Tanggal 10 oktober hari apa

TRIBUNNEWS.COM Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Oktober.

Hari ini, Kamis (10/10/2019), peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia berlangsung untuk yang ke-27 kalinya.

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pertama kali diperingati pada 10 Oktober 1992.

Melansir dari situs resmi World Federation For Mental Health (WFMH), sejak pertama kali pada 1992, peringatan ini menjadi agenda tahunan WFMH.

Pada 1992, peringatan ini diinisiasi oleh Wakil Sekretaris Jenderal, Richard Hunter.

Mengapa ada peringatan Hari Kesehatan Jiwa?

Saat kali pertama diperingati, tak ada tema khusus dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.

Tujuan awalnya, secara umum mengampanyekan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan terkait kesehatan mental atau kesehatan jiwa.

Tiga tahun pertama, salah satu kegiatan utama adalah hadir dalam siaran televisi selama dua jam yang dilakukan secara global melalui sistem satelit agen informasi AS dari studio-studio di Talahassee, Florida.

 Ammar Zoni Makamkan Sendiri Bayinya, Begini Kondisi Mental Irish Bella yang Belum Bisa Ditemui

Dalam siaran tersebut, anggota dewan WFMH berpartisipasi secara langsung di studio, sementara partisipasi negara lain dari Australia, Chili, Inggris, Zambia dilakukan melalui sambungan telepon.

Untuk Jenewa, Atlanta, dan Meksiko, partisipasi hadir melalui rekaman yang telah diambil sebelumnya.

HALAMAN SELANJUTNYA ==============>

Kompas TV entertainment lifestyle

Senin, 10 Oktober 2022 | 06:35 WIB

Tanggal 10 oktober hari apa

Hari Kesehatan Mental Dunia atau World Mental Health Day 2022 hari ini 10 Oktober. (Sumber: mentalhealth.uk)

Penulis : Dian Nita | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari Kesehatan Mental Dunia atau World Mental Health Day diperingati setiap tahun tanggal 10 Oktober.

Pada tahun ini, Hari Kesehatan Mental Dunia 2022 jatuh pada Senin (10/10/2022).

Pentingnya kesehatan mental memang telah menjadi perhatian dan prioritas semua pihak.

Adapun tema Hari Kesehatan Mental 2022 ini telah diumumkan oleh World Federation for Mental Health (WFMH) yaitu Jadikan kesehatan mental untuk semua sebagai prioritas global.

Baca Juga: Kenali Gejala Gangguan Kesehatan Mental Social Anxiety Disorder

Peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental di seluruh dunia.

Selain itu, gerakan ini juga bertujuan memobilisasi upaya untuk mendukung mereka yang mengalami masalah kesehatan mental. 

Menurut catatan World Health Organization (WHO), hampir satu dari tujuh remaja berusia 10 hingga 19 tahun hidup dengan beberapa bentuk kondisi kesehatan mental.

Bunuh diri adalah penyebab kematian paling umum kelima dalam kelompok usia ini, sementara 45.800 meninggal setiap tahun, satu setiap 11 menit.

Halaman :

Sumber : WHO, UN.Org, MentalHealth.UK

REKOMENDASI UNTUK ANDA

Powered by

Tanggal 10 oktober hari apa




Video Pilihan

BERITA LAINNYA


  • Cangkrukan

Senin, 10 Oktober 2022 - 10:38 WIB

Jatim – Hari Kesehatan Mental Sedunia atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati tiap 10 Oktober. Tiap tahun diperingati dengan mengusung tema berbeda-beda. Tahun 2022 ini mengusung tema 'Making Mental Health & Well-Being for All a Global Priority'.

Tema ini dipilih karena ia memiliki makna kesejahteraan orang-orang dengan gangguan mental yang kurang beruntung tidak hanya ditanggung oleh pemerintah, melainkan juga masyarakat umum.

Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman. Wanita, anak-anak, kesehatan, pekerjaan, trauma, bunuh diri, dan lain-lain terkait kejiwaan menjadi bagian dari topik yang selalu dikulik agar masyarakat memiliki wawasan lebih luas tentang kesehatan mental.

Diinisiasi oleh World Federation of Mental Health (WFMH) --Organisasi Kesehatan Dunia--, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan jiwa atau mental di seluruh dunia. 

Sejarah dan Kampanye ‘Gila’

Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diinsiasi dilatarbelakangi stigma dan diskriminasi masih menjadi penghalang bagi penderita kesehatan jiwa atau mental untuk mendapat perawatan yang tepat. Peringatan ini diharapkan mampu dijadikan sebagai kampanye bagi setiap orang berhak mengakses perawatan kesehatan jiwa atau mental yang dibutuhkan dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Daripada mendiskriminasi orang-orang dengan sebutan 'gila', sebaiknya masyarakat lakukan hal positif untuk memajukan kesehatan mental dan jiwa.

Dikutip dari WFMH Global, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki laporan bahwa lebih dari 75 persen penduduknya yang mengidap depresi tidak menerima perawatan yang memadai. Dengan angka yang sama pula, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memberikan pengobatan sama sekali kepada pengidap gangguan mental.

Sejak masalah kesehatan mental muncul di berbagai negara, WFMH menyadari bahwa mereka perlu bertindak dalam skala global untuk menyelesaikan krisis tersebut. Maka dari itu, Hari Kesehatan Mental Sedunia dibentuk pada 1992 melalui itikad baik WFMH yang dipimpin oleh wakil sekretaris jenderal saat itu bernama Richard Hunter.

Tujuan utama mereka adalah mengadvokasi dan mensosialisasikan tentang kesehatan mental secara keseluruhan. Kampanye ini dimulai dari siaran televisi yang berlangsung selama dua jam di seluruh dunia saat tiga tahun pertama peresmiannya. Siaran tersebut berisi penayangan pesan-pesan secara visual yang bersifat kemanusiaan untuk memberikan penjelasan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental manusia.

Hasil yang mereka harapkan pun terjadi. Usai penayangan tersebut dan dibantu dengan kampanye nasional di Australia dan Inggris, sebanyak 27 negara mengirimkan laporan umpan balik.

Untuk melanjutkan momentum ini, anggota dewan WFMH di seluruh dunia pun mengatur rangkaian acara lain karena popularitasnya kian meningkat di antara departemen pemerintah, organisasi, dan warga sipil.

WHO telah mengonfirmasi pandemi Covid-19 telah menciptakan krisis global untuk kesehatan mental, memicu tekanan jangka pendek dan jangka panjang, serta merusak kesehatan mental jutaan orang.