tirto.id - Seni peran teater tradisional adalah jenis teater yang berkembang di berbagai suku bangsa Indonesia. Perkembangannya itu dengan menggunakan kaidah dan pola pementasan yang bersumber dari estetika asli budaya Indonesia. Menurut buku Menjadi Bintang karya Eddie Karsito, semula seni peran dikenal dengan seni drama. Show Seni peran juga dikenal dengan sandiwara atau seni tradisi. Istilah "sandiwara" diambil dari bahasa Jawa, yaitu sandi dan warah yang diartikan sebagai pembelajaran (warah), diam-diam, dan rahasia (sandi). Munculnya seni peran tradisional di Indonesia ditandai dengan adanya Sandiwara Keliling, Randai dan Bakaba (Sumatera), Tarling, Topeng Cirebon. Selain itu, juga ada Ludruk, Ketoprak, Gatoloco, dan Wayang Orang (Jawa). Lantas, apa saja karakteristik teater tradisional?
Karakteristik teater tradisionalDilansir dari buku Seni Budaya SMP/MTs Kelas VIII Semester 1, pertunjukan seni peran teater tradisional dilakukan atas dasar tata cara dan pola yang diikuti secara tradisional (turun temurun) atau pengalaman pentas generasi tua (pendahulu). Kemudian, dialihkan atau dilanjutkan ke generasi muda (generasi penerus), mengikuti, serta setia kepada pakem yang sudah ada. Pementasan teater tradisional dilakukan di alam terbuka atau di pendopo yang penontonnya dapat melihat dari berbagai sisi yang terbuka. Teater tradisional diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Teater rakyat Ciri teater rakyat yaitu: improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contoh-contoh teater rakyat:
Munculnya teater klasik bermula dari lingkungan keraton. Hal ini yang menyebabkan karakter teater klasik sudah mapan atau segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Tidak hanya itu, teater klasik juga memiliki sifat feodalistik. Contoh teater klasik; Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek. Unsur cerita dalam teater klasik bersifat statis, tapi memiliki daya tarik. Diperlukan kreativitas seorang dalang atau pelaku teater klasik untuk dapat menghidupkan lakon dalam pertunjukan. 3. Teater transisi Teater transisi adalah teater yang bersumber dari teater tradisional tapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat, contoh teater transisi:
Ciri dan fungsi teater tradisional1. Ciri-ciri teater tradisional
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
SENI TEATER TRADISIONAL
atau
tulisan menarik lainnya
Ega Krisnawati
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Guruips.com Maret 28, 2018 Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, bergantung pada kondisi dan sikap budaya masyarakat, serta sumber dan tata cara tempat teater tradisional tersebut lahir.
Berikut ini contoh beberapa bentuk teater tradisional yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa, meski juga ada cerita fiksi. Banyak pula diambil cerita dari atau berseting luar negeri [yang terkenal adalah cerita sampek engtay]. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos [wiracarita]: Ramayana dan Mahabharata.
Wayang orang ini dipentaskan dengan pemeran orang dewasa dan disajikan dengan gerakan tari. Tata rias dan tata busana dalam teater ini bersifat mengikat dan harus disesuaikan dengan pakem dalam pewayangan. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.
3. Ludruk Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan nonintelek [tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, dan lain-lain]. Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu [sejarah maupun dongeng], dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari [biasanya] kalangan wong cilik.
7. Randai 8. Mamanda Mamanda adalah jenis teater khas daerah Kalimantan Selatan. Pertunjukannya dilakukan dengan busana yang mewah dan serba gemerlap, serta diringi dengan musik sederhana yang bersifat sugestif. Disinyalir istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir, Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata "mama" [mamarina] yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang berarti terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu “sapaan” kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan. Dialog Mamanda lebih kepada improvisasi pemainnya. Sehingga spontanitas yang terjadi lebih segar tanpa ada naskah yang mengikat. Namun, alur cerita Mamanda masih tetap dikedepankan. Disini Mamanda dapat dimainkan dengan naskah yang utuh atau inti ceritanya saja.
9. Sanghyang
10. Sendratari [Seni Drama dan Tari] Related Posts :Karya Seni Teater Nusantara [Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SMP/ MTs Kelas VIII] ✓ Seni pertunjukan atau teater tidak bisa terlepas dari yang namanya seni musik dan seni tari. Seni pertunjukan terdiri dari beberapa macam antara lain teater tradisional dan modern. Berikut ini adalah artikel tentang seni pertunjukan tersebut. 1. Karya Seni Teater Nusantara 2. Sikap Apresiatif Kepada Keunikan Dan Pesan Moral Seni Teater Nusantara 3. Eksplorasi Teknik Tubuh, Olah Pikir dan Olah Suara 4. Merancang Pertunjukan Teater Nusantara Pengertian teater nusantara adalah merupakan teater yang tumbuh dan berkembag di wilayah nusantara. Fungsi teater pada jaman dahulu adalah meliputi:
Pada seni pertunjukan sangat beragan baik yang tradisional ataupun yang nontradisonal. Untuk lebih jelasnya berikut urainnya. A. Seni Teater Tradisional Pada seni pertunjukan tradisional masih adanya keteraitan dengan aturan tradisi yang masih ada pada masing-masing daerah mulai dari kostum, tata panggng, jumlah pemain, dal lain sebagainya. - Ketropak Adalah merupakan salah satu contoh dari jenis teater yang berkembang di wilayah jawa/ jogjakarta yang awalnya dikenal dengan sebutan ketoprak ongkek/ ketoprak barangan. - Randai Adalah merupakan salah satu jenis teater nusantara yang tumbuh dan berkembang di daerah minangkabau. Dalam pertunjukan randai, selain disampaikan dengan menggunakan dialog, juga disampaikan melalui dendang/ gurindam. Dalam randai, dimungkinkan seorang pemain teater ini mengajak/ meminta komentar dari penonton. Pertunjukan randai dipertunjukkan dalam bentukarena, formasi dari penonton dan permainannya dalam betuk melingkar. - Mamanda adalah merupakan salah satu teater nusantara yang berada di Kalimantan Selatan. Pada pertunjukan mamanda memakai busana yang gemerlap, namun memakai peralatan yang sederhana dalam permainannya. - Sanghyang Adalah merupakan jenis teater tradisional yang berada di Bali yang di Suguhkan dalam bentuk tari yang mempunyai sifat yang religius dan secara khusus sebagai tarian untuk menolak bala/ wabah penyakit. Contoh lain teater tari di Bali, misalnya tetaer tari calon arang, kecak, barong, dan juga berupa drama gong yang hampir semuanya bersifat religius. - Topeng Bonjet Adalah merupakan SENI TEATER NUSANTARA yang berwujud sandiwara tradisional yang berada di wilayah Jawa Barat terutama di daerah karawang. A. Seni Teater Nontradisional Definisi Seni Teater Nontradisional adalah jenis teater yang telah tidak terikat lagi dengan tradisi daerah. Untuk di Indonesia, jenis teater non tradisional berbentuk pembaharuan teater tradisional. Contoh teater non tradisional non nusantara: - Bengkel Teater Di tahun 1967 di kampung Ketanggungan, Yogyakarta W.S. Rendra mendirikan bengkel teater. Karena alasan politik, dan mmembuat kelompoknya kocar-kacir, maka pada tahun 1985 di Depok Rendra mendirikan bengkel teater. Pada setiap pertunjukannya selalu mendapat sambutan yang meriah dari para penontonnya. - Teater Kecil Teater kecil dipimpin oleh Arifin C. Noer, beliau adalah seorang penulis naskah yang produktif yang berasal dari Cirebon yang sering memasukkan unsur kesenian daerahnya ke dalam tetaer yang di tulis/ dipentaskannya. Arifin C. Noer pernah bergabung dengan kelompok bentukan Rendra. - Teater Koma tahun pendirian teater ini adalah 1977 oleh Norbertus Riantiarno [serig dipanggil Nano Riantiarno]. Beberapa karyanya antara lain : Opera Ikan Asin, Opera Kecoa yang berbicara mengenai rakyat jelata. Selain itu, ada beberapa drama panggung lain, antara lain: Cinta yang Serakah, Presiden Burung-burungSie Jin Kwie, dan lain sebagainya. Sikap apresiatif dapat dimunculkan dalam diri seorang siswa dengan melakukan kegiatan sebagai berikut.
Sebaiknya jika siswa sebelum mengapresiasi suatu karya seni tetater perlu tahu terlebih dulu unsur-unsur yang membangun karya tersebut, misalnya saja, tata riasnya, lakonnya, musik pengiringnya, dan sebagainya. Cara yang bisa ditempuh oleh siswa dalam rangka mendapatkan pesan moral dalam suatu KARYA SENI TEATER baik yang tradisional maupun yang nontradisional adalah dengan memahami tema dan isi cerita dari pertunjukan tersebut. Adapun untuk pemahaman terhadap tema maka perlu mengetahui isi dari cerita secara menyeluruh, sedangkan untuk memahami isi ceritanya bisa dipdapatkan dari dialog dan adegen yang ada. Perihal yang perlu diperhatikan dalam suatu teater atau drama adalah dengan memaksimalkan pengolahan tubuh, pikiran dan juga suaranya. - Olah Tubuh Adalah merupakan suatu cara untuk menguasai seluruh bagian tubuh untuk dipakai menunjang seorang pemain di dalam memerankan tokoh yang akan dimainkan, sehingga bisa benar-benar berperan secara maksimal. - Olah Pikir Untuk latihan olah pikir dasar yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut supaya dapat menjadikan pameran lebih kritis dan lebih tanggap.
- Olah Suara Dengan penguasaan dalam artikulasi gerak dan suara, maka pemain teater akan mampu mengekspresikan sebuah peran/ watak yang akan dimainkan. Pokok-pokok yang dibutuhkan dalam pengolahan vokal dalam rangka berkaitan dengan pengucpan/ dialog yang nantinya akan terdengar dengan lebih jelas dalam sebuah pertunjukan adalah sebagai berikut:
Di bawah ini adalah merupakan hal yang perlu dilakukan dalam merancang sebuah pertunjukan teater: - Menentukan lakon/ cerita Cerita yang dipilih sebaiknya adalah yang sesuai dengan situasi dan kndisi dari penonton, serta memberikan ajaran moral kepada penonton dan juga pemainnya. - Menyusun naskah pertunjukan. Berikut adalah merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat naskah teater:
- Merancang panggung Latar belakang panggung akan digambarkan dengan tata dekorasi, tata lampu dan properti tertentu yang dipakai sehingga demikian perlu adanya kesesuaian dengan cerita teaternya. - Menentukan media bentuk penyajian Berikut adalah beberapa bentuk penyajian karya teater yaitu:
Dalam rangka menggelar pentas teater nusantara disekolah, maka perlu dipersiapkan beberapa hal berikut: 1. Pendahuluan/ persiapan Kegiatan persiapan adalah menyusun panita, untuk membimbing siswa supaya bisa bermusyawarah, berorganisasi dan bekerja sama dalam melakukan teater. 2. Pengkajian naskah Dilakukan oleh seluruh siswa yang dipimpin oleh sutradara untuk mengkaji naskah akon secara cermt dari awal sampai akhir. Sedangkan guru di sini adlah berindak sebagi penasehat. 3. Casting Casting adalah kegiatan memilih siswa yang berminat yang layak ditunjuk sebagai pemeran dalam lakon yang akan digelar pementasan atas dasar pertimbangan wawasan teater dan pertimbangan psikologis. 4. Pertemuan Guru/ sutradara memberikan petunjuk dalam akting, dialog dan lagu suara. 5. Kerja Meliputi penyusunan jadwl latihan oleh seksi latihan atas arahan sutradara Setelah semua persiapan dilaksanakan, maka pertunjukan teater dpat dilaksanakan untuk dipentaskan.
Demikianlah artikel tentang Karya Seni Teater Nusantara [Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SMP/ MTs Kelas VIII] di Aanwijzing.com, yang semoga bermanfaat |