Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Gelombang Demonstrasi Tolak Kenaikan Harga BBM, Respons dan Dampaknya?

Oleh Liputan6.com pada 28 Feb 2021, 10:00 WIB

Diperbarui 28 Feb 2021, 15:14 WIB

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Perbesar

ilustrasi pertemanan/Photo by José Luis Photographer from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa individu secara sadar maupun tidak sadar sering kali memiliki sikap yang dapat menyakiti orang lain. Perilaku itu seperti ucapan yang menghina dan mengkritik terus-menerus.

Mereka biasanya memberikan komentar negatif hingga mengubah panggilan nama yang membuat tersinggung tanpa persetujuan. Mungkin ada yang mengira bahwa itu hanya guyonan antar teman. Tanpa disadari seseorang mungkin tidak setuju dengan guyonan tersebut.

Perilaku itu sangat berdampak negatif bagi seseorang dan dapat memengaruhi hidupnya. Pada beberapa orang, tindakan ini sulit dicegah karena berlindung dari kata 'bercanda' maupun bawa perasaan (baper).

Berikut beberapa sikap yang bisa dilakukan untuk menghadapi orang yang meremehkan Anda tanpa menimbulkan konflik, seperti melansir dari Bright Side, Minggu (28/2/2021). 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Perbesar

Ilustrasi Mengelola Emosi Credit: pexels.com/Grin

Bagi sebagian individu, reaksi pertama setelah menghadapi orang yang meremehkannya yakni muncul perasaan ingin marah. Itu adalah reaksi paling umum karena hal itu dianggap sebagai suatu ancaman.

Tapi, menunjukkan reaksi marah seharusnya bukan menjadi pilihan yang tepat. Pertama, kemarahan membuat diri berada dalam kondisi rentan. Itu karena mereka menunjukkan bahwa orang lain telah berhasil meremehkannya.

Kedua, kemarahan juga menimbulkan lebih banyak konflik. Saat bertindak karena marah, seseorang tidak benar-benar berpikir jernih. Pada akhirnya, itu dapat menjadi hal yang membuat diri merasa buruk.

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Perbesar

Ilustrasi wanita duduk sendirian, menatap ke luar jendela. Dok: Pixabay

Terkadang orang lain tidak menyadari bahwa perilaku itu dapat menyinggung perasaan seseorang. Sehingga orang itu mungkin membuat komentar negatif yang dapat mengubah sikap positif seseorang. 

Faktanya, orang itu hanya memproyeksikan ketakutan dan prasangkanya kepada seseorang. Jika diperlakukan dengan diremehkan, cara untuk pergi dalam situasi itu yakni dengan hanya menerima apa yang dikatakan mereka dan mulai menjauhinya.

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Perbesar

Ilustrasi Rekan Kerja Credit: unsplash.com/Amy

Ketika diri merasa bahwa komentar atau perilaku orang lain telah menyinggung perasaan. Cara terbaik yang harus dilakukan yaitu dengan menarik napas, dan membiarkan waktu berlalu sejenak sebelum memberi respons.

Setelah cukup, Anda dapat sedikit menanggapi komentar atau perilaku negatif itu secara positif. Hal ini dapat memberi Anda lebih banyak perspektif tentang apa yang baru saja terjadi. Selain itu, Anda juga belajar untuk membuat keputusan yang baik.

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Perbesar

Ilustrasi Pasangan Bertengkar Credit: pexels.com/Polina

Anda harus meminta penjelasan mengapa orang tersebut mengatakan hal yang menurut Anda tidak pantas. Anda harus mengetahui apa maksud di balik komentar atau perilaku yang orang tersebut berikan.

Meminta penjelasan untuk menghindari kesalahpahaman yang terjadi. Namun, jika itu benar-benar penghinaan, Anda harus berbicara dengannya secara ramah untuk menghindari konflik, serta meminta mereka untuk lebih berhati-hati dalam berbicara maupun bertindak.

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta

Lanjutkan Membaca ↓

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Suka berbicara kasar dan merendahkan orang lain adalah contoh sikap brainly

Islam adalah agama yang kaaffah. Islam mengatur segala sesuatunya dalam kehidupan  dan tidak ada yang terlewatkan. Salah satu hal yang diatur dalam islam adalah sikap tidak meremehkan orang lain. Bahkan sekalipun terhadap orang yang dibawah kita baik dari segi umur, status sosial, ekonomi, jabatan dan lainnya. Tetapi terkadang hal ini masih banyak orang yang meremehkan orang lain dan sikap meremehkan ini bisa dilihat dari ucapan,tingkah laku, gerak tubuh dan lainnya.

Rasulullah Saw pernah suatu ketika tidak memperdulikan atau bermuka kurang menyenangkan dihadapan abdullah bin ummi maktum ketika kedatangan para pembesar Quraysi hal ini disebutkan dalam tafsir ibnu katsir “ pada sautu hari Rasulullah Saw berbicara dengan beberapa pembesar Quraisy yang sangat beliau harapkan keislamannya.

Saat itu datanglah ummu maktum yang telah masuk islam terlebih dahulu, dia bertanya kepada Rasulullah Saw tetapi beliau hanya menoleh karena tidak ingin waktunya tersita demi mengajak para pembesar Quraisy. Sehingga beliau bermuka masam dan berpaling dari ummu maktum. Maka turunlah ayat “

عبس و تولى   ان جاءه الأعمي     وما يدريك لعله يزكي

dia Muhammad bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadany, tahukah kamu barangkali dia ingin membersihkan dirinya dari dosa. Yakni berkenaan dengan penyucian dirinya, atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya, atau mengenai nasihat atau nasihat atau mencegah diri dari yang diharamkan.

“adapun orang yang dirinya merasa serba cukup kamua melayaninya” yaitu pembesar-pembesar Quraysi yang sedang dihadapi Rasulullah Saw yang diharapkannya dapat masuk islam. Mereka kamu layani dan berpaling dari ummu maktum.

Abu ya’la meriwayatkan dari Anas ra. Tentang surat abasa’ ibnu ummu maktum menghadap Rasulullah Saw sedangkan beliau sedang berbicara dengan Ubay bin Khalaf, Rasulullah berpaling dari ibnu ummu maktum maka turunlah surat ‘abasa’ setelah itu Rasulullah memuliakan ibnu ummu maktum.(hr. Abu ya’la)

 Sahabat rumah sakit  yang dirahmati Allah...........

Maka dari kisah ini menjadi pelajaran bagi kita agar kita tidak meremehkan orang lain. Karena ketika kita suka meremehkan orang lain pada dasarnya kita juga meremehkan diri sendiri ketika kita merendahkan orang lain pada hakikatnya kita juga meremehkan diri sendiri.: Jangan Pernah Meremehkan Kebaikan walau sedikitpun, mungkin kebaikan tersebut merupakan sebab terbesar seseorang masuk ke dalam surga dan kekal di dalamnya.

عنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِىَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».

Artinya: “Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan kamu sekali-kali meremehkan dari kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” HR. Muslim.


              Dan jangan pernah meremehkan dosa walau sedikitpun, mungkin dosa tersebut merupakan sebab terbesar seseorang masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعْرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنَ الْمُوبِقَاتِ.

Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya kalian mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dia adalah lebih tipis dibandingkan rambut dalam penglihatan kalian, sungguh kami dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menganggapnya termasuk dari dosa-dosa (besar) yang membinasakan.” HR. Ahmad dan Bukhari.

Sahabat rumah sakit  yang dirahmati Allah..........

          Mari kita perbaiki diri jangan sampai amalan-amalan kita hangus karena kita sering meremehkan orang lain dan merendahkan orang lain. Kita gunakan amanah nikmat kesehatan ini untuk memperbanyak kran-kran amal kita.  Wallohu a’lam bi alshawab (oleh Muslihudin)