Siapakah nama ayah nabi ibrahim as

SEBUAH MATA RANTAI KESUCIAN SILSILAH NASAB RASULULLAH SAW HINGGA ADAM A.S

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-An’am ayat 74 ;

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ.

“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” [Surat Al-An’am : 74].

Pertanyaannya, apakah benar nama ayah Nabi Ibrahim a.s adalah Aazar ?, dan mungkinkah garis silsilah Rasulullah SAW sampai Nabi Ibrahim keatas hingga Nabi Adam a.s tersisipi orang kafir atau musyrik ?

Dalam Surah Ali-Imran, ayat 33-34. Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ.

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).” [Surat Ali-Imran: 33].

ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ.

“(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Surat Ali-Imran: 34].

Dari ayat-ayat diatas, maka dapat kita simpulkan bahwasannya silsilah nasab Rasulullah SAW adalah manusia-manusia pilihan yang unggul, yang Allah sendiri secara jelas menyatakannya.

Adapun mengenai kesucian nasab Rasulullah SAW sampai kepada Nabi Ibrahim as keatas hingga Nabi Adam as, sebagaimana Imam As-Suyuthi menuturkan dalam kitabnya, Al-Hawi lil Fatawy, jilid 2, Hal. 254 (Kitab al Ba’ts) menukil perkataan Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitabnya, Asrar at-Tanzil, pada teks: 

ما نصه: قيل ان آزر لم يكن والد ابراهيم بل كان عمه واحتجوا عليه بوجوه: منها ان اباء الأنبياء ما كانوا كفارا ويدل عليه وجوه، منها قوله تعالى (الذي يراك حين تقوم ونقلبك فى الساجدين) [الشعراء: ٢١٨] قيل معناه انه كان ينقل نوره من ساجد الى ساجد، وبهذا التقدير فالآية دالة على ان جميع آباء محمد صلى الله عليه وسلم كانوا مسلمين، وحينئذ يجيب القطع بان والد ابراهيم ما كان من الكافرين انما ذاك عمه اقصى ما في الباب ان يحمل قوله تعالى  (وتقلبك فى الساجدين) على وجوه اخرى. واذا وردت الروايات بالكل ولا منافاة بينهما وجب حمل الآية على الكل، ومتى صح ذلك ثبت ان والد ابراهيم ما كان من عبدة الاوثان ثم قال: ومما يدل على ان آباء محمد صلى الله عليه وسلم ما كانوا مشركين قوله عليه السلام: (لم ازل انقل من اصلاب الطاهرين الى ارحام الطاهرات) وقال تعالى: (انما المشركون نجس)  [التوبة. ٢٨]. فوجب ان لا يكون احد من اجداده مشركا — هذا كلام الامام فخر الدين بحروفه — وناهيك به امامة وجلالة فانه إمام اهل السنة في زمانه، والقائم بالرد على من فرق المبتدعة في وقته، والناصر لمذهب الاشاعرة في عصره- وهو العالم المبعوث على رأس المائة السادسة ليجدد لهذه الأمة أمر دينها.

“Dikatakan bahwa sesungguhnya Aazar bukanlah orang tua Ibrahim a.s akan tetapi pamannya. Dan pada persoalan ini memerlukan sudut pandang, diantaranya adalah bahwa sesungguhnya bapak para Nabi tidak ada yang kafir. Pada pendapat ini menunjukkan adanya bukti, diantaranya adalah firman Allah:

الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ.

“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),” [Surat Ash-Syu’ara : 218].

وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ.

“dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” [Surat Ash-yhu’ara : 219].

Dikatakan sesungguhnya makna ayat itu adalah, bahwa nur Muhammad bergerak atau berpindah tempat dari ahli sujud yang satu ke ahli sujud yang lain, dan ini adalah sebuah ketentuan. Maka ayat (diatas) menunjukkan bahwa sesungguhnya semua nenek moyang atau leluhur Nabi SAW adalah golongan orang-orang yang selamat (muslimin). Dan kemudian wajiblah memutuskan bahwa orang tua Nabi Ibrahim as bukanlah dari golongan kafir, sesungguhnya dia (Aazar) adalah pamannya yang harus dieliminasi (dibuang) dari bab (silsilah nasab) ini, oleh karena berpegang pada ayat: “dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.”

Sebagai sudut pandang yang lain, jika datang riwayat-riwayat secara utuh tanpa ada kontrofersi antara riwayat-riwayat tersebut maka wajib berpijak pada dalil ayat secara utuh, dan bilamana benar pada penetapan riwayat tersebut bahwa orang tua Nabi Ibrahim as bukanlah dari golongan penyembah berhala. Kemudian berkata (Imam Ar-Razi): “Dan dalil yang menunjukkan bahwa leluhur Nabi Muhammad SAW bukanlah dari golongan orang musyrik, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Tiada henti-henti aku berpindah dari sulbi-sulbi yang suci hingga rahim-rahim yang suci”, dan firman Allah Ta’ala: ” Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis.” [At-Taubah: 28]. Maka wajib tidak boleh ada satu orang pun dari kakek-kakek beliau yang musyrik.”

Ini adalah perkataan Imam Fakhruddin Ar-Razi sesuai karakter gaya bicaranya, belum lagi kepemimpinannya, keagungannya. Sesungguhnya ia adalah pemimpin Ahlus Sunnah dizamannya, sosok yang teguh pendirian dalam menentang firqah-firqah yang menyalahi syariat di masanya, seorang pejuang madzhab Asy’ariyah di eranya, dan dia adalah orang alim yang dibangkitkan pada penghujung seratus tahun (abad) ke-enam untuk membenahi ummat ini dalam urusan agama mereka.

Saya cukupkan sampai perkataan Imam Ar-Razi selaku barometer hujjah tentang pembahasan kesucian silsilah Rosulullah SAW diatas. Sekarang mari kita ulas, siapakah Azar sesungguhnya yang dimaksud pada ayat diatas, dan apakah pengertian kata “Abun/Abi (bapak) dalam penggunaan dialektika bahasa arab (Al-Quran), apakah bermakna haqiqi ataukah majazi.

Imam Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abi Bakar As-Suyuthi (w. 911 H) atau yang lebih masyhur dengan panggilan Imam As-Suyuthi, dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawiy, jilid 2, Hal. 258, pada Kitabul Ba’ts- bab Masalikul Hunafa fi Walidayl Musthafa, menuturkan;

فعرف من مجموع هذه الآثار ان اجداد النبي صلى الله عليه وسلم كانوا مؤمنين بيقين من آدم الى زمن نمروذ، وفي زمنه كان ابراهيم عليه السلام وآزر، فان كان آزر والد إبراهيم فيستثنى من سلسلة النسب، وان كان عمه فلا استثناء، وهذا القول—اعني ان آزر ليس ابا ابراهيم—ورد عن جماعة من السلف – اخرج ابن ابي حاتم بسند ضعيف عن ابن عباس في قوله : (واذ قال ابراهيم لابيه) 1 آزر قال: ان ابا ابراهيم لم يكن اسمه آزر وانما كان [اسمه] تارح، واخرج ابن ابي شيبة، وابن المنذر، وابن ابي حاتم من طرق بعضها صحيح عن مجاهد قال: ليس آزر ابا ابراهيم.

“Maka dapat diketahui dari kumpulan atsar-atsar ini, bahwa sesungguhnya kakek-kakek Nabi SAW semuanya golongan orang-orang mu’min dengan keyakinan dari mulai Adam sampai era Namrudz, yang dimasa Namrudz ada Ibrahim a.s dan Aazar. Dan apabila Aazar adalah orang tua Ibrahim as maka dikecualikan dari garis silsilah nasab (Nabi SAW), tapi apabila Aazar adalah paman Ibrahim a.s maka tidak dikecualikan, — Perkataan ini— yakni sesungguhnya Aazar bukanlah ayah Ibrahim a.s.

Telah datang riwayat dari golongan salaf. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad dha’if dari Ibnu Abbas ra tentang firman Allah, “Dan ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya ” (1) Aazar. Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya nama ayah Ibrohim bukanlah Aazar, akan tetapi namanya adalah Tarih.

Ibnu Abi Syaibah, Ibnul Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim dari berbagai jalur riwayat yang sebagian riwayat itu shahih dari Mujahid, yang berkata , “Aazar bukanlah ayah Ibrohim.”

واخرج ابن المنذر بسند صحيح عن ابن جريج في قوله (واذ قال ابراهيم لابيه) آزر قال: ليس آزر بابيه انما هو ابراهيم بن تيرح – او تارح – بن شاروح بن ناحور بن فالخ، واخرج ابن ابي حاتم بسند صحيح عن السدي انه قيل له اسم ابي ابراهيم آزر فقال: بل اسمه تارح، وقد وجه من حيث اللغة بان العرب تطلق لفظ الأب على العم اطلاقا شائعا وان كان مجازا، وفي التنزيل: (ام كنتم شهداء اذ حضر يعقوب الموت اذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد إلهك وإله آبائك ابراهيم واسماعيل واسحاق)٢. فاطلق على اسماعيل لفظ الأب وهو عم يعقوب كما اطلق على ابراهيم وهو جده، اخرج ابن ابي حاتم عن ابن عباس – انه كان يقول: الجد أب ويتلوا (قالوا نعبد الهك وإله آبائك) الآية. واخرج عن ابي العالية في قوله: (وإله آبائك ابراهيم واسماعيل) قال: سمي العم ابا، واخرج عن محمد بن كعب القرظي قال: الخال والد، والعم والد وتلا هذه الآية.

“Ibnul Mundzir mengeluarkan sebuah riwayat dengan sanad shahih dari Ibnu Juraij tentang firman Allah Ta’ala, “Dan ketika Ibrohim berkata kepada ayahnya (Aazar)” yang berkata: “Aazar bukanlah ayahnya, sesungguhnya adalah Ibrohim bin Tairih atau Tarih bin Syarukh bin Nahur bin Falikh.”

Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad shahih dari As-Sadiy ketika dikatakan kepadanya bahwa nama ayah Ibrahim as adalah Aazar. Maka As-Sadiy berkata, “Akan tetapi nama ayahnya adalah Tarih.” Dan sesungguhnya kalau ditinjau dari segi dialek bahasa bahwa orang Arab mensifati keumuman lafadz “Abun (bapak) “dengan ‘Ammun (paman dari jalur ayah) dengan keumuman yang sudah populer (dikalangan orang arab) dan kata “Ab (bapak) ” hanyalah bentuk majaz saja “. 

Didalam Al-Qur’an (Al-Baqarah, ayat: 133) pada firman Allah Ta’ala: “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq…”. (pada ayat ini) lafadz “Ab (bapak)” dipopulerkan pada penyebutan Ismail yang merupakan paman Ya’qub sebagaimana kepopuleran (penyebutan kata bapak) pada Ibrohim yang merupakan kakek Ya’qub.”

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra yang berkata; “Paman (dari jalur bapak) adalah bapak, seraya membaca ayat: “Mereka berkata, “Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu…(al-ayat).”

Dan diriwayatkan dari Abi ‘Aliyah pada firman Allah Ta’ala, “Dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrahim dan Ismail..”. Pada ayat ini paman disebut bapak. Dan diriwayatkan dari Muhammad bin Ka’b al- Quradzhi yang berkata: “Al-Khal (paman dari jalur ibu) adalah bapak, dan Al-‘amm (paman dari jalur ayah) adalah bapak. Lalu Muhammad bin Ka’b al-Quradzhi membaca ayat tersebut.”

فهذه اقوال السلف من الصحابة، والتابعين في ذلك

Maka inilah pendapat-pendapat salaf dari para sahabat dan tabi’in dalam persoalan tersebut.

Jadi kesimpulannya adalah, bahwa ayah Nabi Ibrahim a.s bukanlah Aazar. Akan halnya yang termaktub pada ayat 76, Surah Al-An’am pada lafadz “Abiihi” bermakna ” ‘Ammihi (pamannya). Dan dari hujjah-hujjah diatas maka jelaslah bahwa nasab Rasulullah SAW keatas hingga Nabi Ibrahim a.s sampai Nabi Adam a.s adalah nasab-nasab terpilih, ahli-ahli sujud (ibadah) dan terjaga kesuciannya dari kemusyrikan dan kekafiran.

Siapa nama ayah dari Nabi Ibrahim as?

Ia memiliki dua saudara kandung bernama Nahor dan Haran. Dalam Alquran disebutkan bahwa ayah Nabi Ibrahim bernama Azar.

Siapa nama ayah dan ibu Nabi Ibrahim as?

AmathlaahIbrahim / Orang tuanull

Siapakah nama ayah Nabi Ibrahim as sekaligus pembuat berhala?

1. Sebagian ulama Ahlusunnah berkeyakinan bahwa ayah nabi Ibrahim As adalah penyembah berhala dan namanya adalah Azar.