Tanam benang hidung berapa benang

Ilustrasi Thread lift/ tanam benang. Shutterstock

Table of Contents Show

  • Prosedur tanam benang
  • Risiko dan efek samping tanam benang
  • Rasa “kencang” pada area wajah tertentu
  • Reaksi negatif tubuh terhadap benang
  • Terbatasnya aktivitas pasca tindakan
  • Bengkak di wajah setelah tanam benang
  • Lamanya masa penyembuhan
  • Luka yang membekas
  • Hadapi risikonya dan nikmati manfaatnya
  • Perbedaan Tanam Benang dan Tarik Benang
  • 1. Jenis benang
  • 3. Daya tahan
  • Video yang berhubungan

TEMPO.CO, Jakarta - Thread lift atau tanam benang wajah sudah ada sejak 1990-an, tapi makin populer dalam beberapa tahun ini. Prosedur kecantikan ini diklaim bisa mengencangkan kulit saat usia bertambah. 

Dilansir dari Healthline, tanam benang dilakukan dengan memasukkan benang medis ke kulit, lalu menariknya sehingga kulit ikut terangkat. Benang ini lama-kelamaan akan terserap oleh jaringan bawah kulit, seperti halnya Botox. 

Area wajah yang paling sering ditanam benang adalah rahang dan garis rahang, garis alis, area bawah mata, dahi, dan pipi. Tanam benang juga bisa dilakukan untuk mengangkat dan mengencangkan payudara, terutama setelah kehamilan dan penurunan berat badan.

Dibandingkan dengan facelift, tanam benang dianggap berisiko rendah. Hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk melakukannya, setelah itu Anda dapat langsung bekerja kembali seperti biasa. Biaya yang dibutuhkan juga lebih murah daripada facelift.

Namun, prosedur ini disebut tidak seefektif facelift. Studi tentang hasil jangka panjangnya juga masih kurang. Rata-rata, tanam benang hanya bisa bertahan 1 hingga 3 tahun.

Meski dianggap prosedur minimal, tanam benang juga memiliki efek samping dan risiko komplikasi. Setelah prosedur, tak jarang orang mengalami memar, pembengkakan, berdarah, dan nyeri ringan di tempat benang ditanam.

Selain itu, ada 15 hingga 20 persen kemungkinan komplikasi, termasuk lesung pipit. Kemungkinan komplikasi kecil dan dapat dengan mudah diperbaiki.

Baca juga: Perawatan Mengencangkan Kulit HIFU, Apa Bedanya dengan Facelift?

Komplikasi lain yang bisa muncul antara lain reaksi alergi terhadap bahan di bahan ulir, pendarahan akibat prosedur yang menumpuk di belakang kulit, terlihat lesung atau tarikan di tempat benang telah dimasukkan, migrasi atau pergerakan benang yang tidak disengaja yang mengakibatkan kulit terlihat menggumpal atau menonjol, rasa sakit di bawah kulit akibat benang yang terlalu kencang atau tidak terpasang dengan benar.

Dari semua risiko, infeksi adalah yang paling diwaspadai. Tanda-tanda infeksi setelah tanam benang meliputi keluarnya cairan berwarna hijau, hitam, coklat, atau merah di lokasi tanam benang, bengkak selama lebih dari 48 jam, sakit kepala persisten, dan demam.

American Academy of Plastic Surgeons menyarankan menghindari penggunaan pelembap wajah selama beberapa minggu pertama setelah tanam benang wajah. Tidur pun sebaiknya dengan posisi kepala disangga agar benang tetap pada posisinya.

Banyak yang kita lakukan untuk mempertahaan kesehatan dan keremajaan kulit wajah, mulai dari makan sehat, olahraga, sampai ritual cuci muka. Sayangnya, rutinitas tersebut kadang tidak cukup. Karena itulah, cara cepat dan efektif untuk melawaan penuaan dini jadi solusi terbaik. Salah satu solusi yang tersedia adalah tanam benang. Metode kecantikan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi, karena banyak orang di sekitar kita sudah mencobanya. Banyak selebriti juga telah membuktikan hasilnya. Nah, sebelum kamu memutuskan untuk mengikuti jejak langkah mereka, ada baiknya kamu cari tahu dulu apa saja efek samping tanam benang.

Prosedur tanam benang

Menurut dokter estetika, dr. Rika Sukono, metode tanam benang ideal untuk mereka yang ingin tampil awet muda dan memiliki wajah tirus secara instan, tanpa menjalani operasi pengangkatan wajah [facelift]. Selain pengangkatan wajah, rangsangan produksi kolagennya juga dapat membuat kulit terlihat lebih muda. Biayanya juga relatif lebih murah dibandingkan prosedur sejenis. Risiko terkait tindakannya pun lebih rendah, sehingga lebih aman dilakukan. Tanam benang bisa diterapkan pada beberapa bagian di wajah, seperti hidung dan pipi. Fungsi tanam benang sendiri adalah untuk mempertegas contour dan mengencangkan bagian-bagian wajah tersebut. Tidak seperti prosedur lain pada umumnya, hasil tanam benang lebih tahan lama. Tergantung bagian dan tipe wajahmu, kamu tidak perlu retouch atau mengulang prosedur dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan filler. Nah, kalau hasilnya begitu memuaskan, kenapa banyak yang berpindah ke prosedur lain?

Selain karena efek samping tanam benang, banyak pasien yang menganggap metode ini tidak sepenuhnya aman. Padahal, efek sampingnya justru lebih minimal jika dibandingkan dengan filler. Prosedur tanam benang bisa dikategorikan sebagai operasi kecil. Benang yang digunakan pun kerap digunakan sebagai benang jahit untuk operasi, sehingga aman untuk dimasukkan ke dalam lapisan kulit. Benang ini disisipkan ke dalam wajah pasien menggunakan jarum kecil seakan tanpa jarum. Istilah “tanam” sendiri digunakan karena benang tersebut “ditanamkan” di balik lapisan lemak wajah. Setelah ditanam, benang ditarik sedemikian rupa untuk mendapatkan kekencangan yang diinginkan.

Risiko dan efek samping tanam benang

Proses tanam benang memang lebih rumit dibandingkan dengan prosedur lain yang lebih modern seperti filler. Dan seperti operasi pada umumnya, ada efek samping dan risiko yang dihadapi setiap pasien tanam benang.

Rasa “kencang” pada area wajah tertentu

Tujuan dari tanam benang atau thread lift adalah untuk mengencangkan atau membentuk bagian wajah tertentu. Tidak heran kalau setelah operasi, kamu merasa sedikit kurang nyaman dengan kekencangan di wajah. Lama-lama kamu akan terbiasa dan efek rasa “kencang” ini pun akan berkurang. Jadi, tidak perlu khawatir!

Reaksi negatif tubuh terhadap benang

Setelah ditanam, lama-kelamaan benang tersebut akan diserap oleh tubuh. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap proses ini. Ada yang biasa saja, ada yang bereaksi sedikit, ada yang cukup signifikan. Reaksi ini cukup beragam, mulai dari sedikit gatal sampai ke memar. Tapi, reaksi ini tergolong normal, seperti operasi pada umumnya.

Terbatasnya aktivitas pasca tindakan

Dibandingkan dengan filler, memar yang timbul setelah tanam benang lebih terlihat. Karena itulah aktivitasmu cukup terbatas kalau kamu enggan terlihat dengan memar bekas operasi. Jadikan ini kesempatan untuk beristirahat di rumah dan membantu proses penyembuhan pasca tindakan.

Bengkak di wajah setelah tanam benang

Karena prosesnya yang cukup rumit, ada risiko infeksi dalam proses tanam benang. Selama proses penyembuhan, bisa terjadi kebengkakan, atau yang disebut juga dengan inflamasi. Kalau ini terjadi, segera hubungi klinik dan doktermu, ya.

Lamanya masa penyembuhan

Setelah proses tanam benang selesai, bagian kulit wajah yang dioperasi biasanya berbekas merah, seperti radang. Efek ini umumnya perlahan menghilang dalam beberapa hari. Tapi tidak jarang pasien mengeluhkan harus menunggu sampai 1 [satu] minggu lebih sampai bekasnya hilang.

Luka yang membekas

Normalnya, kulit yang memerah dan luka bekas operasi sembuh dengan sendirinya. Tetapi selain radang yang lama sembuhnya, ada juga yang bekas lukanya tidak kunjung hilang. Agar terhindar dari risiko ini, pastikan kamu memilih klinik yang terpercaya dan dokter yang sudah berpengalaman.

Hadapi risikonya dan nikmati manfaatnya

Meskipun efek samping tanam benang cukup mengkhawatirkan, tidak ada salahnya untuk tetap mencoba. Selama kamu memilih klinik dan dokter yang terpercaya, kamu akan selalu dibantu untuk menghindari dan [bila perlu] mengatasi risiko yang ada. Kalau kamu masih ragu, kamu bisa bandingkan tanam benang dengan prosedur lain yang cukup terkenal: filler. Baca selengkapnya di Perbedaan Filler Hidung dan Tanam Benang.

Seiring dengan perkembangan teknologi kecantikan yang terus berkembang, perempuan memiliki banyak pilihan untuk merawat kecantikan kulit wajah. Setelah tren prosedur tanam benang, kini muncul prosedur kecantikan yang juga menggunakan benang, yaitu tarik benang [thread lift]. Lalu, apa perbedaan tanam benang dan tarik benang?

Tanam benang dan tarik benang memiliki perbedaan dalam hal manfaat dan jenis benang yang digunakan. Jika tanam benang merupakan metode perawatan untuk meremajakan kulit, maka tarik benang adalah metode kecantikan yang dapat meniruskan wajah. Berikut beberapa perbedaan tanam benang dan tarik benang yang perlu Anda ketahui:

Perbedaan Tanam Benang dan Tarik Benang

Dilansir dari Beautylogica clinic, prosedur tanam benang dan tarik benang sama-sama memasukkan benang di bawah jaringan kulit dengan tujuan memperbaiki kolagen, sehingga terjadi pengencangan pada wajah atau bagian wajah yang diinginkan. Meski tanam benang dan tarik benang sama-sama metode kecantikan kulit dengan memanfaatkan benang untuk pengencangan wajah, namun ada perbedaan dalam hal jenis benang, fungsi, daya tahan, dan hasil. Berikut beberapa perbedaan tanam benang dan tarik benang:

1. Jenis benang

Pada tanam benang, dokter akan menggunakan jenis benang polos yang ditanam di bawah kulit dan sekitar benang untuk menimbulkan reaksi pembentukan jaringan fibrinogen dan pembentukan kolagen. Sedangkan pada tarik benang, dokter akan menggunakan jenis benang bergerigi dengan tujuan menarik kulit yang kendur ke arah atas, sehingga bagian tersebut akan terlihat lebih tirus.

2. Fungsi

Perbedaan tanam benang dan tarik benang selanjutnya adalah fungsinya. Jika pada tanam benang berfungsi untuk meremajakan kulit melalui pembentukan kolagen baru, maka tarik benang berfungsi untuk memberikan kontur pada bagian wajah yang diinginkan. Oleh karena itu, pastikan kebutuhan dan kondisi kulit wajah Anda disesuaikan dengan fungsi masing-masing prosedur tersebut.

Baca Juga  Kenali Filler Wajah dan Efek Sampingnya

3. Daya tahan

Dari segi ketahanan, tarik benang lebih kuat dalam menarik kulit yang kendur dibandingkan tanam benang. Daya tahan tarik benang bisa tiga hingga lima tahun, sedangkan tanam benang bertahan 2-3 tahun. Oleh karena itu, karena efek yang diberikan tarik benang lebih cepat terlihat, maka biaya yang dikeluarkan juga lebih mahal dan masa pemulihannya akan lebih lama dibandingkan tanam benang.

4. Hasil

Baik tanam benang atau tarik benang akan memberikan hasil yang berbeda pada setiap orang. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis dan ukuran benang yang digunakan, jumlah benang, teknik yang digunakan oleh dokter, bentuk wajah, dan kondisi kulit pasien. Oleh karena itu, sebelum Anda menjalani prosedur tanam benang atau tarik benang, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter kulit yang berpengalaman dan terpercaya.

Jika Anda ingin memiliki wajah yang tirus tanpa melakukan tindakan medis, seperti operasi plastik, tarik benang merupakan salah satu solusi, karena memiliki beberapa keuntungan. Antara lain, harga lebih terjangkau dengan risiko yang lebih minimal dibandingkan dengan melakukan tindakan operasi.

Namun, jika Anda hanya ingin melakukan peremajaan kulit yang sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda penuaan, seperti kerutan, tanam benang bisa menjadi pilihan yang tepat. Meski demikian, sebelum melakukan dua prosedur kecantikan tersebut, Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar mendapatkan perawatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kulit Anda.