Sebutkan upacara adat yang ada di indonesia

Pesona keindahan alam di Pulau Bali memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sepanjang pulau kita dapat menikmati keindahan alam yang terbentang, mulai dari gunung, pantai bahkan danau. Namun, ada hal unik yang membuat Bali menjadi lebih istimewa, yaitu pelestarian budaya yang sangat terasa pada sendi kehidupan masyarakatnya. Berkunjung ke Bali terasa lebih spesial jika kita berhasil mendapatkan momen seru dengan menyaksikan upacara adat di Bali. Umumnya upacara adat tersebut dapat disaksikan oleh wisatawan untuk sekadar menyaksikan atau mendokumentasikannya.

Berikut antara lain tujuh upacara adat di Pulau Bali yang memiliki keunikan tersendiri:

1.    Upacara Ngaben

Upacara ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah kembali ke Sang Pencipta. Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu: Ngaben sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung. Sementara itu, Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.

 Mengingat banyaknya biaya yang akan dikeluarkan untuk upacara Ngaben, maka tidak semua penduduk Bali bisa melaksanakan upacara ini untuk keluarga yang meninggal dunia. Namun, pemerintah baik desa adat maupun Pemerintah Provinsi mengadakan upacara ngaben massal yang diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi, Upacara Ngaben memang tidak akan selalu dilaksanakan dan tidak dapat diprediksi.

 2.    Upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan upacara pensucian baik untuk diri serta benda sakral milik Pura. Dalam kepercayaan agama Hindu sumber air seperti danau, laut maupun mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta. Dalam acara ini, masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air dengan berpakaian putih serta membawa perlengkapan persembahyangan dan biasanya mengusung pratima, benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.

 Tujuan dari upacara ini adalah meningkatkan bhakti pada para Dewa dan manifestasi Tuhan serta meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan kelestarian lingkungan. Jika ingin menyaksikan upacara adat ini, datanglah 3 atau 4 hari sebelum perayaan Nyepi dilaksanakan  dan menginap di hotel-hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu yang cukup besar seperti di Kuta atau Uluwatu.

 3.   Hari Raya Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk merayakan ilmu pengetahuan. Pada hari raya ini, umat Hindu Bali biasanya melakukan upacara khusus untuk memuja atau mengagungkan Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi hingga membuat semua orang di dunia menjadi pintar dan terpelajar. Semua yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab didoakan dalam upacara Saraswati. Tak hanya itu, biasanya ditampilkan pula pentas tari dan pembacaan cerita hingga semalam suntuk

 4.    Hari Raya Galungan

Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘Menang’. Sesuai dengan asal namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan melawan kejahatan. Selain itu, upacara Galungan juga digelar untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya. Rangkaian hari raya Galungan sudah berlangsung sekitar 25 hari sebelum hari raya Galungan. Setiap 210 hari perhitungan kalender Bali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan.

 5.   Upacara Mepandes

Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Dalam Upacara Mepandes ini, 6 buah gigi taring bagian atas anak-anak yang beranjak dewasa akan dikikis. Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu buruk seperti keserakahan, kecemburuan, marah, dan sebagainya.

6.    Upacara Ngerupuk

Upacara Ngerupuk dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi tiba dan masyarakat wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala, dengan tujuan mengusir Bhuta Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata penyepian. Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh. Setelah ritual adat di Bali ini selesai, biasanya akan ada pawai ogoh-ogoh yang diarak bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.

 7.   Upacara Tumpek Landep

Tumpek Landep merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menyucikan senjata dan peralatan yang dimiliki, dengan sesaji dan doa-doa. Upacara ini akan dipimpin oleh pemuka adat, dan dilakukan di Pura yang dianggap sakral dan memiliki lokasi yang tepat.Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat yang disucikan diharapkan dapat memberikan keberkahan bagi para pemilik senjata dan peralatan tersebut.

Sehubungan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang belum selesai, pada September 2020 Pemerintah Provinsi Bali bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali mengeluarkan surat edaran yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan ritual adat dan budaya tersebut. Surat edaran itu intinya membatasi kegiatan adat dan budaya yang menyebabkan keramaian. Dalam pelaksanaannya, Pecalang selaku satuan pengamanan adat bersama tokoh-tokoh desa adat menjadi garda terdepan dalam mengontrol penerapan protokol kesehatan. Kepatuhan warga terhadap aturan adat dan tokoh adatnya menjadi kunci dalam mengantisipasi kondisi saat ini.

 Jika pandemi telah berlalu dan anda berkesempatan untuk berlibur ke Bali, sempatkan waktu untuk menyaksikan upacara adat di Bali ini ya.

 (Penulis : Corry Wulandari dan Putu Oktaviani Putri Sumardhana)

Upacara Adat 34 Provinsi di Indonesia Beserta Gambarnya dan Penjelasannya :

Pengertian Upacara Adat

Upacara adat terdiri dari dua istilah, yaitu upacara dan adat. Upacara diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terikat dengan aturan tertentu yang sesuai dengan tujuan. Sedangkan adat adalah kebiasaan turun-temurun sekelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya lingkungannya. Kebiasaan ini bersangkutan dengan hal-hal yang bersifat magis atau religius dari kehidupan penduduk asli meliputi kebudayaan, norma serta aturan-aturan yang berkaitan satu sama lain dan kemudian menjadi sebuah sistem atau aturan tradisional. Jadi bisa disimpulkan bahwa upcara adat adalah tradisi dri turun temurun yang hanya dilakukan ditempat itu saja.

Fungsi Upacara Adat

Fungsi utama upcara adat yaitu supaya dapat mengentalkan atau menjaga budaya dari suatu daerah. Namun menurut seorang ahli upacara adat juga memiliki fungsi sosial yang dapat dilihat pada kehidupan sosial masyarakat, yakni adanya pengendalian sosial, sosial media, norma sosial dan pengelompokan sosial.

Baca juga : Pengertian Komunisme Adalah

Unsur Upacara Adat

Terdapat beberapa unsur dalam suatu upacara adat. Unsur-unsur tersebut antaralain adalah :

Biasanya upacara adat dilakukan di lokasi atau tempat yang dianggap kramat oleh masyarakat setempat, sehingga tidak setiap orang dapat berkunjung ke tempat tersebut. Dan yang bisa mengujungi Lokasi tersebut hanya orang-orang yang mempunyai kepentingan, seperti orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan upacara adat.

Tradisi upacara ini dilaksanakan di waktu-waktu tertentu. yang didasarkan pada kesepakatan secara turun temurun, misalnya di daerah Jawa Tengah jadwal upacara adat berpatokan terhadap kalender Jawa. Upacara adat juga biasanya dilakukan pada masa-masa tertentu, misalnya ketika masa panen.

Masyarakat umumnya akan membawa benda-benda atau persayaratan seperti sesaji ketika sedang melaksanakan tradisi upacara adat, hal ini dilakukan sebagai bentuk seserahan terhadap kepercayaan yang dipegang.

Dalam pelaksanaan tradisi upacara adat ada beberapa orang yang ikut terlibat didalamnya, yang meliputi pemimpin prosesi upacara dan beberapa orang yang paham dan mengerti ritual yang dijalaninya.

Tujuan Upacara Adat

Upacara adat bertujuan sebagai pengintegrasian antara etos dan pandangan hidup. Etos merupakan sistem nilai budaya, sedangkan pandangan hidup adalah konsepsi warga masyarakat terhadap dirinya, alam sekitar dan segala sesuatu yang ada pada lingkungan sekitarny. Tujuan laiinya yaitu untuk keselamatan diri, keluarga serta masyarakat dalam suatu lingkungan sosial.

Baca juga : Pengertian Toleransi Adalah

Upacara Adat Sedekah Bumi

Sedekah Bumi merupakan Salah satu bentuk tradisi upacara adat yang banyak dilakukan di Indonesia. Tujuan dari upacara adat ini ialah untuk mengingat Sang Pencipta karena telah memberikan rahmat kepada manusia, khususnya kepada keluarga petani yang hidupnya bergantung pada hasil bumi pertanian.

Masyarakat yang melakukan sedekah bumi biasanya percaya bahwa dengan melakukan syukuran, maka Tuhan akan menambahkan kenikmatan secra berkelanjutan. Mereka meyakini Tuhan akan memberikan hasil panen bertambah dan menghilangkan masa paceklik. Upacara adat sedekah bumi ini umumnya dilakukan dengan pawai karnaval atau semacam “pamer” hasil bumi keliling desa, seperti mengarak ketela pohon, mangga, jagung, padi, dan sebagainya tergantung hasil bumi yang melimpah di daerah tersebut.

Upacara Adat 34 Provinsi di Indonesia Beserta Gambarnya dan Penjelasannya

Setiap provinsi di Indonesia tentunya memiliki tradisi adat yang berbeda-beda. Berikut ini adalah daftar 34 upacara adat yang ada di seluruh provinsi di Indonesia, yaitu:

DI provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ada upacara adat bernama Peusijuk. Upacara ini merupakan salah satu tradisi leluhur masyarakat Aceh sebagai wujud rasa syukur atas anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT. Biasanya upacara adat ini dilakukan ketika acara pernikahan, kelahiran, naik haji, menempati rumah baru, dan lain-lain.

Di Sumatera Utara terdapat upacara adat yaitu Tradisi Mangokkal Holi. Ini merupakan ritual mengambil tulang belulang leluhur warga dari dalam pemakaman. Tulang belulang tersebut kemudian ditempatkan di dalam peti dan disimpan dalam sebuah bangunan tugu khusus.

Baca juga : Pengertian Bhinneka Tunggal Ika Adalah

Di Sumatera Barat terdapat upacara adat bernama Perayaan Tabuik. Upacara adat ini merupakan tradisi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad yang bernama Hasan dan Husein.

Sementara di Riau upacara adatnya bernama Balimau Kasai. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Makna Balimau sendiri yaitu mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk limau.

Di kepulauan Riau terdapat upacara adat bernama Tepuk Tepung Tawar. Tujuannya dari upacara adat ini yaitu untuk memberikan berkah demi mencapai keselamatan dan kesejahteraan, menghapus sial dan duka nestapa orang menjalani Tepuk Tepung Tawar.

Kemudian di kepulauan Bangka Belitung upacara adatnya bernama Perang Ketupat. Ini merupakan acara adat yang dilaksanakan di pulau Bangka dan diselenggarakan setiap 1 Muharam / Tahun Baru Islam di Pantai Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.

Di Jambi terdapat upacara adat bernama Upacara Besale yang merupakan kegiatan pengobatan tradisional untuk membersihkan atau mengusir roh jahat yang dianggap menjadi sumber penyakit warga suku Anak Dalam.

Di Sumatera Selatan upacara adatnya bernama Sedekah Rame. Upacara tradisional ini dilakukan oleh suku Lahat dan digelar oleh para petani berkaitan dengan kegiatan pertanian, seperti penyiangan sawah, pembibitan, penanaman hingga masa panen.

Sementara di Bengkulu upacara adanya bernama Bakar Gunung Api. Upacara tradisi dilakukan dengan menyusun batok kelapa hingga membentuk gunungan kemudian membakarnya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan sekaligus mendoakan arwah keluarga agar tentram di akhirat.

Di Lampung upacara adatnya bernama Upacara Ngebabali, yang dilakukan ketika warga hendak membuka huma atau perladangan baru, membersihkan lahan sebelum penanaman, sebelum mendirikan rumah baru serta membersihkan tempat angker yang dianggap memiliki aura gaib.

Di DKI Jakarta terdapat upacara adat yang bernama Mapas. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Betawi apabila ada seorang ibu yang baru melahirkan. Para ibu ini diharuskan untuk memakan  “sayur papasan” yang tujuannya supaya ibu dan bayi yang baru dilahirkannya selalu sehat.

Sementara di Jawab Barat upacara adatnya adalah Sisingaan. Ini merupakan tradisi yang dilakukan dengan cara mengarak anak sehari sebelum dikhitan dengan menggunakan tandu berbentuk singa. Upacara adat ini banyak dilakukan oleh masyarakat Subang.

Sementara upacara adat di Banten bernama Seren Raun. Ini merupakan upacara tradisional yang dilakukan masyarakat Banten sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian selama satu tahun, serta sebagai harapan bagi warga agar hasil pertanian meningkat pada tahun berikutnya.

Upacara adat yang ada di Jawa Tengah yaitu Ruwatan. Kegiatan yang dilakukan dalam tradisi ini yaitu dengan cara meruwat atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib buruk, serta memberikan keselamatan dalam menjalani hidup.

Upacara adat di Yogyakarta bernama Upacara Sekaten. Upacara adat Sekaten dilakukan oleh warga Yogyakarta untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 5 bulan Jawa – Mulud (Rabiul Awal – Tahun Hijriah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta.

Di Jawa Timur upacara adatnya bernama Kasada. Upacara ini merupakan perayaan adat Suku Tengger di Jawa Timur yang digelar setiap hari ke-14 pada bulan Kasada berdasarkan penanggalan Jawa. Upacara ini dilakukan dengan melempar aneka sesajen seperti sayuran, buah-buahan, hasil ternak bahkan uang ke kawah Gunung Bromo.

Di Bali terdapat upacara adat yaitu Ngaben. Upacara adat ini dilakukan dengan kremasi atau pembakaran jenazah di Bali. Adapun tujuan dari tradisi ini adalah untuk mengirim jenazah menuju kehidupan mendatang.

Di NTB terdapat upacara adat bernama U’a Pua. Upacara adat ini dilangsungkan selama tujuh hari berturut-turut dan berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dimeriahkan dengan atraksi-atraksi yang dibawakan oleh masyarakat Mbojo dari Bima. Serta adanya pawai yang dimulai dari istana Bima dan diikuti oleh seluruh masyarakat istana, penari, dan kelompok kesenian.

Di NTT ada upacara adat bernama Pesta Adat Reba. Upacara adat ini diselenggarakan untuk menyambut pergantian tahun. Dalam upacara adat ini terdapat suatu ciri khas yaitu memakan ubi bersama-sama dengan iringan musik dan tarian adat Besa Uwi dari suku Bena.

Di Kalimantan Barat terdapat upacara adat bernama Naik Dango. Ini merupakan kegiatan tahunan yang diadakan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat secara rutin sebagai ungkapan rasa syukur kepada Nek Jubata (sang pencipta) atas panen padi yang diperoleh.

Sedangkan di Kalimantan Tengah upacara adatnya bernama Uluh Matei, yang dilakukan untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yang telah meninggal menuju Lewu Tatau Dia Rumpang Tulang, Rundung Raja Dia Kamalesu Uhate, Lewu Tatau Habaras Bulau, Habusung Hintan, Hakarangan Lamiang atau Lewu Liau yang berada di langit ke tujuh.

Di Kalimantan Selatan terdapat upacara adat bernama Aruh Bahari. Upacara adat ini digelar saat setelah masyarakat suku Dayak Dusun Halong selesai musim panen padi.

Di Kalimantan Timur terdapat Upacara adat bernama Dahau. Upacara ini dilakukan sebagai prosesi pemberian nama anak dari keturunan bangsawan atau orang terpandang yang memiliki kemampuan mengadakan upacara ini. Upacara Dahau dilangsungkan selama 1 bulan dan diisi dengan kegiatan ritual-ritual adat.

Di Kalimantan Utara terdapat upacara adat bernama Nyadar. Ini merupakan adat tradisi yang dilakukan oleh masyarakat petani garam Desa Pinggir Papas. Biasanya upacara ini dilaksanakan di sekitar lokasi makam leluhur yang disebut asta atau oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan nama Bujuk Gubang.

Di Sulawesi Utara terdapat Upacara adat bernama Mekikuwa yang digelar oleh suku Minahasa di Manado sebagai ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan pada tahun yang lalu dan wujud permohonan kepada Tuhan agar memperoleh rezeki pada tahun mendatang.

Di Gorontalo terdapat upacara adat bernama Momondho. Upacara ini memiliki makna mengenai pengesahan kedua mempelai yang siap untuk menikah. Upacara ini biasanya digelar 40 hari sebelum hari pernikahan. Dalam upacara ini nantinya calon pengantin akan diberikan petuah-petuah sebagai bekal berumah tangga.

Di Sulawesi Tengah terdapat upacara adat bernama Ritual Mora’akeke. Upacara adat ini bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar mengurangi sinar matahari yang menyebabkan kemarau panjang, sekaligus menambah deras aliran air Sungai Vuno yang telah mengering.

Sementara di Sulawesi Tenggara terdapat Upacara Adat Posuo. Upacara dilakukan ketika seorang perempuan telah berubah statusnya dari labuabua atau gadis remaja menuju kalambe atau gadis dewasa dalam Bahasa Buton. Tradisi Posuo dilakukan oleh masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara dan digelar untuk menguji kesucian seorang wanita.

Sedangkan di Sulawesi Selatan Upacara adatnya bernama Mappalili. Upacara ini dilangsungkan untuk mengawali musim tanam padi di sawah. Orang-orang yang menggelar upacara ini biasanya para pendeta Bugis Kuno yang dikenal dengan julukan bissu. Adapun tradisi adat yang dilakukan dalam upacara ini antara lain di daerah Pangkep, Bone, Soppeng, dan Wajo.

Adapun di Sulawesi Barat Tradisi atau upacara adat yang dilakukan bernama Sayyang Pattu’du. Upacara ini dilakukan sebagai syukuran untuk anak-anak yang berhasil khatam Alquran sebanyak 30 juz. Anak-anak tersebut akan diarakan dengan menaik kuda yang diiringi tarian adat dan lantunan musik tradisional setempat.

Di Maluku terdapat upacara adat bernama Pukul Sapu. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Desa Mamala, Ambon. Upacara adat ini digelar sepekan setelah hari raya Idul Fitri atau setiap 7 Syawal oleh para lelaki dengan bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek serta ikat kepala.

Sementara di Maluku Utara terdapat upacara adat bernama Tradisi Abdau yang dilakukan untuk menyambut Idul Adha. Kegiatan yang dilakukan dalam upacara adat ini yaitu masyarakat mengantarkan hewan kurban untuk dibagikan kepada yang membutuhkan, tujuannya agar dapat mempererat hubungan antar masyarakat Maluku karena sebelumnya pernah berkonflik.

Di Papua terdapat tradisi atau upacara adat yaitu Pesta Bakar Batu. Upacara adat ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, bakar babi, dan makan bersama-sama.

Sedangkan di Papua Barat terdapat upacara adat bernama Tanam Sasi. Upacara ini adalah bagian dari rangkaian upacara adat kematian, dimana upacara ini dilakukan dengan menanam Sasi (sejenis kayu) 40 hari setelah kematian seseorang dan kemudian dicabut kembali setelah 1.000 hari.

Baca juga :

Demikianlah artikel dari ppkn.co.id mengenai Upacara Adat di Indonesia semoga bisa bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA