Surat kabar Palestina yang ikut menyebarkan berita tersebut adalah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa penting bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Setelah pembacaan teks proklamasi oleh Sukarno, penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia gencar di lakukan agar berita kemerdekaan ini sampai ke seluruh pelosok tanah air. Penyebaran berita proklamasi pun dilakukan melalui berbagai media, antara lain radio, kantor berita Yoshima (Antara), pemasangan pamflet, poster, spanduk serta surat kabar. Salah satu surat kabar pertama yang menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Suara Asia yang terbit di Surabaya dan Tjahaya yang terbit di Bandung. 

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jawaban yang tepat adalah B.

Ya, di Timur Tengah, ia lebih dikenal dengan nama Ahmad Soekarno.

Daan Yahya/Republika

Asma Nadia

Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Asma Nadia

Tak banyak yang mengungkap ini dalam buku sejarah, namun pada satu pertemuan, seorang sejarawan mengisahkan ketika Presiden Soekarno berkunjung ke Timur Tengah, saat berkeliling dengan mobil terbuka, masyarakat setempat mengelukan sang flamboyan sambil berteriak…

“Ahmad, Ahmad, Ahmad…”

Ya, di Timur Tengah, ia lebih dikenal dengan nama Ahmad Soekarno.

Semua bermula saat diplomat Indonesia sedang menggalang dukungan dari negara-negara Timur tengah untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.

Setelah berbulan belum juga mendapatkan pengakuan dari negara lain, Timur Tengah menjadi prioritas mengingat kesamaan nasib dan kedekatan spiritual Islam.

Akan tetapi satu pertanyaan kemudian terlontar saat bertemu seorang delegasi  negara Timur Tengah.

“Apakah bangsa ini bangsa Muslim?”

“Ya, mayoritas Muslim, “Jawab diplomat Indonesia.

“Siapa presidennya?”

“Soekarno.”

Nama  Soekarno membuat delegasi Arab mengernyitkan kening. Berjuang memahami. Bangsa Muslim  tetapi nama-nama yang digunakan tidak terdengar nuansa Islam.

Melihat keraguan yang timbul, spontan diplomat Indonesia mengambil inisiatif.

“Namanya Ahmad Soekarno!” ujarnya cepat-cepat mengoreksi.

Mendengarnya sang diplomat timur tengah tersenyum dan singkat cerita mengakui kemerdekaan Indonesia. Tercatat dalam sejarah 10 negara pertama yang menyatakan dukungan terhadap  kemerdekaan Republik Indonesia, adalah negara-negara Islam di kawasan Afrika dan Timur Tengah. 

Negara-negara tersebut yaitu; Palestina, Mesir, Libanon, Suriah, Irak, Saudi Arabia, Yaman juga menyusul Afganistan, Iran dan Turki. Di luar itu, jangan lupakan Vatikan sebagai negara kelima yang  pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.

Sebenarnya jika diurut sejak awal, pembelaan ini bermula dari dukungan seorang Mufti besar Palestina yang mengakui kemerdekaan Indonesia sejak masa penjajahan Jepang. Ya, jauh sebelum negara lain.

Hal tersebut diungkap dalam buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri", yang ditulis oleh M. Zein Hassan Lc pun dalam buku "Ziarah Sejarah; Mereka yang Dilupakan" karya Hamid Nabhan.

Pada tahun 1944 Jenderal Kuniaki Koiso (Perdana Menteri Jepang) berjanji akan memberi kemerdekaan terhadap Indonesia.

Mufti Besar Palestina, Amin Al-Husaini secara terbuka mengumumkan dukungannya atas kemerdekaan Indonesia via Radio Berlin berbahasa Arab. Berita yang disiarkan melalui radio tersebut terus disebarluaskan selama 2 hari berturut-turut.

Bahkan buletin harian “Al-Ahram” yang terkenal juga menyiarkan. Saat itu, sang ulama tengah bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II,  berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.

Tak hanya memberi dukungan, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini kemudian mendesak Negara-negara Timur Tengah lain untuk mengikuti jejaknya. Seruan yang disampaikan Muhammad Amin Al-Husaini ini lalu disambut baik oleh Mesir. Setelah Palestina, Mesir merupakan negara  yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Mesir mengakui kedaulatan Republik Indonesia tepatnya pada 22 Maret 1946.

Peran Palestina terkait ini sungguh luar biasa dan tidak mungkin dilupakan. Inilah alasannya, saat aksi bela Palestina diselenggarakan, ketua PBNU Said Aqil mendukung dan menyatakan, “Kita hutang budi sama palestina.”

Sejak zaman Soekarno hingga masa kini, pemerintah Indonesia secara konsisten terus memberi dukungan bagi kemerdekaan Palestina, bahkan saat harus berhadapan dengan AS yang mempunyai kebijakan berbeda.

Alhamdulillah 74 tahun sudah kita merdeka, salah satunya dengan dukungan Palestina.

Tragisnya justru bangsa Palestina masih berada dibawah cengkraman kekuasaan penjajah. Dengan logika itu maka hutang kita terhadap negeri baitul maqdis belum terbayar. Walau demikian diplomat  tanah air tetap berjuang dari jalur diplomasi, sementara Ulama dan ummat berjuang lewat berbagai gerakan kepedulian. Seniman dan

Budayawan pun berjuang lewat jalur budaya, salah satunya via film Hayya.  Ikthiar  kecil berupa karya  film layar lebar yang diniatkan menggugah kepedulian akan perjuangan rakyat Palestina.

Film yang akan tayang di tanggal cantik 19.9.19 atau 19 September 2019 semoga masih relevan sebagai  persembahan cinta di hari kemerdekaan Indonesia untuk bangsa (khususnya anak-anak) Palestina.

Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa.

Alhamdulillah puluhan tahun Indonesia hidup bebas,  menggenggam kemerdekaannya. Sesuatu yang sejak lama diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh saudara-saudara kita di  Palestina.

Surat kabar Palestina yang ikut menyebarkan berita tersebut adalah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Surat kabar Palestina yang ikut menyebarkan berita tersebut adalah

Surat kabar Palestina yang ikut menyebarkan berita tersebut adalah
Lihat Foto

Shutterstock

Bendera Palestina.

KOMPAS.com - Palestina merupakan salah satu negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto, tanggal 6 September 1944.

Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. 

Dukungan Palestina terhadap kedaulatan Indonesia sudah disampaikan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia saat para tokoh Palestina, Muhammad Amin Al-Husaini mengucapkan selamat kepada bangsa Indoensia meski belum resmi merdeka.

Ucapan selamat tersebut disiarkan melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman. 

Momentum yang mendasari dukungan Palestina tersebut adalah pernyatan janji Perdana Menteri Koiso pada 6 September 1944. 

Baca juga: Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Negara Lain

Alasan Palestina Mendukung Kemerdekaan Indonesia

Jauh sebelum Indonesia merdeka, ketika Perdana Menteri Jepang, Kaiso, pada 6 September 1944 di hadapan parlemen Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Mendengar hal tersebut, Palestina pun secara de facto langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, setahun sebelum kemerdekaan yang sebenarnya. 

Pasca-mengakui Indonesia merdeka, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher, saudagar kaya Palestina, menyiarkan dukungan rakyat Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia.

Dukungan tersebut disebarluaskan melalui radio berbahasa Arab pada 6 September 1944 di Berlin, Jerman. 

Saat itu, diketahui Al-Husaini sedang bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II.

Ulama ini mengumumkan dukungannya di tengah situasi sulit, saat sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina. 

Kendati demikian, Al-Husaini tetap menyebarluaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia selama dua hari.

Tidak berhenti di situ, bentuk dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia juga terlihat ketika Palestina melobi negara-negara di kawasan Timur Tengah yang berdaulat di Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. 

Palestina menjadi salah satu negara yang tanpa ragu memberikan pengakuan dan dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. 

Baca juga: Negara-negara yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia

Referensi: 

  • Hassan, M Zein. (1980). Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Surat kabar Palestina yang ikut menyebarkan berita tersebut adalah

Surat kabar Palestina yang ikut menyebarkan berita tersebut adalah
Lihat Foto

Shutterstock/DIY13

Palestina

KOMPAS.com - 6 September 1944 jadi momen yang penting bagi Palestina dan Indonesia.

Saat itu, Palestina mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto.

Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini.

Dukungan Palestina terhadap kedaulatan Indonesia bahkan sudah disampaikan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Daftar Negara yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia Pertama Kali

Dikutip dari "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" karya M Zein Hassan (1980), ucapan selamat dari tokoh Palestina ini disiarkan melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman.

Momentum yang mendasari dukungan Palestina tersebut adalah pernyatan janji Perdana Menteri Koiso pada 6 September 1944.

Kaiso, di hadapan parlemen Jepang, saat itu berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Mendengar hal tersebut, Palestina pun secara de facto langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, setahun sebelum kemerdekaan yang sebenarnya.

Baca juga: Media Rusia: Indonesia Dukung Prinsip Satu China

Pasca-mengakui Indonesia merdeka, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher, saudagar kaya Palestina, menyiarkan dukungan rakyat Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia.

Saat itu, diketahui Al-Husaini sedang bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II.

Ulama ini mengumumkan dukungannya di tengah situasi sulit, saat sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.

Meski begitu, Al-Husaini tetap menyebarluaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia selama dua hari.

Baca juga: Komandan Senior Brigade Martir Al-Aqsa Palestina Tewas dalam Serangan Pasukan Israel di Tepi Barat

Bentuk dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia juga terlihat ketika Palestina melobi negara-negara di kawasan Timur Tengah yang berdaulat di Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Palestina menjadi salah satu negara yang tanpa ragu memberikan pengakuan dan dukungan bagi kemerdekaan Indonesia.

Referensi:

Hassan, M Zein. (1980). Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.