Sebutkan tokoh pahlawan yang memimpin perlawanan kepada pemerintah kolonial belanda brainly

Sebutkan tokoh pahlawan yang memimpin perlawanan kepada pemerintah kolonial belanda brainly

Sebutkan tokoh pahlawan yang memimpin perlawanan kepada pemerintah kolonial belanda brainly
Lihat Foto

tribunnewswiki.com

Kapitan Pattimura

KOMPAS.com - Setelah Belanda menerima penyerahan dari Inggris pada 1816, kesejahteraan rakyat Maluku langsung menurun.

Rakyat pun mulai melakukan perlawanan, yang meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti di Ambon, Seram, dan Hitu, dengan pusat perlawanan berada di Saparua.

Oleh karena itu, disebut sebagai Perang Saparua, yang dipimpin oleh Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura.

Perang Saparua termasuk salah satu pergolakan terbesar yang pernah dihadapi Belanda selama menjajah Indonesia.

Lantas, mengapa terjadi Perang Saparua di Ambon?

Penyebab Perang Saparua

Perang Saparua dilatarbelakangi oleh banyak faktor, sebagai berikut.

  • Semakin diperketatnya kebijakan monopoli perdagangan, Pelayaran Hongi, dan kerja paksa, sehingga rakyat semakin menderita.
  • Pemerintah kolonial berencana menghapus sekolah-sekolah desa dan memberhentikan guru untuk menghemat anggaran.
  • Rakyat dipaksa menyediakan garam, ikan asin, dan kopi bagi kapal-kapal perang Belanda yang berlabuh di Ambon.
  • Adanya paksaan bagi para pemuda untuk menjadi serdadu Belanda di luar Maluku.
  • Adanya permasalahan dalam peredaran uang kertas yang semakin mempersulit kehidupan rakyat.
  • Adanya sikap arogan dan sewenang-wenang dari Residen Saparua, Van den Berg.

Baca juga: Biografi Kapitan Pattimura, Pahlawan dari Maluku

Tokoh Perang Saparua

Akibat tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Belanda, rakyat Maluku semakin terdorong untuk melancarkan perlawanan.

Para tokoh dan pemuda Maluku kemudian mengadakan serangkaian pertemuan rahasia. Misalnya pertemuan di Pulau Haruku dan di Pulau Saparua pada 14 Mei 1817.

Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk melawan dan Pattimura dipercaya sebagai pemimpin perlawanan.

Selain itu, terdapat tokoh-tokoh lain yang berjasa besar dalam Perang Saparua, yaitu Anthonie Rhebok, Thomas Pattiwael, Lucas Latumahina, Said Perintah, Ulupaha, dan Christina Martha Tiahahu.

Nama Pangeran Diponegoro mungkin sudah tidak asing di telinga Sobat SMP. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang turut melawan penjajahan Belanda. Di bulan kemerdekaan ini, Direktorat SMP akan mengupas sosok Pangeran Diponegoro serta peristiwa Perang Diponegoro sebagai upaya perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Sosok Pangeran Diponegoro dikenal secara luas karena memimpin Perang Diponegoro atau disebut sebagai Perang Jawa karena terjadi di tanah Jawa. Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Perang tersebut terjadi karena Pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Selain itu, sejak tahun 1821 para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman. Van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.

Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan. Kekecewaan Pangeran Diponegoro juga semakin memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya. Beliau kemudian bertekad melawan Belanda dan menyatakan sikap perang. 

Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah. Meskipun kediaman Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena lebih mengenal medan di Tegalrejo. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul.

Pangeran Diponegoro kemudian pindah ke Selarong, sebuah daerah berbukit-bukit yang dijadikan markas besarnya. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaannya, sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun. Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”; “sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”. 

Sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Bahkan Diponegoro juga berhasil memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan, meskipun hal ini menjadi kontroversi tersendiri. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan. 

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Mojo, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun (1825 – 1830) telah menelan korban tewas sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi.

Selain melawan Belanda, perang ini juga merupakan perang (sesama) saudara antara orang-orang keraton yang berpihak pada Diponegoro dan yang anti-Diponegoro (antek Belanda).  Akhir perang ini menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.

Setelah perang Diponegoro, pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di Jawa tunduk menyerah kepada Belanda kecuali bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III, justru hendak menyerang seluruh kantor belanda yang berada di kota-kota karesidenan Madiun dan di jawa tengah seperti Wonogiri, karanganyar yang banyak dihuni oleh Warok.

Begitulah peristiwa perang Diponegoro yang dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro. Semoga setelah membaca artikel ini, pengetahuan SMP Sobat mengenai perjuangan para pahlawan nasional akan semakin bertambah, ya. Sebab menurut Presiden Soekarno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. 

Baca Juga  Bersinergi Dalam Pengelolaan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: 

http://repositori.kemdikbud.go.id/20225/

http://repositori.kemdikbud.go.id/8315/

http://repositori.kemdikbud.go.id/20595/

Sebutkan tokoh pahlawan yang memimpin perlawanan kepada pemerintah Kolonial Belanda? Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah ada banyak nama pahlawan yang sudah berjuang sejak pertama kali Kolonial Belanda menjajah Indonesia.

Pahlawan-pahlawan dari Sabang hingga Merauke melakukan perlawanan sengit agar pasukan musuh pergi dari wilayah Nusantara. Hanya saja, politik devide et impera yang dilakukan VOC sangat kuat dan memecah belah kesatuan bangsa.

Kamu ingin tahu lagi berbagai hal penting seputar perjuangan bangsa Indonesia melawan para penjajah di masa awal-awal penjajahan. Mari simak beberapa tanya jawab berikut seputar hal tersebut.

Sebutkan dan Jelaskan Kapan Dimulainya Penjajahan Pemerintah Kolonial Belanda!

Awal mulanya Kolonial Belanda masuk ke Indonesia adalah pada tahun 1602. Saat itu, mereka masuk sebagai VOC, yaitu sebuah serikat dagang yang mencari rempah-rempah. Tepatnya pada 20 Maret 1602, VOC mulai masuk ke wilayah Nusantara.

Kehadiran VOC mulanya disambut baik oleh para raja dan pejabat kerajaan. Namun, politik licik Belanda, yaitu devide et impera, mulai mengacaukan kerajaan-kerajaan di Indonesia dan membuat akhirnya harus mengalami penjajahan selama 3,5 abad.

Sebutkan Tokoh Pahlawan yang Memimpin Perlawanan Kepada Pemerintah Kolonial Belanda!

Di masa Kolonial Belanda, ada banyak pahlawan maju untuk melawan penjajah. Pahlawan tersebut datang dari berbagai wilayah di Indonesia. 5 nama di antarannya adalah sebagai berikut:

1. Kapitan Pattimura yang dibantu oleh Paulus Tiahahu, Anthony Reebok, dan Kapitan Philip. Pada tahun 1817, Kapitan Pattimura berhasil merebut benteng Duurstede dan menewaskan Residen Van den Berg.

2. Pangeran Antasari merupakan pahlawan dari Kerajaan Banjar yang berhasil menguasai kedudukan Belanda di Gunung Jabuk dan menenggelamkan kapal Onrust beserta pemimpinnya Letnan Van der Velde dan Letnan Bangert.

3. Pangeran Diponegoro melawan Belanda dengan taktik gerilya. Dimulai sejak tahun 1825 hingga 1830.

4. Sisingamangaraja XII pahlawan dari Tapanuli ini memiliki nama asli Patuan Bosan Ompu Pulo Batu. Sisingamangaraja XII memulai perlawanannya sejak tahun 1878.

5. Cut Nyak Dien dikenal sebagai pejuang berhati baja dan ibu bagi rakyat Aceh. Cut Nyak Dien tidak mengenal kata menyerah dan melawan Belanda hingga titik darah penghabisan.

Masih banyak nama lain yang dapat disebutkan untuk menjawab pertanyaan, sebutkan tokoh pahlawan yang memimpin perlawanan kepada pemerintah Kolonial Belanda? Kamu hanya perlu menggali lebih dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Harga Murah

Kost Jakarta Harga Murah

Kost Bandung Harga Murah

Kost Denpasar Bali Harga Murah

Kost Surabaya Harga Murah

Kost Semarang Harga Murah

Kost Malang Harga Murah

Kost Solo Harga Murah

Kost Bekasi Harga Murah

Kost Medan Harga Murah