Siapakah yang terbunuh pada puncak pertempuran yang terjadi pada 27 sampai 30 Oktober 1945

Ilustrasi Kunci Jawaban Kelas 6 SD MI Tema 2 Halaman 45, Peta Pikiran Bacaan Pertempuran Surabaya 'Apa, Mengapa, Siapa, Bagaimana, Kapan, di Mana'. /Pixabay.com/white77

PORTAL JEMBER - Berdasarkan teks di atas, isilah peta pikiran berikut menggunakan kalimat efektif!

Itulah pertanyaan yang ada pada buku tematik tema 2 kelas 6 SD dan MI halaman 45 terbitan Kemendikbud edisi revisi 2018.

Dalam artikel ini akan membahas kunci jawaban tentang peta pikiran pada bacaan Pertempuran Surabaya menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan, dan di mana.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD dan MI Halaman 44 45 46 48 49 50, Subtema 2 Pembelajaran 1

Sebaiknya adik-adik mengerjakan terlebih dahulu, kemudian bisa meminta bantuan kepada orang tua masing-masing untuk mengoreksi pekerjaan adik-adik menggunakan artikel ini.

>

Artikel ini, digunakan hanya sebagai pembanding dalam mengoreksi pekerjaan yang telah dikerjakan adik-adik.

Dikutip PORTAL JEMBER dari alumnus Universitas Terbuka, Rinda Purwanti, S.Pd, berikut kunci jawaban tema 2 kelas 6 SD dan MI subtema 1 pada halaman 45.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 6 SD dan MI Halaman 17 dan 18 tentang Bilangan Bulat

Pertempuran Surabaya

Sumber: Buku Tematik Kemendikbud

Kunci jawaban peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya, materi kelas 6 SD tema 2. (mohamed_hassan/pixabay)

Bobo.id - Dalam materi kali ini kita akan menentukan peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya.

Teman-teman bisa membaca dengan baik terlebih dahulu bacaannya, sebelum menentukan peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya.

Baca Juga: Tahapan Daur Hidup Nyamuk, Lengkap dengan Jenis-Jenis Nyamuk dan Bahayanya, Materi Kelas 3 SD Tema 1

Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby. Tanggal 27-30 Oktober 1945, terjadi kontak senjata antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Inggris.

Dalam pertempuran ini, pasukan Inggris dapat dipukul mundur. Bahkan, puncak dari pertempuran tersebut adalah terbunuhnya pemimpin pasukan Inggris, Brigadir Jendral Mallaby.

Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yg berisi “semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan”.

Namun, ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia. Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. Pasukan Inggris menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara. Peristiwa 10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Page 2

Thea Arnaiz Senin, 9 Agustus 2021 | 14:30 WIB

Kunci jawaban peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya, materi kelas 6 SD tema 2. (mohamed_hassan/pixabay)

Berikut kunci jawaban peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya:

1. Apa

Apa yang sedang terjadi?

Pertempuran antara pasukan Inggris dengan pasukan Indonesia di Surabaya.

2. Mengapa

Mengapa pertempuran itu bisa terjadi?

Pertempuran terjadi karena ultimatum dari pasukan Inggris ditolak oleh pasukan Indonesia.

Baca Juga: Persebaran Fauna di Indonesia Berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber, Materi Kelas 5 SD Tema 1

3. Siapa

Siapa saja yang terlibat pertempuran?

Pasukan Inggris dan pasukan Indonesia.

Page 3

Page 4

mohamed_hassan/pixabay

Kunci jawaban peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya, materi kelas 6 SD tema 2.

Bobo.id - Dalam materi kali ini kita akan menentukan peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya.

Teman-teman bisa membaca dengan baik terlebih dahulu bacaannya, sebelum menentukan peta pikiran dari bacaan Pertempuran Surabaya.

Baca Juga: Tahapan Daur Hidup Nyamuk, Lengkap dengan Jenis-Jenis Nyamuk dan Bahayanya, Materi Kelas 3 SD Tema 1

Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby. Tanggal 27-30 Oktober 1945, terjadi kontak senjata antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Inggris.

Dalam pertempuran ini, pasukan Inggris dapat dipukul mundur. Bahkan, puncak dari pertempuran tersebut adalah terbunuhnya pemimpin pasukan Inggris, Brigadir Jendral Mallaby.

Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yg berisi “semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan”.

Namun, ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia. Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. Pasukan Inggris menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Peristiwa 10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Jenderal Mallaby. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 10 November 1945, terjadi puncak perang antara warga Surabaya dan Inggris. Perang tersebut dipicu kematian Jenderal Mallaby di Surabaya saat ia hendak mengunjungi Gedung Internatio pada 30 Oktober 1945, dan ketidaksetujuan rakyat terhadap kedatangan pasukan Inggris di Surabaya.

Brigadir Aubertin Walter Sothern Mallaby CIE OBE (12 Desember 1899 – 30 Oktober 1945) adalah seorang perwira Angkatan Darat India-Inggris yang tewas karena baku tembak selama Pertempuran Surabaya. Pada saat kematiannya, Mallaby merupakan seorang Komandan (CO) Brigade Infanteri India ke-49.

Mengutip dari BALL OF FIRE The Fifth Indian Division in the Second World War, Kematian Mallaby menjadi peristiwa besar permusuhan di Surabaya setelah kemerdekaan Indonesia yang memicu aksi militer pembalasan oleh pasukan Inggris di Kota Pahlawan yang diserukan oleh Divisi India ke-5.

Namun kematian Jenderal Mallaby masih menjadi misteri karena terdapat banyak versi akan kematian Sang Komandan tersebut.

Melansir dari LPM Manunggal, dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto yang tayang pada 2013 menceritakan kerusuhan yang terjadi karena perselisihan antara massa dengan tentara Inggris berujung bentrokan. Supir dan ajudannya lalu pergi ke Gedung Internatio untuk menyampaikan pesan sang jenderal dan meninggalkan komandan yang tengah mengamati kerusuhan massa dari dalam mobil sendirian.

Namun tiba-tiba mobil didatangi oleh seorang pemuda yang merupakan seorang santri Pondok Pesantren Tebuireng bernama Harun. Jenderal Mallaby lalu menoleh ke Harun setelah Harun mengetuk jendela mobilnya. Pintu depan terbuka dan Harun langsung menembak sang Jenderal Mallaby. Supir dan ajudannya yang melihat kejadian itu pun berusaha menolong sang Jenderal, namun seorang diantara mereka juga turut terkena terkena tembakan dari Harun.

Orang-orang yang selamat lalu melempar granat ke arah mobil dan sukses membunuh Harun serta Jenderal Mallaby yang terluka di dalamnya.

Tetapi apa yang ditayangkan dalam film Sang Kiai tidak sejalan dengan karya ilmiah yang ditulis J. G. A. Parrott dengan judul Who Killed Brigiader Mallaby. Dalam artikel ini, ditulis melalui perspektif Kapten R.C. Smith. Ia mengatakan bahwa seseorang yang masih berusia muda menembak Mallaby dari kaca pintu depan mobil dengan pistol.

Dalam artikel itu juga ada kesaksian Dr. Ruslan Abdulgani, dimana ia mendengar kabar dari beberapa pemuda bahwa mobil sang jenderal meledak. Sesaat sebelum meledak, mobil yang ditumpangi Jenderal Mallaby dihujani peluru oleh orang dari pihak Indonesia. Dr Ruslan pun terkejut dan memerintahkan untuk tutup mulut perihal masalah ini lantaran dapat membawa dampak negatif bagi masyarakat Surabaya.

Versi lainnya yaitu dikatakan oleh Tom Driberg yang merupakan anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (Labour Party). Perdebatan yang terjadi di House of Commons atau Parleman Inggris, Tom mengatakan bahwa Mallaby tewas karena kesalahpahaman 20 tentara pasukan India pimpinan Mallaby yang memulai baku tembak dengan pejuang Indonesia. Padahal kala itu masa gencatan senjata masih berlaku. Peristiwa tersebut terjadi karena ada komunikasi yang terputus dari pasukan India.

Des Alwi juga menulis versi lain dalam bukunya yang berjudul Pertempuran Surabaya, November 1945. Dalam buku yang ia tulis, Mallaby tewas karena peluru yang salah sasaran (friendly fire) dari tentara Inggris sendiri. Versi tersebut berdasarkan pengakuan Muhammad, seorang tokoh pemuda yang masuk ke Gedung Internatio untuk mendinginkan suasana.

Di dalam Gedung Internatio, Muhammad mengatakan kepada Des Alw bahwa ia melihat tentara Inggris menyiapkan mortir yang diarahkan ke kerumunan massa yang mengelilingi mobil Mallaby.

Pengganti Jenderal Mallaby, Mayor Jenderal E.C. Mansergh pun menerbitkan ultimatum kepada pasukan Indonesia di Surabaya agar pada 9 November 1945, paling lambat pukul 18.00 untuk menyerahkan senjata tanpa syarat. Pejuang Surabaya menolak, dan melakukan perlawanan sengit pada keesokan harinya, terjadilah pertempuran 10 November yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

VALMAI ALZEA KARLA

Baca: Kontroversi Kematian Jenderal Mallaby

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik //t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA