TRIBUNJATENGWIKI.COM, SEMARANG - Taman terbuka hijau kini telah banyak ditemukan di Semarang.
Tak hanya sebagai hiasan kota, kini juga sebagai tujuan masyarakat datang membuang penat, beristirahat, berolah raga, atau berswafoto.
Satu di antara taman kota yang kini digemari wisatawan Semarang yakni Banjir Kanal Barat atau BKB.
Selain fungsi utama sebagai saluran pembuangan air, kini setelah normalisasi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, lambat laun BKB disulap menjadi tempat yang memiliki beragam fungsi.
Sejarah Singkat
Terkait berdirinya BKB tak lepas dari banjir yang dulu selalu menggenangi Kota Atlas dari waktu ke waktu.
Menurut Purwanto, mengutip dari buku Kota Kolonial Lama Semarang (2005, BKB dibangun sekitar abad ke-20 sekitar tahun 1850, ketika Belanda masih menjajah Indonesia.
BKB dibangun mulai dari ujung Sungai Garang Simongan ke arah laut Jawa melewati sisi barat Kota Semarang, sepanjang 5,3 kilo meter, dengan lebar 5,3 meter.
Dari tahun ke tahun BKB selalu mengalami perbaikan, seperti pengerukan akibat pendangkalan, perbaikan drainase saluran air, perbaikan tanggul dan lain sebagainya.
Wajah Taman Kanal Banjir Barat Kota Semarang yang berada di Jalan Bojong Salaman, Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Senin (27/1/2020) (Tribunjatengwiki.com/Muhammad Khoiru Anas)
Tahun 2010 proyek normalisasi BKB mulai diintensifkan yakni kurang lebih sepanjang 9,2 kilo meter dari Sungai Garang dan sungai Tugu Suharto.
Tahun 2013 wajah baru BKB mulai terlihat, dari adanya jembatan Lemah Gembal yang diresmikan tahun 2011, taman Taman Sungai Kanal beserta taman duduk di sisi kanan maupun kiri BKB, area joging, dan panggung teater terbuka.
Wajah baru BKB dari hasil normalisasi ditanggapi baik oleh masyarakat Semarang, persepsi yang dulu mengidentikkan BKB sebagai sungai kumuh, ditumbuhi rerumputan liar, tidak terurus, kini telah memudar.
Tak cukup berpuas diri, tahun 2018 untuk menambah dan mempercantik BKB, dibangunlah Bridge Fountain Banjir Kanal Barat atau air mancur menari di Jembatan Banjir Kanal Barat.
Dengan biaya sekitar Rp 17 miliar serta pengerjaan sekitar 6 bulan, Bridge Fountain mulai di perkenalkan kepada masyarakat bersamaan dengan perayaan malam tahun baru 2019.
Lokasi
Pengunjung yang ingin mengunjungi BKB, lokasi sangat strategis dan tak jauh dari pusat Kota Semarang yakni Simpang Lima maupun Tugu Muda.
Dari arah Simpang Lima, Anda cukup ambil arah barat menuju Jalan Pandanaran hingga Tugu Muda, kemudian menuju Jalan MGR Soegiyopranoto sampai di sebuah jembatan setelah Tugu Adipura, itulah area Banjir Kanal Barat yang juga terdapat bridge fountain.
Namun jika Anda ingin menuju Taman Kanal, dari jembatan BKB Anda cukup belok kiri menuju Jalan Bojong Salaman, lurus ikuti jalan tersebut hingga sampai di sebuah Jembatan Lemah Gempal.
Tepat di sebelah Jembatan Lemah Gempal, terhampar cukup luas Taman Kanal Banjir Barat.
Gambaran Tempat
Jika Anda berada di Taman Kanal Banjir Barat, akan diperlihatkan keindahan dan pemandangan yang beraneka macam.
Jembatan Lemah Gempal yang menghubungkan Jalan Bojong Salaman dengan Jalan Basudewo, dapat Anda nikmati sembari berjalan-jalan, maupun duduk di sebuah bangku taman yang tersedia.
Tak lupa hiruk pikuk kendaraan turut pula Anda nikmati serta rasakan, bersama aliran sungai dengan gundukan pulau kecil bernama Plered dan Simongan.
Anda juga dapat berswafoto dengan beraneka ragam spot foto menarik seperti bangku taman, tangga berundak, Jembatan Lemah Gempal, dan area joging.
Di Taman Kanal Banjir Barat, Anda juga dapat memanfaatkan untuk aktivitas lain seperti senam, joging, memancing, atau jenis oleh raga yang lain.
Demi menjaga kebersihan di area lokasi, tak lupa beberapa kantung sampah tersedia rapi dan memudahkan pengunjung jika hendak membuang sampah.
Bosan dengan area Taman Kanal Banjir Barat, Anda dapat menikmati keindahan bridge fountain atau air mancur menari di Jembatan Sungai Banjir Kanal Barat, yang kini menjadi satu di antara andalan wisata baru di Semarang.
Untuk menikmati bridge fountain, Anda harus bersabar yakni atraksi air mancur menari dioperasikan dua hari setiap minggu, pada hari Jumat dan Sabtu.
Bridge fountain akan dioperasikan dalam durasi 30 menit, pukul 19.30-20.00 WIB dan dilanjutkan lagi pada pukul 21.00-21.30 WIB.
Beragam waktu terbaik dapat Anda nikmati untuk berkunjung ke Taman Kanal Banjir Barat atau di Jembatan Sungai Banjir Kanal Barat untuk menyaksikan bridge fountain.
Namun dari beberapa waktu, kunjungan terbaik dapat Anda nikmati ketika malam hari karena Anda dapat menikmati kerlap kerlip lampu yang berada di area Taman Kanal Banjir Barat serta bridge fountain yang berada di Jembatan Sungai Banjir Kanal Barat.
Sarana dan Prasarana
Banjir Kanal Barat selain memiliki fungsi utama sebagai pengendali saluran pembuangan air, kini setelah normalisasi beragam aktivitas dapat dinikmati.
Tak lupa sarana dan prasarana turut pula menunjang pengunjung untuk selalu datang dan menikmati sisi lain Banjir Kanal Barat, anatara lain:- Memasuki Taman Kanal Banjir Barat pengunjung tidak dikenakan biaya, karena merupakan tempat umum yang disediakan pemerintah.- Tersedianya beragam bangku yang menghiasi Taman Kanal Banjir Barat- Kantung sampah- Spot foto beragam
- Tersedia area joging, memancing, senam dan lain sebagainya.
(TRIBUNJATENGWIKI.COM/Muhammad khoiru Anas)
Nama: Banjir Kanal Barat atau Taman Kanal Banjir Barat Kota SemarangAlamat: Jalan Bojong Salaman, Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah Kode Pos: 50141Pengelola: Pemerintah Kota Semarang bersama Dinas Pekerjaan Umum Kota SemarangBatas Utara: Jalan Madukoro Raya dan Jalan KokrosonoBatas Selatan: Jembatan Kaligarang atau Jalan KaligarangBatas Timur: Jalan Bulustalan dan Jalan BendunganBatas Barat: Jalan Pusponjolo, Jalan Pamularsih dan Jalan Gedung BatuLatitude: -6.991363Longitude: 110.402107
Maps: //goo.gl/maps/D5hNC8YpQz7oDF9G7
Website: www.semarangkota.go.id dan www.dpu.semarangkota.go.id
Sumber:
- Observasi area Banjir Kanal Barat (27/1/2020)- Buku Kota Kolonial Lama Semarang karya Purwanto tahun 2005- www.semarangkota.go.id
- www.dpu.semarangkota.go.id
Tags:
2018-05-14 0 comments gayamsari
Ada berbeda dalam Festival Banjir Kanal Barat pada 2018 ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dalam festival yang digelar keenam kalinya di Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang itu digelar larung lentera di atas air, Jumat (11/5/2018).
Acara yang dinamakan water lantern itu merupakan pengganti penerbangan lampion, sebagaimana yang dilakukan pada Festival Banjir Kanal Barat tahun-tahun sebelumnya.
"Tak kurang dari 3000 lentera dilarung dalam dua hari, yaitu 2000 lentera di hari pertama, dan 1000 lentera di hari kedua," kata Penjabat Sekda Kota Semarang, Agus Riyanto, saat membuka festival yang akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat-Minggu (11-13/5/2018) itu.
Adanya water lantern tersebut menambah keindahan Sungai Banjir Kanal Barat yang dari kejauahan terlihat kelap kelip lampu lentera.
Tak hanya lentera, kegiatan yang diselenggarakan pada malam hari ini juga disemarakkan oleh 34 perahu hias yang tampak cantik memadati salah satu sungai terbesar di Kota Semarang. (*)
Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini
Sejarah
terbentuknya kota Semarang cukup lama dan penuh kelok karena kota Semarang
terbilang kota tua dan berkelok-kelok bagaikan aliran air sungai Semarang. Pada
masa lampau ketinggian air sungai Semarang adalah berkah sehingga kapal-kapal
yang masuk dari laut bisa berlayar aman jauh ke hulu. Seiring dengan
pertambahan warga kota dan perluasan areal pemukiman, air berlebih justru sebaliknya
menjadi menakutkan karena dapat menimbulkan banjir. Soal banjir di Kota
Semarang lalu menjadi acuan dalam penataan kota (kembali) dan pembangunan
kanal-kanal baru: kanal barat dan kanal timur.
Peta Kota Semarang, 1880 |
Bagaimana proses pembangunan Banjir Kanal Barat dan pembangunan Banjir Kanal Timur di Semarang dan hal apa saja yang terkait dengan dua kanal ini tidak pernah ditulis. Artikel ini menelusuri ke masa lampau. Pada masa ini Banjir Kanal Barat yang panjangnya sekitar sembilan kilometer dan Banjir Kanal Timur yang panjangnya sekitar enam kilometer sempat terbaikan tetapi kini telah diurus dengan baik. Mari kita mulai dengan riwayat Bandjir Kanal Barat (western-bandjirkanaal) dan pembangunan Bendungan Simongan.
.Banjir Kanal Barat
Bendungan Simongan, 1915 |
Tunggu deskripsi lengkapnya
Banjir Kanal Timur Semarang Dibangun 1898
Bandjir Kanal Semarang awalnya dapat mengatasi persoalan banjir di Kota Semarang, namun dalam perkembangannya muncul sejumlah tekanan sehingga Bandjir Kanal Semarang menjadi tidak memadai lagi. Tekanan tersebut karena erosi di hulu yang mengakibatkan debit air sugai Semarang terus meningkat dan perluasan pemukiman untuk memanfaatkan lahan-lahan marjinal yang basah dan berawa. Disamping itu banjir di tengah kota Semarang telah kerap menghancurkan jalan dan menghalangi lalu lintas kereta api. Jika muncul banjir kerugian ekonomi sudah jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangunan kanal baru.
Bandjirkanaal te Semarang (foto 1895) |
Pembangunan jaringan kereta api Semarang-Vorsteolanden (Tanah Para Pangeran) yang meliputi Soerakarta dan Djogjakarta juga mendesak untuk menarik volume produksi yang terus meningkat agar lebih cepat tiba di (pelabuhan) Semarang dengan biaya pengangkutan yang lebih murah
Peta Semarang, 1900 |
Bandjir Kanal Barat dan Timur (Peta Semarang, 1909) |
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.