Tidak meminta maaf ketika melakukan kesalahan merupakan contoh sikap

Setiap orang pasti pernah berbuat salah dan khilaf. Tapi siapa sih yang mau terjebak dalam masalah? Tentu semua orang tidak ingin terjebak dan mengalami kegagalan. Kegagalan memang sering kita temui dalam kehidupan.

Awalnya mungkin kamu akan merasa kecewa dan merasa malu, tetapi yakin deh kesalahan yang mau perbuat tidak akan merusak hidup, sebaliknya dari kesalahan kamu bisa belajar. Asal mau memperbaiki keadaan dan bertanggung jawab, kalo bahasa kerennya sih everything will be fine.

Memang sih kalo bertanya itu tidak semudah menjawabnya. Pertanyaannya sih mudah, melakukannya itu yang susah. Saya jadi teringat akan banyaknya pertanyaan dari teman-teman.

Tapi jangan pernah merasa takut dan gampang menyerah. Semua itu butuh proses dan pembelajaran. Selama kita mau terus berusaha dan belajar memperbaiki diri, kesalahan yang kita perbuat akan terbayar.

Bagaimana sih caranya agar berani mengakui kesalahan?

Nah sebelum menjawab pertanyaan di atas. Coba deh kamu ingat, apakah pernah bertemu dengan orang yang berani mengakui kesalahannya? Berani meminta maaf terlebih dahulu, dan tidak malu mengakui kesalahannya?

Pasti pernah dong ya. Lalu apa yang kamu rasakan jika bertemu dengan orang yang berani mengakui kesalahan dan mau bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat?

Kamu akan merasa kagum, dan iri (irinya dalam hal positif ya), karena kamu merasa “wah keren ya orang ini, mau mengakui kesalahan, dan meminta maaf”. Mengakui kesalahan bukan hal yang mudah loh. Dibutuhkan keberanian dan hati yang lapang, serta mau menurunkan ego untuk bisa melakukannya.

Tapi, pada kenyataannya di saat kita melakukannya, berusaha mulai mempraktikkannya, namun ternyata tidak semudah yang kita pikirkan loh. Nah, kebiasaan apa saja yang membuat kita berani mengakui kesalahan?

Yuk kita simak 5 kebiasan ini membuat kita berani mengakui kesalahan.

Pertama, introspeksi dengan kesalahan kita, bukan orang lain. Kita tidak akan bisa mengakui kesalahan kita jika kita tidak introspeksi kepada diri kita sendiri, jangan selalu menyalahkan orang lain, cobalah introspeksi diri, kenapa masalah tersbut bisa terjadi, kita tidak akan sadar apa kesalahan yang kita lakukan jika kita selalu meminta orang lain untuk memahami diri kita.

Mengakui kesalahan memang bukan hal yang mudah, tetapi jika kita bisa melakukannya, maka kita sudah selangkah lebih maju, kita akan lebih mudah dalam mengatasi masalah dan orang lain juga akan lebih respect dengan kita.

Kedua, belajar memahami orang lain. Belajarlah untuk memahami perasaan orang lain, dimulai dari belajar memahami diri sendiri terlebih dahulu. Belajar memosisikan diri kita sebagai orang lain, apakah kita ingin jika diperlakukan seperti itu? Apa yang akan kita lakukan jika kita diperlakukan seperti itu?

Baca juga : 5 Langkah Bijak Ini Membantu Anda Saat Berbeda Pendapat

Mungkin kita akan melakukan hal yang sama seperti yang orang tersebut lakukan kepada kita, semua orang punya caranya masing-masing dalam menangani masalah, maka dari itu jangan merasa rendah jika kita mengakui kesalahan.

Kita memang kadang merasa ingin dipahami oleh orang lain, namun kita juga melakukan kesalahan, maka mulailah mengakui terlebih dahulu agar apa yang kita rasakan dan ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain.

Ketiga, hindari gengsi. Tidak ada yang bagus dari gengsi, karena gengsi hanya akan memperpanjang masalah dan meregangkan hubungan kita dengan orang lain.

Gengsi tidak akan membawa kita kemana-mana, kita hanya akan terlihat denial dan tidak berusaha menyelesaikan masalah, karena kita merasa rendah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, justru menunggu orang lain untuk melakukannya terlebih dahulu kepada kita.

Gengsi membuat kita menjadi ingin tampil sempurna dan merasa lebih tinggi dari orang lain yang membuat kita menjadi tidak hormat kepada orang yang kedudukannya lebih rendah daripada kita, karena itu buanglah perasaan gengsi karena kita semua manusia yang kedudukannya sama di mata tuhan.

Keempat, kurangi ego. Ego dapat terbentuk dari perasaan yang mementingkan diri sendiri dibanding orang lain, ego dapat terbentuk dari kepribadian, prinsip, jabatan, dan kemampuan yang kita miliki. Ego membuat kita merasa bahwa kita yang lebih benar dan membuat kita tidak mau mengakui kesalahan.

Sebenarnya ego tidak selalu bersifat negatif, namun untuk mengakui kesalahan, kita harus menurunkan ego yang kita miliki, dengan menurunkan ego, kita akan berusaha mengalah dan mengakui kesalahan yang telah kita perbuat.

Kelima, Jangan menunggu. Jika kita memang ingin menjadi orang yang mau mengakui kesalahan yang kita perbuat, jangan pernah menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita. Menunggu bukanlah hal yang enak untuk dilakukan, karena kita berharap kepada orang lain yang jalan fikirannya berbeda dengan kita, apa yang kita mungkin fikirkan belum tentu sama dengan orang lain.

Baca juga : Untuk Menang, Haruskah Kita Balas Dendam?

Maka dari itu tidak ada gunanya jika menunggu orang lain yang memulai untuk mengakui kesalahannya, karena kita tidak tahu apakah orang tersebut berniat untuk menyelesaikan masalah atau tidak, maka dari itu belajarlah untuk tidak menunggu dan mulailah mengakui kesalahan kita secara terbuka.

Kalau begitu, mari kita bertanya pada diri sendiri. Hari ini, sekarang ini, kesalahan apa lagi sih yang mau kita akui? Kekurangan apa saja yang mau kita akui? Dan kelebihan orang-orang di sekitar kita mana saja yang harus kita akui di depan mereka? Saatnya jujur dan berani berubah ya. Dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu.

Detail info pelatihan hubungi team ALC di 087779199555

Tidak meminta maaf ketika melakukan kesalahan merupakan contoh sikap

Tidak meminta maaf ketika melakukan kesalahan merupakan contoh sikap
Lihat Foto

Thinkstock

Ilustrasi minta maaf.

KOMPAS.com - Minta maaf adalah salah satu cara meredam konflik dan memperbaiki sebuah hubungan yang retak.

Kendati sekilas terasa melegakan, minta maaf tak melulu berdampak positif kesehatan fisik dan mental seseorang.

Ada kalanya, minta maaf justru berdampak negatif bagi seseorang.

"Tergantung niat meminta maaf. Dampaknya bisa positif atau negatif bagi kesehatan mental," kata Daniel Watter, PhD, psikolog klinis di Morris Psychological Group New Jersey, seperti dilansir Everyday Health.

Baca juga: Membongkar Psikologi Kenapa Banyak Orang Percaya Teori Konspirasi

Watter menjelaskan, meminta maaf yang tidak didasari ketulusan bisa memicu emosi negatif seseorang.

Efeknya bisa memicu depresi, gangguan kecemasan, stres, penyakit tukak lambung, nyeri otot, bahkan penyakit jantung.

Demikian juga saat seseorang minta maaf dengan terpaksa tanpa dilandasi rasa benar-benar menyesal. Hal itu dapat mengikis rasa percaya diri seseorang.

Sebaliknya, saat minta maaf dilakukan dengan tulus dan dari lubuk hati paling dalam, seseorang bisa melepaskan diri dari jerat emosi negatif.

Permintaan maaf yang tulus dapat memperbaiki suatu hubungan, mengurangi stres, menyeimbangkan hormon dan tingkat energi.

Terlepas dari dampak positif dan negatifnya bagi seseorang, minta maaf bukan sesuatu yang mudah bagi sebagian orang.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi