. Penerbitan Pitambar. p. 86. ISBN & NBSP; 8120913736 Aggarwal,Poonam; (et al.) Interactive Environmental Education Book VIII. Pitambar Publishing. p. 86. ISBN 8120913736
  79. ^"Solusi Pengembangan: Membangun Lautan yang Lebih Baik". Bank Investasi Eropa. Diperoleh 19 Agustus 2020. "Development solutions: Building a better ocean". European Investment Bank. Retrieved 19 August 2020.
  80. ^Honingh, Dorien; Van Emmerik, Tim; UiJttewaal, wim; Kardhana, Hadi; Cangkul, Olivier; Van de Giesen, Nick (2020). "Peningkatan permukaan air sungai perkotaan melalui akumulasi limbah plastik pada struktur rak". Perbatasan dalam Ilmu Bumi. 8. doi: 10.3389/fearn.2020.00028. ISSN & NBSP; 2296-6463. Honingh, Dorien; van Emmerik, Tim; Uijttewaal, Wim; Kardhana, Hadi; Hoes, Olivier; van de Giesen, Nick (2020). "Urban River Water Level Increase Through Plastic Waste Accumulation at a Rack Structure". Frontiers in Earth Science. 8. doi:10.3389/feart.2020.00028. ISSN 2296-6463.
  81. ^Hermesauto (6 September 2016). "Kantong plastik yang menyumbat saluran pembuangan Bangkok mempersulit upaya melawan banjir". The Straits Times. Diperoleh 17 November 2020. hermesauto (6 September 2016). "Plastic bags clogging Bangkok's sewers complicate efforts to fight floods". The Straits Times. Retrieved 17 November 2020.
  82. ^ AB "Invisibles". orbmedia.org. Diarsipkan dari aslinya pada 6 September 2017. Diperoleh 15 September 2017.a b "Invisibles". orbmedia.org. Archived from the original on 6 September 2017. Retrieved 15 September 2017.
  83. ^"Kontaminasi polimer sintetis dalam air minum global". orbmedia.org. Diperoleh 19 September 2017. "Synthetic Polymer Contamination in Global Drinking Water". orbmedia.org. Retrieved 19 September 2017.
  84. ^ AB "Air keran Anda mungkin berisi plastik, peneliti memperingatkan (pembaruan)". Diperoleh 15 September 2017.a b "Your tap water may contain plastic, researchers warn (Update)". Retrieved 15 September 2017.
  85. ^Editor, Lingkungan Damian Carrington (5 September 2017). "Serat plastik yang ditemukan dalam air keran di seluruh dunia, studi mengungkapkan". Penjaga. ISSN & NBSP; 0261-3077. Diperoleh 15 September 2017. editor, Damian Carrington Environment (5 September 2017). "Plastic fibres found in tap water around the world, study reveals". The Guardian. ISSN 0261-3077. Retrieved 15 September 2017.
  86. ^Lui, Kevin. "Serat plastik ditemukan di '83% dari air keran dunia '". Waktu. Diperoleh 15 September 2017. Lui, Kevin. "Plastic Fibers Are Found in '83% of the World's Tap Water'". Time. Retrieved 15 September 2017.
  87. ^ Abli, P., Wang, X., Su, M., Zou, X., Duan, L., & Zhang, H. (2020). Karakteristik polusi plastik di lingkungan: ulasan. Buletin Kontaminasi Lingkungan dan Toksikologi, 107 (4), 577-584. https://doi.org/10.1007/s00128-020-02820-1a b Li, P., Wang, X., Su, M., Zou, X., Duan, L., & Zhang, H. (2020). Characteristics of plastic pollution in the environment: A Review. Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology, 107(4), 577–584. https://doi.org/10.1007/s00128-020-02820-1
  88. ^ Abcdmbachu, O., Jenkins, G., Kaparaju, P., & Pratt, C. (2021). Munculnya input karbon tanah buatan: meninjau efek polusi mikroplastik di lingkungan tanah. Ilmu Total Lingkungan, 780, 146569. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.146569a b c d Mbachu, O., Jenkins, G., Kaparaju, P., & Pratt, C. (2021). The rise of artificial soil carbon inputs: Reviewing microplastic pollution effects in the soil environment. Science of the Total Environment, 780, 146569. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.146569
  89. ^ Abchae, Y., & an, Y.-J. (2018). Tren penelitian saat ini tentang polusi plastik dan dampak ekologis pada ekosistem tanah: ulasan. Polusi Lingkungan, 240, 387–395. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2018.05.008a b Chae, Y., & An, Y.-J. (2018). Current research trends on plastic pollution and ecological impacts on the soil ecosystem: A Review. Environmental Pollution, 240, 387–395. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2018.05.008
  90. ^ Abwei, F., Xu, C., Chen, C., Wang, Y., Lan, Y., Long, L., Xu, M., Wu, J., Shen, F., Zhang, Y. , Xiao, Y., & Yang, G. (2022). Distribusi mikroplastik dalam lumpur pabrik pengolahan air limbah di Chengdu, Cina. Chemosphere, 287, 132357. https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.2021.132357a b Wei, F., Xu, C., Chen, C., Wang, Y., Lan, Y., Long, L., Xu, M., Wu, J., Shen, F., Zhang, Y., Xiao, Y., & Yang, G. (2022). Distribution of microplastics in the sludge of wastewater treatment plants in Chengdu, China. Chemosphere, 287, 132357. https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.2021.132357
  91. ^Yang, J., Li, L., Li, R., Xu, L., Shen, Y., Li, S., Tu, C., Wu, L., Christie, P., & Luo, Y . (2021). Mikroplastik di tanah pertanian mengikuti aplikasi berulang dari tiga jenis lumpur limbah: studi lapangan. Polusi Lingkungan, 289, 117943. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2021.117943 Yang, J., Li, L., Li, R., Xu, L., Shen, Y., Li, S., Tu, C., Wu, L., Christie, P., & Luo, Y. (2021). Microplastics in an agricultural soil following repeated application of three types of sewage sludge: A field study. Environmental Pollution, 289, 117943. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2021.117943
  92. ^Weisman, Alan (2007). Dunia tanpa kita. Buku St. Martin's Thomas Dunne. ISBN & NBSP; 978-0312347291. Weisman, Alan (2007). The World Without Us. St. Martin's Thomas Dunne Books. ISBN 978-0312347291.
  93. ^"Polusi Plastik Laut". IUCN. 25 Mei 2018. Diperoleh 1 Februari 2022. "Marine plastic pollution". IUCN. 25 May 2018. Retrieved 1 February 2022.
  94. ^H, Eskarina; Ley (26 Januari 2022). "Nanoplastik di Salju: Dampak luas dari polusi plastik". Pemerintah Akses Terbuka. Diperoleh 1 Februari 2022. H, Eskarina; ley (26 January 2022). "Nanoplastics in snow: The extensive impact of plastic pollution". Open Access Government. Retrieved 1 February 2022.
  95. ^Jang, Y. C., Lee, J., Hong, S., Choi, H. W., Shim, W. J., & Hong, S. Y. 2015. Memperkirakan aliran masuk global dan stok puing -puing laut plastik menggunakan analisis aliran material: pendekatan awal. Jurnal Masyarakat Korea untuk Lingkungan dan Energi Kelautan, 18 (4), 263–273. [2] Jang, Y. C., Lee, J., Hong, S., Choi, H. W., Shim, W. J., & Hong, S. Y. 2015. Estimating the global inflow and stock of plastic marine debris using material flow analysis: a preliminary approach. Journal of the Korean Society for Marine Environment and Energy, 18(4), 263–273.[2]
  96. ^"Tenggelam dalam plastik - Litter laut dan limbah plastik grafis vital". UNEP - Program Lingkungan PBB. 21 Oktober 2021. Diperoleh 21 Maret 2022. "Drowning in Plastics – Marine Litter and Plastic Waste Vital Graphics". UNEP – UN Environment Programme. 21 October 2021. Retrieved 21 March 2022.
  97. ^Wright, Pam (6 Juni 2017). "Konferensi Samudra PBB: Plastik yang dibuang di lautan bisa melebihi ikan pada tahun 2050, kata Sekretaris Jenderal". Saluran cuaca. Diperoleh 5 Mei 2018. Wright, Pam (6 June 2017). "UN Ocean Conference: Plastics Dumped In Oceans Could Outweigh Fish by 2050, Secretary-General Says". The Weather Channel. Retrieved 5 May 2018.
  98. ^Ostle, Clare; Thompson, Richard C.; Broughton, Derek; Gregory, Lance; Wootton, Marianne; Johns, David G. (2019). "Kenaikan plastik laut dibuktikan dari rangkaian waktu 60 tahun". Komunikasi Alam. 10 (1): 1622. Bibcode: 2019natco..10.1622o. doi: 10.1038/s41467-019-09506-1. ISSN & NBSP; 2041-1723. PMC & NBSP; 6467903. PMID & NBSP; 30992426. Ostle, Clare; Thompson, Richard C.; Broughton, Derek; Gregory, Lance; Wootton, Marianne; Johns, David G. (2019). "The rise in ocean plastics evidenced from a 60-year time series". Nature Communications. 10 (1): 1622. Bibcode:2019NatCo..10.1622O. doi:10.1038/s41467-019-09506-1. ISSN 2041-1723. PMC 6467903. PMID 30992426.
  99. ^"Penelitian | Proyek Penelitian AMRF/ORV Alguita" diarsipkan 13 Maret 2017 di Wayback Machine Algalita Marine Research Foundation. Desain MacDonald. Diperoleh 19 Mei 2009 "Research |AMRF/ORV Alguita Research Projects" Archived 13 March 2017 at the Wayback Machine Algalita Marine Research Foundation. Macdonald Design. Retrieved 19 May 2009
  100. ^UNEP (2005) Litter Kelautan: Tinjauan Analitik UNEP (2005) Marine Litter: An Analytical Overview
  101. ^Six Pack Rings Hazard to Wildlife Diarsipkan 13 Oktober 2016 di Wayback Machine. HelpWildLife.com Six pack rings hazard to wildlife Archived 13 October 2016 at the Wayback Machine. helpwildlife.com
  102. ^Perikanan Louisiana - Lembar Fakta. Seagrantfish.lsu.edu Louisiana Fisheries – Fact Sheets. seagrantfish.lsu.edu
  103. ^"'Hantu memancing' membunuh burung laut". Berita BBC. 28 Juni 2007. "'Ghost fishing' killing seabirds". BBC News. 28 June 2007.
  104. ^Efferth, Thomas; Paul, Norbert W (November 2017). "Ancaman terhadap kesehatan manusia oleh tempat sampah lautan yang bagus". Lancet Planetary Health. 1 (8): E301 - E303. doi: 10.1016/s2542-5196 (17) 30140-7. ISSN & NBSP; 2542-5196. PMID & NBSP; 29628159. Efferth, Thomas; Paul, Norbert W (November 2017). "Threats to human health by great ocean garbage patches". The Lancet Planetary Health. 1 (8): e301–e303. doi:10.1016/s2542-5196(17)30140-7. ISSN 2542-5196. PMID 29628159.
  105. ^Gibbs, Susan E.; Salgado Kent, Chandra P.; Slat, Boyan; Morales, Damien; Fouda, Leila; Reisser, Julia (9 April 2019). "Penampakan Cetacea di dalam Great Pacific Garbage Patch". Keanekaragaman Hayati Laut. 49 (4): 2021–2027. doi: 10.1007/s12526-019-00952-0. Gibbs, Susan E.; Salgado Kent, Chandra P.; Slat, Boyan; Morales, Damien; Fouda, Leila; Reisser, Julia (9 April 2019). "Cetacean sightings within the Great Pacific Garbage Patch". Marine Biodiversity. 49 (4): 2021–2027. doi:10.1007/s12526-019-00952-0.
  106. ^"Polusi Plastik Laut". IUCN. 17 November 2021. Diperoleh 14 Desember 2021. "Marine Plastic Pollution". IUCN. 17 November 2021. Retrieved 14 December 2021.
  107. ^"Plastik di lautan kita membunuh mamalia laut". WWF. 1 Juli 2021. Diperoleh 14 Desember 2021. "Plastic in Our Oceans Is Killing Marine Mammals". WWF. 1 July 2021. Retrieved 14 December 2021.
  108. ^Blettler, Martín C.M.; Mengawali, Elie; Khan, Farhan R.; Sivri, Nuket; Espinola, Luis A. (2018). "Polusi Plastik Air Tawar: Mengenali bias penelitian dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan". Penelitian Air. 143: 416–424. doi: 10.1016/j.watres.2018.06.015. PMID & NBSP; 29986250. S2CID & NBSP; 51617474. Blettler, Martín C.M.; Abrial, Elie; Khan, Farhan R.; Sivri, Nuket; Espinola, Luis A. (2018). "Freshwater plastic pollution: Recognizing research biases and identifying knowledge gaps". Water Research. 143: 416–424. doi:10.1016/j.watres.2018.06.015. PMID 29986250. S2CID 51617474.
  109. ^ Abcdazevedo-Santos, Valter M.; Brito, Marcelo F. G.; Manoel, Pedro S.; Perroca, Júlia F.; Rodrigues-Filho, Jorge Luiz; Paschoal, Lucas R. P.; Gonçalves, Geslaine R. L.; Wolf, Milena R.; Blettler, Martín C. M.; Andrade, Marcelo C.; Nobile, André B. (2021). "Polusi Plastik: Fokus pada Keanekaragaman Hayati Air Tawar". Ambio. 50 (7): 1313–1324. doi: 10.1007/s13280-020-01496-5. ISSN & NBSP; 0044-7447. PMC & NBSP; 8116388. PMID & NBSP; 33543362.a b c d Azevedo-Santos, Valter M.; Brito, Marcelo F. G.; Manoel, Pedro S.; Perroca, Júlia F.; Rodrigues-Filho, Jorge Luiz; Paschoal, Lucas R. P.; Gonçalves, Geslaine R. L.; Wolf, Milena R.; Blettler, Martín C. M.; Andrade, Marcelo C.; Nobile, André B. (2021). "Plastic pollution: A focus on freshwater biodiversity". Ambio. 50 (7): 1313–1324. doi:10.1007/s13280-020-01496-5. ISSN 0044-7447. PMC 8116388. PMID 33543362.
  110. ^Winton, Debbie J.; Anderson, Lucy G.; Rocliffe, Stephen; Loiselle, Steven (2020). "Polusi Makroplastik di Lingkungan Air Tawar: Memfokuskan Tindakan Publik dan Kebijakan". Ilmu Total Lingkungan. 704: 135242. Bibcode: 2020scten.704m5242w. doi: 10.1016/j.scitotenv.2019.135242. PMID & NBSP; 31812404. S2CID & NBSP; 208955699. Winton, Debbie J.; Anderson, Lucy G.; Rocliffe, Stephen; Loiselle, Steven (2020). "Macroplastic pollution in freshwater environments: Focusing public and policy action". Science of the Total Environment. 704: 135242. Bibcode:2020ScTEn.704m5242W. doi:10.1016/j.scitotenv.2019.135242. PMID 31812404. S2CID 208955699.
  111. ^ Abschmidt, Christian; Krauth, Tobias; Wagner, Stephan (7 November 2017). "Ekspor puing -puing plastik oleh sungai ke laut". Ilmu & Teknologi Lingkungan. 51 (21): 12246–12253. Bibcode: 2017NST ... 5112246S. doi: 10.1021/acs.est.7b02368. ISSN & NBSP; 0013-936x. PMID & NBSP; 29019247.a b Schmidt, Christian; Krauth, Tobias; Wagner, Stephan (7 November 2017). "Export of Plastic Debris by Rivers into the Sea". Environmental Science & Technology. 51 (21): 12246–12253. Bibcode:2017EnST...5112246S. doi:10.1021/acs.est.7b02368. ISSN 0013-936X. PMID 29019247.
  112. ^Lebreton, Laurent C. M.; Van der Zwet, Joost; Damsteeg, Jan-Willem; Slat, Boyan; Andrady, Anthony; Reisser, Julia (2017). "Emisi plastik sungai ke lautan dunia". Komunikasi Alam. 8 (1): 15611. Bibcode: 2017NATCO ... 815611L. doi: 10.1038/ncomms15611. ISSN & NBSP; 2041-1723. PMC & NBSP; 5467230. PMID & NBSP; 28589961. Lebreton, Laurent C. M.; van der Zwet, Joost; Damsteeg, Jan-Willem; Slat, Boyan; Andrady, Anthony; Reisser, Julia (2017). "River plastic emissions to the world's oceans". Nature Communications. 8 (1): 15611. Bibcode:2017NatCo...815611L. doi:10.1038/ncomms15611. ISSN 2041-1723. PMC 5467230. PMID 28589961.
  113. ^Wu, Yanmei; Guo, Peiyong; Zhang, Xiaoyan; Zhang, Yuxuan; Xie, menutup; Deng, Jun (2019). "Pengaruh paparan mikroplastik pada sistem fotosintesis alga air tawar". Jurnal Bahan Berbahaya. 374: 219–227. doi: 10.1016/j.jhazmat.2019.04.039. PMID & NBSP; 31005054. S2CID & NBSP; 125204296. Wu, Yanmei; Guo, Peiyong; Zhang, Xiaoyan; Zhang, Yuxuan; Xie, Shuting; Deng, Jun (2019). "Effect of microplastics exposure on the photosynthesis system of freshwater algae". Journal of Hazardous Materials. 374: 219–227. doi:10.1016/j.jhazmat.2019.04.039. PMID 31005054. S2CID 125204296.
  114. ^Kalčíková, Gabriela; Žgajnar Gotvajn, Andreja; Kladnik, Aleš; Jemec, Anita (2017). "Dampak Microbeads Polyethylene pada tanaman air tawar mengambang lemna lemna minor". Pencemaran lingkungan. 230: 1108–1115. doi: 10.1016/j.envpol.2017.07.050. PMID & NBSP; 28783918. Kalčíková, Gabriela; Žgajnar Gotvajn, Andreja; Kladnik, Aleš; Jemec, Anita (2017). "Impact of polyethylene microbeads on the floating freshwater plant duckweed Lemna minor". Environmental Pollution. 230: 1108–1115. doi:10.1016/j.envpol.2017.07.050. PMID 28783918.
  115. ^Spirkovski, Z.; Ilik-Boeva, D.; Ritterbusch, D.; Peveling, R.; Pietrock, M. (2019). "Penghapusan Ghost Net di Danau Kuno Ohrid: Studi percontohan". Penelitian Perikanan. 211: 46–50. doi: 10.1016/j.fishres.2018.10.023. ISSN & NBSP; 0165-7836. S2CID & NBSP; 92803175. Spirkovski, Z.; Ilik-Boeva, D.; Ritterbusch, D.; Peveling, R.; Pietrock, M. (2019). "Ghost net removal in ancient Lake Ohrid: A pilot study". Fisheries Research. 211: 46–50. doi:10.1016/j.fishres.2018.10.023. ISSN 0165-7836. S2CID 92803175.
  116. ^Cui, rongxue; Kim, Shin Woong; An, Youn-joo (21 September 2017). "Nanoplastik polystyrene menghambat reproduksi dan menginduksi perkembangan embrionik abnormal dalam krustasea air tawar Daphnia galeata". Laporan Ilmiah. 7 (1): 12095. Bibcode: 2017natsr ... 712095c. doi: 10.1038/s41598-017-12299-2. ISSN & NBSP; 2045-2322. PMC & NBSP; 5608696. PMID & NBSP; 28935955. Cui, Rongxue; Kim, Shin Woong; An, Youn-Joo (21 September 2017). "Polystyrene nanoplastics inhibit reproduction and induce abnormal embryonic development in the freshwater crustacean Daphnia galeata". Scientific Reports. 7 (1): 12095. Bibcode:2017NatSR...712095C. doi:10.1038/s41598-017-12299-2. ISSN 2045-2322. PMC 5608696. PMID 28935955.
  117. ^Araújo, Amanda Pereira da Costa; Malafaia, Guilherme (2020). "Dapatkah paparan singkat terhadap mikroplastik polietilen mengubah perilaku berudu? Sebuah studi yang dilakukan dengan spesies berudu neotropik yang termasuk dalam urutan anura (Physalaemus cuvieri)". Jurnal Bahan Berbahaya. 391: 122214. doi: 10.1016/j.jhazmat.2020.122214. ISSN & NBSP; 0304-3894. PMID & NBSP; 32044637. S2CID & NBSP; 211079532. Araújo, Amanda Pereira da Costa; Malafaia, Guilherme (2020). "Can short exposure to polyethylene microplastics change tadpoles' behavior? A study conducted with neotropical tadpole species belonging to order anura (Physalaemus cuvieri)". Journal of Hazardous Materials. 391: 122214. doi:10.1016/j.jhazmat.2020.122214. ISSN 0304-3894. PMID 32044637. S2CID 211079532.
  118. ^Niemi, Gerald J.; McDonald, Michael E. (15 Desember 2004). "Aplikasi Indikator Ekologis". Tinjauan Tahunan Ekologi, Evolusi, dan Sistematika. 35 (1): 89–111. doi: 10.1146/annurev.ecolsys.35.112202.130132. ISSN & NBSP; 1543-592X. Niemi, Gerald J.; McDonald, Michael E. (15 December 2004). "Application of Ecological Indicators". Annual Review of Ecology, Evolution, and Systematics. 35 (1): 89–111. doi:10.1146/annurev.ecolsys.35.112202.130132. ISSN 1543-592X.
  119. ^Jin, Yuanxiang; Xia, Jizhou; Pan, Zihong; Yang, Jiajing; Wang, Wenchao; Fu, Zhengwei (2018). "Mikroplastik polystyrene menginduksi dysbiosis mikrobiota dan peradangan pada usus ikan zebra dewasa". Pencemaran lingkungan. 235: 322–329. doi: 10.1016/j.envpol.2017.12.088. ISSN & NBSP; 0269-7491. PMID & NBSP; 29304465. Jin, Yuanxiang; Xia, Jizhou; Pan, Zihong; Yang, Jiajing; Wang, Wenchao; Fu, Zhengwei (2018). "Polystyrene microplastics induce microbiota dysbiosis and inflammation in the gut of adult zebrafish". Environmental Pollution. 235: 322–329. doi:10.1016/j.envpol.2017.12.088. ISSN 0269-7491. PMID 29304465.
  120. ^Rastelli, Marialetizia; CANI, Patrice D; Knauf, Claude (13 Mei 2019). "Mikrobioma usus memengaruhi fungsi endokrin host". Ulasan Endokrin. 40 (5): 1271–1284. doi: 10.1210/er.2018-00280. ISSN & NBSP; 0163-769X. PMID & NBSP; 31081896. S2CID & NBSP; 153306607. Rastelli, Marialetizia; Cani, Patrice D; Knauf, Claude (13 May 2019). "The Gut Microbiome Influences Host Endocrine Functions". Endocrine Reviews. 40 (5): 1271–1284. doi:10.1210/er.2018-00280. ISSN 0163-769X. PMID 31081896. S2CID 153306607.
  121. ^ Abkannan, Kurunthachalam; Vimalkumar, Krishnamoorthi (18 Agustus 2021). "Tinjauan paparan manusia terhadap mikroplastik dan wawasan tentang mikroplastik sebagai obesogen". Perbatasan dalam Endokrinologi. 12: 724989. doi: 10.3389/fendo.2021.724989. ISSN & NBSP; 1664-2392. PMC & NBSP; 8416353. PMID & NBSP; 34484127.a b Kannan, Kurunthachalam; Vimalkumar, Krishnamoorthi (18 August 2021). "A Review of Human Exposure to Microplastics and Insights Into Microplastics as Obesogens". Frontiers in Endocrinology. 12: 724989. doi:10.3389/fendo.2021.724989. ISSN 1664-2392. PMC 8416353. PMID 34484127.
  122. ^ Abd'Angelo, Stefania; Meccariello, Rosaria (1 Maret 2021). "Mikroplastik: Ancaman untuk Kesuburan Pria". Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. 18 (5): 2392. doi: 10.3390/ijerph28052392. ISSN & NBSP; 1660-4601. PMC & NBSP; 7967748. PMID & NBSP; 33804513.a b D'Angelo, Stefania; Meccariello, Rosaria (1 March 2021). "Microplastics: A Threat for Male Fertility". International Journal of Environmental Research and Public Health. 18 (5): 2392. doi:10.3390/ijerph28052392. ISSN 1660-4601. PMC 7967748. PMID 33804513.
  123. ^"Laporan: Plastik mengancam kesehatan manusia pada skala global". Koalisi Polusi Plastik. 20 Februari 2019. Diakses pada 14 Desember 2021. "Report: Plastic Threatens Human Health at a Global Scale". Plastic Pollution Coalition. 20 February 2019. Retrieved 14 December 2021.
  124. ^"Polusi Plastik Laut". Pusat Keanekaragaman Hayati. Diperoleh 17 Mei 2019. "Ocean Plastics Pollution". Center for Biological Diversity. Retrieved 17 May 2019.
  125. ^Carrington, Damian (24 Maret 2022). "Mikroplastik ditemukan dalam darah manusia untuk pertama kalinya". Penjaga. Diperoleh 28 Maret 2022. Carrington, Damian (24 March 2022). "Microplastics found in human blood for first time". The Guardian. Retrieved 28 March 2022.
  126. ^ Abcnorth, Emily J.; Halden, Rolf U. (1 Januari 2013). "Plastik dan Kesehatan Lingkungan: Jalan Depan". Ulasan tentang Kesehatan Lingkungan. 28 (1): 1–8. doi: 10.1515/reveh-2012-0030. PMC & NBSP; 3791860. PMID & NBSP; 23337043.a b c North, Emily J.; Halden, Rolf U. (1 January 2013). "Plastics and environmental health: the road ahead". Reviews on Environmental Health. 28 (1): 1–8. doi:10.1515/reveh-2012-0030. PMC 3791860. PMID 23337043.
  127. ^"Apakah polusi plastik global mendekati titik kritis yang tidak dapat diubah?". Phys.org. Diperoleh 13 Agustus 2021. "Is global plastic pollution nearing an irreversible tipping point?". phys.org. Retrieved 13 August 2021.
  128. ^MacLeod, Matius; ARP, Hans Peter H.; Tekman, milik saya b.; Jahnke, Annika (2 Juli 2021). "Ancaman Global dari Polusi Plastik". Sains. 373 (6550): 61–65. Bibcode: 2021Sci ... 373 ... 61m. doi: 10.1126/science.abg5433. ISSN & NBSP; 0036-8075. PMID & NBSP; 34210878. S2CID & NBSP; 235699724. MacLeod, Matthew; Arp, Hans Peter H.; Tekman, Mine B.; Jahnke, Annika (2 July 2021). "The global threat from plastic pollution". Science. 373 (6550): 61–65. Bibcode:2021Sci...373...61M. doi:10.1126/science.abg5433. ISSN 0036-8075. PMID 34210878. S2CID 235699724.
  129. ^Malkin, Bonnie (8 Juli 2009). "Kota Australia melarang air botolan". The Daily Telegraph. Diarsipkan dari aslinya pada 12 Januari 2022. Diperoleh 1 Agustus 2013. Malkin, Bonnie (8 July 2009). "Australian town bans bottled water". The Daily Telegraph. Archived from the original on 12 January 2022. Retrieved 1 August 2013.
  130. ^"Berjanji untuk budaya makan bebas plastik | ft harian". www.ft.lk. Diperoleh 22 Agustus 2020. "Pledging for a plastic-free dining culture | Daily FT". www.ft.lk. Retrieved 22 August 2020.
  131. ^Staf, Limbah360 (16 Januari 2019). "New Global Alliance to End Plastik Limbah telah diluncurkan". Limbah360. Diperoleh 18 Januari 2019. Staff, Waste360 (16 January 2019). "New Global Alliance to End Plastic Waste Has Launched". Waste360. Retrieved 18 January 2019.
  132. ^"Akhiri Polusi Plastik: Menuju Instrumen Pengikat Legal Internasional*" (PDF). Program Lingkungan PBB. Diperoleh 13 Maret 2022. "End plastic pollution: Towards an international legally binding instrument*" (PDF). United Nations Environmental Programm. Retrieved 13 March 2022.
  133. ^ Abcdefthompson, R. C.; Moore, C. J.; Vom Saal, F. S.; Swan, S. H. (14 Juni 2009). "Plastik, Lingkungan dan Kesehatan Manusia: Konsensus Saat Ini dan Tren Masa Depan". Transaksi filosofis dari Royal Society B: Ilmu Biologi. 364 (1526): 2153–2166. doi: 10.1098/rstb.2009.0053. PMC & NBSP; 2873021. PMID & NBSP; 19528062.a b c d e f Thompson, R. C.; Moore, C. J.; vom Saal, F. S.; Swan, S. H. (14 June 2009). "Plastics, the environment and human health: current consensus and future trends". Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences. 364 (1526): 2153–2166. doi:10.1098/rstb.2009.0053. PMC 2873021. PMID 19528062.
  134. ^Selke, Susan; Aura, Rafael; Nguyen, Tuan Anh; Castro Aguirre, Edgar; Cheruvathur, Rijosh; Liu, Yan (2015). "Evaluasi aditif yang mempromosikan biodegradasi untuk plastik". Ilmu & Teknologi Lingkungan. 49 (6): 3769–3777. Bibcode: 2015NST ... 49.3769S. doi: 10.1021/ES504258U. PMID & NBSP; 25723056. Selke, Susan; Auras, Rafael; Nguyen, Tuan Anh; Castro Aguirre, Edgar; Cheruvathur, Rijosh; Liu, Yan (2015). "Evaluation of Biodegradation-Promoting Additives for Plastics". Environmental Science & Technology. 49 (6): 3769–3777. Bibcode:2015EnST...49.3769S. doi:10.1021/es504258u. PMID 25723056.
  135. ^ ABC "Alternatif plastik dapat memperburuk polusi laut, anggota parlemen memperingatkan". Penjaga. 12 September 2019. Diakses 12 September 2019.a b c "Plastic alternatives may worsen marine pollution, MPs warn". The Guardian. 12 September 2019. Retrieved 12 September 2019.
  136. ^"Bug di seluruh dunia berkembang untuk memakan plastik, penemuan studi". Penjaga. 14 Desember 2021. "Bugs across globe are evolving to eat plastic, study finds". The Guardian. 14 December 2021.
  137. ^"Planet kita tenggelam dalam polusi plastik. Hari Lingkungan Dunia ini, saatnya untuk perubahan". www.unep.org. Diperoleh 27 Maret 2021. "Our planet is drowning in plastic pollution. This World Environment Day, it's time for a change". www.unep.org. Retrieved 27 March 2021.
  138. ^ Abcverma, Rinki; Vinoda, K.S.; Papireddy, M.; Gowda, A.N.S. (1 Januari 2016). "Polutan beracun dari limbah plastik - ulasan". Ilmu Lingkungan Predia. 35: 701–708. doi: 10.1016/j.proenv.2016.07.069. ISSN & NBSP; 1878-0296.a b c Verma, Rinku; Vinoda, K.S.; Papireddy, M.; Gowda, A.N.S. (1 January 2016). "Toxic Pollutants from Plastic Waste – A Review". Procedia Environmental Sciences. 35: 701–708. doi:10.1016/j.proenv.2016.07.069. ISSN 1878-0296.
  139. ^Groff, Tricia (2010). "Bisphenol A: Polusi Tak Terlihat". Pendapat saat ini dalam pediatri. 22 (4): 524–529. doi: 10.1097/mop.0b013e32833b03f8. PMID & NBSP; 20489636. S2CID & NBSP; 19343256. Groff, Tricia (2010). "Bisphenol A: invisible pollution". Current Opinion in Pediatrics. 22 (4): 524–529. doi:10.1097/MOP.0b013e32833b03f8. PMID 20489636. S2CID 19343256.
  140. ^"EN 13432". Plastik hijau. "EN 13432". Green Plastics.
  141. ^Bank, Investasi Eropa (2020). Roadmap Bank Iklim EIB Group 2021–2025. Bank Investasi Eropa. ISBN & NBSP; 978-9286149085. Bank, European Investment (2020). The EIB Group Climate Bank Roadmap 2021–2025. European Investment Bank. ISBN 978-9286149085.
  142. ^Bank, Investasi Eropa (14 Oktober 2020). Inisiatif Bersih Lautan. Bank Investasi Eropa. Bank, European Investment (14 October 2020). The Clean Oceans Initiative. European Investment Bank.
  143. ^Bank, Investasi Eropa (9 Oktober 2020). Inisiatif EIB dan Lautan Bersih. Bank Investasi Eropa. Bank, European Investment (9 October 2020). The EIB and the Clean Oceans Initiative. European Investment Bank.
  144. ^Bnn Bloomberg, 17 September 2020, "Upaya Sukarela Membatasi Masalah Plastik Dunia Tidak Berfungsi" BNN Bloomberg, 17 Sept. 2020, "Voluntary Efforts Curb the World’s Plastic Problem Aren’t Working"
  145. ^Farrelly, Trisia; Hijau, Laura (11 Mei 2020). "Krisis Polusi Plastik Global: Bagaimana seharusnya Selandia Baru menanggapi?". Kebijakan Triwulan. 16 (2). doi: 10.26686/pq.v16i2.6484. ISSN & NBSP; 2324-1101. Farrelly, Trisia; Green, Laura (11 May 2020). "The Global Plastic Pollution Crisis: how should New Zealand respond?". Policy Quarterly. 16 (2). doi:10.26686/pq.v16i2.6484. ISSN 2324-1101.
  146. ^Tabuchi, Hiroko; Corkery, Michael (12 Maret 2021). "Negara -negara mencoba mengekang perdagangan limbah plastik. AS lebih banyak mengirimkan". The New York Times. ISSN & NBSP; 0362-4331. Diperoleh 17 Maret 2021. Tabuchi, Hiroko; Corkery, Michael (12 March 2021). "Countries Tried to Curb Trade in Plastic Waste. The U.S. Is Shipping More". The New York Times. ISSN 0362-4331. Retrieved 17 March 2021.
  147. ^Farrelly, Trisia. "Kami membutuhkan perjanjian yang mengikat secara hukum untuk membuat riwayat polusi plastik". Percakapan. Diperoleh 14 April 2021. Farrelly, Trisia. "We need a legally binding treaty to make plastic pollution history". The Conversation. Retrieved 14 April 2021.
  148. ^"Perjanjian yang mengikat secara hukum tentang polusi plastik - FAQ - EIA". EIA-international.org. Diperoleh 14 April 2021. "A legally binding agreement on plastic pollution – FAQs – EIA". eia-international.org. Retrieved 14 April 2021.
  149. ^"LSM dan bisnis meminta perjanjian PBB tentang polusi plastik". Dana Margasatwa Dunia. Diperoleh 14 April 2021. "NGOs and Businesses Call for UN Treaty on Plastic Pollution". World Wildlife Fund. Retrieved 14 April 2021.
  150. ^"Perjanjian Global untuk mengatasi polusi plastik mendapatkan uap tanpa AS dan Inggris". Penjaga. 16 November 2020. Diperoleh 14 April 2021. "Global treaty to tackle plastic pollution gains steam without US and UK". The Guardian. 16 November 2020. Retrieved 14 April 2021.
  151. ^"Hasil dari Sesi Online: UNEA-5". Majelis Lingkungan. Diperoleh 14 April 2021. "Outcomes of the Online Session: UNEA-5". Environment Assembly. Retrieved 14 April 2021.
  152. ^Geddie, John; Brock, Joe (2 Maret 2022). "'Kesepakatan Hijau Terbesar Sejak Paris': PBB menyetujui peta jalan perjanjian plastik". Reuters. Geddie, John; Brock, Joe (2 March 2022). "'Biggest green deal since Paris': UN agrees plastic treaty roadmap". Reuters.
  153. ^"Tubuh PBB menimbang perjanjian global untuk melawan polusi plastik". ABC News. Diperoleh 3 Juli 2022. "UN body weighs a global treaty to fight plastic pollution". ABC News. Retrieved 3 July 2022.
  154. ^Brooks, Amy L.; Wang, Shunli; Jambeck, Jenna R. (Juni 2018). "Larangan Impor Cina dan dampaknya terhadap perdagangan limbah plastik global". Kemajuan Sains. 4 (6): EAAT0131. Bibcode: 2018Scia .... 4..131b. doi: 10.1126/sciadv.aat0131. PMC & NBSP; 6010324. PMID & NBSP; 29938223. Brooks, Amy L.; Wang, Shunli; Jambeck, Jenna R. (June 2018). "The Chinese import ban and its impact on global plastic waste trade". Science Advances. 4 (6): eaat0131. Bibcode:2018SciA....4..131B. doi:10.1126/sciadv.aat0131. PMC 6010324. PMID 29938223.
  155. ^"Turki untuk melarang impor limbah plastik". Penjaga. 19 Mei 2021. Diperoleh 26 Januari 2022. "Turkey to ban plastic waste imports". The Guardian. 19 May 2021. Retrieved 26 January 2022.
  156. ^Lee, Yen Nee (25 Januari 2019). "Malaysia, mengikuti jejak China, melarang impor limbah plastik". CNBC. Diperoleh 26 Januari 2022. Lee, Yen Nee (25 January 2019). "Malaysia, following in China's footsteps, bans imports of plastic waste". CNBC. Retrieved 26 January 2022.
  157. ^"Kamboja menyelidiki perusahaan Cina atas impor limbah ilegal". Reuters. 19 Juli 2019. Diperoleh 26 Januari 2022. "Cambodia probes Chinese firm over illegal waste imports". Reuters. 19 July 2019. Retrieved 26 January 2022.
  158. ^"Thailand untuk melarang impor sampah berteknologi tinggi, limbah plastik". Reuters. 16 Agustus 2018. Diperoleh 26 Januari 2022. "Thailand to ban imports of high-tech trash, plastic waste". Reuters. 16 August 2018. Retrieved 26 January 2022.
  159. ^Green, Adam (1 Juli 2020). "Pendaur ulang beralih ke robot AI setelah larangan impor limbah". Waktu keuangan. Diperoleh 26 Januari 2022. Green, Adam (1 July 2020). "Recyclers turn to AI robots after waste import bans". Financial Times. Retrieved 26 January 2022.
  160. ^"'Limbah kolonialisme': Dunia bergulat dengan plastik Barat yang tidak diinginkan". Penjaga. 31 Desember 2021. Diperoleh 26 Januari 2022. "'Waste colonialism': world grapples with west's unwanted plastic". The Guardian. 31 December 2021. Retrieved 26 January 2022.
  161. ^"Negara -negara kaya secara ilegal mengekspor sampah plastik ke negara -negara miskin, data menyarankan". Menggiling. 15 April 2022. Diperoleh 3 Juli 2022. "Rich countries are illegally exporting plastic trash to poor countries, data suggests". Grist. 15 April 2022. Retrieved 3 July 2022.
  162. ^Qureshi, Muhammad Saad; Oasmaa, Anja; Pihkola, Hanna; Deviatkin, Ivan; Tenhunen, Anna; Mannila, Juha; Minkkinen, Hannu; Pohjakallio, Maija; Laine-Ylijoki, Jutta (1 November 2020). "Pirolisis limbah plastik: peluang dan tantangan". Jurnal Pirolisis Analitik dan Terapan. 152: 104804. doi: 10.1016/j.jaap.2020.104804. ISSN & NBSP; 0165-2370. S2CID & NBSP; 200068035. Qureshi, Muhammad Saad; Oasmaa, Anja; Pihkola, Hanna; Deviatkin, Ivan; Tenhunen, Anna; Mannila, Juha; Minkkinen, Hannu; Pohjakallio, Maija; Laine-Ylijoki, Jutta (1 November 2020). "Pyrolysis of plastic waste: Opportunities and challenges". Journal of Analytical and Applied Pyrolysis. 152: 104804. doi:10.1016/j.jaap.2020.104804. ISSN 0165-2370. S2CID 200068035.
  163. ^Zorpas, Antonis A. (1 April 2016). "Pengelolaan Limbah Berkelanjutan Melalui Pengembangan Kriteria Akhir Limbah". Ilmu Lingkungan dan Penelitian Polusi. 23 (8): 7376-7389. doi: 10.1007/s11356-015-5990-5. ISSN & NBSP; 1614-7499. PMID & NBSP; 26690583. S2CID & NBSP; 36643191. Zorpas, Antonis A. (1 April 2016). "Sustainable waste management through end-of-waste criteria development". Environmental Science and Pollution Research. 23 (8): 7376–7389. doi:10.1007/s11356-015-5990-5. ISSN 1614-7499. PMID 26690583. S2CID 36643191.
  164. ^Ulrich, Viola (6 November 2019). "Plastikmüll und Decycling: Acht Mythen und Irrtümer". Die Welt (dalam bahasa Jerman). Diperoleh 26 Januari 2022. Ulrich, Viola (6 November 2019). "Plastikmüll und Recycling: Acht Mythen und Irrtümer". DIE WELT (in German). Retrieved 26 January 2022.
  165. ^Enck, Judith; Dell, Jan (30 Mei 2022). "Daur ulang plastik tidak berhasil dan tidak akan berhasil". Atlantik. Diperoleh 3 Juli 2022. Enck, Judith; Dell, Jan (30 May 2022). "Plastic Recycling Doesn't Work and Will Never Work". The Atlantic. Retrieved 3 July 2022.
  166. ^"Terobosan dalam memisahkan limbah plastik: Mesin sekarang dapat membedakan 12 jenis plastik yang berbeda". Universitas Aarhus. Diperoleh 19 Januari 2022. "Breakthrough in separating plastic waste: Machines can now distinguish 12 different types of plastic". Aarhus University. Retrieved 19 January 2022.
  167. ^Henriksen, Martin L.; Karlsen, Celine B.; Klarskov, Pernille; Engsel, mogen (1 Januari 2022). "Klasifikasi plastik melalui analisis kamera hyperspektral in-line dan pembelajaran mesin tanpa pengawasan". Spektroskopi getaran. 118: 103329. doi: 10.1016/j.vibspec.2021.103329. ISSN & NBSP; 0924-2031. S2CID & NBSP; 244913832. Henriksen, Martin L.; Karlsen, Celine B.; Klarskov, Pernille; Hinge, Mogens (1 January 2022). "Plastic classification via in-line hyperspectral camera analysis and unsupervised machine learning". Vibrational Spectroscopy. 118: 103329. doi:10.1016/j.vibspec.2021.103329. ISSN 0924-2031. S2CID 244913832.
  168. ^ AB "AF & PA merilis hasil survei daur ulang komunitas". Diarsipkan dari aslinya pada 2 Juni 2012. Diperoleh 3 Februari 2013.a b "AF&PA Releases Community Recycling Survey Results". Archived from the original on 2 June 2012. Retrieved 3 February 2013.
  169. ^ ab "siklus hidup produk plastik". AmericAnchemistry.com. Diarsipkan dari aslinya pada 17 Maret 2010. Diperoleh 3 September 2012.a b "Life cycle of a plastic product". Americanchemistry.com. Archived from the original on 17 March 2010. Retrieved 3 September 2012.
  170. ^"Fakta dan angka tentang bahan, limbah dan daur ulang". Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. 2017. Diperoleh 12 Januari 2020. "Facts and Figures about Materials, Waste and Recycling". United States Environmental Protection Agency. 2017. Retrieved 12 January 2020.
  171. ^"Pengurangan Limbah: 'Isi ulang hanya satu botol dan potong penggunaan plastik'". Berita BBC. 15 Januari 2022. Diperoleh 21 Februari 2022. "Waste reduction: 'Refill just one bottle and cut plastic use'". BBC News. 15 January 2022. Retrieved 21 February 2022.
  172. ^Hildahl, Grace. "Opini | Berhenti membeli botol dan merangkul manfaat ramah lingkungan dari stasiun isi ulang". Iowan harian. Diperoleh 21 Februari 2022. Hildahl, Grace. "Opinion | Stop buying the bottle and embrace the environmentally friendly benefits of refill stations". The Daily Iowan. Retrieved 21 February 2022.
  173. ^"Supermarket Inggris ini akan diisi ulang untuk membantu planet ini - dan menghemat uang pembeli". Forum Ekonomi Dunia. Diperoleh 21 Februari 2022. "This UK supermarket is going refillable to help the planet – and save shoppers money". World Economic Forum. Retrieved 21 February 2022.
  174. ^Lorraine Chow J, Lorraine (25 Januari 2019). "Merek terbesar di dunia bergabung dengan model kemasan baru yang ambisius". Ecowatch. Diperoleh 27 Januari 2019. Lorraine Chow J, Lorraine (25 January 2019). "World's Biggest Brands Join Ambitious New Packaging Model". Ecowatch. Retrieved 27 January 2019.
  175. ^Hirsh, Sophie (21 Mei 2019). "'Loop' diluncurkan di A.S., membawa pelanggan produk yang mereka sukai dalam model milkman". GreenMatters. Diperoleh 27 Mei 2019. HIRSH, SOPHIE (21 May 2019). "'Loop' Launches in the U.S., Bringing Customers the Products They Love in a Milkman Model". Greenmatters. Retrieved 27 May 2019.
  176. ^"8 cara sederhana untuk mengurangi penggunaan plastik Anda". Berita NBC. Diperoleh 21 Februari 2022. "8 simple ways to reduce your plastic use". NBC News. Retrieved 21 February 2022.
  177. ^"Bisakah Anda benar-benar memiliki dapur bebas plastik?". Makanan BBC. Diperoleh 21 Februari 2022. "Can you really have a plastic-free kitchen?". BBC Food. Retrieved 21 February 2022.
  178. ^Li, Dunzhu; Shi, Yunhong; Yang, Luming; Xiao, Liwen; Kehoe, Daniel K.; Gun'ko, Yurii K.; Boland, John J.; Wang, Jing Jing (November 2020). "Pelepasan mikroplastik dari degradasi botol makan polipropilen selama persiapan formula bayi". Makanan Alam. 1 (11): 746-754. doi: 10.1038/s43016-020-00171-y. HDL: 2262/94127. ISSN & NBSP; 2662-1355. S2CID & NBSP; 228978799. Diperoleh 9 November 2020. Laporan News dengan Ringkasan Lay: Trinity College Dublin (19 Oktober 2020). "Tingkat mikroplastik yang tinggi yang dilepaskan dari botol makan bayi selama persiapan formula". Phys.org. Diperoleh 9 November 2020.Carrington, Damian (19 Oktober 2020). "Bayi yang diberi makan botol menelan jutaan mikroplastik sehari, studi menemukan". Penjaga. Diperoleh 9 November 2020. Li, Dunzhu; Shi, Yunhong; Yang, Luming; Xiao, Liwen; Kehoe, Daniel K.; Gun’ko, Yurii K.; Boland, John J.; Wang, Jing Jing (November 2020). "Microplastic release from the degradation of polypropylene feeding bottles during infant formula preparation". Nature Food. 1 (11): 746–754. doi:10.1038/s43016-020-00171-y. hdl:2262/94127. ISSN 2662-1355. S2CID 228978799. Retrieved 9 November 2020.
    News reports with lay summaries:
    Trinity College Dublin (19 October 2020). "High levels of microplastics released from infant feeding bottles during formula prep". phys.org. Retrieved 9 November 2020.
    Carrington, Damian (19 October 2020). "Bottle-fed babies swallow millions of microplastics a day, study finds". The Guardian. Retrieved 9 November 2020.
  179. ^Zuccarello, P.; Ferrante, M.; Cristaldi, A.; Copat, C.; Grasso, A.; Sangregorio, D.; Fiore, M.; Oliveri Conti, G. (15 Juni 2019). "Paparan mikroplastik ( Zuccarello, P.; Ferrante, M.; Cristaldi, A.; Copat, C.; Grasso, A.; Sangregorio, D.; Fiore, M.; Oliveri Conti, G. (15 June 2019). "Exposure to microplastics (<10 μm) associated to plastic bottles mineral water consumption: The first quantitative study". Water Research. 157: 365–371. doi:10.1016/j.watres.2019.03.091. ISSN 0043-1354. PMID 30974285. S2CID 109940463.
  180. ^Zangmeister, Christopher D.; Radney, James G.; Benkstein, Kurt D.; Kalanyan, Berc (3 Mei 2022). "Produk plastik konsumen sekali pakai yang umum melepaskan triliunan nanopartikel sub-100 nm per liter ke dalam air selama penggunaan normal". Ilmu & Teknologi Lingkungan. 56 (9): 5448–5455. Bibcode: 2022enst ... 56.5448z. doi: 10.1021/acs.est.1c06768. ISSN & NBSP; 0013-936x. PMID & NBSP; 35441513. S2CID & NBSP; 248263169. Zangmeister, Christopher D.; Radney, James G.; Benkstein, Kurt D.; Kalanyan, Berc (3 May 2022). "Common Single-Use Consumer Plastic Products Release Trillions of Sub-100 nm Nanoparticles per Liter into Water during Normal Use". Environmental Science & Technology. 56 (9): 5448–5455. Bibcode:2022EnST...56.5448Z. doi:10.1021/acs.est.1c06768. ISSN 0013-936X. PMID 35441513. S2CID 248263169.
  181. ^Wichai -cha, N.; Chavalparit, O. (1 Januari 2019). "Kebijakan 3RS dan pengelolaan limbah plastik di Thailand". Jurnal Siklus Bahan dan Pengelolaan Limbah. 21 (1): 10–22. doi: 10.1007/s10163-018-0781-y. ISSN & NBSP; 1611-8227. S2CID & NBSP; 104827713. Wichai-utcha, N.; Chavalparit, O. (1 January 2019). "3Rs Policy and plastic waste management in Thailand". Journal of Material Cycles and Waste Management. 21 (1): 10–22. doi:10.1007/s10163-018-0781-y. ISSN 1611-8227. S2CID 104827713.
  182. ^Mohammed, Musa; Shafiq, Nasir; Elmansoury, Ali; Al-Mekhlafi, al-Baraa Abdulrahman; Rached, Ehab Farouk; Zawawi, Noor Amila; Haruna, Abdulrahman; Rafindadi, Aminu Darda'u; Ibrahim, Muhammad Bello (Januari 2021). "Pemodelan 3R (kurangi, penggunaan kembali dan daur ulang) untuk pengurangan limbah konstruksi berkelanjutan: pemodelan persamaan struktural kuadrat parsial (PLS-SEM)". Keberlanjutan. 13 (19): 10660. doi: 10.3390/su131910660. ISSN & NBSP; 2071-1050. Mohammed, Musa; Shafiq, Nasir; Elmansoury, Ali; Al-Mekhlafi, Al-Baraa Abdulrahman; Rached, Ehab Farouk; Zawawi, Noor Amila; Haruna, Abdulrahman; Rafindadi, Aminu Darda’u; Ibrahim, Muhammad Bello (January 2021). "Modeling of 3R (Reduce, Reuse and Recycle) for Sustainable Construction Waste Reduction: A Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM)". Sustainability. 13 (19): 10660. doi:10.3390/su131910660. ISSN 2071-1050.
  183. ^Zamroni, M.; Prahara, Rahma Sandhi; Kartiko, Ari; Purnawati, Dia; Kusuma, Dedi Wijaya (1 Februari 2020). "Program Pengelolaan Limbah 3R (Kurangi, Penggunaan Kembali, Daur Ulang) oleh Insentif Ekonomi dan Dukungan Fasilitas". Jurnal Fisika: Seri Konferensi. 1471 (1): 012048. Bibcode: 2020JPHCS1471A2048Z. doi: 10.1088/1742-6596/1471/1/012048. S2CID & NBSP; 216235783. Zamroni, M.; Prahara, Rahma Sandhi; Kartiko, Ari; Purnawati, Dia; Kusuma, Dedi Wijaya (1 February 2020). "The Waste Management Program Of 3R (Reduce, Reuse, Recycle) By Economic Incentive And Facility Support". Journal of Physics: Conference Series. 1471 (1): 012048. Bibcode:2020JPhCS1471a2048Z. doi:10.1088/1742-6596/1471/1/012048. S2CID 216235783.
  184. ^Eberle, Ute (15 Agustus 2020). "Bisakah solusi untuk limbah plastik laut mengancam salah satu ekosistem lautan yang paling misterius?" Deutsche Welle. Ecowatch. Diperoleh 24 Agustus 2020. Eberle, Ute (15 August 2020). "Could a Solution to Marine Plastic Waste Threaten One of the Ocean's Most Mysterious Ecosystems?". Deutsche Welle. Ecowatch. Retrieved 24 August 2020.
  185. ^Narula, Maheshprreet Kaur (8 Juni 2021). "Sebuah 'penghalang gelembung' menjebak limbah plastik sebelum bisa masuk ke laut". CNN.com. CNN. Diperoleh 26 November 2021. Narula, Maheshpreet Kaur (8 June 2021). "A 'Bubble Barrier' is trapping plastic waste before it can get into the sea". CNN.com. CNN. Retrieved 26 November 2021.
  186. ^"Papan air dan kotamadya mendapatkan plastik dari kanal". www.waternet.nl. Amstel Gooi En Vecht Water Board. Diperoleh 26 November 2021. "Waterschap en gemeente halen plastic uit de grachten". www.waternet.nl. Waterschap Amstel Gooi en Vecht. Retrieved 26 November 2021.
  187. ^"Bubble Barrier Westerdok". www.amstrdam.nl. Kota Amsterdam (Kota Amsterdam). Diperoleh 26 November 2021. "Bubble Barrier Westerdok". www.amstrdam.nl. Gemeente Amsterdam (City of Amsterdam). Retrieved 26 November 2021.
  188. ^"Proyek: Limes Bubble Barrier Katwijk". endplasticsoup.nl. Rotary Clubs of Amsterdam. 22 Juli 2021. Diperoleh 26 November 2021. "Project: Limes Bubble Barrier Katwijk". endplasticsoup.nl. Rotary Clubs of Amsterdam. 22 July 2021. Retrieved 26 November 2021.
  189. ^Wolfsbergen, Mirjam (5 September 2021). "Limes Bubble Barrier harus menghentikan plastik di Katwijk sebelum mengalir ke laut". Omroepwest.nl. Omroep West (Berita Regional Belanda). Diperoleh 26 November 2021. Wolfsbergen, Mirjam (5 September 2021). "Limes Bubble Barrier moet plastic bij Katwijk tegenhouden voordat het de zee in stroomt". omroepwest.nl. Omroep West (Dutch regional news). Retrieved 26 November 2021.
  190. ^ Abritchie, Hannah; Roser, Max (1 September 2018). "Polusi Plastik". Dunia kita dalam data. Diperoleh 3 Juli 2022.a b Ritchie, Hannah; Roser, Max (1 September 2018). "Plastic Pollution". Our World in Data. Retrieved 3 July 2022.
  191. ^"Limbah plastik yang dipancarkan ke laut". Dunia kita dalam data. Diperoleh 3 Juli 2022. "Plastic waste emitted to the ocean". Our World in Data. Retrieved 3 July 2022.
  192. ^"Dari mana plastik di lautan kita berasal?". Dunia kita dalam data. Diperoleh 3 Juli 2022. "Where does the plastic in our oceans come from?". Our World in Data. Retrieved 3 July 2022.
  193. ^ Abmeijer, Lourens J. J.; Van Emmerik, Tim; van der ent, Ruud; Schmidt, Kristen; Lebreton, Laurent (30 April 2021). "Lebih dari 1000 sungai menyumbang 80% dari emisi plastik sungai global ke laut". Kemajuan Sains. 7 (18): EAZ5803. Bibcode: 2021Scia .... 7.5803m. Doi: 10.1126/sciadv.aaz5803. ISSN & NBSP; 2375-2548. PMC & NBSP; 8087412. PMID & NBSP; 33931460.a b Meijer, Lourens J. J.; van Emmerik, Tim; van der Ent, Ruud; Schmidt, Christian; Lebreton, Laurent (30 April 2021). "More than 1000 rivers account for 80% of global riverine plastic emissions into the ocean". Science Advances. 7 (18): eaaz5803. Bibcode:2021SciA....7.5803M. doi:10.1126/sciadv.aaz5803. ISSN 2375-2548. PMC 8087412. PMID 33931460.
  194. ^"China membuang 200 juta meter kubik limbah di laut setelah berkendara untuk berhenti melemparkannya ke sungai". Independen. 29 Oktober 2019. Diakses 3 Juli 2022. "China dumps 200 million cubic metres of waste in sea after drive to stop throwing it in rivers". The Independent. 29 October 2019. Retrieved 3 July 2022.
  195. ^Lebreton, Laurent C. M.; Van der Zwet, Joost; Damsteeg, Jan-Willem; Slat, Boyan; Andrady, Anthony; Reisser, Julia (7 Juni 2017). "Emisi plastik sungai ke lautan dunia". Komunikasi Alam. 8 (1): 15611. Bibcode: 2017NATCO ... 815611L. Doi: 10.1038/ncomms15611. ISSN & NBSP; 2041-1723. PMC & NBSP; 5467230. PMID & NBSP; 28589961. Lebreton, Laurent C. M.; van der Zwet, Joost; Damsteeg, Jan-Willem; Slat, Boyan; Andrady, Anthony; Reisser, Julia (7 June 2017). "River plastic emissions to the world's oceans". Nature Communications. 8 (1): 15611. Bibcode:2017NatCo...815611L. doi:10.1038/ncomms15611. ISSN 2041-1723. PMC 5467230. PMID 28589961.
  196. ^Willis, Kathryn; Hardesty, Britta Denise; Vince, Joanna; Wilcox, Chris (17 Juni 2022). "Pengelolaan Limbah Lokal berhasil mengurangi polusi plastik pantai". Satu bumi. 5 (6): 666-676. Bibcode: 2022oart ​​... 5..666W. Doi: 10.1016/j.oneear.2022.05.008. ISSN & NBSP; 2590-3322. S2CID & NBSP; 249562648. Willis, Kathryn; Hardesty, Britta Denise; Vince, Joanna; Wilcox, Chris (17 June 2022). "Local waste management successfully reduces coastal plastic pollution". One Earth. 5 (6): 666–676. Bibcode:2022OEart...5..666W. doi:10.1016/j.oneear.2022.05.008. ISSN 2590-3322. S2CID 249562648.
  197. ^Frost, Rosie (9 Mei 2022). "Limbah plastik sekarang dapat ditemukan dan dipantau dari luar angkasa". Euronews. Diperoleh 24 Juni 2022. Frost, Rosie (9 May 2022). "Plastic waste can now be found and monitored from space". euronews. Retrieved 24 June 2022.
  198. ^"Global Plastic Watch". www.globalplasticwatch.org. Diperoleh 24 Juni 2022. "Global Plastic Watch". www.globalplasticwatch.org. Retrieved 24 June 2022.
  199. ^"Rama: Albania Negara pertama di Eropa yang melarang kantong plastik yang sah | Radio Tirana International". rti.rtsh.al. 13 Juni 2018. Diperoleh 29 Juli 2018. "Rama: Albania the first country in Europe to ban plastic bags lawfully | Radio Tirana International". rti.rtsh.al. 13 June 2018. Retrieved 29 July 2018.
  200. ^ AB "Albania melarang kantong plastik yang tidak dapat terurai". Waktu tirana. 4 Juli 2018. Diperoleh 21 Juli 2018.a b "Albania bans non-biodegradable plastic bags". Tirana Times. 4 July 2018. Retrieved 21 July 2018.
  201. ^"Balkan melarang tas". Makeresourcescount.eu. 3 Juli 2017. Diperoleh 23 Juli 2018. "Balkans bans the bag". makeresourcescount.eu. 3 July 2017. Retrieved 23 July 2018.
  202. ^Wahlquist, Calla (15 April 2021). "Plastik sekali pakai" untuk dihapus di Australia dari tahun 2025 termasuk peralatan dan sedotan plastik ". Penjaga. Diperoleh 21 Januari 2022. Wahlquist, Calla (15 April 2021). "'Single-use plastics' to be phased out in Australia from 2025 include plastic utensils and straws". The Guardian. Retrieved 21 January 2022.
  203. ^ AB "Negara-negara Australia mana yang melarang plastik sekali pakai?" Masyarakat Konservasi Laut Australia. 6 Desember 2021. Diperoleh 21 Januari 2022.a b "Which Australian states are banning single-use plastics?". Australian Marine Conservation Society. 6 December 2021. Retrieved 21 January 2022.
  204. ^"Rencana Plastik Nasional 2021". Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan. Pemerintah Australia. 3 Oktober 2021. Diperoleh 21 Januari 2022. PDF CC sebesar 4.0. "National Plastics Plan 2021". Department of Agriculture, Water and the Environment. Australian Government. 3 October 2021. Retrieved 21 January 2022. PDF CC BY 4.0.
  205. ^Newburger, Emma (21 Juni 2022). "Kanada melarang plastik sekali pakai, termasuk tas bahan makanan dan sedotan". CNBC. Diperoleh 4 Juli 2022. Newburger, Emma (21 June 2022). "Canada is banning single-use plastics, including grocery bags and straws". CNBC. Retrieved 4 July 2022.
  206. ^"Plastik sekali pakai: Cina untuk melarang kantong dan barang-barang lainnya". BBC. 20 Januari 2020. Diakses pada 23 Februari 2020. "Single-use plastic: China to ban bags and other items". BBC. 20 January 2020. Retrieved 23 February 2020.
  207. ^"Cina untuk melarang kantong plastik sekali pakai dan sedotan". Deutsche Welle. 20 Januari 2020. Diakses pada 23 Februari 2020. "China to ban single-use plastic bags and straws". Deutsche Welle. 20 January 2020. Retrieved 23 February 2020.
  208. ^Barbière, Cécile (29 April 2015). "UE hingga Setengah Kantong Plastik Penggunaan pada 2019". Euroaktif. Diperoleh 23 Februari 2020. Barbière, Cécile (29 April 2015). "EU to halve plastic bag use by 2019". Euroactive. Retrieved 23 February 2020.
  209. ^Matthews, Lyndsey (16 April 2019). "Plastik sekali pakai akan dilarang di Eropa pada tahun 2021". Jauh. Diperoleh 23 Februari 2020. Matthews, Lyndsey (16 April 2019). "Single-Use Plastics Will Be Banned in Europe by 2021". Afar. Retrieved 23 February 2020.
  210. ^EUR-LEX, Directive (EU) 2019/904 Parlemen Eropa dan Dewan 5 Juni 2019 tentang pengurangan dampak produk plastik tertentu terhadap lingkungan, diakses 8 Agustus 2021 EUR-Lex, Directive (EU) 2019/904 of the European Parliament and of the Council of 5 June 2019 on the reduction of the impact of certain plastic products on the environment, accessed 8 August 2021
  211. ^"Plastik sekali pakai". ec.europa.eu/. Komisi Eropa. Diperoleh 28 November 2021. "Single-use plastics". ec.europa.eu/. European Commission. Retrieved 28 November 2021.
  212. ^"Pentingnya Petunjuk SUP". www.integeurope.eu. Caponlitter Uni Eropa. Diperoleh 28 November 2021. "The importance of the SUP Directive". www.interregeurope.eu. European Union CaponLitter. Retrieved 28 November 2021.
  213. ^Mathew, Liz (5 September 2019). "Dari 2 Oktober, pemerintah untuk menindak plastik sekali pakai". The Indian Express. Diperoleh 5 September 2019. Mathew, Liz (5 September 2019). "From 2 October, Govt to crack down on single-use plastic". The Indian Express. Retrieved 5 September 2019.
  214. ^"Menghindari penggunaan air botolan" (pdf). Diperoleh 2 September 2016. "Avoiding use of bottled water" (PDF). Retrieved 2 September 2016.
  215. ^"Menghindari penggunaan air botolan" (pdf). Diperoleh 2 September 2016. "Avoiding use of bottled water" (PDF). Retrieved 2 September 2016.
  216. ^"Larangan produk Styrofoam dan botol air kemasan". Diperoleh 2 September 2016. "Ban on Styrofoam Products and Packaged Water Bottles". Retrieved 2 September 2016.
  217. ^"Bihar melarang botol air kemasan plastik". Diperoleh 2 September 2016. "Bihar bans plastic packaged water bottles". Retrieved 2 September 2016.
  218. ^"Aturan Hijau Permainan Nasional". Hindu. "Green rules of the National Games". The Hindu.
  219. ^"Game Nasional: Panel Hijau merekomendasikan Ban pada plastik". The New Indian Express. "National Games: Green Panel Recommends Ban on Plastic". The New Indian Express.
  220. ^"Kochi A 'Museum City' juga". The New Indian Express. 8 Februari 2016. Diarsipkan dari aslinya pada 2 April 2015. Diperoleh 27 April 2016. "Kochi a 'Museum City' Too". The New Indian Express. 8 February 2016. Archived from the original on 2 April 2015. Retrieved 27 April 2016.
  221. ^"Game Nasional 2015: Langkah -Langkah Sederhana Untuk Menjaga Permainan Hijau". yentha.com. Diarsipkan dari aslinya pada 1 Desember 2017. Diperoleh 26 September 2016. "National Games 2015: Simple Steps To Keep Games Green". yentha.com. Archived from the original on 1 December 2017. Retrieved 26 September 2016.
  222. ^"Mengatur preseden baru". The New Indian Express. "Setting a New Precedent". The New Indian Express.
  223. ^"Larangan Plastik di Bangalore" (PDF). "Plastic ban in Bangalore" (PDF).
  224. ^"Larangan Plastik di Maharashtra: Apa yang diizinkan, apa yang dilarang". TheindianExpress. 27 Juni 2018. Diperoleh 29 Desember 2018. "Plastic ban in Maharashtra: What is allowed, what is banned". TheIndianExpress. 27 June 2018. Retrieved 29 December 2018.
  225. ^"Pengelolaan Limbah Plastik di Maharashtra". Dewan Pengendalian Polusi Maharashtra. 23 Juni 2018. Diarsipkan dari aslinya pada 21 Agustus 2018. Diperoleh 29 Desember 2018. "Plastic Waste Management in Maharashtra". Maharashtra Pollution Control Board. 23 June 2018. Archived from the original on 21 August 2018. Retrieved 29 December 2018.
  226. ^"India mulai melarang plastik sekali pakai termasuk cangkir dan sedotan". Associated Press. NPR. 1 Juli 2022. Diperoleh 4 Juli 2022. "India begins to ban single-use plastics including cups and straws". Associated Press. NPR. 1 July 2022. Retrieved 4 July 2022.
  227. ^Paddock, Richard C. (3 Juli 2020). [Polusi plastik "Setelah melawan plastik di 'Paradise Lost,' Sisters mengambil perubahan iklim"]. The New York Times. Diperoleh 4 Juli 2020. Paddock, Richard C. (3 July 2020). [Plastic pollution "After Fighting Plastic in 'Paradise Lost,' Sisters Take On Climate Change"]. The New York Times. Retrieved 4 July 2020.
  228. ^"Bagaimana Suster Remaja mendorong Bali untuk mengatakan 'bye-bye' ke kantong plastik". Npr.org. Diperoleh 3 Februari 2019. "How Teenage Sisters Pushed Bali To Say 'Bye-Bye' To Plastic Bags". NPR.org. Retrieved 3 February 2019.
  229. ^"Global". Bye Bye kantong plastik. 12 Januari 2018. Diperoleh 21 Januari 2022. "Global". Bye Bye Plastic Bags. 12 January 2018. Retrieved 21 January 2022.
  230. ^Ben Zikri, Almog; Rinat, Zafrir (3 Juni 2019). "Di pertama untuk Israel, dua kota tepi laut melarang sekali pakai plastik di pantai". Haaretz. Diperoleh 4 Juni 2019. Ben Zikri, Almog; Rinat, Zafrir (3 June 2019). "In First for Israel, Two Seaside Cities Ban Plastic Disposables on Beaches". Haaretz. Retrieved 4 June 2019.
  231. ^Peleg, bar (31 Maret 2020). "Mengutip masalah lingkungan, Tel Aviv melarang sekali pakai di pantai". Haaretz. Diperoleh 26 April 2020. Peleg, Bar (31 March 2020). "Citing Environmental Concerns, Tel Aviv Bans Disposables on Beaches". Haaretz. Retrieved 26 April 2020.
  232. ^ ABC "16 kali negara dan kota telah melarang plastik sekali pakai". Warga Global. Diperoleh 7 April 2020.a b c "16 Times Countries and Cities Have Banned Single-Use Plastics". Global Citizen. Retrieved 7 April 2020.
  233. ^Morton, Jamie (27 Juni 2021). "Larangan plastik baru menargetkan peralatan makan yang sulit dipulihkan, nampan daging, wadah takeaway". Selandia Baru Herald. Diperoleh 28 Juni 2021. Morton, Jamie (27 June 2021). "New plastic bans target hard-to-recycle cutlery, meat trays, takeaway containers". New Zealand Herald. Retrieved 28 June 2021.
  234. ^Opara, George (21 Mei 2019). "Reps melewati tagihan yang melarang kantong plastik, meresepkan denda terhadap pelanggar". Posting harian. Diperoleh 27 Mei 2019. Opara, George (21 May 2019). "Reps pass bill banning plastic bags, prescribe fines against offenders". Daily Post. Retrieved 27 May 2019.
  235. ^Martinko, Katherine (17 Januari 2018). "UK Supermarket berjanji untuk bebas plastik pada tahun 2023". Treehugger. Diperoleh 26 Januari 2019. Martinko, Katherine (17 January 2018). "UK supermarket promises to go plastic-free by 2023". TreeHugger. Retrieved 26 January 2019.
  236. ^Turn, Anna (2 Maret 2020). "Apakah benar -benar mungkin untuk 'bebas plastik'? Kota ini menunjukkan kepada dunia bagaimana". Huffington Post. Diperoleh 16 Maret 2020. Turn, Anna (2 March 2020). "Is It Really Possible To Go 'Plastic Free'? This Town Is Showing The World How". Huffington post. Retrieved 16 March 2020.
  237. ^Rosane, Olivia (18 Maret 2020). "Happy Meals Inggris McDonald akan bebas mainan plastik". Ecowatch. Diperoleh 20 Maret 2020. Rosane, Olivia (18 March 2020). "McDonald's UK Happy Meals Will Be Plastic Toy Free". Ecowatch. Retrieved 20 March 2020.
  238. ^"Ban Botol Air Sukses; Penjualan Minuman Botol telah anjlok | Sumber | Universitas Washington di St. Louis". Sumber. 20 April 2016. Diperoleh 24 Maret 2020. "Water bottle ban a success; bottled beverage sales have plummeted | The Source | Washington University in St. Louis". The Source. 20 April 2016. Retrieved 24 March 2020.
  239. ^ ABCDEF "Legislasi Kantong Plastik Negara".a b c d e f "State Plastic Bag Legislation".
  240. ^Nace, Trevor (23 April 2019). "New York secara resmi melarang kantong plastik". Forbes. Diperoleh 12 Mei 2019. Nace, Trevor (23 April 2019). "New York Officially Bans Plastic Bags". Forbes. Retrieved 12 May 2019.
  241. ^Emas, Michael (22 April 2019). "Kertas atau plastik? Saatnya membawa tas Anda sendiri". The New York Times. The New York Times. Diperoleh 12 Mei 2019. Gold, Michael (22 April 2019). "Paper or Plastic? Time to Bring Your Own Bag". The New York Times. The New York Times. Retrieved 12 May 2019.
  242. ^Rosane, Olivia (1 Mei 2019). "Maine Negara Bagian AS Pertama untuk melarang kontainer Styrofoam". Ecowatch. Diperoleh 25 November 2019. Rosane, Olivia (1 May 2019). "Maine First U.S. State to Ban Styrofoam Containers". Ecowatch. Retrieved 25 November 2019.
  243. ^Rosane, Olivia (18 Desember 2019). "Giant Eagle menjadi pengecer AS pertama dari ukurannya untuk mengatur fase plastik sekali pakai". Ecowatch. Diperoleh 20 Desember 2019. Rosane, Olivia (18 December 2019). "Giant Eagle Becomes First U.S. Retailer of Its Size to Set Single-Use Plastic Phaseout". Ecowatch. Retrieved 20 December 2019.
  244. ^Mengubah Markets Foundation, 17 September 2020, "Laporan terobosan mengungkapkan kemunafikan pencemar plastik terbesar di dunia: 'Talking Trash' memperlihatkan seberapa besar plastik telah menghalangi dan merusak solusi legislatif yang terbukti untuk krisis selama beberapa dekade" Changing Markets Foundation, 17 Sept. 2020, "Ground-Breaking Report Reveals Hypocrisy of World’s Biggest Plastic Polluters: ‘Talking Trash’ Exposes How Big Plastic Has Obstructed and Undermined Proven Legislative Solutions to The Crisis for Decades"
  245. ^Radio Publik Nasional, 12 September 2020 "Betapa Besar Minyak Menyesatkan Publik Menjadi Plastik Percaya akan Ditdaur ulang" National Public Radio, 12 September 2020 "How Big Oil Misled The Public Into Believing Plastic Would Be Recycled"
  246. ^PBS, Frontline, 31 Maret 2020, "Orang Dalam Industri Plastik Mengungkapkan Kebenaran Tentang Daur Ulang" PBS, Frontline, 31 March 2020, "Plastics Industry Insiders Reveal the Truth About Recycling"
  247. ^Pembersihan Hari Bumi 2019 Earth Day 2019 CleanUp
  248. ^Jaringan Hari Bumi meluncurkan pembersihan global yang hebat Earth Day Network Launches Great Global Clean Up
  249. ^Hari Bumi 50th Anniversary Great Global Cleanup Earth Day 50th Anniversary Great Global CleanUp
  250. ^Rencana Berlangsung untuk Hari Jadi ke -50 Hari Bumi Plans Underway for 50th Anniversary of Earth Day
  251. ^"Yang perlu Anda ketahui tentang gerakan 'mengalahkan polusi plastik' India. 13 November 2018. "All You Need To Know About India's 'Beat Plastic Pollution' Movement". 13 November 2018.
  252. ^"Wilayah Patch Sampah berubah menjadi negara bagian baru". Organisasi Pendidikan, Ilmiah dan Budaya Perserikatan Bangsa -Bangsa (UNESCO). 22 Mei 2019. "The garbage patch territory turns into a new state". United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 22 May 2019.
  253. ^"Rifiuti Diventano Stato, Unesco Riconosce 'Patch Garbage' | Siti - Patrimonio Italiano UNESCO". Diarsipkan dari aslinya pada 14 Juli 2014. Diperoleh 3 November 2014. "Rifiuti Diventano Stato, Unesco Riconosce 'Garbage Patch' | Siti - Patrimonio Italiano Unesco". Archived from the original on 14 July 2014. Retrieved 3 November 2014.

Sumber

  • Derraik, José G.B (2002). "Polusi Lingkungan Laut oleh Puing -puing Plastik: Tinjauan". Buletin Polusi Kelautan. 44 (9): 842–52. doi: 10.1016/s0025-326x (02) 00220-5. PMID & NBSP; 12405208.44 (9): 842–52. doi:10.1016/S0025-326X(02)00220-5. PMID 12405208.
  • Hopewell, Jefferson; Dvorak, Robert; Kosior, Edward (2009). "Daur Ulang Plastik: Tantangan dan Peluang". Transaksi filosofis dari Royal Society B: Ilmu Biologi. 364 (1526): 2115–26. doi: 10.1098/rstb.2008.0311. PMC & NBSP; 2873020. PMID & NBSP; 19528059.364 (1526): 2115–26. doi:10.1098/rstb.2008.0311. PMC 2873020. PMID 19528059.
  • Knight, Geof (2012). Polusi plastik. Batu penjuru. ISBN & NBSP; 978-1432960391
  • Clive Cookson, Leslie Hook (2019), "Jutaan keping limbah plastik yang ditemukan di rantai pulau terpencil", Financial Times, diambil 31 Desember 2019, retrieved 31 December 2019

5 negara pencemar plastik teratas 2022
& nbsp; Artikel ini menggabungkan teks dari pekerjaan konten gratis. Lisensi di bawah CC BY-SA 3.0 IGO (pernyataan lisensi/izin). Teks yang diambil dari tenggelam dalam plastik - Litter laut dan limbah plastik grafis vital, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa -Bangsa. Untuk mempelajari cara menambahkan teks lisensi terbuka ke artikel Wikipedia, silakan lihat halaman bagaimana ini. Untuk informasi tentang menggunakan kembali teks dari Wikipedia, silakan lihat Ketentuan Penggunaan.To learn how to add open license text to Wikipedia articles, please see this how-to page. For information on reusing text from Wikipedia, please see the terms of use.

Bacaan lebih lanjut

  • Colette, Wabnitz & Wallace J. Nichols. Editorial: Polusi Plastik: Darurat Lautan. 3 Maret 2010. 28 Januari 2013.
  • Plastik biodegradable dan sampah laut. Kesalahpahaman, keprihatinan, dan dampak pada lingkungan laut, 2015, Program Lingkungan PBB (UNEP), Nairobi.
  • Satu juta botol per menit: pesta plastik dunia 'sama berbahayanya dengan perubahan iklim'. Penjaga. 28 Juni 2017.
  • Tebak apa yang muncul di kerang kita? Satu kata: plastik. NPR. 19 September 2017
  • Polusi mikroplastik mengungkapkan 'benar -benar di mana -mana' oleh penelitian baru. Penjaga. 6 Maret 2019
  • Setelah perunggu dan besi, selamat datang di zaman plastik, kata para ilmuwan. Penjaga. 4 September 2019.
  • Planet Plastic: Seberapa besar minyak dan soda besar merahasiakan bencana lingkungan global selama beberapa dekade. Rolling Stone. 3 Maret 2020.
  • Plastik 'bencana yang sedang berlangsung' untuk kehidupan laut AS. BBC, 19 November 2020.

Tautan eksternal

  • "22 fakta tentang polusi plastik (dan 10 hal yang bisa kita lakukan tentang hal itu)". ecowatch.com. 7 April 2014. Diakses pada 4 Januari 2016.. Retrieved 4 January 2016.

Negara mana yang memiliki polusi plastik tertinggi?

Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat yang diperkirakan pada tahun 2022 bahwa masuknya plastik di seluruh dunia ke laut adalah 8 juta metrik ton plastik per tahun.... Total Pencemar Limbah Plastik ..

Negara mana yang menghasilkan plastik terbanyak?

China saat ini adalah produsen plastik terbesar di dunia, dengan sekitar 31% dari keseluruhan produksi plastik di seluruh dunia (Gambar 1).China juga merupakan pengekspor plastik terbesar. is currently the world's largest producer of plastics, with around 31% of the overall production of plastics worldwide (Figure 1). China is also the biggest exporter of plastics.

Apa 5 industri penghasil limbah plastik teratas?

Krisis limbah plastik tumbuh setiap tahun ...
ExxonMobil menyumbang 5,9% dari total limbah plastik penggunaan tunggal ..
Dow 5,6%.
Sinopec 5,3%.
Indorama usaha 4,6%.
Saudi Aramco 4,3%.
Petrochina 4%.
Lyondellbasell 3,9%.
Reliance Industries 3.1%.