Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira

Peristiwa di Gua Hira merupakan salah satu hal yang penting untuk kita ketahui. Mungkin nama gua tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita. Gua tersebut merupakan tempat terbaik bagi Nabi Muhammad SAW. Selain menjadi tempat terbaik, tempat ini juga termasuk tempat yang bersejarah bagi umat Islam.

Karena menempati gua tersebut, sekarang ini kita bisa berada di zaman yang terang benderang. Sebab, Nabi Muhammad SAW mampu melawan zaman kebodohan, dengan dan atas Ridho dari Allah SWT. Hal ini juga bukan hal yang sepele. Terdapat banyak perjuangan yang harus Nabi Muhammad lakukan untuk kita umatnya sampai pada zaman sekarang ini.

Dalam menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad tidak pernah menyerah. Beliau percaya bahwa semuanya itu Allah yang sudah mengatur dan Allah juga yang akan menolongnya. Meskipun dicaci, dimaki, disiksa, bahkan diludahi sekalipun, Nabi Muhammad SAW itu tetap sabar dan tabah.

baca juga: Peristiwa di Bulan Dzulqa’dah dalam Islam yang Penting dan Bermanfaat

Sudah tahukah kita sebenarnya peristiwa apa saja yang terjadi di Gua Hira itu sendiri? Mengapa bisa dikatakan sebagai tempat bersejarah dan tempat yang penting untuk terus kita ingat? Padahal seharusnya, hal yang demikian itu sudah menjadi pengetahuan yang umum untuk kita.

Namun, tidak mengapa apabila belum mengetahui peristiwa di gua hira. Pada intinya, untuk mengetahui akan hal ini, kita harus sering membaca, serta gemar menuntut ilmu.

Karena dengan demikian itu, ilmu pengetahuan kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam dan pengetahuan lainnya akan bertambah. Namun jangan lupa juga untuk mengamalkannya, supaya apa yang kita dapatkan tersebut juga bermanfaat.

baca juga: Peristiwa Besar Islam di Bulan Ramadhan, Patut Untuk Diketahui

Perlu Anda ketahui, bahwasanya Gua Hira itu terletak di puncak Jabal Nur. Lebih tepatnya berada di wilayah hijaz, Saudi Arabia Dedek sekitar 6 km dari sebelah timur Kota Mekah Al Mukaromah. Jabal Nur merupakan tempat yang terdiri dari bebatuan hitam dan tajam.

Tingginya juga mencapai 200 meter dengan mempunyai Puncak berbentuk cembung. Sedangkan gua hira sendiri terletak 40 meter di bawah pucuk jabal nur.

Gua Hira mempunyai tinggi mencapai 1 meter. Lebarnya kurang lebih 50 cm dengan panjang 2 M. Tempat ini juga bisa dikatakan sempit. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kondisi ketika shalat hanya bisa dilakukan oleh satu orang saja di dalam gua.

Meskipun sempit, akan tetapi Rasulullah suka menyendiri dan bermunajat kepada Allah ditempat ini. Ketika berada di tempat ini, Rasulullah selalu memikirkan bagaimana keadaan penduduk Mekah yang sudah melupakan apa yang Nabi Ibrahim As ajarkan.

baca juga: Peristiwa Gempa Bumi Terdahsyat Sepanjang Sejarah Dunia

Nabi Muhammad Menerima Wahyu

Salah satu peristiwa di Gua Hira adalah menjadi tempat sekaligus saksi turunnya wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Di tempat ini juga, nabi Muhammad menerima perintah untuk membaca atau Iqra.

Tepat sekali, ketika usia Nabi Muhammad menginjak 40 tahun, beliau lebih suka mengasingkan diri untuk pergi ke gua Hira. Beliau juga sangat sering melakukan hal ini bahkan menginap berhari-hari dalam gua tersebut. Nabi Muhammad berada di tempat itu kurang lebih 10 malam bahkan terkadang bisa sampai 1 bulan.

Saat menyendiri tersebut, Rasulullah juga merasakan kedamaian serta kenyamanan hidup. Ketika memang harus kembali ke rumah, Rasulullah itu hanya menyambangi istrinya saja serta mengambil bekal untuk kembali ke gua Hira.

Muhammad terus melakukan ritual menyendiri serta terus mendekatkan diri kepada Allah. Sampai turunnya wahyu dari Allah dengan perantara malaikat Jibril.

Peristiwa di Gua Hira inilah yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW ketakutan. Sebab pada saat itu Nabi Muhammad tidak bisa membaca, sedangkan Malaikat Jibril membisikkan 3 kali kata Iqra.

17 Ramadhan

Kapan peristiwa di Gua Hira tersebut terjadi? Peristiwa tersebut terjadi pada malam 17 Ramadhan. Pada saat itu, nabi Muhammad menerima wahyu berupa surat Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam surat tersebut terdapat perintah membaca.

Sehingga, Malaikat Jibril pun menyampaikan wahyu tersebut dengan melafadzkan Iqra sebanyak 3 kali. Namun, Rasulullah SAW yang diajari justru malah bingung, gemetaran serta takut.

Kendati demikian, Nabi Muhammad tetap memahami sebenarnya Apa maksud dari turunnya wahyu tersebut sehingga pada akhirnya, Nabi Muhammad itu paham.

Nabi Muhammad Menceritakan Kepada Istri dan Kerabat

Setelah Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa di Gua Hira tersebut, beliau menceritakan kepada istrinya. Rasulullah berkata kepada Khadijah, ” wahai Khadijah, Tahukah Engkau bahwa tadi aku sangat takut dan gemetaran?”. Kemudian, Rasulullah menceritakan apa yang sudah sebenarnya beliau alami. Hingga selanjutnya berkata, ” Sesungguhnya aku khawatir terhadap diriku sendiri “.

Kalimat terakhir ini diucapkan Nabi Muhammad karena beliau takut adanya gangguan dari jin. Akan tetapi, Khadijah justru mengatakan tidak. Siti Khadijah juga menyuruh Nabi Muhammad untuk bergembira. Karena Allah tidak akan membuat kecewa manusia pilihan tersebut.

Setelah Rasulullah SAW mengalami peristiwa di Gua Hira tersebut, kemudian berinteraksi dengan ayat-ayat Allah. Itulah pertanda bahwa beliau akan menjadi rasul yang membawa Islam lebih baik dan sebagai Uswatun Hasanah kita.

Jadi, Nabi Muhammad mengasingkan diri ke gua Hira itu bukan tanpa tujuan. Karena apa yang beliau lakukan itu membuahkan hasil yang tidak diterima manusia lain. (Muhafid/R6/HR-Online)

Jakarta -

Nabi Muhammad menerima wahyu Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5 pada usia 40 tahun. Muhammad menerimanya pada 17 Ramadhan di Gua Hira.

Dalam sebuah buku bertajuk Pengantar Studi Al Quran karya Abdul Hamid Lc, MA, disebutkan kisah Nabi Muhammad menerima wahyu Al Quran pertama kali. Ketika itu pula Muhammad bertemu dengan Malaikat Jibril.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Aisyah RA, istri Nabi Muhammad berkata: peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW adalah diawali dengan Ar-ru'yah ash-shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah Beliau bermimpi, kecuali yang Beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya Shubuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri.

Maka Beliau memutuskan untuk berdiam diri di dalam Gua Hira. Beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu Beliau membawa bekal.

Setelah perbekalan habis, maka Beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada Beliau, yakni saat Beliau berada di dalam Gua Hira. Malaikat mendatanginya seraya berkata: "Iqra."

Maka Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan: Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata Iqra. Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, Iqra bismirabbikal ladzii kholaq. Kholaqol insaana min 'alaq. Iqra wa robbukal akram. Alladzii 'allamal bil qolaam. Hingga 'allamal insaana maa lam ya'lam.

Maka dengan badan yang menggigil akhirnya Nabi Muhammad kembali pulang ke rumahnya. Beliau meminta istrinya, Khadijah menyelimutinya.

"Selimutilah aku, selimutilah aku." Hingga perasaan takut Beliau pun hilang.

"Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku? Sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri." Akhirnya Beliau menuturkan kejadian yang dialaminya. Khadijah berkata: "Tidak, bergembiralah engkau."

Lalu Khadijah pergi membawa Nabi Muhammad bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah anak paman Khadijah dan merupakan seorang penganut agama Nasrani pada masa jahiliyah. Dia yang menulis kitab Arab. Dia menulis kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu dia telah menjadi syekh yang tua renta lagi buta.

"Khadijah berkata padanya: "Wahai anak pamanku, apa yang telah kamu lihat?".

Maka Nabi Muhammad mengabarkan padanya kejadian yang telah Beliau alami. Kemudian Waraqah berkata: Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa. Namus adalah malaikat.

Dari situlah diketahui bahwa Nabi Muhammad dikukuhkan statusnya sebagai rasul. Muhammad pun menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam.

(nwy/erd)

Hakim Agung Terjerat Suap Pengurusan Perkara di MA, Penanganannya?

Oleh Liputan6.com pada 18 Apr 2022, 18:38 WIB

Diperbarui 18 Apr 2022, 18:38 WIB

Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira

Perbesar

Gua bersejarah, Gua Hira, ini tidak terlalu luas ukurannya hanya cukup bisa diduduki oleh 3 orang. (Wikipedia/wwn)

Liputan6.com, Jakarta Pada bulan Ramadan terdapat peristiwa besar dan sangat penting bagi umat Islam. Sebab pada malam ke 17 di bulan Ramadan kita menyebut sebagai malam Nuzulul Qur’an. Malam turunnya Al-Qur’an, yakni turunnya surat Al-Alaq ayat 1-5 yang bertepatan pada malam 17 bulan Ramadan.

Pada malam Nuzulul Qur’an tersebut umat Islam memperingati dengan menghidupkan malam tersebut dengan membaca Al-Qur’an. Selain itu, diisi dengan pengajian yang bertema Nuzulul Qur’an serta ditutup dengan do’a agar rahmat dan keberkahan Allah SWT senantiasa tercurahkan.

Terkait perayaan malam Nuzulul Qur’an, secara umum dapat dikatakan bahwa model perayaaannya seperti layaknya memperingati hari besar Islam lainnya seperti Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya.

Di saat hiruk pikuk kemeriahan dalam memperingati Nuzulul Qur’an, banyak masyarakat yang belum mengetahui secara jelas dibalik peristiwa Nuzulul Qur’an, seperti makna Nuzulul Qur’an sendiri dan sejarahnya.

Tulisan ini akan menjelaskan perihal makna dan sejarah Nuzulul Qur'an.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira

Perbesar

Gunung Jabal Nur tempat Gua Hira di Makkah. Liputan6.com/Nurmayanti

Nuzulul Quran berasal dari dua kata yakni “Nuzul”, yang artinya “turun” dan “Qur’an”, yang artinya “Al-Qur’an”. Jadi secara Bahasa, Nuzulul Qur’an berarti turunnya Al-Qur’an.

Sedangkan dilihat dari sejarahnya, Nuzulul Qur’an dimaknai sebagai turunnya (wahyu) Al-Quran yang pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadan. Ketika itu usia beliau mencapai 40 tahun dan atas alasan tertentu beliau menyepi di Gua Hira.

Dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185 mengisyaratkan pengertian Nuzulul Qur’an sebagai peristiwa turunnya Al-Qur’an.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).”

Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira

Perbesar

Seorang peziarah berdoa di sekitar Gua Hira di Jabal Nur, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (19/10). Gua Hira merupakan tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu. (Antara)

Sejarah Nuzulul Qur’an tidak dapat dilepaskan dari sejarah turunnya Al-Quran itu sendiri yang terjadi pada malam 17 Ramadan.

Ketika Rasulullah SAW sedang berkhalwat di Gua Hira, tepat pada malam 17, tiba-tiba Jibril datang membawa wahyu. Jibril memeluk dan melepaskan Rasulullah SAW. Hal ini diulanginya sebanyak 3 kali.

Setiap Jibril memeluk, maka Jibril mengatakan, “Iqra’”, yang artinya “bacalah!”. Namun, Nabi SAW menjawab, “ma ana bi qaari’, artinya “aku tidak dapat membaca”.

Setelah diperintah malaikat Jibril sebanyak tiga kali demikian, Nabi kemudian berucap: “Apa yang harus saya baca?”. Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat yang tertuang dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5.

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ .خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ .اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ.الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ.عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Peristiwa ini terjadi pada malam ke 17 bulan Ramadan 610 M dan pada malam tersebut sejarah mencatat wahyu pertama kali turun. Oleh sebab itu, hingga kini pada malam 17 pada bulan Ramadan setiap tahunnya selalu diperingati sebagai malam Nuzulul Qur’an.

Penulis: Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓

Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira

  • Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira
    Liputan6.comAuthor
  • Siapakah yang menemui Nabi Muhammad di Gua Hira
    Muhamad RidloEditor

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya