Tulis salah satu tari di Indonesia yang tidak mengalami PERUBAHAN fungsi pertunjukan

tirto.id - Tari tradisional merupakan sebuah tarian yang diwariskan secara turun temurun.Tarian tradisional biasanya sangat rumit, mengandung nilai filosofis, simbolis dan religius yang sangat dalam dan tidak banyak orang yang memahaminya.

Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana dan tata riasnya memiliki pakem atau aturan tertentu dan tidak banyak berubah.

Fungsi Tari Tradisional

Mengutip modul Uniknya Tarian Daerahku (2018), secara garis besar tari tradisional memiliki tiga fungsi utama, yaitu tari sebagai upacara, sebagai hiburan dan sebagai sarana pertunjukan.

1. Sarana upacara

Tari jenis ini digunakan sebagai sarana upacara, misalnya upacara keagamaan, upaca pelantikan raja, pernikahan, panen dan banyak lagi. Tari sebagai sarana upacara ritual harus diselenggarakan pada saat tertentu disertai berbagai sesaji,serta diiringi tarian dan bunyi-bunyian. Fungsinya untuk menambah kesakralan dan daya magis.

2. Sarana hiburan/pergaulan

Tari jenis ini digunakan untuk menghibur penonton. Bahkan terkadang penari mengajak para penonton untuk ikut menari.

3. Sarana pertunjukan

Tari jenis ini dipentaskan atau dipertunjukan dengan persiapan yang matang dari segi artistik, koreografi, interpretasi, konsepsional, dan tema menarik. Tari pertunjukan juga digunakan untuk meningkatkan industri pariwisata suatu daerah, di antaranya sendratari Ramayana, tari Kecak dan sebagainya.

Daftar Tari Daerah yang Beralih Fungsi

Berikut ini adalah daftar tari-tarian tradisional yang beralih fungsi untuk acara penyambutan tamu dan hiburan:

1. Tari Tortor (Sumatera Utara)

Sejarah tari tortor diperkirakan telah ada sejak zaman batak purba. Di masa itu, tarian ini digunakan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur.

Penggunaan tari tortor sebagai sarana ritual keagamaan telah beralih fungsi. Tari tortor saat ini lebih cenderung berfungsi sebagai sarana hiburan sekaligus media komunikasi antar sesama warga.

Saat ini, fungsi tari tortor dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  1. Tortor Pangurason (pembersihan) adalah tari tortor yang dilaksanakan sebelum pesta besar sebagai sarana pembersihan dan permohonan agar pesta dapat berjalan tanpa aral dan rintangan.
  2. Tortor Sipitu Cawan (Tujuh Cawan) adalah tari tortor yang dipentaskan dalam acara penobatan raja Batak. Jenis tari tortor ini merupakan sendratari yang mengisahkan turunnya 7 putri kayangan ke Gunung Pusuk Buhit untuk mandi.
  3. Tortor Tunggal Panaluan adalah tari tortor yang dipentaskan para dukun dalam upacara ritual yang digelar setelah sebuah desa terkena musibah. Jenis tortor ini merupakan sarana permohonan petunjuk atas musibah yang telah dihadapi.

2. Tari Legong Binoh (Banjar Binoh Kaja)

Sekiranya sudah 100 tahun lebih tari legong di Banjar Binoh Kaja berkembang.

Pada dasarnya, tari legong terdiri dari tiga tahapan/bagian yang meliputi, Pangawit (pembukaan) biasanya terdiri dari melodi pembuka dimainkan penabuh yang kemudian dilanjutkan dengan pepeson, di mana penari mulai keluar ke tengah kalangan.

Setelahnya bagian pengipuk (adegan cumbu rayu) dan atau pesiat (pertempuran). Sesuai kebutuhan lakon, ada dua jenis legong yang mengawali Pesiat dengan angkat-angkatan (persiapan) perjalanan menuju medan perang, atau menyela pesiat dengan tetangisan, adegan isak tangis.

Adegan terakhir adalah pakaad, ini bagian tersingkat dalam struktur tari Legong. Pada bagian ini para penari melakukan tarian penutup dengan suasana yang netral.

Istilah Legong sebagai tarian persembahan bisa dibaca dalam lontar catur muni-muni. Dalam lontar ini disebutkan empat jenis gamelan, yaitu:

  1. Gamelan Semara Aturu, lazim disebut Gamelan Semara Pagulingan. Menurut teks, gamelan ini diturunkan dari alam Batara Indra dengan gending Pegambuhan untuk mengiringi tarian barong singa.
  2. Gamelan Semara Patangian, atau disebut juga Semara Awungu, diturunkan dari alam Batara Yama (Yama Loka) dengan gending pasesendon digunakan untuk mengiringi legong Keraton.
  3. Gamelan Semara Palinggihan, atau Semara Alungguh diturunkan dari alam Batara Kuwera (Kuwera Loka) dengan gending Pakakintungan, dipakai mengiringi Barong Ket.

Keempat jenis gamelan yang diturunkan para dewa ini, wajib mengiringi berbagai jenis upacara, meliputi upacara dewa yadnya, upacara persembahan kepada dewa-dewa dan Tuhan Pencipta Alam Semesta.

Upacara manusa yadnya, upacara untuk keselamatan kodrati manusia serta upacara-upacara besar lainnya di Bali.

Hal tersebut dapat diketahui bahwa tari legong binoh sangat disakralkan dengan selalu diupacarai setiap 6 bulan sekali bertepatan dengan hari saniscara (sabtu) Wuku Wayang (Tumpek Wayang).

Selain itu tari legong binoh sering dipentaskan pada pura-pura di lingkungan Desa Binoh setiap dilaksanakannya upacara piodalan.

3. Tari Baksa Kembang (Banjar)

Tari baksa kembang adalah seni tari klasik yang hidup dan berkembang di lingkungan Keraton Banjar.

Tari baksa kembang hanya digelar di lingkungan istana Kesultanan Banjar yang biasanya ditarikan oleh putri-putri keraton untuk menghibur keluarga dan tamu undangan kerajaan, seperti raja dan pangeran.

Namun dalam perkembangannya, lambat laun tarian ini menyebar ke masyarakat Banjar. Para gadis remaja Banjar, yang dalam istilah lokal disebut galuh-galuh, kini telah memiliki keterampilan untuk menarikannya.

Tari ini merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita. Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga.

Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu. Tari baksa kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton.

Baca juga:

  • Materi Seni Teater Tradisional: Ciri-Ciri & Contohnya di Indonesia
  • Teknik Dasar dalam Akting Seni Teater: Olah Rasa, Tubuh dan Suara
  • Mengenal Tokoh-Tokoh Seni Tari Tradisional di Indonesia

Baca juga artikel terkait FUNGSI TARI TRADISIONAL atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ulf)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Indonesia memiliki berbagai macam warisan seni dan budaya yang kental. Tak heran jika Indonesia memiliki berbagai keanekaragaman seni pertunjukan khas yang menarik di tiap daerah seperti: tari, wayang, teater, dan masih banyak lainnya yang menjadi daya tarik wisatawan.

Bahkan sudah banyak seni pertunjukan tradisional Indonesia yang memukau dunia dan kemudian menjadi wisata seni bernilai tinggi. Apa saja seni pertunjukan tersebut?

Tari Kecak, Bali

Inilah tarian khas Bali yang menjadi pelengkap destinasi wisata rohani dan budaya di sana. Awalnya, Tari Kecak merupakan ritual kuno Bali yang disebut sebagai Sanghyang yang bertujuan mengusir roh jahat.

Namun saat ini Tari Kecak tidak hanya menjadi seni pertunjukan tradisional saja, melainkan menjadi drama musikal yang indah. Pasalnya, Tari Kecak menceritakan pewayangan Ramayana yang banyak diminati wisatawan dalam dan luar negeri.

Keunikan dari pertunjukan Tari Kecak adalah perpaduan iringan suara musik gamelan, dengan suara “Cak! Cak! Cak!” dari 50-70 orang penarinya.

Tari Barong, Gianyar, Bali

Seni pertunjukan tradisional khas Bali yang tidak kalah memukau adalah Tari Barong. Bahkan pementasan Tari Barong di daerah Gianyar, Bali sudah dikenal wisatawan mancanegara sejak 1930 silam.

Tari Barong menampilkan dua orang penari yang lincah dengan gerakan yang kompak. Dalam kepercayaan Bali, tarian ini ada tokoh Barong berwujud singa yang dianggap sebagai Raja Roh, dan dikenal sebagai malaikat pelindung. Sementara itu, ada Rangda yang dikenal sebagai Ratu Iblis, dan menjadi lawan Barong.

Pertunjukan Ramayana, Prambanan

Bukan hanya dikenal sebagai candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, di Prambanan kita juga bisa menikmati seni pertunjukan tradisional yang memukau. Pertunjukan seni tersebut dikenal dengan Sendratari Ramayana, atau Ramayana Ballet.

Sendratari Ramayana dipentaskan lebih dari 200 penari serta para pemain gamelan tradisional. Berbeda dengan seni pertunjukan lainnya, Sendratari Ramayana menampilkan tarian dan drama tanpa dialog. Kerennya, penampilan Sendratari Ramayana berhasil memukau Raja dan Ratu Belanda Willem-Alexander dan Maxima Zorreguieta Cerruti, saat berkunjung ke Prambanan pada Maret 2020.

Pencak Silat

Bukan hanya tarian, seni pertunjukan tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik adalah Pencak Silat. Pencak Silat sebagai seni bela diri dipercaya memiliki seluruh elemen yang membentuk warisan budaya Indonesia.

Pencak Silat telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai “Warisan Budaya Tak Benda”. Tentunya pencapaian Pencak Silat di mata dunia sudah memiliki peran penting dan berkontribusi dalam mengenalkan Indonesia di dunia internasional.

Angklung, Jawa Barat

Pertunjukan seni alat musik tradisional Indonesia juga mulai dikenal masyarakat dunia, seperti angklung. Salah satu sanggar seni angklung, Saung Mang Udjo, menjadi penyebar keindahan harmoni getaran bambu tersebut hingga ke belahan dunia lainnya. Pada 2010 silam, angklung berhasil masuk ke dalam “Daftar Warisan Budaya Tak Benda” oleh UNESCO.

Reog Ponorogo, Ponorogo, Jawa Timur

Reog adalah ikon kota Ponorogo di Jawa Timur. Salah satu keunikan dari Reog Ponorogo ada pada kostum yang beratnya hingga 50 kg! Mengejutkannya lagi, setiap pemain Reog hanya menggunakan giginya untuk mengangkat kostum tersebut.

Kepopuleran Reog Ponorogo ternyata sudah terdengar hingga ke mancanegara. Beberapa negara yang telah dibuat kagum dengan pertunjukan Reog Ponorogo antara lain: Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Korea, hingga Filipina.

Gamelan, Jawa Tengah

Membahas musik tradisional yang mendunia, tidak boleh lupa memasukkan gamelan ke dalam daftar. Alat musik tradisional asal Indonesia satu ini sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat, seperti: upacara adat Jawa hingga mengiri tarian dan wayang.

Satu hal yang menarik, tidak hanya orang Indonesia saja yang belajar bermain gamelan. Namun juga masyarakat luar negeri, seperti: Australia, Kanada, Inggris, hingga Amerika Serikat.

Tari Saman, Aceh

Berlibur ke Aceh jangan lupa menyaksikan langsung salah satu tari tradisional Indonesia yang memukau dunia, yaitu tari Saman. Berbeda dengan tarian pada umumnya, keunikan dari tari tradisional satu ini, tidak menggunakan alat musik.

Tarian Saman hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, menjentikkan jari, menggoyangkan badan dan kepala, dan beberapa gerakan gesit lainnya. Keunikannya tidak hanya itu, setiap gerakan penari Saman mengandung nilai filosofi alam, lingkungan, dan kehidupan masyarakat Gayo.

Berkat kepopuleran, orisinalitas, dan keunikannya tersebut, Tari Saman diakui diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia yang tak tergantikan.

Tari Piring, Sumatera Barat

Ini adalah salah satu keindahan seni pertunjukan tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Tari Piring biasanya dipentaskan pada acara pernikahan, penyambutan tamu, hingga upacara adat.

Sangat gesit, karena penari menggerakkan tangan dan tubuhnya sambil membawa piring di kedua tangannya tanpa terjatuh dan pecah. Hebatnya, jika piring dilemparkan ke atas dan pecah, sang penari akan melakukan gerakan di atas pecahan piring tersebut. Ajaibnya, kaki sang penari tidak terluka meskipun menginjak pecahan piring.

Wayang Kulit, Jawa Tengah

Seni pertunjukan tradisional Indonesia yang tak kalah menarik adalah wayang kulit. Keberadaan wayang kulit memang identik dengan budaya Jawa baik di  Jawa Tengah, DI Yogyakarta, maupun Jawa Timur.

Wayang kulit menjadi warisan budaya yang bernilai tinggi. Karena pertunjukan wayang memadukan seni kriya dengan sastra, seni musik, dan seni rupa. Wayang kulit pun juga telah diakui UNESCO sebagai kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya.

Foto: Ilustrasii pertunjukan tari kecak secara kolosal yang rutin diselenggarakan di Uluwatu, Bali. (Shutterstock/Natanael Ginting)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA