1 TINJAUAN ATAS PENETAPAN HARGA PRODUK PERALATAN KESEHATAN PADA PT. RIVI UTAMA FRANS BAKTI SETIAWAN DAN ADIL FADILLAH Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan ABSTRAK Penetapan harga untuk setiap perusahaan sifatnya berbeda-beda, bukan hanya dengan cara apa mereka menentukannya tetapi juga dengan proses seperti apa untuk menentukan harga pada suatu barang tersebut. Setiap perusahaan akan menetapkan harga pada suatu barang yang diproduksi atau dijualnya dengan cara yang dimiliki oleh perusahaan masing-masing dimana nantinya proses yang dilalui itu akan menghasilkan harga yang sesuai dan diminati oleh pasar dengan strategi pemasaran yang akurat dan sesuai. Dapat memberikan perubahan- perubahan yang positif dan dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Dalam kaitannya dengan kegiatan pemasaran , dalam penempatan harga merupakan salah satu cara strategi yang tepat untuk mengetahui sejauh mana pelanggan dapat puas terhadap suatu produk. Strategi harga yang ada di PT. Rivi Utama lebih terbuka dengan adanya konsumen atau pelanggan yang bisa update langsung harga di perusahaan lewat distribusi yang dikelola langsung oleh perusahaan PT. Rivi Utama atau keterbukaan lewat komunikasi dua arah langsung ataupun tidak langsung yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan pelanggan yang membutuhkan update harga produk terbaru perusahaan. Sejauh ini, di PT. Rivi Utama melakukan strategi penetapan harga dengan memperhitungkan kualitas produk serta daya beli atau permintaan pelanggan. Untuk prosesnya, PT. Rivi Utama melakukan komunikasi antar produsen dan pelanggan yang akan mempengaruhi penetapan harga yang ada di perusahaan. Dengan itu, maka proses penetapan harga yang ada di PT. Rivi Utama sangat terbuka baik dari pihak produsen ataupun pelanggan. Oleh karena itu, penetapan harga pada setiap produk yang ada di PT. Rivi Utama lebih mudah diterima oleh pelanggan bila ada perubahan sewaktu-waktu. Sedangkan dalam praktek lapangan di PT. Rivi Utama yaitu konsumen atau pelanggan sangat berperan besar dalam penetapan harga yang ada prosesnya. Perbandingannya, pada PT. Rivi Utama lebih mengambil atau meninjau secara detail dalam proses pengambilan keputusan penetapan harga pada setiap produk perusahaan. Hampir seluruh divisi yang ada di perusahaan mengambil andil dalam proses penetapan itu sendiri yang mensubjekkan pada pelanggan. Terlebih, pada divisi marketing yang sangat berpengaruh di dalamnya Kata Kunci : Penetapan Harga
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penetapan harga untuk setiap perusahaan sifatnya berbeda-beda, bukan hanya dengan cara apa mereka menentukannya tetapi juga dengan proses seperti apa untuk menentukan harga pada suatu barang tersebut. Setiap perusahaan akan menetapkan harga pada suatu barang yang diproduksi atau dijualnya dengan cara yang dimiliki oleh perusahaan masing-masing dimana nantinya proses yang dilalui itu akan menghasilkan harga yang sesuai dan diminati oleh pasar dengan strategi pemasaran yang akurat dan sesuai. Dapat memberikan perubahan-perubahan yang positif dan dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Dalam kaitannya dengan kegiatan pemasaran , dalam penempatan harga merupakan salah satu cara strategi yang tepat untuk mengetahui sejauh mana pelanggan dapat puas terhadap suatu produk. Penempatan posisi harga yang baik serta promosi yang gencar dan menarik dimata konsumen, akan mendorong para konsumen untuk melakukan pembelian dan menggunakan produk tersebut secara terus menerus yang dikarenakan mereka merasakan kepuasan dari produk yang dibelinya tersebut. perusahaan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya. Dengan strategi harga yang murah, tetapi apabila kualitas barang tersebut tidak baik justru akan menjadi masalah dalam meningkatkan volume penjualan serta menurunnya kepuasan konsumen tersebut dan perusahaan malah akan menderita kerugian. Berbagai strategi penempatan harga disusun agar dapat menyeimbangkan atau bahkan lebih unggul dari para kompetitor yang pada
3 akhirnya memenangkan persaingan dan segala biaya dikeluarkan sebagai modal perusahaan untuk menyusun strategi yang tepat dalam menyusun strategi persaingan dapat tertutupi. Jika dalam konteks peralatan rumah sakit, bukan hanya satu perusahaan rumah sakit yang berani menetapkan harga yang cukup tinggi dibarengi dengan kualitas yang dimilikinya tetapi berbagai rumah sakit yang ada saat ini berani menetapkan harga yang tinggi untuk segala macam peralatan yang dimilikinya sehingga rumah sakit tersebut dikenal bukan hanya tentang service yang mereka tawarkan tetapi komersil dalam urusan peralatan. Untuk menetapkan harga pada barang atau peralatan rumah sakit sangatlah penuh dengan pertimbangan yang ada saat ini karena pencitraan semua rumah sakit tidaklah mudah karena yang ada saat ini rumah sakit adalah sebuah fasilitas yang ada yang dinaungi oleh pemerintahan atau suatu institusi, lembaga, yayasan, atau swasta sebagai alat untuk masyarakat dengan keluhan penyakitnya. Sehingga dalam pembahasan ini, penetapan harga yang diputuskan oleh setiap rumah sakit tidaklah mudah harus sesuai dengan pemikiran masyarakatnya dan memiliki latar belakang yang jelas dengan pencantuman harga yang ada. Penetapan harga pada peralatan yang ada di rumah sakit ini pun perlu melibatkan beberapa pihak yang berkaitan karena dengan adanya pendapat- pendapat maka akan bisa lebih masuk akal dalam pemikiran masyarakat. Penetapan harga pada peralatan rumah sakit pun bukan hanya melibatkan pada pihak inten saja melainkan ekstern. Seperti saat ini bukan hanya rumah sakit yang menyediakan peralatannya sendiri melainkan di luar pun sudah banyak toko-toko atau apotek yang menyediakan atau menjual peralatan rumah sakit yang dimana harganya juga sudah terlampau masuk akal. Sehingga konsumen
4 bisa dengan mudah membeli atau menemukan peralatan rumah sakit yang dibutuhkan di rumah yang tidak perlu mencarinya jauh-jauh di rumah sakit. Harga pada peralatan rumah sakit penetapannya memang penuh dengan pertimbangan yang bisa saja sekalinya salah mengambil keputusan akhir akan sangat berdampak besar pada kepuasan pelanggan. Banyak teori yang akan dianut pada setiap rumah sakit dalam menentukan setiap harga untuk peralatan yang dipunyanya karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, semua mengarah pada apa yang ditawarkan rumah sakit dan apa yang didapatkan oleh pelanggan atau konsumen. Mengingat pentingnya perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual , maka penulis tertarik untuk melakukan pemelitian dengan judul “TINJAUAN ATAS PENETAPAN HARGAPRODUK PERALATAN KESEHATAN PADA PT. RIVI UTAMA”. 1.2. Identifikasi Pembahasan Berdasarkan latar belakang di atas pokok masalah dalam penelitian ini dapat diidentifiasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses penetapan harga pada PT. Rivi Utama? 2. Bagaimana perbandingan teori penetapan harga dengan penerapan yang dilakukan PT. Rivi Utama? 1.3. Maksud dan Tujuan Pembahasan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh harga pokok produksi terhadap penetapan harga jual produk pada PT. Rivi Utama.Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses penetapan harga pada PT. Rivi Utama.
5 2. Untuk mengetahui perbandingan teori penetapan harga dengan penerapan yang dilakukan PT. Rivi Utama. 1.4. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTEK KERJA Waktu : Dua Bulan, dimulai dari tanggal 6 Februari 2014 – 5 April 2014. Office Hour (08.00 – 17.00) Tempat : Ruko Bantar Jati II Jl. Pandawa Blok A-2 No. 4 Bumi Indraprasta Bogor.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis. 2.1.1 Bauran Pemasaran Pemasaran pada saat ini mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan di mana telah terjadi perubahan dalam suatu lingkungan bisnis yang menyebabkan perusahaan harus selalu menyesuaikan strategi. Strategi ini digunakan agar keadaan suatu perusahaan akan menjadi lebih baik dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Pemasaran membutuhkan suatu program atau rencana pemasaran dalam melaksanakan kegiatannya guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.Program pemasaran tersebut terdiri dari sejumlah keputusan tentang bauran alat pemasaran disebut bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran pemasaran juga merupakan kebijakan yang digunakan pada perusahaan untuk mampu memasarkan produknya dan mencapai keuntungan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kotler (2003:15) adalah “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue it’s marketing objectives in the target market”. Bauranpemasaran merupakansekumpulan alat pemasaran (marketing mix) tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Sedangkan menurut McCarthy dalam Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat pemasaran itu menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P dalam pemasaran yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
7 Adapun bauran pemasaran menurut Zeithaml and Bitner (2004:18) “Marketing mix defined as the elemens an organizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer. These elements appear as core decisions variables in any marketing text or marketing plan”. Bauran pemasaran adalah elemen pada organisasi perusahan yang mengkontrol dalam melakukan komunikasi dengan konsumen atau dipakai untuk mencapai kepuasan konsumen. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan unsur dalam pemasaran yang saling berhubungan dan digunakan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif baik dalam memuaskan kebutuhan maupun keinginan konsumen.Bauran pemasaran tersebut menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang digunakan untuk memberpengaruh kepada pembeli. Dari sudut pandang pembeli, masing-masing alat pemasaran harus dirancang untuk memberikan suatu manfaat bagi pelanggan dan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Sementara itu, untuk pemasaran jasa diperlukan bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur yang telah berkembang.Pemasaran jasa dikatakan sebagai salah satu bentuk produk yang berarti setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan dari satu pihak ke pihak lainnya dan bersifat tidak berwujud.Sedangkan alat pemasaran tersebut dikenal dengan istilah “4P” dan dikembangkan menjadi “7P” yang dipakai sangat tepat untuk pemasaran jasa. Menurut Kotler dan Keller (2008:4) 7P didefinisikan sebagai berikut: 1. Produk (product)
8 Definisi produk menurut Philip Kotler adalah :“A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need”.Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk dapat berupa sub kategori yang menjelaskan dua jenis seperti barang dan jasa yang ditujukan kepada target pasar. 2. Harga (price) Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “Price is the amount of money charged for a product or service”.Harga adalah sejumlah uang yang mempunyai nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di mana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat pada pendapatan dari hasil penjualan. 3. Tempat/distribusi (place) Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer”.Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran.Distrubusi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna memastikan produknya.Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. 4. Promosi (promotion) Definisi promosi menurut Kotler adalah :“Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate and promote its product the target market”. Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan
9 perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. 5. Orang (people) People menurut Philip Kotler yaitu proses seleksi, pelatihan, danpemotivasian karyawan yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. 6. Bukti fisik (physical evidence) Bukti fisik menurut Philip Kotler yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen.Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan. 7. Proses (proces) Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa (Boom dan Bitner yang dikutip oleh Buchari Alma (2003:234). Proses merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan. Dari definisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran dikembangkan menjadi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari alat- alat pemasaran. Alat pemasaran tersebut terdiri dari product, price, place,promotion, people, physical evidence, dan proces.Hal ini digunakan oleh perusahaan dalam mencapai pasar sasaran yang ditentukan. 2.1.2 Penetapan Harga Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen dalam menentukan produk yang akan digunakannya. Harga memiliki peranan penentu dalam pilihan membeli yang merupakan unsur yang paling
10 penting yang menentukan pangsa pasar dan probabilitas di perusahaan.harga merupakan satu-satunya unsur dibauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, harga juga unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat. Harga memiliki pengaruh yang mengenai posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup. Menurut H. Djaslim saladin pengetian harga (2003:95) adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilaisuatu produk dibenak konsumen”. Menurut H. Djaslim saladin pengertian penetapan harga (2003:95) adalah “keputusan–keputusan mengenai harga yang ditetapkan oleh manajemen”. Sedangkan menurut Buchari alma (2005:170) penetapan harga adalah “keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu”. Penetapan harga adalah Menetapkan harga suatu barang. Apabila nilai harga barang itu terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh oleh penjual. Penentuan harga juga memiliki beberapa tujuan dan pendekatan dalam penentuan harga, pendekatan tersebut ada 3 macam. Yaitu : pendekatan supply dan demand, pendekatan yang berorientasi ke biaya, dan pendekatan pasar. Selain itu penentuan harga juga memiliki strategi-strategi tertentu.
11 Permintaan adalah jumlah barang atau komoditi yang diminta oleh pembeli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi. Permintaan juga memiliki Hukum permintaan yaitu “semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta”. Ada beberapa Factor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lainnya adalah Harga barang itu sendiri, Harga barang-barang lain yang bersifat substitutif terhadap barang tersebut, Pendapatan rumah-tangga atau pendapatan masyarakat, Selera dan prilaku seseorang atau masyarakat dan Jumlah penduduk. Dan juga Macam-Macam Permintaan Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah subjek pendukung. Penawaran adalah jumlah barang atau komoditi yang akan diproduksi dan ditawarkan untuk dijual dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi. Ada pula Hukum penawaran yaitu makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran antara lainnya ialah Harga barang itu sendiri, Harga barang-barang lain (barang- barang substitusi), Biaya produksi, Tujuan-tujuan perusahaan dan Tingkat teknologi yang digunakan. Selain itu ada pula Macam-Macam Penawaran Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran perorangan dan penawaran kolektif. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penetapan harga adalah keputusan-keputusan yang telah dirundingkan dan diambil oleh manajemen mengenai harga-harga yang akan ditetapkan dalam
12 jangka waktu tertentu untuk membuat konsumen tertarik dalam melakukan pembelian. 2.1.2.1 Tujuan Penetapan Harga Menurut Fandy tjiptono (2008:152) tujuan penetapan harga pada dasarnya terdapat empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu : 1. Tujuan Berorientasi Pada Laba Asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan lana paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu . dengan demikian, tidak munkin seatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. 2. Tujuan Berorientasi Pada Volume Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasakan tujuan yang beroreintasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan pengusaha bioskop dan pemilik bisnis pertunjukan lainya. Bagi sebuah perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan penerbangan yang berupaya memberikan
13 insentif berupa harga special agar dapat meminimalisasi jumlah kursi yang tidak terisi. 3. Tujuan Berorientasi Pada citra Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menerapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), missal dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu. Pada hakikatnyaa, naik penetapan harga tinggi mapun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhanbauran produk yang ditawarkan perusahaan. 4. Tujuan Stabilisasi Harga Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industy leader). 5. Tujuan tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.
14 2.1.1.2 Metode Penetapan Harga Menurut Fandy Tjiptono (2008:152) metode penetapan secara garis besar dikelompokan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan. 1. Metode penetapan berbasis permintaan Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu: a. Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli) b. Kemauan pelanggan untuk membeli c. Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan symbol status atau hanya produk d. Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan. e. Harga-harga produk substitusi 2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba. 3. Metode Penetapan Harga Berbasis laba Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukanatas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualn atau investasi.
15 4. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam : customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing. 2.1.2.2 Modifikasi harga Menurut H. djaslim saladin (2003:99) “Modifikasi harga dilakukan agar perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang maksimal dengan harga yng bersaing. Dan penetapan harga di bagi menjadi lima bagian”. yaitu: 1. Penetapan Harga per Wilayah Geografis Yaitu penetapan harga yang melibatkan perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai harga produk bagi konsumen yang berada diberbagai tempat di seluruh negeri. Lima strategi dalam penetapan harga per wilayah geografis diantaranya : a. Penetapan harga FOB, yaitu penetapan harga dengan memperhitungkan biaya angkutan sampai ke geladak kapal, dari geladak kapal sampai ke konsumen ditambah dengan ongkos angkutannya. b. Penetapan harga seragam, yaitu perusahaan menjual barang kepada konsumen dimanapun berada dengan harga plus biaya angkutan sama besarnya. c. Penetapan harga per wilayah yaitu, penetapan harga oleh wilayah yang bersangkutan.
16 d. Harga titik patokan yaitu, penetapan harga dimana penjual menunjuk suatu kota titik patokan dan kemudian member semua pembeli dengan biaya angkutan dari kota tersebut ke tujuan masing-masing, tanpa melihat apakah barang yang dibeli benar-benar dikirim ke kota tadi. e. Penetapan harga termasuk angkutan yaitu, kesediaan penjual untuk dibebani seluruh atau sebagian dari biaya angkutan, dengan maksud dapat memasarkan barangnya pada pelanggan khusus atau pada daerah tertentu yang diinginkan penjual. 2. Potongan harga dan Imbalan Khusus Harga yang disuaikan untuk menghargai pelanggan atas tindakan seperti pembayaran awal, volume penjualn dan pembelian diluar musim penetapan harga disesuaikan seperti : a. Potongan tunai (cash discount), yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar hutangnya tepat atau mendahului waktu yang telah di tentukan. b. Potongan kuantitas (quality discount), yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam jumlah besar. c. Potongan komulatif (comulatif discount), yaitu potongan yang diberikan atas dasar volume total pembelian yang dilakukan pada suatu periode tertentu. d. Potongan fungsional (functional discount), yaitu potongan yang diberikan karena perantara menjalankan fungsi perushaan.disebut juga potongan dagang atau trade discount, yaitu potongan yang diberikan kepada saluran distribusinya bila mereka ikut berperan dalam penyimpanan, penjualan dan pencatatan. e. Imbalan khusus (allowances), adalah imbalan yang diberikan kepada siapa saja yang membeli barang baru dengan membawa yang lama.
17 f. Promotion allowances, yaitu berupa potongan harga atau pembayaran yang digunakan untuk memberi imbalan kepada dealer yang berperan serta dalam iklan dan program promosi. 3. Penetapan Harga Promosi Yaitu penetapan harga dibawah daftar harga bahkan dibawah harga pokok, yang dilakukan pada saat-saat tertentu dalam rangka promosi. Penetapan harga ini terdiri dari : a. Supermarket dan toko toserba ada memasang harga miring pada beberapa barang dan berfungsi sebagai tumbal(loss leader) untuk menarik calon pembeli. b. Pada musim-musim tertentu penjual memasang harga khusus unutk memikat pembeli lebih banyak lagi. c. Produsen kadang-kadang menawarkan potongan tunai bagi konsumen yang membeli barang dari dealer selama jangka waktu tertentu. d. Potongan psikologis, merupakan suatu teknik harga promosi dimana penjual memasang harga semu yang tinggi dan menawarkan harga yang lain lebih rendah. 4. Penetapan harga diskriminatif Terjadi bila perusahaan menjual barang atau jasa yang berbeda-beda meskipun perbedaan biaya produk tersebut tidak proporsional dengan perkembangan harga.penetapan harga diskriminatif terdiri dari empat dasar : a. Konsumen, yaitu pembayaran harga yang berbeda-beda bagi konsumen yang berlainan. b. Bentuk produk, yaitu produk yang sedikit berbeda dihargai berlainan dan tidak proporsional dengan perbedan biayanya.
18 c. Tempat, yaitu yang didasarkan ditempat yang berbeda akan ditawarkan dengan harga yang berbeda pula, walaupunbiaya untuk pemasaran ditenpat-tempat tersebut tidak berbeda sebesar perbedaan harga jual d. Waktu, yaitu harga ditetapkan menurut musim, hari bahkan jam. 5. Penetapan Harga Produk Baru Yaitu penetapan yang berbeda-beda antara bauran produk asli yang dilindungi oleh hak paten dengan produk yang meniru produk yang sudah ada. Penetapan harga ini terdiri dari : a. Penetapan harga inovatif. Perusahaan yang sedang memperkenalkan suatu inovasi yang dilindungi oleh hak paten dapat memilih metode : 1) Penetapan harga untuk market skimming Dapat berhasil baik pada keadaan-keadaan sebagai berikut: a) Terdapat cukup banyak pembeli dengan permintaan tinggi b) Biaya per unit untuk memproduksi dan menyalurkan dalam jumlah keciltidak bertambah sangat banyak sehingga masih terbeli oleh konsumen. c) Harga jual perdana yang tinggi tidak akan merangsang para pesaing untuk masuk. d) Harga jual tinggi mengandung citra produk istimewa. 2) Penetapan harga untuk penetrasi pasar Banyak perusahaan yang memasang harga relative rendah pada produk inovatif mereka, dengan harapan akan menarik banyak sekali pembeli sehingga memperoleh bagian pasar yang luas. b. Penetapan harga pada produk baru tiruan Sebuah perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan produk tiruan akan mengahadapi masalah penetapan produk,
19 perusahaan tersebut harus mengambil keputusasn mengenai produk dari segi harga jual dan mutu. 6. Penetapan Harga Dalam Bauran Produk Harga yang memaksimalkan laba dari total bauran produk. Penetapn harga ini terdiri dari: a. Penetapan harga lini produk, yaitu perushaan yang mengembangkan produk lini dari satu mata produk secara tersendiri. b. Penetapan harga produk opsional, yaitu perusahaan yang menawarkan produk atau cirri opsional disamping produk pokoknya. c. Penetapan harga produk yang saling menarik, yaitu penetapan harga terhadap barang-barang yang penggunaanya harus bersama-sama dengan barang pokok yang lainnya. d. Penetapan harga produk sampingan, penetapan harga bagi produk sampingan disamping produk-pokok, agar lebih mampu bersaing di pasar. 2.1.1 Strategi Penetapan Harga Penentuan strategi penetapan harga yang tepat untuk produk adalah sesuatu yang menantang dan dinamis bagi perusahaan karena berbagai factor seperti deregulasi, pembeli yang kaya informasi, persaingan global yang ketat, pertumbuhan yang lambat dibeberapa pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk memperkuat posisi pasar. Harga akan membawa dampak bagi kinerja keuangan dan memiliki pengaruh penting terhadap positioning pembeli terhadap merk-merk yang ada. Harga dapat berfungsi sebagai proksi kualitas produk ketika pembeli menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi kualitas produk yang kompleks.
20 Secara garis besar strategi penetapan harga menurut Fandy Tjiptono (2008:170), dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu : 1. Strategi Penetapan Harga Baru Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu juga sedapat mungkun mencegah timbulnya persaingan sengit. Pada hakikatnya ada dua strategi pokok dalam menetapkan harga produk baru, yaitu : a. Skimming Pricing Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya diterapkan dengan strategi ini, diantaranya produk-produk yang berkaitan dengan teknologi baru. b. Penetration Pricing Dalam strategi ini harga ditetapkan relative rendah pada tahap awal Product Life Cycle. Tujuannya adalah agar dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah, maka perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomis dan menurunnya biaya per unit. Strategi ini memiliki perspektif jangka panjang dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. 2. Strategi Penetapan Harga Produk yang Sudah Mapan a. Dalam melakukan penilaian kembali terhadap strategi penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan memiliki tiga alternative strategi, yaitu: Mempertahankan harga. Strategi ini dilaksanakan dengan tujuan
21 mempertahankan posisi dalam pasar (misalnya pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan) dan untuk meningkatkan citra yang baik dimasyarakat. b. Menurunkan harga Strategi ini bukanlah strategi yang gampang dilaksanakan, karena perusahaan harus memiliki kemampuan financial yang besar dan sanggup menghadapi setiapkemungkinan persaingan yang timbul, terutama dalam aspek harga. Selain itu perusahaan juga harus memahami fungsi permintaan terhadap produknya. Apabila strategi menurunkan harga dapat dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menerapkannya mungkin dapat memperolrh hasil berupa marjin laba yang lebih rendah (dengan asumsi harganya konstan) dan volume penjualan yang lebih besar. c. Menaikkan harga Dalam situasi dimana suatu merk memiliki kunggulan diferensial dibandingkan merk lainnya, maka perusahaan bisa menaikkan harganya sehingga dapat memaksimumkan manfaat produk dan memperoleh keuntungan dari keunikan produk tersebut. Selain itu harga juga bisa dinaikkan dengan tujuan untuk melakukan segmentasi pasar. 3. Strategi Fleksibilitas Harga Fleksibilitas dapat dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang berbeda pada pasar yang berlainan atas dasar lokasi geografis, waktu penyampaian/pengiriman atau kompleksitas produk yang diharapkan. Strategiini terdiri atas dua macam strategi, yaitu :
22 a. Strategi Satu Harga (Harga Tunggal) Dalam strategi ini perusahaan membebankan harga yang sama kepada setiap pelanggan yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi yang sama pula. b. Strategi Penetapan Harga Fleksibel Strategi penetapan harga fleksibel merupakan strategi pembebanan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang kualitasnya sama. Tujuan strategi ini adalah untuk memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan keluwesan dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian, baik kebawah maupun ke atas terhadap harga. 4. Strategi Penetapan Harga Lini Produk Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga suatu lini produk berdasarkan hubungan dan dampak setiap produk terhadap lininya. Apakah kompetitif atau komplementer. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk. 5. Strategi Leasing Merupakan suatu kontrak persetujuan antara pemilik aktiva dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut untuk jangkawaktu tertentu dengan tingkat return tertentu. 6. Strategi Bundling Pricing Strategi ini memasukkan marjin ekstra dalam harga untuk menutupi bermacam-macam fungsi dan jasa pendukung yang dibutuhkan untuk menjual dan mempertahankan produk selama masa manfaatnya. Strategi yang biasa disebut pula dengan istilah iceberg pricing ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang juga menerapkan strategi leasing.
23 7. Strategi Kepemimpinan Harga Strategi ini digunakan oleh pemimpin pasar dalam suatu industri untuk melakukan perubahan harga yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut. Tujuannya adalah untuk melakukan pengendalian terhadap keptusan penetapan harga. dalam industri yang mendukung strategi pemasaan perusahaan pemimpin, misalnya menciptakan barrier to entry, meningkatkan marjin laba, dan lain-lain. 8. Strategi Penetapan Harga untuk membentuk Pangsa Pasar Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru. Tujuannya adalah untuk meraih pangsa pasar yang besar, sehingga perusahaan mampu memiliki keunggulan biaya dan pasarnya tidak dapat dikuasai oleh pesaing. Dasar pemikiran strategi ini adalah asumsi mengenai dampak pangsa pasar terhadap strategi penetapan harga. 2.1.3.1 Sasaran Strategi Harga Joel R. Evan dan Barry Berman, mengelompokkan berbagai sasaran umum strategi harga menjadi tiga golongan (Siswanto Sutojo, 2004, 79), yaitu : 1. Sasaran berorientasi pada hasil penjualan Termasuk dalam sasaran strategi harga yang berorientasi pada hasil penjualan adalah mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk yang dihasilkan. Hal itu disebabkan karena dengan mempertahankan pangsa pasar tersebut mereka dapat memproduksi, menjual produk dan mendapatkan keuntungan yang layak.
24 2. Sasaran berorientasi pada keuntungan Termasuk dalam kategori sasaran yang berorientasi pada keuntungan adalah : a. Mencapai presentase return on investment dan profit on sales tertentu, yang dapat diuraikan, sebagai berikut : 1) Return On Investment adalah perbandingan antara jumlah atau keuntungan yang diperoleh dari produk atau produk-produk tertentu dengan jumlah dana yang telah ditanamkan untuk memperoduksi produk atau produk-produk tertentu. 2) Profit on sales adalah perbandingan antara jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan selama masa tertentu dan jumlah hasil penjualan selama masa yang sama. Beberapa alasan mengapa perusahaan mematok persentase return on investment atau profit on salesyang ingin mereka capai dalam strategi harga, antara lain : a) Persentase keuntungan tersebut cukup wajar dibandingkan dengan persentase balas jasa uang (cost of money)yang berlaku di pasar, misalnya suku bunga deposito, persentase rata-rata deviden atau bunga obligasi. b) Tingkat persentase keuntungan tersebut berlaku secara umum di sektor usaha mereka beroperasi. c) Persentase keuntungan tersebut merupakan sasaran perbaikan profitabilitas perusahaan dalam jangka menengah. d) Persentase keuntungan itu adalah angka yang menurut keyakinan perusahaan dapat dicapai dalam jangka menengah.
25 b. Memaksimalkan keuntungan Mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya merupakan sasaran strategi harga yang banyak sekali dianut perusahaan. Maksimalisasi keuntungan dapat menjadi sasaran jangka pendek maupun jangka menengah. Maksimalisasi keuntungan jangka pendek cenderung merugikan konsumen. Sedangkan maksimalisasi keuntungan jangka menengah dan panjang dapat menyelaraskan tujuan perusahaan dengan tujuan konsumen. Perusahaan yang menempatkan maksimalisasi keuntungan jangka panjang, bilamana perlu bersedia menderita rugi jangka pendek. Keuntungan maksimal diperoleh dari produk-produk yang dihasilkan perusahaan secara keseluruhan bukan dari produk satu per satu. 3. Sasaran berorientasi pada suasana status quo Termasuk dalam katagori sasaran strategi harga yang berorientasi pada suasana status quo persaingan adalah : a. Stabilitas harga Tujuan mempertahankan harga tetap stabil dipasar sangat erat hubungannya dengan keinginan perusahaan mencapai persentase return on invesment dan profit on sales. Agar dapat mencapai persentase keuntungan yang telah direncanakan diperlukan harga produk yang stabil minimum dalam jangka pendek. Apabila harga produk yang dipasarkan terus menerus naik turun, jumlah hasil penjualan juga akan naik turun. Akibatnya jumlah keuntungan dan profibilitas perusahaan dari watu ke waktu akan turun naik. Tujuan perusahaan menciptakan stabilisasi harga dipasar seringkali muncul pada sektor usaha bisnis dimana terdapat perusahaan yang bertindak sebagai pimpinan bisnis (The Business leader), walaupun dengan
26 berjalannya waktu pimpinan bisnis dalam sektor usaha tertentu dapat berpindah dari perusahaan ke perusahaan lain, acapkali pimpinan yang baru tetap juga menginginkan agar harga produk mereka di pasar seringkali tidak berubah-ubah. b. Mengikuti harga perusahaan saingan dan mencegah persaingan harga Perusahaan yang kedudukannya di pasar tidak begitu kuat atau perusahaan baru seringkali menetapkan harga produknya dengan berpedoman “Follow the leader“, mengikuti harga yang ditetapkan pimpinan bisnis. Harga produk perusahaan pemegang komando bisnis menjadi pedoman batas atas harga produk mereka. Selanjutnya perusahaan yang bersangkutan menghitung berapa seharusnya harga pokok produk mereka, kemudian menentukanharga produk mereka sedikit dibawah harga produk pimpinan bisnis. Apabila dengan harga tersebut mereka tidak memperoleh keuntungan perusahaan yang bersangkutan harus berusaha keras untuk menekan harga pokok produk mereka. 2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Fandy Tjiptono, 2003 : 154), secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu : 1. Faktor Internal Perusahaan a. Tujuan pemasaran perusahaan Tujuan ini bisa berupa memaksimalkan laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan dan melaksanakan tanggung jawab sosil.
27 b. Strategi bauran pasar Harga hanyalah satu komponen dari bauran pasar. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran yang lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi. c. Biaya Biaya merupakan faktor yang menetukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada penentuan harga. d. Organisasi Manajemen perlu memutuskan siapa dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing. Dalam pasar industri, para wiraniaga diperkenan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna menetapkan rentang harga tertentu. e. Mutu barang Dalam menetapkan harga yang tinggi atau mahal, para pengecer biasanya menonjolkan reputasi produk, nama merk, perwujudan fisik dari barang tersebut seperti warna dan bentuk. Jika menetapkan harga barang yang murah, maka perbedaan harga dengan pesaing harga harus ditonjolkan. Dengan demikian, berarti ada hubungan antara suatu barang dengan kualitas barang tersebut. Maksudnya adalah bahwa harga suatu barang sesuai dengan mutunya, dan mutu barang sesuai dengan harganya. Sehingga kita dapat menetapkan harga sesuai dengan tingkat mutu barang.
28 2. Faktor Lingkungan Eksternal a. Sifat pasar dan pemerintah Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan pemerintah yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli atau monopoli. b. Persaingan Menurut Porter ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu : 1) Jumlah perusahaan dalam industri 2) Ukuran relatif anggota dalam industri 3) Variasi produk 4) Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan c. Permintaan konsumen Mekanisme permintaan konsumen mempengaruhi penetapan harga dengan konsep Elastisitas Permintaan. Permintaan konsumen akan sebuah produk sering bersifat sensitif terhadap harga. Elastisitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kepekaan ini dan pengaruh perubahan harga atas kuantitas yang diminta adalah Konsep elastisitas permintaan. Sebuah produk dikatakan memiliki permintaan yang elastis jika perubahan harganya mempengaruhi permintaan secara signifikan. Sebuah produk dikatakan memiliki permintaan yang inelastis jika perubahan harganya tidak mempengaruhi permintaan secara signifikan . Dalam beberapa pasar, permintaan produk sangatlah elastis. Dengan harga lebih rendah, jumlah yang dibeli akan meningkat pesat sehingga memberikan penerimaan yang tinggi.
29 d. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya Perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi, kebijakan dan peraturan pemerintah serta aspek sosial.
30 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sejarah PT. Rivi Utama Didirikan pada tahun 2000 di Bogor, PT. Rivi Utama pada awalnya bertujuan memasok alat–alat kesehatan untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. PT. Rivi Utama atau dikenal dengan namaPT. RV yang bergerakdi bidang penjualan produk alat- alat kesehatan kepada Rumah Sakit. Perusahaan yang didirikan pertama kali berdiri di Jl.Pandawa Blok A-2 Bumi Indraprasta Bogor, dengan produk yang terbatas hanya pada jenis alat– alat kesehatan, sebagian besar kegiatan berlangsung di bagian alkes. Permintaan akan alat–alat kesehatan terus meningkat. Pada tahun 2002 produk PT. Rivi Utama telah tersedia di seluruh Daerah Bogor. Yakin dengan kemampuannya memproduksi alat–alat kesehatan berkualitas tinggi, PT. Rivi Utama mengambil langkah besar untuk menembus pasar jabotabek melalui Surabaya. Hal ini ternyata menjadi pintu bagi PT. Rivi Utama untuk memasok kebutuhan pasar alat–alat kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2004, produk Dexa Medica telah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2006 PT. Rivi Utama memperkuat posisinya sebagai perusahaan nasional, dengan secara strategis memindahkan kantor pemasaran ke Jakarta. Sejak tahun 2008, dari tahun ke tahun, penjualan PT. Rivi Utama di pasar domestik tumbuh pesat di lingkungan industri alkes Indonesia. Selanjutnya, tahun
31 2011, PT. Rivi Utama terus memperkokoh tim manajemen, dan tetap fokus pada bisnis inti yaitu memproduksi dan memasarkan produk-produk farmasi yang berkualitas. Visi PT. Rivi Utama memiliki Visi yaitu “Menjadi perusahaan distributor alat kesehatan yang mempunyai daya saing dan menjadi pemain alat kesehatan terkemuka di daerah dan di luar daerah”. Misi Misi dari PT. Rivi Utama adalah : 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan peralatan kesehatan yang mempunyai keunggulan kompetitif. 2. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (karyawan) sehingga dapat berperan dalam pengembangan perusahaan. 3. Memberikan pelayanan kepada konsumen secara maksimal sehingga keberadaan perusahaan dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan. 3.2 Struktur Organisasi PT. Rivi Utama Organisasi adalah kerangka yang menunjukan hubungan antara pejabat maupun kegiatan kerja yang satu dengan yang lain sehingga jelas kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam suatu kesepakatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi merupakan hubungan fisik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi secara bersama.
32 Dengan adanya struktur organisasi, pengaturan pekerjaan yang tepat dari pemimpin sampai karyawan. Batas dan kekuasaan serta tanggung jawab setiap bagian dapat digariskan dengan tepat. Struktur organisasi pada PT. Rivi Utama berbentuk organisasi lini, artinya kekuasaan mengalir dari puncak pemimpin organisasi sampai kepada unit organisasi yang ada dibawahnya, begitupula dengan pertanggungjawaban pekerjaan yang menjadi kewajiban karyawan harus mengalir dari unit yang ada dibawahnya sampai pada tingkat paling atas secara bertahap berdasarkan tingkat dari jabatan yang dipegangnya. PT. Rivi Utama merupakan sebuah perusahaan kecil sehingga ada beberapa jabatan yang merangkap dengan jabatan lainnya. Diantaranya adalahJob description atau deskripsi jabatan PT. Rivi Utama sesuai dengan struktur organisasi yaitu sebagai berikut : 1. Dewan Direksi a. Menentukan kebijakan perusahaan. b. Melakukan penerimaan maupun pemberhentian terhadap manager, dan staff yang ada75. 2. Bagian Marketing a. Memasarkan produk perusahaan. b. Menagih Pembayaran yang sudah jatuh tempo. c. Menjaga hubungan baik dengan customer. 3. Bagian Keuangan a. Mencatat pendapatan dan pengeluaran perusahaan. b. Menerima pendapatan dari konsumen. c. Mengeluarkan dana operasional.
33 d. Membuat laporan keuangan setiap bulan untuk diserahkan kepada pemilik. e. Mencatat ulang dan piutang perusahaan. 4. Bagian Gudang a. Mencatat keluar - masuk barang. b. Menghitung barang stok barang di gudang. 5. Bagian Purchasing a. Mengorder barang 6. .Bagian Trainer & Product Spesialist a. Mengecek barang yang akan di kirim. b. Melaksanakan training & uji fungsi alat pada user. c. Memperbaiki barang yang rusak.
34 Sumber : PT Rivi Utama Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Rivi Utama Subdivisi Trainer & Produk Specialist
35 3.3 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan asset perusahaan terutama bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan pelayanan. Dengan pelayanan yang baik menghasilkan nasabah yang loyal dan dibutuhkan sumber daya yang berkualitas. Begitupula Sumber daya manusia pada PT. Rivi Utama terdapat 75 orang karyawan. Pada PT. Rivi Utama setiap karyawan selalu diberikan pelatihan pendidikan untuk lebih mendalami setiap bagiannya. Penarikan karyawan baru di PT. Rivi Utama dilakukan dengan penyeleksian yang ketat. 1. Tabel pengelompokan sumber daya manusia berdasarkan jenis kelamin sebagaimana yang terlihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: PT. Rivi Utama 2. Tabel pengelompokan sumber daya manusia berdasarkan usia sebagaimana yang terlihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut. Tabel 3.2 Distribusi Berdasarkan Usia Sumber : PT. Rivi Utama
36 3. Tabel pengelompokan sumber daya manusia berdasarkan jenjang Pendidikan sebagaimana yang terlihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut. 3.3 Tabel Distribusi Berdasarkan Jenjang Pendidikan Sumber : PT. Rivi Utama Perkembangan sumber daya manusia di PT. Rivi Utama sangat signifikan walaupun datang dari latar belakang yang berbeda tapi tenaga kerja yang ada di dalamnya mampu memberikan kerja sama yang baik disetiap kegiatan pekerjaannya dari masing-masing orang dan bidang karena bukan hanya kerjasama antar individu satu dengan yang lainnya tapi juga kerja sama Divisi Perkembangan Sumber Daya Manusia dengan seluruh karyawan dengan memberikan beberapa pelatihan untuk seluruh karyawannya. Dalam mengelola sumber daya manusia juga, PT. Rivi Utama Bogor sering melakukan kerjasama yang baik di dalam maupun di luar perusahaan. 3.4 Sarana dan Prasarana Penulis ditempatkan pada bagian Marketing. Pada bagian ini penulis mempunyai tugas untuk memasarkan produk dan melayani custumer yang akan membeli produk.
37 Adapun alat-alat kantor yang merupakan fasilitas kantor yang diberikan oleh perusahaan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut : 1. Gedung dan alat transportasi kantor tersedia (mobil dan motor). 2. Personal komputer merk HP 5502, wearness, compaq MV520. 3. Mesin Printer. 4. Telepon merk panasonic advance. 5. Mesin fax merk panasonic KX-FT24. 6. Mesin tik elektrik merk brother Gx-6750. 7. Mesin fotocopy merk canon IR2000. 8. Kalender. 9. Televisi. 10. Pembolong kertas (hole punch) merk kenko. 11. Lemari arsip (filling cabinet). 12. Alat tulis kantor (ATK) berupa pensil, pulpen, penghapus, tipe-x, spidol, penggaris dan alat tulis lainnya. 13. Kalkulator merk casio. 14. Meja dan kursi kantor merk archigrama. 15. Flashdisk dengan merk seperti kingstone dan Tosiba dengan kapasitas 16GB. 3.5 Uraian Singkat Kegiatan Magang Penulis melaksanakan kerja praktek di PT. Rivi Utama selama kurun waktu 2 (dua) bulan, Selama mengerjakan kerja praktek di PT. Rivi Utama, Penulis ditempatkan di bagian marketing. Selama kerja praktek, penulis tidak menemukan kesulitan karena pihak perusahaan sangat membimbing dan memberikan pengarahan dengan baik kepada penulis. Penulis merasa bangga
38 telah melaksanakan kerja praktek di PT. Rivi Utama dan melaksanakan tugas- tugas yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh penulis. Adapun pekerjaan yang dilakukan oleh penulis di bagian marketing adalah sebagai berikut : 1. Memfotocopy dan memfax surat-surat atau berkas-berkas penting yang berkaitan dengan customer. Di sini penulis dibimbing oleh pihak perusahaan khususnya di divisi marketing tapi bukan hanya sekedar memfotokopy saja dan memfax saja tapi penulis mampu mendapatkan ilmu lewat aktivitas ini berkaitan dengan laporan yang penulis butuhkan. Seperti contohnya data pengeluaran produk atau barang yang ada saat ini di perusahaan dengan langsung berkaitan melalui konsumen atapun pengantar barang atau kurir. Penulis melakukan aktivitas ini secara terarah dan melalui bimbingan. Sehingga, bukan hanya hal sepela saja yang dapat dikerjakan tapi juga manfaat seperti memfotokopy berkas atau laporan tiap minggu dan tiap bulan yang langsung direkap di beberapa dokumen kantor. Memfax kebutuhan konsumen yang siap melakukan order barang kepada perusahaan secara langsung dengan begitu, penulis mengetahui data pemasukan dan pengeluaran produk perusahaan melalui aktivitas ini. 2. Memasarkan produk-produk yang terdapat di PT. Rivi Utama ke customer.Penulis di sini bertindak sebagai distributor langsung yang membawa atau menawarkan produk perusahaan secara langsung kepada konsumen atau pelanggan tetap. Tapi masih dalam pengawasan pembimbing dan penulis diberi kebebasan dalam melakukan transaksi nego harga ataupun pemilihan produk yang dibutuhkan oleh pelanggan. Penulis juga mampu memasarkan produk perusahaan dengan diberikan target usaha oleh perusahaan melalui pembimbing dan diberikan deadline oleh perusahaan. Dengan ini, penulis selalu diberikan arahan oleh pembimbing
39 serta masukan dari pelanggan yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan atau yang sangat mempenagruhi kualitas produk serta daya beli konsumen. Penulis berkeliling langsung untuk menemui konsumen atau pelanggan, dengan kata lain disebut direct selling. 3. Menginput data barang-barang masuk dan keluar di PT. Rivi Utama. Aktivitas ini penulis lakukan di dalam kantor bukan praktek lapangan. Penulis dibimbing untuk menginput data perusahaan barang masuk dan keluar serta membuat laporan bulanan yang penulis langsung berikan atau laporkan kepada kepala divisi marketing dengan bimbingan dari pembimbing. 4. Menagih pembayaran yang sudah jatuh tempo kepada customer. Dalam kegiatan ini penulis dibimbing untuk menagih pembayaran yang tertunda di pelanggan yang sudah jatuh tempo dengan cara penulis mendampingi orang bagian distribusi untuk menemui langsung pelanggan yang bersangkutan dengan memintanya secara setara dengan proses yang ada. Dengan melakukan janji terlebih dahulu tapi jika tidak ada respon apa-apa maka pihak perusahaan harus bertindak tegas. 5. Membuat report setiap bulan atau report monthly antara barang keluar dan barang masuk. Penulis dibimbing untuk membuat laporan kepada atasan dalam divisi Marketing pada setiap bulan sekali selama penulis melakukan kegiatan praktek lapangan selama dua bulan penuh. Dalam laporan tersebut, penulis merekap kegiatan produk yang sudah berhasil didistribusikan kepada pelanggan yang mana saja dan produk apa saja. Lalu melaporkan barang mana saja yang gagal didistribusikan dengan alasan tertentu seperti pembayaran yang tidak lancar, pihak pelanggan membatalkan sepihak, atau pelanggan yang melanggar syarat dan ketentuan yang diberikan oleh perusahaan PT. Rivi Utama.
40 3.6 Perbandingan antara Teori dan Praktek 3.6.1 Proses penetapan harga pada PT. Rivi Utama. Teori penetapan harga biasanya berpengaruh langsung terhadap daya beli konsumen yang sensitif akan kualitas barang melalui harga itu sendiri. Harga merupakan satu-satunya komponen dalam bauran pemasaran yang dikategorikan sebagai pemasukan. Harga lebih ditentukan oleh konsumen dan kompetitor atau dinamika persaingan. Sedikit banyak informasi yang diperoleh konsumen mempengaruhi terjadinya satu transaksi karena konsumen mempunyai informasi atau referensi untuk membandingkan harga produk yang satu dengan harga produk yang lainnya. Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Berbicara harga berarti bicara tentang citra kualitas dan seberapa tinggi eksklusifitasnya. Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap persepsi kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap sebuah merek atau produk. Walaupun harus mempertimbangkan berbagai faktor lain terkait, secara kasar dapat dikatakan bahwa makin tinggi harga yang ditetapkan secara relatif terhadap kompetitor, makin eksklusif pula konsumen sasarannya. Penetapan harga juga berbicara mengenai variasi produk. Dengan fungsinya yang amat luas, perlu pendekatan harga yang bersifat strategis yang tertuang dalam powerpricing. Power pricing adalah bagaimana mengelola harga sebagai suatu elemen strategis dalam mendukung strategic positioning yang telah ada dan tentunya dapat pula mendukung tujuan bisnis secara keseluruhan. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaing, dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan
41 adalah menetapkan harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produknya, pasarnya, dan tujuan perusahaan. Dengan kata lain, strategi penetapan harga ditentukan oleh keputusan manajemen tentang bauran produk, kualitas produk dan merek produk. Strategi distribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil di dalam kombinasi strategi periklanan dengan armada penjualan. Strategi penetapan harga mempengaruhi keputusan elemen bauran pemasaran lainnya. Karena, harga itu sendiri merupakan salah satu elemen bauran pemasaran. Sedangkan di dalam prakteknya, penetapan harga yang ada di PT. Rivi Utama adalah dengan memperhitungkan dari segi kualitas barang dan banyaknya permintaan dari setiap pelanggan rumah sakit yang merupakan konsumen tetap maupun tidak tetap di PT. Rivi Utama. Bukan berarti konsumen atau pelanggan tidak ambil andil dalam proses penetapan harga di PT. Rivi Utama, tapi di dalam perusahaan lebih melihat dari kualitas produk yang dimilikinya. Selepas dari itu, adanya permintaan yang banyak ataupun sedikit juga sangat mempengaruhi pada penetapan harga yang ada di perusahaan. Dengan adanya hal ini, maka pelanggan atau konsumen mampu mengambil andil atau turut aktif dalam proses atau strategi penetapan harga. PT. Rivi Utama memberikan kebebasan secara tidak disadari oleh pelanggan untuk memberikan kontribusinya terhadap produk yang dimiliki oleh PT. Rivi Utama terlebih dalam kategori harga dan kepuasan. Strategi harga yang ada di PT. Rivi Utama lebih terbuka dengan adanya konsumen atau pelanggan yang bisa update langsung harga di perusahaan lewat distribusi yang dikelola langsung oleh perusahaan PT. Rivi Utama atau keterbukaan lewat komunikasi dua arah langsung ataupun tidak langsung yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan pelanggan yang
42 membutuhkan update harga produk terbaru perusahaan. Sejauh ini, di PT. Rivi Utama melakukan strategi penetapan harga dengan memperhitungkan kualitas produk serta daya beli atau permintaan pelanggan. Untuk prosesnya, PT. Rivi Utama melakukan komunikasi antar produsen dan pelanggan yang akan mempengaruhi penetapan harga yang ada di perusahaan. Dengan itu, maka proses penetapan harga yang ada di PT. Rivi Utama sangat terbuka baik dari pihak produsen ataupun pelanggan. Oleh karena itu, penetapan harga pada setiap produk yang ada di PT. Rivi Utama lebih mudah diterima oleh pelanggan bila ada perubahan sewaktu-waktu. Penetapan harga jual dalam produk peralatan kesehatan tentu tidak bisa disamakan seperti penetapan harga jual dalam perusahaan Manufaktur yang bisa langsung di hitung setelah penetapan harga pokok penjualan. Dalam dunia alat kesehatan. Harga jual ditentukan oleh mekanisme pasar. Mereka juga memiliki wadah yang dinamakan PINSAR (pusat informasi pasar). Pinsar inilah yang mengeluarkan harga posko atau harga acuan setiap harinya. Harga posko yang dilakukan merupakan hasil survei pasar ataupun hasil dari kesepakatan musyawarah masyarakat. Tapi tentu harga jual akhir akan di tentukan oleh pasar juga. Itulah sebabnya, sangat tidak aneh apabila sering terjadi selisih harga antara psko dan harga pasar. Karena apabila ternyata pasar tidak kuat atau permintaan turun ataupun ternyata produk banjir di pasaran, maka biasanya pembeli akan meminta CN (Credit Note) dari harga posko dari alat kesehatan atau jika yang terjadi sebaliknya, pasar dalam keadaan stabil atau produk langka di pasaran, maka biasanya alat kesehatan akan meminta DN (Debit Note) dari harga posko. Jadi penetapan harga jual alat kesehatan di PT. Rivi Utama di tentukan oleh mekanisme pasar dengan harga posko yang menjadi harga acuan. PT. Rivi
43 Utama tidak bisa mengatur laba yang di inginkannya bila harga melebihi harga pokok produksi maka perusahaan akan mendapatkan laba, apabila harga pasar dibawah harga pokok produksi akan mendapatkan laba, apabila harga pasar dibawah harga pokok produksi makan perusahaan akan mengalami kerugian. Proses penyaluran distribusi produk alat kesehatan di PT. Rivi Utama melalui beberapa tahap yaitu dari produsen ke PT Rivi Utama lalu di pasarkan ke rumah sakit atau ke konsumen. Tabel 3.4 Daftar Harga Hospital FurniturePT. Rivi Utama 2014 Bed Side Cabinet Stainless Steel Blue Light/ Phototherapy unit Examination/ Doctor Stool Lampu Baca Rongent/ x-ray Illuminator Meja Periksa Pasien Kebidanan Meja Verband/ Dressing Tolly
44 Sanggahan Kaki/ Lakop Kaki SS Tempat Tidur Elegant Electric Sumber : PT. Rivi Utama 3.6.2 Perbandingan teori penetapan harga dengan penerapan yang dilakukan PT. Rivi Utama. Dari pelaksanaan Tugas Kerja Praktek Penulis pada bagian marketing di PT. Rivi Utama dapat dikatakan bahwa teori yang didapatkan oleh penulis di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan sangat terkait dengan tugas praktek penulis khususnya pada mata kuliah Manajemen Pemasaran. Pada praktek kuliah Manajemen Pemasaran penulis banyak memperoleh pengetahuan tentang marketing mengenai 4P yaitu Produk, Price, Place and Promotion, selain itu penulis juga memperoleh tentang penetepan harga dan startegi penetapan harga. Sehingga penulis telah mendapatkan bekal praktek dan gambaran dalam memasuki kerja praktek tersebut, misalnya melayani konsumen yang ingin membeli produk perusahaan PT. Rivi Utama. Dalam teorinya, penetapan harga pada setiap produk yang ada sangat sensitif dengan daya beli dan pendangan konsumen terhadap kualitas pada produk atau barang yang ada tersebut. Peran harga pada setiap produk akan membawa produk tersebut mudah diingat atau diabaikan begitu saja oleh konsumen. Dengan kata lain, harga pada produk mencerminkan setiap faktor yang berkaitan dengan pembelian jika dilihat dari segi konsumen serta
45 memberikan pencerminan daya kualitas dari segi produk dan distribusinya. Menurut Dolan dan Simon, harga merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual. Sedangkan menurut Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Pada teori penetapan harga adanya faktor yang mempengaruhi di dalamnya yang sangat berpengaruh besar terhadap penetapan harga itu sendiri yaitu permintaan dan penawaran. Permintaan itu sendiri adalah jumlah barang dan jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain yang berkaitan 3. Tingkat pendapatan 4. Selera konsumen 5. Ekspetasi atau perkiraan. Penawaran adalah setiap produsen yang menghasilkan barang dan jasa tertentu dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dengan cara menjual hasil produk tersebut. Penawaran juga bisa diartikan tersedianya barang atau jasa di pasar untuk dijual pada saat tertentu dengan tingkat harga tertentu pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga sumber produksi 3. Tingkat produksi 4. Ekspetasi atau perkiraan
46 Teori selanjutnya dalam penetapan harga adalah dapat disimpulkan bahwa peran konsumen sangat berperan penting dalam penetapan harga. Maka dari itu setelah menjelaskan teori yang dipakai dalam penetapan harga produk peralatah kesehatan ini maka dijabarkan secara ringkas tentang prinsip dari strategi penetapan harga produk peralatan kesehatan dengan menjelaskan pengertian dan penggunaannya. Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, artinya bila hargabarang terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dansebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadiberkurang. Banyak konsumen beranggapan bahwa harga barang yang tinggi identikdengan mutu yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, mutu barang yang tinggicenderung diikuti oleh harga yang mahal. Dalam menetapkan harga yang tinggiatau mahal, para pengecer biasanya menonjolkan reputasi produk, nama merk,perwujudan fisik dari barang tersebut seperti wana dan bentuk. Jika menetapkanharga barang yang murah, maka perbedaan harga dengan pesaing harga harusditonjolkan. Dengan demikian, berarti ada hubungan antara suatu barangdengan kualitas barang tersebut. Maksudnya adalah bahwa harga suatu barangsesuai dengan mutunya, dan mutu barang sesuai dengan harganya. Sehinggakita dapat menetapkan harga sesuai dengan tingkat mutu barang. Contoh kasus dari startegi penetapan harga di PT Rivi Utama yaitu antara produk yang dipasarkan perusahaan seperti Tempat Tidur ICU Electric dengan Tempat Tidur ICU Manual keduanya mempunyai perbedaan harga yang sangat jauh. Untuk Tempat Tidur ICU Electic diberi harga sebesar Rp. 35.000.000 sedangkan Tempat Tidur ICU Manual dihargai Rp. 18.000.000. keduanya mempunyai harga yang jauh berbeda dikarenakan kualitas barang tersebut yang membedakannya sesuai dengan mutu dan mutu barang sesuai dengan harga.
47 Tujuan utama dari penetapan harga Menurut Kotler (2003, 520-535) pertama-tama perusahaan harus memutuskan dimana ia ingin memposisikan tawaran pasar semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan haraga : kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pangsa pasar maksimum, skiming pasar maksimum, atau kepemimpinan mutu-produk. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroprasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan tetapi, kelangsungan hidp hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah. Banyak perusahaan mencoba untuk menetapkan harga yang akan memaksimumkan laba sekarang. Mereka memperkirakan permintaan dan biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum. Strategi ini mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui fingsi permintaan dan banyak biayanya, dalam kenyataan kedua hal itu sungkar untuk diperkirakan. Dengan menekankan kinerja keuangan sekarang perusahaan mungkin mengorbankan kinerja jangka panjang, mengabaikan pengaruh berbagai variabel bauran pemasaran lain, reaksi persaingan dan pembatasan hukum atas harga. Apa pun tujuan spesifikasinya, perusahaan yang menggunakan harga sebagai alat strategis akan menghasilkan lebih banyak laba daripada
48 perusahaan yang hanya membiarkan biaya atau pasar menetapkan harga mereka. Dalam penetapan harga suatu produk seperti yang dijelaskan di bab II ada beberapa strategi penetapan harga menurut Fandy Tjiptono (2008 : 108) yang dapat dilakukan. Bentuk-bentuk stategi tersebut dikelompokkan menjadi 8, yaitu : 1. Strategi Penetapan Harga Baru Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu juga sedapat mungkin mencegah timbulnya persaingan sengit. Pada hakikatnya ada dua strategi pokok dalam menetapkan harga produk baru, yaitu : a. Skimming Pricing Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya diterapkan dengan strategi ini, diantaranya produk-produk yang berkaitan dengan teknologi baru. dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah: 1) Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya belum ada. 2) Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar. 3) Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal. Skimming Price memiliki keunggulan berupa tingginya tingkat margin keuntungan yang didapat oleh perusahaan anda, namun kekurangan yang
49 diberikan pun juga sangat besar yaitu bahwa dengan penetapan harga anda yang cukup tinggi maka akan memperlambat perluasan pangsa pasar anda serta memberikan waktu yang cukup panjang bagi kompetitor anda untuk segera menciptakan produk alternatif sebagai saingan dari produk anda di dalam pasar yang berakibat pada penekanan terhadap harga produk anda di pasar setelah diluncurkannya produk dengan kelebihan yang lebih tinggi daripada produk anda oleh kompetitor. Maka dari itu PT. Rivi Utama tidak menggunakan stategi penetapan harga ini untuk menentukan harga pada produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini. b. Penetration Pricing Penetration Pricing adalah sebuah strategi di mana perusahaan menetapkan harga awal dari sebuah produk lebih rendah daripada harga pasar dengan tujuan untuk dapat mengambil posisi di dalam pasar (melakukan penetrasi) dimana terdapat begitu banyaknya kompetitor yang telah terlebih dahulu mengambil bagian dalam pasar (market) tersebut. Namun salah satu yang perlu anda ketahui bahwa strategi Penetration Pricing hanya menetapkan harga lebih rendah pada awalnya saja sementara pada perkembangan ke depannya harga dari produk tersebut akan dinaikkan hingga kembali ke tingkat level harga normal pasar. Tujuan utama dari strategi ini adalah memperluas jangkauan pasar (market share) dari produk, dengan menetapkan level harga dibawah harga pasar diharapkan bahwa para customer mau berpindah ke produk anda disebabkan karena aspek harga anda yang lebih rendah daripada saingan/kompetitor anda. Dengan kata lain, profit yang akan anda dapatkan juga akan sangat sedikit namun pangsa dan perluasan pasar lah yang akan anda dapatkan secara optimal. Strategi ini akan sangat bagus digunakan bagi anda yang ingin meluncurkan produk baru dengan diferensiasi yang minim dibandingkan dengan produk yang
50 sudah ada serta tingkat elastisitas permintaan pasar terhadap aspek harga yang tinggi. Dalam strategi ini PT. Rivi Utama kadang melakukan stategi ini guna untuk memperkenalkan produk-produk terbaru dari peralatah kesehatan yang ada di PT. Rivi Utama. Dengan harga rendah, maka perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomis dan menurunnya biaya per unit. Strategi ini memiliki perspektif jangka panjang dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. 2. Strategi Penetapan Harga Produk yang Sudah Mapan a. Dalam melakukan penilaian kembali terhadap strategi penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan memiliki tiga alternative strategi, yaitu: Mempertahankan harga.Jika harga yang ditetapkan cukup menarik pembeli, maka kemungkinanbesar pembeli tidak akan lari ke pedagang lain. Mereka akan selalu kembalike toko kita. Ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan pembeli.Bahkan tidak tertutup kemungkinan harga jual tersebut dapat menarikpembeli baru. Strategi ini dilaksanakan di PT. Rivi Utama dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar (misalnya pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan) dan untuk meningkatkan citra yang baik dimasyarakat. b. Menurunkan harga Strategi ini bukanlah strategi yang gampang dilaksanakan, karena perusahaan harus memiliki kemampuan financial yang besar dan sanggup menghadapi setiapkemungkinan persaingan yang timbul, terutama dalam aspek harga. Selain itu perusahaan juga harus memahami fungsi permintaan terhadap produknya. Apabila strategi menurunkan harga dapat dilaksanakan dengan baik, maka perusahaan yang menerapkannya mungkin dapat memperoleh hasil berupa marjin
51 laba yang lebih rendah (dengan asumsi harganya konstan) dan volume penjualan yang lebih besar. Sedangkan penetapan harga pada PT. Rivi Utama ini tidak menggunakan startegi penetapan menurunkan harga dikarenakan perusahaan PT. Rivi Utama masih perusahaan kecil dan tidak mau mengambil resiko yang besar dan belum memiliki kemampuan financial yang besar. c. Menaikkan harga Dalam situasi dimana suatu merk memiliki kunggulan diferensial dibandingkan merk lainnya, maka perusahaan bisa menaikkan harganya sehingga dapat memaksimumkan manfaat produk dan memperoleh keuntungan dari keunikan produk tersebut.suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain : 1) Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan kualitas dan distribusi. 2) Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang. Sedangkan PT. Rivi Utama tidak menggunakan strategi menaikan harga ini dikarenakan perusahaan hanya menyesuaikan harga sesuai pasaran yang ada. 3. Strategi Fleksibilitas Harga Fleksibilitas dapat dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang berbeda pada pasar yang berlainan atas dasar lokasi geografis, waktu
52 penyampaian/pengiriman atau kompleksitas produk yang diharapkan. Strategiini terdiri atas dua macam strategi, yaitu : a. Strategi Satu Harga (Harga Tunggal) Dalam strategi ini perusahaan membebankan harga yang sama kepada setiap pelanggan yang membeli produk dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada kondisi yang sama pula. b. Strategi Penetapan Harga Fleksibel Strategi penetapan harga fleksibel merupakan strategi pembebanan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang kualitasnya sama. Tujuan strategi ini adalah untuk memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan keluwesan dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian, baik kebawah maupun ke atas terhadap harga. 4. Strategi Penetapan Harga Lini Produk Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga suatu lini produk berdasarkan hubungan dan dampak setiap produk terhadap lininya. Apakah kompetitif atau komplementer. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk. 5. Strategi Leasing Merupakan suatu kontrak persetujuan antara pemilik aktiva dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut untuk jangkawaktu tertentu dengan tingkat return tertentu. 6. Strategi Bundling Pricing Strategi ini memasukkan marjin ekstra dalam harga untuk menutupi bermacam-macam fungsi dan jasa pendukung yang dibutuhkan untuk menjual dan mempertahankan produk selama masa manfaatnya. Strategi
53 yang biasa disebut pula dengan istilah iceberg pricing ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang juga menerapkan strategi leasing. 7. Strategi Kepemimpinan Harga Strategi penetapan harga dengan menjual harga dengan keuntungan yang sangat tipis, sehingga harga di bawah harga pasar. Strategi ini digunakan oleh pemimpin pasar dalam suatu industri untuk melakukan perubahan harga yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut. Tujuannya adalah untuk melakukan pengendalian terhadap keputusan penetapan harga dan sebagai harga penuntun, agar konsumen dapat membeli barang lain yang lebih banyak. Dalam industri yang mendukung strategi pemasaan perusahaan pemimpin, misalnya menciptakan barrier to entry, meningkatkan marjin laba, dan lain-lain. Sedangkan dalam perusahaan PT. Rivi Utama tidang menggunakan startegi kepemimpinan harga dikarenakan PT. Rivi Utama masih mengikuti harga yang sudah ada di pasaran. 8. Strategi Penetapan Harga untuk membentuk Pangsa Pasar Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru. Tujuannya adalah untuk meraih pangsa pasar yang besar, sehingga perusahaan mampu memiliki keunggulan biaya dan pasarnya tidak dapat dikuasai oleh pesaing. Dasar pemikiran strategi ini adalah asumsi mengenai dampak pangsa pasar terhadap strategi penetapan harga. Sedangkan dalam praktek lapangan di PT. Rivi Utama yaitu konsumen atau pelanggan sangat berperan besar dalam penetapan harga yang ada prosesnya. Perbandingannya, pada PT. Rivi Utama lebih mengambil atau meninjau secara detail dalam proses pengambilan keputusan penetapan harga pada setiap produk perusahaan. Hampir seluruh divisi yang ada di perusahaan
54 mengambil andil dalam proses penetapan itu sendiri yang mensubjekkan pada pelanggan. Terlebih, pada divisi marketing yang sangat berpengaruh di dalamnya. Lalu, pada teori yang ada permintaan dan penawaran juga sangat berpengaruh tapi pada PT. Rivi Utama bukan hal tersebut yang menjadi subjek utama tapi adanya penetapan harga yang sudah ditetapkan oleh produsen produk yang didistribusikan oleh PT. Rivi Utama selain itu adanya pengaruh dalam perusahaan produsen sehingga terciptanya harga yang sudah ada untuk pemasaran produknya. Tapi dalam PT. Rivi Utama, harga yang sudah ada dari produsen kembali diproses yang di mana harga tersebut merupakan harga pokok perusahaan dan belum ditetapkan berapa keuntungan yang didapat. Oleh karena itu, di dalam teori yang ada banyak yang diterapkan oleh PT. Rivi Utama dengan banyak atau tidaknya permintaan pelanggan dan seimbangnya pada penawaran yang ada di PT. Rivi Utama. Dengan demikian perbandingan antara teori dan praktek sebenarnya satu sama lain sangat terkait dan dapat dikatakan teori yang dijadikan acuan dasar dari kerja praktek yang dijalankan oleh penulis pada PT. Rivi Utama.
55 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 SIMPULAN Strategi penetepan harga ditentukan oleh keputusan manajemen tentang bauran produk, kualitas, produk, dan merek produk. Strategi distribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil di dalam kombinasi startegi periklanan dengan armada penjualan. Strategi penetapan harga mempengaruhi keputusan elemen bauran pemasaran lainnya. Sesuai dengan apa yang sudah ditulis adapun kesimpula yang bisa penulis simpulkan di sini dibagi dengan poin-poin yang sangat berpengaruh. 1. Proses penetapan harga pada PT. Rivi Utama adalah dengan membandingkan antara permintaan pelnggan dengan produk atau harga produk yang ditawarkan oleh produsen. 2. Perbandingan teori penetapan harga dengan penerapan yang dilakukan oleh PT. Rivi utama adalah dengan menjalankan proses menentuan penetapan harga yang di mana dalam teori adanya pengaruh penting dari permintaan dan penawaran tapi dalam perusahaan bukan hanya hal itu saja tapi harus adanya keuntungan yang didapat dari harga pokok penjualan pada produsen. Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstenal, (penigkatan suhu persaingan, kejenuhan pasar atau kelebihan jumlah pasokan, mucul perusahaan kompetitor baru, dan berkembangnya konsumerisme), dan internal.
56 4.2 SARAN 1. Penetapan harga yang ditetapkan perusahaan sebaiknya ada transparansi pada proses penetapan sebelum harga tersebut di tetapkan. 2. Jika terjadi protes atau tawar menawar yang jauh dari pelanggan sebaiknya perusahaan lebih peka dan membahasnya secara intern agar penetapan harga yang di jatuhkan sesuai dan terciptanya win win solution antar perusahaan dan pelanggan.
57 DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,. Yogyakarta. Buchari Alma, 2005, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung. Djaslim Saladin, 2003, Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran, Penerbit Linda Karya, Bandung. Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit Andi Kolter, Armstrong, 2004. Manajemen pemasaran edisi milenium. Jilid pertama. Pretice hall. Jakarta Kotler Philip, Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Indeks, Jakarta. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi keduabelas, Jakarta: Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia. Mc. Carthy, 2003. Basic Marketing. Edisi tiga, R. D. Irwin Home Woods, lilinois. Nurendah, Y. and Mulyana, M., 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan dan Hubungannya dengan Loyalitas Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(1), pp.91-105. Siswanto Sutojo. 2004. Menyusun Strategi Harga (Pricing Strategy). Jakarta : Damar Mulia Pustaka Sulistiono, A. and Mulyana, M., 2010. Strategi Pengembangan Pemasaran Ukm Pengrajin Sepatu Sandal. Hasil Penelitian Peneliti Muda, Marketing Corner http://mmulyana. wordpress. com, diakses tanggal, 15.
58 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Kelima. Andi Yogyakarta 2003 http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dasar-penetapan-dan- tujuan.html http://pengertian-skripsi.blogspot.com/2011/02/pengertian-bauran- pemasaran.html |