KOMPAS.com - Sikap etnosentris atau etnosentrisme tentunya pernah atau sering terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Show
Etnosentris menilai jika budaya, agama, ras atau golongan kelompoknya jauh lebih baik dibanding kelompok lainnya. Apa itu etnosentris? Pengertian etnosentrisDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnosentris diartikan sebagai bersifat etnosentrisme atau sikap yang berlandaskan pada kelompok atau kebudayaannya sendiri. Umumnya sikap etnosentris juga diikuti dengan sikap atau pandangan yang meremehkan kelompok lainnya, karena menggangap kelompoknya jauh lebih baik. Mengutip dari Cambridge Dictionary, etnosentris atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai ethnocentric ialah rasa percaya jika orang, adat istiadat, tradisi, ras atau kebangsaan miliknya jauh lebih baik dibanding lainnya. Baca juga: Arti Penting Melaksanakan Sikap Toleransi Penyebab etnosentrisMenurut Diana Ariswanti Triningtyas dalam buku Konseling Lintas Budaya (2019), etnosentris atau etnosentrisme terjadi ketika seseorang melihat kebudayaan lain melalui kebudayaan orang itu sendiri. Sehingga timbul perbandingan dan kesan merendahkan kebudayaan lainnya. Ada dua penyebab utama etnosentris atau etnosentrisme, yakni: Sejarah bisa mempengaruhi sikap kelompok tertentu dalam memandang kelompok lainnya. Misalnya rasa nasib sepenanggungan atau ternyata dahulu antar kelompok pernah terlibat konflik atau lain sebagainya. Tidak hanya itu sejarah juga bisa membentuk identitas suatu kelompok. Identitas ini kemudian menjadi ciri khas suatu kelompok dan membedakannya dengan kelompok lain. Contohnya kebiasaan, tata cara berbahasa, dan lain sebagainya. Pluralitas bisa diartikan sebagai kemajemukan. Artinya dalam satu bangsa masyarakatnya berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Misalkan dari suku, agama, kelompok sosial atau golongan yang berbeda. Tanpa disadari, kemajemukan ini bisa menimbulkan sikap etnosentris. Karena perbedaan sering membuat orang merasa bahwa kelompoknya jauh lebih baik dibanding kelompok lainnya. Sehingga konflik lebih sering terjadi jika tidak disikapi dengan baik. Baca juga: Contoh Pelaksanaan Toleransi Dampak etnosentrisDilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), etnosentris atau etnosentrisme sebenarnya tidak bisa selalu dipandang buruk atau memberi dampak negatif. Karena ada kalanya sikap ini bisa membawa dampak positif pula. Contohnya saat terjadi konflik antar kelompok, adanya etnosentrisme bisa menguatkan dengan memberi dukungan pada satu kelompok dengan kelompok lainnya. Selain itu, etnosentris juga memiliki dampak positif dan negatif lainnya. Berikut penjelasannya:
Contoh sikap etnosentrisBerikut beberapa contoh sikap etnosentris, yaitu:
Istilah etnosentrisme seringkali muncul dalam lingkungan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etnosentrisme adalah pandangan dan sikap masyarakat yang meremehkan kebudayaan lain. Etnosentrisme dapat memicu pertikaian antar kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda. Penyebabnya karena kelompok tertentu merasa budaya mereka lebih baik dari kelompok lain. Contoh etnosentrisme yaitu kelompok Nazi di Jerman, yang menganggap ras Arya paling unggul dibanding ras lain. Akibatnya terjadi kampanye dan pembantaian orang-orang Yahudi di Jerman ketika perang dunia. Baca JugaMengutip dari zenius.net, etnosentrisme adalah penilaian kelompok terhadap kebudayaan lain, dasarnya membandingkan dengan nilai dan standar budaya sendiri. Pengertian lain etnosentrisme yaitu pandangan kebudayaan individu paling baik dan menganggap rendah budaya lain. Singkatnya etnosentrisme adalah fanatisme suku bangsa. Individu dan kelompok menganggap bahasa, agama, kebiasaan, dan perilaku mereka paling baik dibanding lainnya. Menurut Sumnel, etnosentrisme merupakan kecenderungan manusia yang mementingkan diri sendiri, lebih unggul dari orang lain, dan menjadi individualistik. Penyebab etnosentrisme karena sikap kelompok yang membandingkan kebudayaan. Etnosentrisme berdampak pada diskriminasi kelompok yang memiliki budaya berbeda. Pengertian Etnosentrisme Menurut Para Ahli:1. Dayakisni dan YuniardiEtnosentrisme adalah sikap dalam melihat dan melakukan interpretasi terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan nilai-nilai yang ada pada budaya sendiri. Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa kelompok sendiri merupakan pusat segalanya. Kelompok ini selalu membandingkan nilai dan standar budayanya lebih baik dari kelompok lain. 3. Alo LiliweriEtnosentrisme ialah paham yang dianut kelompok atau suku bangsa yang menganggap lebih superior dibandingkan kelompok luar. 4. Joseph A DeVitoEtnosentrisme ialah kecenderungan untuk evaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku dalam budaya sendiri yang lebih baik, lebih logis, dan wajar dibanding budaya lain. 5. AdornoEtnosentrisme adalah kecenderungan seseorang yang kurang belajar, kurang bergaul, dan pemeluk agama fanatik. Adorno berpandangan etnosentrisme merupakan pandangan tanpa kritik dan memiliki kesetiaan kuat suatu bangsa. Baca JugaEtnosentrisme dapat membentuk sikap dan interaksi individu dalam suatu kelompok. Mengutip dari Makalah Komunikasi Antar Budaya Etnosentrisme, berikut faktor penyebab etnosentrisme: 1. StereotipeStereotip adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap orang lain. Stereotip dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman. Hal ini mempengaruhi pandangan seseorang terhadap perbedaan kelompok. Sehingga menganggap budayanya lebih tinggi dibanding lainnya. 2. Prasangka SosialPrasangka sosial dapat mengarah ke hal negatif, ketika seseorang membandingkan dengan kelompok lain. Perbandingan ini dapat menghambat efektivitas komunikasi kelompok yang berbeda etnis. 3. Budaya PolitikBudaya politik membuat pemikiran subjektif dan penuh ikatan emosional. Selain itu budaya politik membawa pandangan atau paham yang sudah dibawa sejak kecil. Masyarakat yang terlibat dalam politik cenderung mementingkan kepentingan mereka sendiri. 4. Jarak SosialJarak sosial adalah perasaan untuk memisahkan individu atau kelompok tertentu, berdasarkan tingkat penerimaan tertentu. Jarak sosial dan prasangka sosial berdampak pada hubungan antar kelompok. 5. PluralitasSuatu wilayah yang beragam memiliki suku agama, ras, dan golongan berbeda dapat memicu konflik sosial. Setiap perbedaan ini berusaha mendapatkan kekuasaan dan menguasai kelompok yang berbeda. Baca Juga
Jakarta - Sukuisme adalah paham yang mengagung-agungkan suku bangsa sendiri dan tidak menghargai suku bangsa lain. Padahal menurut sensus Biro Pusat Statistik tahun 2010 terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air. Sementara untuk mempertahankan keutuhan negara salah satunya dengan menjaga persatuan atas segala perbedaan yang ada. Termasuk menghindari sikap sukuisme. Selain sukuisme ada pula sikap chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme. Sukuisme, chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme merupakan sebuah sikap yang bisa mengancam keberagaman sebuah bangsa seperti Indonesia. Sikap-sikap tersebut perlu dihindari dalam rangka menjaga persatuan bangsa. Lantas apa yang dimaksud sukuisme, chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme? Berikut ulasannya, dikutip dari buku "Pendidikan Karakter" oleh Aat Agustini, SKM., M.KM dan Wawan Kurniawan, SKM., M.Kes. 1. Sukuisme
2. Primordialisme
3. Chauvinisme
KBBI mengartikan chauvinisme secara singkat dengan sebuah kecintaan terhadap tanah air yang sangat berlebihan. 4. EkstremismeEkstremisme adalah paham/keyakinan yang sangat kuat terhadap suatu pandangan yang melampaui batas kewajaran dan bertentangan dengan hukum yang berlaku. Berdasarkan KBBI, ekstremisme adalah keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya. Perbedaan dengan Nasionalisme dan PatriotismeMeski sukuisme, chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme merupakan sikap yang bisa mengancam, namun setiap warga negara terutama Indonesia bisa mengatasinya dengan menumbuhkan sikap positif untuk mempertahankan persatuan bangsa.
1) Nasionalisme Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa. Contoh sikap nasionalisme antara lain mematuhi dan menaati hukum, melestarikan budaya, mempertahankan produk dalam negeri, membanggakan negara dan seterusnya.
Contoh sikap patriotisme adalah menjaga kerukunan atau ketertiban, menyanyikan lagu-lagu nasional dan memahami maknanya, mengikuti upacara bendera pada hari Senin maupun hari besar nasional, dan seterusnya. Nah, itulah penjelasan mengenai sikap sukuisme, chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme. Agar bisa menghindari sikap tersebut maka detikers harus memupuk jiwa nasionalisme dan patriotisme ya! Simak Video "Polri Amankan 392 Terduga Teroris Sepanjang 2021 " [Gambas:Video 20detik] (pal/pal) |