Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Kalimantan yang beribukota di Banjarmasin. Seperti sebagian daerah Kalimantan lain, daerah ini dominan dihuni oleh suku Dayak. Selain itu, suku Banjar juga menjadi suku yang banyak di wilayah ini. Hal inilah yang membentuk kebudayaan yang berbeda di antara dua suku tersebut.

Kali ini, kita akan membahas salah satu hasil tradisi dan budaya, yaitu tari tradisional. Di Kalimantan Selatan, tari tradisional akan dibagi berdasarkan asal suku. Maka, ada dua kelompok tari tradisional, yaitu tari adat suku Banjar dan tari adat suku Dayak. Untuk suku Banjar sendiri, gerakan tarinya dipengaruhi oleh suku Jawa. Sedangkan, suku Dayak tidak dipengaruhi dari suku manapun. Lebih lengkap tentang tari tradisional khas Kalimantan Selatan, simak penjelasan 10 tari berikut ini.

Tari Tradisional Kalimantan Selatan

Tari Babangsai adalah tarian dari suku Dayak Bukit. Awal mulanya, tari ini merupakan ritual suku Dayak. Gerakan tari Babangsai sedikit mirip dengan tari Kanjar. Salah satu perbedaan keduanya adalah tari Kanjar dibawakan oleh kaum pria dan tari Babangsai ditarikan oleh wanita. Ciri khas dari tari ini adalah gerakan berputar mengelilingi satu poros yang merupakan altar. Altar adalah tempat sesaji yang diperuntukan bagi dewa atau Tuhan. Sebagai tari ritual, tarian ini dinilai serupa dengan salah satu upacara ritual Suku Dayak Ot Danum.

Tari Kanjar adalah salah satu budaya Hindu Kaharingan dan termasuk tari ritual suku Dayak Bukit. Dalam bahasa Kalimantan, tari Kanjar disebut juga ba-Kanjar dan ditarikan para lelaki kaum Dayak Bukit. Gerakan tari ini sama dengan Tarian Babangsai, dimana gerakan berupa berputar-putar mengelilingi sebuah poros tempat korban atau sesaji.

Tari Baksa Tameng berasal dari suku Banjar. Tari ini menggunakan properti berupa tameng dan keris. Perisai memiliki ukuran yang kecil. Tarian ini termasuk tari hiburan, khususnya tari perang.

Gerakan tari tradisional Baksa Tameng awalnya dilakukan secara perlahan-lahan, namun seiring dengan irama musik, tarian ini berubah menjadi semakin cepat. Gerakan cepat adalah penggambaran pertarungan. Penari yang membawakan adalah laki-laki dengan kostum pakaian tradisional seperti panglima perang. Iringan musik berupa gamelan dan musik tradisional. Lagu yang digunakan adalah lagu Parang Capat dan Parang Lima.

Baca Juga: 10 Tari Tradisional Kepulauan Riau (Kepri)

Tari Baksa Kambang adalah tari tradisional khas suku Banjar. Tari ini dipentaskan saat penyambutan tamu yang Agung yang datang. Tari ini ditarikan oleh satu orang penari wanita atau beberapa penari wanita. Gerakan pada tarian ini menggambarkan sekelompok remaja putri dengan paras cantik yang bermain di taman bunga. Kemudian, pemudi tersebut merangkai bunga yang ada di taman menjadi kembang bogam. Gerakan selanjutnya menampilkan penari yang menari dengan riang.


Page 2

Ada aksesoris khusus pada kostum yang dikenakan, yakni rangkaian bunga mawar atau Bogam, mahkota bernama Gajah Gemuling yang dipasang dengan kembang goyang dari bogam kecil, dan anyaman daun kelapa yang disebut Halilipan. Alat musik pengiring, seperti tetabuhan atau gamelan. Lagu tarian ini adalah lagu Kambang Muni, Jangklong, serta Ayakan.

Hal unik dari tari ini adalah adanya banyak versi, yaitu versi Jumanang, Kijik, Lagureh, dan Tapung Tali. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk mengadakan pelatihan tari Baksa Kambang dan memutuskan satu versi yang baku.

Tarian Baksa Dadap adalah tarian suku Banjar. Tari ini biasanya dipentaskan di keraton Banjar. Tari ini adalah tari perang. Dimana, penarinya membawa busur dan anak panah. Para penari disebut Dadap. Gerakan pada tarian ini berupa melompat sambil membawa senjata dan dengan mengangkat salah satu kaki. Tempo pada tarian sangat cepat yang menggambarkan keadaan berperang dan mereka sedang mempertahankan diri.

Tari Maryam Tikar berasal dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, ketuaSanggar Tari Buana Buluh Merindu. Tari ini menggambarkan tentang sekelompok remaja dari desa yang bernama Margasari.

Makna dari tikar pada tarian dikarenakan para remaja dari daerah Margasari ini melakukan aktivitas menganyam tikar. Penari dari tari ini sebanyak kurang lebih 10 wanita. Durasi tari selama 6 menit dan kostum penari berupa pakaian adat Kalimantan.

Baca Juga: 11 Tari Tradisional Khas Kalimantan Timur

Tari Tandik Balian berasal dari suku Dayak Warukin, yaitu sebuah subsuku yang berasal dari Suku Maanyan yang tinggal di desa Haus dan desa Warukin. Desa tersebut terletak di Kabupaten Tabalong. Suku Maanyan memiliki tradisi upacara Balian Bulat. Pada tari tersebut akan ditampilkan satu atraksi kesenian. Hal tersebut menjadi awal mula tari Tandik Balian. Penari adalah kaum pria dengan kostum berupa penutup kepala, celana, dan gelang tangan.

Tarian Radap Rahayu adalah tari klasik dari Banjarmasin. Tari ini dibawakan ketika melakukan penghormatan dan menyambut tamu. Radap berasal dari kata beradap-adap yang berarti bersama-sama atau berkelompok. Sedangkan, rahayu berarti kemakmuran atau kebahagiaan. Pada zaman dahulu, tari ini digunakan untuk menolak bala dan merupakan salah satu ritual warga Banjarmasin. Pada saat ini, tari tradisional khas Banjarmasin ini dibawakan saat upacara kehamilan, kematian, dan pernikahan.

Tari Bagandut adalah tari tradisional daerah Kalimantan yang berasal dari suku Banjar. Tari ini dilakukan berpasangan yang mirip dengan tari ronggeng. Sejak tahun 1960-an, tari Bagandut tidak lagi berkembang karena masuknya agama Islam di Kalimantan.

Baca Juga: 11 Tari Tradisional Kalimantan Barat

Sumber: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia


Page 3

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Alat Musik Gamelan Khas Indonesia

Rabu, 25 Mei 2022 | 20:47 WIB

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Angka dalam Bahasa Korea dan Sistemnya

Rabu, 25 Mei 2022 | 20:31 WIB

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Pengertian dan Cara Penulisan Angka Jawa

Rabu, 25 Mei 2022 | 19:57 WIB

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Pengertian dan Cara Penulisan Angka Arab

Rabu, 25 Mei 2022 | 18:59 WIB

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut
Lihat Foto

encyclopedia.jakarta-tourism.go.id

Tari Burung Enggang

KOMPAS.com - Tari Burung Enggang sering juga disebut Tari Enggang. Tarian ini merupakan salah satu kesenian suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.

Tari Burung Enggang wajib diadakan setiap kali ada upacara adat di suku Dayak Kenyah. Biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk meluhurkan nenek moyang serta penyambutan tamu.

Apa itu Tari Burung Enggang?

Makna Tari Burung Enggang

Melansir dari Pusat Data Nasional Kekayaan Intelektual Komunal Indonesia, Tari Burung Enggang menceritakan kehidupan burung enggang. Biasanya tarian ini dibawakan oleh perempuan suku Dayak Kenyah.

Dalam Bahasa Dayak Kenyah, Tari Burung Enggang sering juga disebut Tari Kancet Lasan. Tarian ini sangatlah populer di Kalimantan Timur dan sering dibawakan dalam berbagai acara penting.

Berdasarkan kepercayaan warga suku Dayak Kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi dengan wujud yang menyerupai burung enggang. Maka dari itu, tarian ini juga sering dibawakan untuk menghormati atau meluhurkan nenek moyangnya.

Bagi masyarakat suku Dayak Kenyah, burung enggang memegang peranan yang sangat penting. Banyak yang menggunakannya dalam upacara adat serta tariannya.

Baca juga: Tari Topeng Malangan: Sejarah, Makna, Gerakan dan Propertinya

Hal ini bisa dilihat dengan adanya ukiran yang dibuat oleh suku Dayak Kenyah pada setiap permukaan bendanya. Tidak hanya itu, bulu burung enggang juga digunakan sebagai properti saat menari.

Tari Burung Enggang dapat dimaknai sebagai bentuk penghormatan warga suku Dayak Kenyah terhadap nenek moyangnya. Namun, juga ada yang memaknai tarian ini sebagai simbol perpindahan masyarakat suku Dayak Kenyah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Perlu diketahui jika dulunya masyarakat suku Dayak Kenyah sering berpindah tempat atau nomaden. Tujuannya untuk mencari keselamatan serta menghindari perang antar suku.

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut

Tari yang berasal dari Kalimantan penari menggunakan properti seperti tameng yang disebut
Lihat Foto

ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Ilustrasi Tari Kancet Papatai

KOMPAS.com - Tari perang merupakan bentuk pertahanan diri sebuah suku yang dikemas menjadi sebuah tarian. Perang menjadi sebuah pertahanan suku, salah satunya suku Dayak kenyah di Kalimantan Timur.

Mereka memiliki sebuah tarian dengan tema perang yang disebut Kancet Papatai. Tarian Kancet Papatai berkisah tentang pahlawan suku Dayak Kenyak menghadapi musuhnya.

Dalam buku Kekayaan dan Kearifan Budaya Dayak Kenyah (2006) oleh Marthin Billa, tari Kancet Papatai menampilkan tentang keperkasaan kaum laki-laki Dayak Kenyak.

Tari Kacet Papatai hingga kini masih ditampilkan dalam berbagai kesempatan. Baik dalam upacara adat, maupun acara budaya di pemerintahan Provionsi Kalimantan Timur. Tarian ini menjadi ikon tari perang Kalimantan Timur.

Baca juga: Tari Monong, Tarian Penolakan Penyakit dari Kalimantan Barat

Makna simbolik tari Kancet Papatai

Makna tarian Kancet Papatai adalah kejantaan, keperkasaan seorang lelaki yang bertempur dalam peperangan, di mana dirinya harus mempertahankan wilayah.

Tarian ini menggunakan berbagai macam aksesoris tari perang. Berikut busana dan aksesoris tarian:

  1. Perisai atau Kelembit, untuk memangkis dari arah musuh
  2. Mandau, senjata utama dalam melawan musuh
  3. Topi atau Beluko, mengandung banyak ilmu kekebalan tubuh
  4. Kalung, sebagai penangkis musuh yang terbuat dari gigi macan
  5. Rompi (Besunung), adalah bahan yang terbuat dari kulit harimau berfungsi sebagai kekebalan dari senjata musuh.
  6. Ikat kepala (lawung), terbuat dari bulu burung Enggang yang terikat di kepala. Burung Enggang adalah jenis burung yang dianggap keramat bagi Suku Dayak.

Baca juga: Tari Reog Ponorogo, Kisah Melamar Putri Kediri hingga Media Dakwah

Surya Sili dalam jurnalnya Etika Dalam Hubungan Antar Manusia Pada Beberapa Tarian Dayak Kenyah (2019), mengatakan, gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, dan penuh semangat. Terkadang diikuto pekikan sang penari.

Tarian Kancet Papatai dipentaskan oleh dua kelompok anak muda yang memakai baju perang dan membawa Mandau serta Kelempit.

Dua kelompok tersebut membentuk banjar, lalu menari dengan teriakan dan sorakan yang penuh semangat.

Gerakan yang sinergi dalam tarian ini adalah membungkuk layaknya sedang berhadapan dengan musuh, kemudian menghentakkan kaki serta melangkah untuk mengahadapi musuh.

Baca juga: Tari Rangguk, Mencerminkan Sifat Kebersamaan Masyarakat Jambi

Gerakan akhir dari tarian, yaitu penari berlari keluar dari panggung pementasan sembari bersorak eria sebagai tanda kemenangan.

Tujuan Kancet Papatai yakni tercapainya kemenangan peperangan yang diperjuangkan bersama-sama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya