Unsur intrinsik yang dominan dalam kutipan cerita pendek tersebut adalah

Cara Menentukan Unsur Instrinsik Cerpen Dan Novel Yang Benar – Cerpen atau cerita pendek adalah cerita dengan alur atau perjalanan cerita yang singkat, cerpen ini biasanya meninjau sisi baik dan buruk kehidupan tokoh. Sedangkan Novel adalah cerita mengenai konflik tokoh danm perubahan nasib tokoh. Unsur instrinsik cerpen dan novel sama, yang membedakan hanya pada plot novel yang lebih kompleks. Cerpen menceritakan kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, pertentangan, peristiwa dan pengalaman namun tokoh cerpen tidak mengalami perubahan nasib.

Ciri-Ciri Cerpen

Sebuah cerpen memiliki karakteristi atau ciri-ciri tertentu. Berikut ini adalah ciri-ciri cerpen, diantaranya:

  • Bentuknya lebih singkat, padat dan pendek daripada novel.
  • Terdiri kurang dari 10.000 kata.
  • Sumber cerita berdasarkan kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman sendiri amaupun pengalaman orang lain.
  • Tidak menggambarkan keseluruhan kehidupan tokoh karena hanya mengangkat isu tunggal.
  • Hanya memberitahu sesuatu yang mengisahkan pelakunya.
  • Karakter digambarkan hingga akkhir konflik
  • Kata-kata yang digunakan sangat ekonomis dam mudah dipahami.
  • Bisa meninggalkan kesan pribadi dan efek perasaan pembaca
  • Beralur tunggal dan lurus
  • Cara penokohan sangat sederhana, singkat dan tidak dalam.

Cara Menentukan Unsur Instrinsik Dalam Cerpen atau Novel

Adapun unsur instrinsik cerpen dan novel, diantaranya:

  • Tema, yakni ide atau gagasan utama untuk menulis cerita, Tema tidak melibatkan semua permasalahan kehidupan. Diantara isu lain seperti kemanusisan, cinta, agama dan lain sebagainya.
  • Amanat, yakni pesan yang disampaikan penulis pada pembaca melalui cerita. Untuk menemukan amanat kita harus membaca keseluruhan cerita.
  • Alur atau Plot cerita, yakni jalannya cerita dimana bentuk alur ditentukan berdasarkan hukum sebab akibat yang berhubungan dari awal hingga akhir cerita.
  • Perwatakan, yaitu penggambaran watak atau karakteristik tokoh
  • Latar belakang, yakni berupa informasi waktu, tempat dan sosial
  • Sudut pandang, yakni cara penulis memposisikan dirinya dalam cerita, apakan sudut pandang orang ketiga atau sudut orang pertama.
  • Gaya bahasa, yaitu gaya bahasa yang digunakan penulis dalam cerita.
  • Konflik, yakni masalah yang terjadi dalam cerita dan konflik ini merupakan alat untuk mengembangkan plot.

Adapun cara yang dapat digunakan untuk menentukan unsur instriksik cerpen atau novel yaitu:

Cara Menentukan Karakter Tokoh

Untuk menggambarkan sifat atau karakter tokoh, penulis menggunakan dua tekni yaitu:

1. Teknik Analisis, teknik ini yaitu teknik penggambaran karakter tokoh yang diceritakan langsung oleh penulis.

Contohnya:
Rendi adalah anak kelas 12. Dikelasnya ia terkenal sebagai anak yang tampan dan memiliki penampilan yang rapi. Ia berkulit putih dan memiliki rambut hitam lurus, tak heran jika dia menjadi idola di sekolahnya.

2. Teknis Dramatis, teknik ini yaitu teknik penggambaran karakter tokoh melalui deskripsi tertentumisalnya melalui karakter fisik dan perilaku, listem linguistik, lingkungan, cara berpikir dan gambaran tokoh lain.

Contohnya:
“Yaampun Tya, coba liat kesana! Itukan Wahyu anak baru di kelas IPA 2. Ternyata benar apa kata cewek-cewek kalasnya, dia ganteng dan juga ramah.”Ucap Shinta

Cara Menentukan Sifat/Karakter Tokoh

Untuk menentukan karakter atau sifat tokoh dapat dilakukan dengan cara:

  • Tentukan tokoh dalam cerita baik yang protagonis, antagonis dan tritagonis
  • Pikirkan dan rasakan karakter, perilaku, kebiasaan dan kondisi masing-masing tokoh.
  • Selanjutnya simpulkan karakter masing-masing tokoh malalui dialog, sikap, sifat dan pola pikir dalam cerita.

Berdasarkan peran tokoh dalam cerita, setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda. Terdapat 3 jenis karakteristik yaitu antagonis, protagonis dan tritagonis.

Antagonis (Tokoh Jahat)
Karakter ini menjadi lawan cerita biasanya terdapat satu atau dua orang yang menentang karakter ini. Karakter ini digambarkan jahat, menyebabkan konflik dan dibenci oleh pembaca dan juga pendengar.

Protagonis (Tokoh Baik)
Ini adalah karakter pendukung cerita. Biasanya terdapat 1-2 tokoh protagonis utama yang membantu karakter lainyang terlibat dalam cerita. Karakter ini biasanya baik dan menjadi idola para pembaca atau pendengar.

Tritagonis (Tokoh Pembantu)
Ini adalah tokoh pembantu atau mediator baik bagi tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.

Contoh Soal

Perhatikan kutipan cerita berikut ini!

“Ya Allah, Gusti Allah, Bude,” Surastri terisak. “Kami semua mengira Bude sudah meniggal, ternyata Bude Humaini masih hidup. Alhamdulillah.”

Para mahasiswi yang kos di rumah sewa itu akhirnya tahu. Ternyata selama ini Astuti menyimpan bebannya sampai rapat. Tempat mengadunya hanya satu, yaitu Tuhan di atas sana. Mengaji membaca Al quran setiap malam yang dilakukan sampai menangis adalah cara yang dipilihnya dalam memohon Tuhan untuk mengembalikan ibunya. Segenap penghuni kos itu terhenyak, ketika mereka membayangkan, bagaimana kira-kira yang mereka rasakan jika merekalah yang mengalami peristiwa itu. (Dikutip dari: Langit Kresna Hariadi, Ratu Kecantikan)

1. Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah….

a. Memohonlah kepada Tuhan sambil membaca Al qur’an. b. Berempati kepada orang lain lebih baik daripada berprasangka. c. Jangan berprasangka kalau tidak tahu yang sebenarnya. d. Jangan mengadu kepada orang lain yang tidak tahu masalahnya.

e. Berdoa dan memohonlah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tugas Membuat Soal Unsur Intrinsik Cerpen

1.       Bacalah kutipan cerpen berikut!

Dua minggu sudah kau pergi. Meninggalkan jejak-jejak abadi di hidupku. Warnanya mulai kusam, sayang. Bukan mungkin lagi, karena usia kita sudah tua. Aku tak pernah menyangka bahwa minggu lalu adalah hari terakhir kita berkumpul bersama anak-anak yang kita cinta. Yang sudah kita besarkan dengan kasih sayang. Dari dekapan seorang ayah sepertimu. Itu sangat membuat kami tenang.

Tema dari kutipan cerpen tersebut adalah.. (1. tema)

Bacalah kutipan cerpen  berikut untuk menjawab soal nomor 2-4!

 Aku disini. Duduk di bawah batang pohon bunga Sakura dengan mahkota bunganya yang berwarna putih. Terbayang wajahmu, yang sekarang entah dimana.

Angin musim semi berhembus. Membuat ranting-ranting pohon itu bergoyang. Hanya hembusan pelan, tapi beberapa kelopak bunga Sakura terlepas dari rantingnya. Melayang-layang, sebelum akhirnya jatuh tepat di pangkuanku. Musim semi yang sama dengan tahun lalu. Tapi terasa berbeda tanpa adanya kau.

Teringat musim semi terakhir yang kita rayakan bersama. Disini. Di bawah pohon bunga Sakura ini. Dengan perasaan bahagia, merayakan hari kelulusan kita berdua.

Satu tahun berlalu, tapi aku masih ingat betul kejadian malam itu. Ditengah perasaan suka cita, kau bilang padaku akan pergi ke tempat yang jauh.

Bahkan aku masih mengingat angin musim semi yang berhembus kala itu. Hening setelah kau berkata tadi. Hening yang tidak pernah muncul sejak kita berdua menjadi sepasang sahabat. Ingin sekali aku menangis dan berkata apapun untuk mencegahmu pergi. Tapi aku tidak bisa. Itu pilihanmu.

2.       Tema dari kutipan cerpen tersebut adalah.. (2. tema)

3.       Sudut pandang yang dipakai pengarang ada cerpen tersebut adalah.. (1. sudut pandang)

a.       Orang pertama pelaku utama

b.      Orang pertama pelaku sampingan

d.      Orang ketiga serbatahu

4.       Unsur intrinsik yang dominan pada kutipan cerpen tersebut adalah..  (1. latar)

 Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini untuk menjawab soal  nomor 5-10!

Malam hari seperti biasanya, gadis yang akrab dipanggil Aisyah ini meletakkan tangannya di depan jendela kamarnya. Wajahnya sadari tadi menghadap ke langit yang bertaburan ribuan bintang dan…

“kreet…” bunyi pintu kamarnya terbuka sontak Aisyah langsung memalingakan wajahnya ke arah pintu tersebut. Di sana sudah berdiri seorang gadis sebanyanya sedang tersenyum.

“Aisyah! Besok kamu ikut ya ke pesisir pantai” ucap gadis itu yang ternyata adalah Aurel. Dia adalah sahabat dekat Aisyah. Penampilanya tidak begitu tertutup. Ia berpakaian rok mekar sampai menutupi mata kakinya. Lengan baju hanya sampai sikunya. Dan rambut Aurel dikuncir satu laksana mirip ekor kuda.

“hm… Buat apa aku kesana Rel?”. Tanya Aisyah.

“ya… Kamu bisa refresh otak kamu dan bisa bermain dengan alam” jawab Aurel dengan meyakinkan Aisyah.

“aku bisa refresh otak ku dengan membaca lantunan ayat suci al-qur’an, dan berkunjung ke masjid jika ingin bermain dengan alam,” ucap Aisyah dengan panjang lebar.

“iya sih… Tapi kamu ikut dong aku besok. Please!” pinta Aurel dengan menunjukkan raut muka yang penuh permohonan.

“ya sobat ku!.” terang Aisyah yang menerima ajakan Aurel

Girang Aurel dengan memeluk Aisyah.

5.       Tema dari kutipan cepen tersebut adalah.. (3. Tema)

6.       Alur yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah.. ( 1. Alur)

7.       Tokoh Aisayah pada kutipan cerpen tersebut adalah.. (1. penokohan)

b.      Baik, ramah, sabar, tegar,taat agama

c.       Baik, setia kawan,alim, taat agama

e.      Cerdas, pendiam,taat agama

8.       Latar waktu dan tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah.. (2. latar)

a.       Malam hari, kamar Aisyah

b.      Siang hari, rumah Aurel

c.       Sore hari, kamar Aurel

d.      Pagi hari, kamar Aisyah

e.       Malam hari, rumah Aurel

9.       Amanat dari kutipan cerpen tersebut adalah.. (1. amanat)

a.       Senantiasa bersabar dalam menjalani hidup

b.       Selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain

c.       Merenungi kesalahan yang diperbuat

d.      Meyendiri di kamar dengan ribuan bintang

e.      Berkunjung ke kamar orang lain

10.   Tokoh Aisyah digambarkan dalam.. (2. penokohan)

c.       Percakapan antar tokoh

d.      Penuturan penulis langsung

Perhatikanlah  kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 11-13!

Sesampainya di tempat tujuan, mereka membeli tiket dan memasuki kawasan tersebut. Angin di pagi hari dan udara yang begitu sejuk dengan menemani ke dua insan tuhan yang berjalan-jalan di atas pasir pantai ini.

“Aisyah! Kita beli minuman dulu yuk!.”

Ajak Aurel yang tengah kehausan

Ketika hendak membeli minum, mereka berdua lewat di depan gerombolan geng yang jauh dari norma agama. Ketuanya walaupun berparas elok, ia memakai anting dan beberapa tindik di bibir dan hidungnya.

“hai nona manis!.” ucap anak buahnya sambil menggoda Aurel.

“apa lho lihat-lihat?! Lo mau gue timpuk pake sandal ini!” jawab Aurel sambil memegang sandal yang hendak menghantamkan kepada pria di sana.

“sudah rel! Jangan diladenin!,” pinta Aisyah sambil berteriak.

Hal itu menyebabkan ketua genk berdiri dan berada di hadapan Aisyah.

“masih saja ada orang katrok di zaman modern seperti ini!” sindir ketua genk tersebut.

“apa urusannya sama lho?!” bentak Aurel

“eh lho diem ya! Gue lagi ngomong sama wanita bercadar kayak ninja ini. Hahahaha…” Tertawanya yang lantang dan begitu puas.

“heh! Lho itu pantasnya pakai pakaian yang seperti gadis di sana itu!,” tambah ketua genk sambil menunjuk ke arah gadis yang berpakaian ketat yang membuka paha dan tidak menutupi aurat.

Pelupuk mata Aisyah kemudian berkaca-kaca dan menjawab ocehan ketua genk tersebut.

“asal anda tahu, di zaman dulu manusia hanya menutupi sebagian tubuhnya. Dan kini saya telah mencapai kepada puncak modernisasi, saya telah menutupi semua aurat saya. Jika keterbukaan aurat yang menjadi kemajuan untuk saat ini, maka binatanglah yang paling maju!,” jelas Aisyah panjang lebar.

Aisyah lalu kembali ke tepi pantai sambil menarik tangan Aurel.

11.   Latar waktu dalam kutipan cerpen tersebut adalah..  (3.latar)

12.   Tokoh Aurel pada kutipan cerpen tersebut adalah..   (3. penokohan)

Bacalah kutipan cerpen berikut ini untuk menjawab soal nomor 14 dan 15!

Pagi begitu cepat. Matahari di ufuk timur nampak kemerahan. Indah sekali. Kania dan Obit sudah siap dengan segala peralatan yang dibutuhkan. Peralatan yang kira-kira hanya merepotkan kami tinggal di tenda perkemahan. Kami tidak ingin memperberat tas dengan benda tidak dibutuhkan.Sekitar seperenambelas jalan, Kania sudah kelelahan. Aku dan Obit pun demikian. Namun, wajah Kania sudah dibanjiri ribuan tetes peluh. Obit mencoba menyemangati sahabatnya itu. Aku kembali melihat sebuah ketulusan dari persahabatan keduanya. Persahabatan dua anak kecil yang aku kagumi, aku harus belajar dari mereka. Belajar tidak menuntut ruang dan waktu, bukan? Belajar pada orang yang lebih muda apa salahnya?

13.   Kalimat yang digaris bawahi menunjukan majas..   (1. Gaya bahasa)

14.   Amanat yang didapat dari kutipan cerpen tersebut adalah…    (2. Amanat)

a.       Semangat tanpa henti untuk mencapai tujuan

b.      Berbuat baik untuk menyenangkankan orang lain

c.       Belajar itu dari mana saja dan kapan saja, bahkan dari yang lebih muda sekalipun

d.      Kita harus menyemangati orang lain

e.      Pantang menyerah dimana saja dalam situasi apapun

15.   Bacalah kutipan cerpen berikut!

“Aku tak mampu terpejam tanpa mengingat wajahnya yang secerah matahari terbit.” Mataku menerawang, menatap birunya langit.

“Tidak juga bisa kulupakan senyumannya yang seindah mawar mekar,” lanjutku.

Aku berakting, seolah sedang membaca sesuatu di tanganku. “Pandangan matanya jernih, membuatku menemukan kedamaian. Berkilau seolah embun yang tersiram sinar mentari”

Kubuat jeda sesaat dengan menarik napas.

“Mau tak aku harus mengakui. Aku jatuh cinta padanya, setiap hari.” Objek yang kumaksud memandangku seksama dengan senyum yang tak kunjung pupus dari wajahnya. Ah, aku bisa tak tidur satu minggu. Dengan bodohnya, otakku akan melukis senyuman itu dengan sempurna sepanjang malam. Namun, aku segera menguasai diriku.

“Seperti matahari yang tak bosan mencintai bumi..”

Rea mengacungkan kedua jempolnya, “Great!” komentarnya. Gadis itu tersenyum di hadapanku. Dia sama sekali tidak tahu, dialah yang sedang aku bicarakan. “Ary, aku ga tahu lho… ternyata kamu jago juga berpuitis-puitis gini, hehehe”

Aku tersenyum membanggakan diri, sambil menepuk-nepuk dadaku. “Kamu udah temenan sama aku empat tahun, masa gak sadar aku ini adalah titisan dari Khalil Gibran, and my name is Ary Gibran.” Rea tertawa dan menjejak kakiku dengan kuat. Dia gemas. Aku mengaduh.

Majas yang dominan dari kutipan cerpen tersebut adalah.. (2. Gaya bahasa)

 Perhatikan kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 16 dan 17!

Risa pun melepaskan rasa lelahnya dengan berbaring di tempat tidur kesayangannya. Hari ini begitu panjang baginya, yaitu hari pertamanya sekolah. Setidaknya ia merasa sedikit lega karena ia sudah pulang dan berada di kamarnya. Tetapi esok hari? Apakah ia akan tetap bertahan? Dia harap dia bisa bertahan di sekolah barunya itu. Tetap saja sekarang ia teringat kejadian saat istiahat tadi.

“eh cocok juga ya? Faris ama Farisa, haha” sahut anak perempuan yang Risa ketahui adalah teman sekelasnya.

“iya, kayak kembar aja. Mereka mirip tau, perhatiin deh. Jodoh kali haha.” Sahut anak yang lainnya.

“iya bener mereka mirip. Jodoh kali, kalo kembar kan ga mungkin, iya ga?”

Risa sebenarnya tidak tahan mereka semua membicarakan dirinya. Tapi ya bagaimana lagi, dia bisa apa?

Seperti membaca pikiran sahabatnya Luna pun berkata.

“udah ga usah dipikirin. Biarin aja mereka ngomong gitu, entar juga bosen sendiri.”

Benar apa yang dibicarakan Luna. Sejenak dia melupakan masalah itu. Tiba-tiba saat Risa masuk kelas.

“ cie... Faris.. Farisa datengnya barengan”

“jodoh tuh kayaknya, huaahahahaha”

Risa memang ke kelas sendirian, karena Luna tadi tiba-tiba bertemu kakak kelas yang tidak lain adalah saudara sepupunya. Kalau dia datang hampir bersamaan dengan Faris itu kan hanya kebetulan biasa. Tetapi teman-teman mereka menganggap itu luar biasa dan cukup untuk menjadi bahan candaan mereka.

”duuh kok malah jadi inget yang tadi sih?” Gumam Risa saat tersadar dari lamunannya.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

“masuk aja ga dikonci kok” ujar Risa

Ternyata itu ibunya. Ibunya pun langsung duduk di sisi ranjang Risa.

“gimana hari pertama sekolah?” tanya ibu Risa

“nyebelin banget. Digosipin ama anak yang namanya mirip ma. Terus masa kata anak-anak mukanya juga mirip Risa ma.” Keluh Risa.

“oh gapapa, anak-anak kan cuma bercanda, ga usah dipikirin. Emang semirip apa sih namanya?” tanya Ibu Risa penasaran.

“nama Risa kan Farisa Ariani ma, trus nama dia Faris Ariandi. Mirip banget kan ma?”

“iya kok bisa mirip ya?” ujar Ibu Risa heran.

“iya ma, kayak anak kembar aja. Padahal Risa kan cuma punya Salsa, adik Risa, ga punya saudara kembar”

Ibu Risa pun termenung dan wajahnya pucat seketika. Kembar?

16.   Alur yang terdapat pada kutian cerpen tersebut adalah.. (2. Alur)

17.   Sudut pandang yang dipakai pengarang ada cerpen tersebut adalah.. (2. Sudut pandang)

a.       Orang pertama pelaku utama

b.      Orang pertama pelaku sampingan

d.      Orang ketiga serbatahu

Perhatikan kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 17-20!

Hari ini masih sama dengan hari sebelumnya. Dengan lagit yang masih biru bersih,matahari dan kecerahannya,dan juga ia pun masih terbit dari sebelah timur. Ya tentu hal itu masih sama. Dan akan tetap seperti itu setiap harinya. Tetapi rasanya sejak ia menghilang,bagiku sang mentari pun tak seindah sebelumnya. Tak sehangat sebelumnya. Dan hatiku pun suram muram dan rasanya mendung sejak dia tak ada. Dia yang memberikan matahari di hidupku sekarang tak ada lagi. Mungkin dia ada, tapi di tempat lain. Dia sudah menghilang dari hidupku. Dia yang telah memberikan senyuman sehangat matahari dan telah menghiasi hari di setiap harinya. Dan juga telah membangkitkan semangat diri. Senyumannya pun bagaikan embun yang menyejukkan,dapat menyejukkan hatiku. Tatapannya pun lembut dan dapat membuatku terpaku.  Ya,dulu. Itu sudah lama. Lama sekali. Dan sekarang dia sudah menghilang.

Aku begitu kehilangan dirinya. Aku merindukan sosoknya. Rasa sakit yang menyelimuti hati ini selalu muncul saat aku merindukannya. Aku pun merindukannya setiap saat. Apakah dia akan kembali? Entahlah. Tetapi itu selalu menjadi harapanku. Hanya secercah harapan. Mungkin peluang bagiku untuk menemukannya kembali sedikit sekali. Tapi aku tak berhenti berharap. Karena hatiku masih untuknya. Untuk dirinya.  Walaupun aku tak pernah memilikinya, bagiku melihatnya setiap hari saja sudah cukup. Kehadirannya saja sudah membuatku bahagia. Hhhh dia yang memberikan senyuman sehangat matahari itu,aku selalu berharap bisa melihatnya lagi. Andai saja waktu bisa kuputar,aku pasti memutarnya ke masa lalu. Aku rindu sekali saat-saat dia masih ada di hidupku,dan sebelum dia menghilang. Jika ku tarik ke belakang..

“Hei berhenti!” teriaknya.

Aku pun tetap berjalan. karena ku pikir ucapannya tidak ditujukan kepadaku. Lagi pula aku sedang terburu-buru menuju kelas.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

“Hei berhenti! Alindia Kartika!”

Sontak aku kaget dan seketika itu pula aku pun menghentikan langkahku. Tak kusangka dia memanggilku,dan dia pun menghampiriku.

“Ini bukumu terjatuh.” Ujar seseorang.

“Oh makasih ya. Bagaimana bisa kau tau namaku?” tanyaku heran.

“Lah kan udah ketulis di bukunya. Oh iya namaku Andrian Dwiharja dari kelas 7f” katanya sambil memperkenalkan diri.

“Ah ga nanya. Duluan ya,mau ke kelas nih”

Aku pun terburu-buru menuju kelas meninggalkannya yang berdiri mematung disana. Mungkin dia tak menyangka aku berkata seperti itu. Mungkin kesannya aku jutek atau bagaimana lah. Ah aku tak peduli.

Senyuman Secerah Matahari

18.   Sudut pandang yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah.. (3. Sudut pandang)

a.       Orang pertama pelaku utama

b.      Orang pertama pelaku sampingan

d.      Orang ketiga serbatahu

19.   Alur yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah.. (3. Alur)

20.   Majas yang terdapat pada kalimat yang bergaris bawah adalah.. (3. Gaya bahasa)

21.   Perhatikan kutipan cerpen berikut!

Joshua tak kunjung minta maaf. Sudah dua kali dia mencelakakanku tetapi masih saja dia belum meminta maaf kepadaku. Walau begitu, aku tetap memaafkannya.

Aku pun sembuh. Lalu aku masuk sekolah seperti biasanya. Semua berjalan dengan lancar. Namun tetap, jangan harap aku bisa berteman baik dengan Joshua setelah semua kejadian itu. Memang sebelumnya hubungan kami tidak dekat, tetapi karena kejadian itu aku makin tak mau berhubungan dengannya, apapun itu. Aku makin menghindarinya, dan itu tidak sulit.

Tak terasa aku sudah naik ke kelas tiga. Tetapi anggota kelasku ada yang kurang. Ternyata, Joshua tidak naik kelas. Aku sih biasa saja. Malah bersyukur, akhirnya aku tidak sekelas lagi dengan Joshua. Mungkin itu semua ada hikmahnya. Joshua harusnya bisa berubah. Berubah menjadi tidak nakal lagi, berubah menjadi anak yang rajin dan tentunya sayang kepada semua temannya dan patuh kepada semua guru-guru di sekolah. Ya, ku harap Joshua berubah. Semoga saja harapanku terkabul.

Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah.. (3. Amanat)

a.       Sabar dalam menghadapi masalah

b.      Berusaha memaafkan orang lain

d.      Melupakan kejadian lama

e.      Mengingat kesalahan orang lain