Indonesia lahir dari keragaman, maka tidak salah bila dari Sabang sampai Merauke memiliki budaya yang idak terhingga banyaknya. Salah satunya adalah kesenian tari. Seperti halnya Tari Bungong Jeumpa yang merupakan kesenian khas dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Tari Bungong Jeumpa dalam bahasa Indonesia artinya adalah bunga cempaka, bagaimana sejarahnya? Show Bagi masyarakat Aceh, pertunjukan Tari Bungong Jeumpa biasanya digunakan dalam berbagai acara pertunjukan resmi kedaerahan maupun acara kemasyarakatan sehingga sangat dikenal oleh masyarakat luas hingga ke dunia internasional. Tari ini memiliki arti yang sangat mendalam, dimana terdapat 3 fungsi dari hadirnya tarian kebanggan suku Aceh ini. Adapun ketiga fungsi itu menceritakan kisah bagaimana masyarakat Aceh mempunyai keindahan dan semangat yang tinggi dalam hidup; menjadi tradisi dari beberapa acara adat seperti upacara pernikahan, khitan, dan acara adat lainnya dan menjadi sarana promosi kebudayaan Aceh kepada para wisatawan, mulai dari gerakannya yang penuh filosofi, kostumnya yang khas daerah Aceh dan juga berbagai properti yang digunakannya. Sejarah Tarian Bungong Jeumpa Tari Bungong Jeumpa merupakan sebuah warisan kesenian yang berasal dari provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Tarian Bungong Jeumpa sangat populer di kerajaan Aceh karena menjadi salah satu tarian resmi yang ditampilkan dalam berbagai acara kerajaan. Pada masa tersebut, Raja Aceh sangat percaya bahasanya tarian ini bisa membawa rezeki yang besar untuk kerajaannya. Bunga cempaka menjadi salah satu jenis bunga yang amat disukai oleh kerajaan Aceh dan bunga ini menjadi representasi tarian bungong jeumpa. Dalam sejarahnya, tarian ini muncul sebagai ritual mencari rezeki, lahirlah sebuah lagu berjudul bungong jeumpa yang populer sekitar 7 Masehi. Baca juga: Cari Tahu Lebih Jauh tentang Unsur Tari Dari Sisi Energi Hingga kini, Lagu ini selalu menyertai dalam berbagai gerakan tarian bungong jeumpa dimodifikasi dengan koreografi yang lebih indah oleh para seniman Aceh. Dan lagu bungong jeumpa digunakan sebagai musik utama untuk mengiringi para penari Aceh hingga saat ini. Pola Gerakan Tari Bungong Jeumpa Tari Bungong Jeumpa memiliki arti dan makna yang mendalam, terutama dalam memberikan cerminan kepada masyarakat. Berikut beberapa gerakan dari tarian bungong jeumpa dan arti luasnya. Pancat merupakan gerakan untuk menyiapkan tubuh. Untuk memulai gerakan tari, sang penari harus berdiri tegak mempersiapkan tubuhnya. Sang penari juga harus menautkan kedua telapak tangannya di depan dada, polanya seperti seseorang yang sedang bertapa, namun posisinya berdiri. Sambil berdiri dan bertapa, sang penari harus berjalan ke kanan dan kiri, maju dan mundur untuk mengikuti gerakan musik sesuai dengan temponya. Tidak hanya itu, para penari juga harus memperhatikan ekspresi wajahnya. Jadi, tidak hanya gerakan tubuhnya saja yang diandalkan oleh sang penari, namun juga mimik wajahnya. Setidaknya, penari harus melakukan gerakan bertapa sambil berdiri dengan hitungan sampai 8 selama 2 kali. Mandhak merupakan gerakan tangan kanan sang penari yang berdiri dan tangan kirinya memegang siku sebelah kanan. Gerakan mandhak ini dilakukan secara bergantian, jadi terkadang tangan kirinya berdiri dan tangan kanannya memegang siku, begitu seterusnya. Setelah itu, jari tangan sang penari coba digerak-gerakkan seolah sedang memetik gitar. Posisi tubuh sang penari ketika melakukan gerakan mandhak juga harus bergeser ke kiri 2 kali dan ke kanan 2 kali. Gerakan mandhak ini dilakukan dalam hitungan 4. Ngrayung merupakan gerakan jari tangan yang mana sang penari perlu mengacungkan ibu jari agar menempel ke depan dan 4 jari lainnya dirapatkan. Sang penari harus menghadapkan kedua telapaknya ke arah atas dan bawah. Sang penari juga harus melakukan gerakan ngrayung ini ke ke kiri 2 kali dan ke kanan 2 kali. Gerakan ngrayung dilakukan dalam hitungan 4 x 8. Gerakan lutut mengharuskan kedua tangan sang penari untuk membentuk lingkaran bak bulan. Kemudian, sang penari harus berjalan kaki di tempat. Ketika melakukan gerakan lutut ini, sang penari harus bisa menjaga kestabilan lututnya ketika harus berjalan di tempat. Gerakan ini dilakukan dalam hitungan 4 x 8. Wirasa merupakan gerakan kedua tangan sang penari yang mengharuskan ia meletakkan tangganya di bahu. Sang penari juga harus berjalan lurus ke depan dengan gerakan turun secara perlahan. Dinamakan gerakan wirasa karena sang penari harus memberikan rasa di antara gerakan dan iringan lagu bungong jeumpa yang mengiringi. Pandeleng adalah gerakan yang mengharuskan sang penari untuk memegang bahu kanan dengan tangan kirinya dan tangan kirinya memegang pinggangnya. Gerakan pandeleng ini perlu dilakukan oleh sang penari secara bergantian. Ketika melakukan gerakan pandeleng ini, sang penari harus mengatur sorot matanya dan juga gerakan kepalanya. Sang penari harus melakukan sinkronisasi yang tepat antara gerakan kaki, kepala, tangan dan juga tatapan matanya. Solah merupakan gerakan sang penari yang harus menepukkan kedua tangannya ke depan, lalu ke atas kepala dan juga dada. Untuk melakukan gerakan solah ini, para penari perlu memiliki kepekaan tinggi terhadap iringan lagu agar paham kapan mulai melakukan gerakan ini. Gerakan solah sendiri dilakukan 4 kali dengan 8 hitungan. Terakhir, adalah gerakan penutup ketika para penari hendak mengakhiri panggung. Sebenarnya, gerakan penutup ini hampir sama dengan gerakan di awal pembukaan di mana sang penari memiliki posisi seperti orang yang sedang bertapa namun dengan posisi berdiri. Gerakan ini menjadi akhir dari pentas tari bungong jeumpa dan gerakan ini mempunyai arti ucapan terimakasih kepada penonton yang mau menyaksikan pertunjukan tarian bungong jeumpa. Pola Lantai Tari Bungong Jeumpa Tidak hanya gerakan saja yang diatur dalam tarian bungong jeumpa, pola lantai para penari juga diatur dalam kesenian khas Aceh, seperti : Pada bagian pola ini, sang penari harus bergerak dengan membentuk garis horizontal, memindahkan langkah kaki menuju ke arah kanan dan juga ke arah kiri. Pada pola ini, maka sang penari harus bergerak dengan pola vertikal. Sang penari harus menggerakkan langkah kaki ke depan dan belakang. Sesuai dengan namanya, maka pada pola ini, sang penari haruslah membentuk gerakan perpindahan kaki yang melingkar. Pola yang terakhir, yakni diagonal, maka sang penari diharuskan mempunyai gerakan perpindahan kaki ke arah kiri atau kanan. AdaHobi, Tari Bungong Jeumpa merupakan tarian yang berasal dari daerah Aceh. Tarian dari provinsi Nangroe Aceh Darussalam ini selain diiringi beberapa alat musik juga diiringi lagu wajib pengiring tari. Inilah yang juga menjadi ciri khas dan keunikan dari tari yang berasal dari kerajaan Jeumpa di Aceh ini. Tari Bungong Jeumpa dalam praktek gerakannya dibagi menjadi dua gerakan yaitu posisi duduk dan posisi berdiri. Tari Bungong Jeumpa merupakan tarian yang biasanya ditarikan secara bersama-sama dan menggunakan pola lantai empat jenis. Berikut informasi selengkapnya tentang tarian Bungong Jeumpa! Sejarah Tari Bungong JeumpaAsal kata “bungong jeumpa” yang dijadikan nama tari khas Aceh ini memiliki arti bunga cempaka. Bisa disimpulkan bahwa tari Bungong Jeumpa artinya tari bunga cempaka yang mana bunga tersebut merupakan simbol kemahsyuran atau kejayaan. Di Aceh, bunga cempaka yang berwarna kuning ini memang menjadi simbol era kejayaan kerajaan Jeumpa. Disebutkan bahwa kerajaan Jeumpa di Aceh sangat percaya kalau bunga ini merupakan bunga pembawa rezeki. Oleh sebab itu, hampir di setiap tempat di Aceh pada masa kejayaan kerajaan Jeumpa selalu ditanami dengan bunga cempaka. Bunga ini bahkan menjadi bunga yang sangat disukai masyarakat Aceh sejak abad ke-7 Masehi. Berdasarkan sejarah, kerajaan Jeumpa berkembang pada abad ke-7 Masehi dan pada saat itu jugalah tari Bungong Jeumpa diperkenalkan di wilayah kerajaan. Karenanya, tari Bungong Jeumpa menceritakan tentang keindahan Aceh dan menjadi tari penghiburan. Gerak tari yang diperagakan sangat unik dan menyimpan makna tersendiri sampai saat ini.
Gerakan Tari Bungong JeumpaSecara garis besar, gerakan tari Bungong Jeumpa terbagi ke dalam dua posisi yaitu posisi duduk dan berdiri. Ragam gerakannya secara keseluruhan terbagi atas : 1. PancatGerakan pancat dalam tari Bungong Jeumpa merupakan gerakan dasar tari yang berfungsi sebagai persiapan tubuh. Untuk memulainya, penari perlu mempersiapkan tubuhnya dengan berdiri tegak. Pancat merupakan gerakan dasar yang dilakukan sang penari dengan cara menautkan telapak tangan tepat pada bagian dada depan. Polanya menyerupai seseorang yang akan bertapa dalam posisi berdiri. Sembari dengan posisi berdiri, penari perlu berjalan menuju arah kanan dan ke arah kiri, berjalan maju serta mundur dan setiap gerakannya harus dilakukan mengikuti ritme musik sesuai dengan alur temponya. Selain gerakan dasar yang harus sesuai, ekspresi wajah juga harus diperhatikan penari. Sehingga dalam gerakan tari Bungong Jeumpa, selain gerakan tubuh yang harus sempurna, mimik wajah juga harus diupayakan ditampilkan sesuai gerakan yang diperagakan. 2. MandhakMandhak merupakan gerakan tangan yang dilakukan dengan cara tangan kanan berdiri sementara tangan kiri memegang siku bagian kanan dengan bergiliran. Jadi jika tangan kanan berdiri dan tangan kiri memegang siku sebelah kanan, selanjutnya tangan kiri yang berdiri kemudian tangan sebelah kanan memegang siku sebelah kir, dan seterusnya pun begitu. Selanjutnya jari tangan penari bergerak seperti gerakan sedang memainkan alat musik gitar yang dimainkan dengan cara dipetik. Posisi bagian tubuh penari dalam melakukan setiap gerakan tangan ini harus bergeser 2 kali masing-masing ke arah kiri dan kanan yang dilakukan dalam empat hitungan. 3. NgrayungGerakan ngrayung adalah suatu gerakan yang dilakukan jari jemari. Bagian ibu jari pada tangan diacungkan ke depan agar menempel ke depan kemudian bagian jari yang lain diusahakan merapat semua. Setelah dengan posisi ibu jari mengacung dan empat jari rapat, kedua telapak tangan dihadapkan dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Gerakan ini dilakukan penari dengan hitungan 4 x 8. Jari gerakan dilakukan ke arah kiri sebanyak 2 kali kemudian sebanyak 2 kali lagi ke arah kanan sampai hitungan selesai. 4. LututGerak lutut merupakan gerakan dalam tari Bungong Jeumpa yang membentuk lingkaran seperti bulan pada kedua tangan. Kemudian sang penari menjalankan aksi jalan di tempat seperti gerakan orang baris berbaris. Ketika gerak lutut ini dilakukan, penari harus mampu menjaga agar semua lutut tetap stabil ketika sedang bergerak jalan di tempat. Gerakan ini cukup simple sebenarnya namun tetap harus dilakukan sesuai dengan 4 x 8 hitungan 5. WirasaGerakan kedua tangan wirasa mengharuskan penari meletakkan tangannya pada bagian bahu. Dalam melakukan gerakan wirasa, penari akan berjalan ke depan secara lurus kemudian melakukan gerakan menurunkan tangan perlahan. Gerakan ini dinamakan sebagai gerakan wirasa disebabkan penari yang memperagakan tari Bungong Jeumpa wajib memberikan rasa dalam menarikan setiap gerakan agar sesuai dengan ritme lagu pengiringnya. 6. PandelengGerakan pandeleng merupakan gerakan dimana penari harus memegang bahu sebelah kanan menggunakan tangan kiri secara berlawanan sementara tangan kiri memegang bagian pinggang. Gerakan pandeleng dilakukan secara bergantian oleh sang penari. Ketika gerakan ini dilakukan, penari harus mengatur sorotan mata dan gerak kepalanya agar berimbang. Sinkronisasi gerak kaki, gerak kepala, gerak tangan, dan tatapan mata juga harus diusahakan seimbang dalam melakukan tarian ini. 7. SolahSolah adalah suatu gerakan menepukkan kedua tangan ke depan, kemudian diikuti gerakan menepuk kedua tangan ke bagian atas kepala serta di bagian dada. Penari harus peka dengan iringan musik ketika memperagakan gerakan ini. Gerakan solah cenderung memiliki gerakan yang rampak dengan tempo yang cepat. Gerakan dilakukan dengan repetisi sebanyak 4 x 8. 8. PenutupGerak penutup merupakan gerakan yang dilakukan ketika penari akan mengakhiri prosesi tariannya diatas pentas atau panggung. Gerakan penutup pada tarian ini sebenarnya sangat mirip dengan gerakan pembuka tari. Sang penari mengambil posisi mirip orang yang akan bertapa namun sesuai gerakan awal mengondisikan tubuh untuk tetap di posisi berdiri. Gerakan penutup dalam tarian daerah Aceh ini menjadi gerakan tari terakhir yang memiliki arti ucapan terima kasih terhadap penonton karena telah berkenan menyaksikan pertunjukan tari sampai selesai. Pola Lantai/Formasi Tari Bungong JeumpaSelain mengatur gerakan penari, tari Bungong Jeumpa juga mengatur pola lantai. Tarian ini terdapat empat jenis pola lantai yang digunakan, yakni :
Makna Tari Bungong JeumpaTarian indah ini termasuk tarian daerah Aceh yang penuh makna, di antaranya adalah:
Kostum Tarian Bungong JeumpaTari Bungong Jeumpa merupakan tarian yang dimainkan dengan tangan kosong. Gerakan tangan yang indah menjadi satu-satunya unsur dalam tarian ini. Adapun untuk kostum yang digunakan penari terdiri atas : 1. Baju batikBaju batik khas Aceh dengan tampilan bunga-bunga cantik untuk perempuan, atau bisa saja polos tanpa hiasan apapun untuk penari laki-laki. 2. HijabKarena Aceh sangat menjunjung nilai keislaman, maka para penari perempuan diwajibkan mengenakan hijab ketika melakukan pertunjukan. 3. Konde dan bunga hiasan kepalaUntuk mempercantik penampilan penari perempuan, biasanya ditambahkan aksesoris berupa bunga sebagai hiasan kepala serta konde. 4. GelangAksesoris tambahan untuk penari perempuan. 5. Kain songket panjangDipakai sebagai selendang yang dipakai di bagian pinggul hingga mencapai lutut. Alat Musik dan Lagu Pengiring TariAlat musik wajib yang menjadi pengiring tarian ini terdiri atas: gitar, seruling, drum, dan piano. Tarian ini selain diiringi oleh alat musik juga diiringi nyanyian. Nyanyian pengiring tarian yaitu lagu daerah Aceh sendiri yang berjudul Bungong Jeumpa. Berikut lirik dari lagu khas Aceh yaitu Bungong Jeumpa yang sering ditampilkan di berbagai acara sekaligus menjadi lagu pengiring tarian: Bungong jeumpa Bungong jeumpa Meugah di Aceh Bungong telebeh telebeh Indah lagoina Puteh kuneng Meujampu mirah Keumang si ulah Indah that rupa Lam sinar buleun Lam sinar buleun Angon peuayon Bungong mesuson – mesuson Nyang malah – malah Manga that muebei Meunyoh tatem chom Leupah that harom si bungong jeumpa Makna lagu Bungong Jeumpa tersebut menggambarkan keindahan bunga cempaka berwarna kuning serta merah, berbentuk indah, beraroma harum, serta tumbuh dengan subur. Lagu ini juga menggambarkan tentang kejayaan kerajaan Jeumpa di daerah Bireun pada abad ke-8. Selain itu, lagu ini juga melukiskan keindahan daerah Aceh dengan segala adat dan kebudayaannya yang luhur. Indonesia memang negara yang sangat kaya. Tidak hanya hasil buminya, melainkan juga tentang adat dan tari tradisionalnya. Salah satu tari tradisional yang harus kita lestarikan adalah tari Bungong Jeumpa sebagaimana yang sudah kita bahas di atas. Mari lestarikan salah satu tari tradisional Indonesia ini sedari sekarang. |