Sebutkan pengaruh atau peninggalan kebudayaan hindu budha di Indonesia

Ayu Ma'as Kamis, 4 November 2021 | 11:00 WIB

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah.

GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah mempelajari tentang pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap kehidupan masyarakat nusantara.

Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha begitu melekat pada masyarakat bahkan hingga hari ini. Banyak sekali peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha yang masih bisa kita lihat dan pelajari sejarahnya.

Salah satu faktor yang membuat kebudayaan dan peninggalan Hindu-Buddha begitu melekat pada masyarakat Indonesia adalah karena selalu ada bentuk toleransi kebudayaan yang berwujud akulturasi dalam berbagai aspek dalam masyarakat.

Seperti misalnya konsep candi sebagai bangunan tempat berdoa kepada dewa di agama Hindu yang juga ditemukan dalam budaya masyarakat nusantara ketika itu.

Baca Juga: 5 Candi Terbesar di Indonesia, Salah Satunya Masuk Daftar UNESCO sebagai Salah Satu Keajaiban Dunia

Bangunan atau arsitektur Hindu-Buddha juga lekat dengan peninggalan kebudayaan asli masyarakat nusantara yang sebelumnya meyakini nenek moyang dan juga benda-benda bertuah.

Kali ini kamu akan diajak untuk mengetahui peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia. Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini.

Pengaruh Hindu dan Buddha di Indonesia diantaranya adalah.

  1. Pengaruh Hindu Buddha dalam sistem politik. Sebelum masuknya pengaruh Hindu Buddha di Indonesia sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia adalah sistem pemerintahan desa, yang di pimpin seorang kepala suku dan di pilih berdasarkan kekuatan dan kelebihannya. Salah satu pengaruh Hindu di bidang politik muncul konsep dewa-raja. Konsepnya adalah seorang raja diyakini sebagai titisan atau reinkanarsi dewa. Konsep ini melegitimasi pemuasatan kekuasaan pada raja. Dari konsep ini pulalah Indonesia mulai mengenal sistem pemerintahan kerajaan, dengan raja sebagai pemimpin tertinggi dibantu sejumlah pejabat yang bertugas sesuai fungsinya. Sebagai penguasa, raja memiliki wewenang penuh terhadap seluruh tanah di wilayah kerajaannya, sedangkan rakyat hanyalah penggarap. Sistem pemerintahan kerajaan pada masa kerajaan Hindu dan Buddha pada umumnya terbagi dalam beberapa bidang, yaitu bidang pertahanan atau angkatan perang, perdagangan, keuangan, urusan luar negeri, pajak, dan hukum. Jabatan-jabatan ini dapat dirangkap hanya oleh beberapa orang, bergantung keinginan raja dan luasnya kerajaan. 
  2. Pengaruh Hindu Buddha dalam sistem politik dalam sistem kepercayaan. Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk, bangsa Indonesia teleh mengenal sistem kepercayaan animisme dan dinamisme serta sejumlah kegiatan upacara yang terkait pemujaan terhadap roh nenek moyang. Masuknya pengaruh Hindu membuat masyarakat Indonesia mengenal dewa-dewi. Setiap dewa-dewi memiliki tempat dan perannya yang khas. Selain itu masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia terjadi alkuturasi dalam sistem percayaan khususnya dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap para dewa-dewi di candi, terlihat adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pripih di dalam bangunan candi, yaitu tempat benda-benda lambang jasmaniah raja yang membangun candi tersebut disimpan. Hal tersebut berarti candi dianggap sebagai makam atau tempat berdiamnya roh raja yang telah meninggal. Hal ini memiliki kemiripan dengan fungsi bangunan menhir, dolmen pada Zaman Megalitikum. Selain itu, biasanya di atas pripih terdapat arca dewa yang merupakan perwujudan raja yang di dharmakan di dalam candi.
  3. Pengaruh Hindu Buddha dalam Bahasa dan Aksara. Masuknya bangsa India ke Nusantara sejak abad I Masehi mengantarkan masyarakat Nusantara ke budaya tulis atau masa aksara (masa ketika mereka mengenal dan mempraktikkan tradisi tulisan). Budaya tulis itu menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf Pallawa, yaitu sejenis tulisa yang ditemukan juga di wilayah India bagian selatan. Dalam perkembangannya, huruf Pallawa menjadi dasar dari huruf-huruf lain di Indonesia seperti huruf Kawi, Jawa Kuno, Bali Kuno, Lampung, Batak dan Bugis. Adapun bahasa Sanskerta tidak berkembang sepesat huruf Pallawa. Penyebabnya adalah basaha Sansekerta digunakan hanya di lingkungan terbatas yaitu lingkungan istana oleh para brahmana dalam upacara keagamaan. Bukti pertama dikenalnya tulisan di Nusantara adalah penemuan tulisan di atas tujuh buah yupa abad IV di wilayah Kutai, Kalimantan Timur. z
  4. Sistem penanggalan atau kalender Hindu Buddha turut berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender dari India bernama kalender Saka. Tahun Saka dimulai tahun 78 M. Penggunaan kalender Saka ditemukan dalam Prasasti Talang Tuo. Prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno tersebut menjelaskan tentang keberadaaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra, berangka tahun 606 Saka atau 686 M. Perhitungan tahun Saka saat ini masih digunakan oleh masyarakat Bali yang beragama Hindu. Perhitungan ini digunakan untuk menentukan hari dari sejumlah kegiatan upacara keagamaan yang mereka anut.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pengaruhnya adalah munculnya sistem pemerintahan kerajaan, masyarakat Indonesia mengenal dewa-dewi, mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta serta penggunaan kalender saka. 
 

Squad, tahu nggak kalau berdasarkan arkeologi, terdapat beberapa pembabakan zaman di Indonesia. Dimulai dari zaman prasejarah, zaman klasik atau dikenal juga dengan zaman Hindu-Buddha, zaman Islam, dan zaman kolonial. Zaman Hindu-Buddha di Indonesia disebut juga sebagai masa klasik karena pengaruh kehadirannya yang kuat di Indonesia. Bahkan, jika ditelisik lebih jauh, pengaruh kehadiran Hindu-Buddha di Indonesia masih dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Simak yuk pengaruh Hindu dan Buddha di masa kini!

Pengaruh-pengaruh tersebut ada yang berupa pengaruh fisik dan nonfisik.  Pengaruh fisik merupakan tinggalan dari zaman Hindu-Buddha yang dapat kita lihat secara fisik pada benda-benda masa kini. Sedangkan pengaruh nonfisik merupakan tinggalan yang memengaruhi adat, pola pikir, ataupun perilaku pada masyarakat masa kini. Penasaran apa saja pengaruh Hindu-Buddha di masa kini?

1. FISIK

a. Wilayah Nusantara

Wilayah Indonesia saat ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kehadiran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, yaitu Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit. Pada masa Sriwijaya, wilayah kekuasaannya meliputi daerah Malayu di sekitar Jambi, daerah yang saat ini menjadi Pulau Bangka, daerah Lampung Selatan, serta usaha Sriwijaya untuk menaklukan Pulau Jawa. Di masa Singasari, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Pahang (saat ini Malaysia), Malayu (saat ini Sumatera Barat), Gurun (nama pulau di Indonesia bagian timur), Bali, seluruh Pulau Jawa, Bakulapura dan Tanjungpura (saat ini wilayah di barat daya Kalimantan).

Peradaban Majapahit yang lebih maju dalam perniagaan dan seni serta wilayah kekuasaan yang luas, mengantarkannya menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Asia Tenggara. Kerajaan maritim Hindu-Buddha memiliki pengaruh yang luas karena tidak terbatas hanya di daratan saja, sehingga dapat melakukan penjelajahan mengarungi lautan untuk menyebarluaskan pengaruh di bidang politik, ekonomi, dan budaya.

Pada akhirnya, wilayah-wilayah kerajaan yang terbentuk pada masa itu membentuk wawasan tentang wilayah Nusantara yang sebagian besar menjadi negara Indonesia.

Peta wilayah kekuasaan Majapahit. (Sumber: en.wikipedia.org)

b. Bidang Arsitektur

Salah satu pengaruh yang masih bertahan hingga saat ini adalah arsitektur pada bangunan di masa lalu yang banyak digunakan oleh bangunan masa kini. Beberapa bagian bangunan yang terpengaruh adalah pembagian bangunan dan halaman, atap bangunan, dan gapura.

Pertama adalah bagian bangunan. Candi terdiri dari tiga bagian utama yaitu bhurloka (dunia manusia), bhuvarloka (dunia orang-orang yang tersucikan), dan svarloka (dunia para dewa). Konsep ini kemudian diadaptasi dan saat ini dapat kamu lihat pada rumah-rumah tradisional Bali. Biasanya rumah tradisional Bali memiliki halaman yang luas dan dibagi ke dalam tiga bagian tersebut. Bangunan rumahnya terdiri dari bagian utama (bagian atas bangunan), madya (badan bangunan), dan nista (kaki bangunan).

Pembagian bagian-bagian bangunan pada rumah tradisional Bali. 

Selain itu, pembagian tersebut juga dapat dilihat pada halaman rumah yang dibagi menjadi tiga, yaitu jaba (halaman depan), jaba tengah (halaman tengah), dan jeroan (halaman belakang/dalam).

Selain pada pembagian bagian bangunan, pengaruh arsitektur juga dapat dilihat pada atap bangunan. Contohnya adalah Masjid Agung Demak yang menggunakan atap tumpang seperti pada pura.

Atap tumpang pada Masjid Agung Demak. (Sumber: greatnesia.id)

Selain dua hal di atas, bagian gapura juga dapat mengalami pengaruh dari Hindu-Buddha.

Gapura Bajang Ratu dengan gaya arsitektur Paduraksa. (Sumber: id.wikipedia.org).

Baca juga: Kerajaan Hindu-Buddha (Jenggala - Kediri, Singasari, dan Majapahit).

Misalnya, Masjid Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus tahun 1549 M. Masjid ini memiliki arsitektur seperti bangunan pura pada bangunan. Selain itu, pada bagian gerbangnya memiliki bentuk gapura jenis candi bentar.

Gapura (siluet) dan menara Masjid Agung Kudus. (Sumber: m.tribunnews.com)

2. NONFISIK

a. Teknologi Perkapalan

Teknologi perkapalan semakin maju sejak masa Hindu-Buddha khususnya Sriwijaya. Ciri khasnya antara lain adalah badan (lambung) kapal berbentuk seperti huruf V.

Macam-macam bagian lambung kapal. Bentuk pertama (atas) adalah bentuk lambung kapal V. (Sumber: maratimeworld.web.id).

Ciri khas lainnya adalah bentuk haluan dan buritan yang simetris, tidak ada sekat-sekat kedap air di bagian lambungnya, tidak menggunakan paku besi dalam pembuatannya, serta kemudi berganda di kiri dan kanan buritan. Biasanya, kapal-kapal ini dibuat dengan teknik menyambung satu papan dengan papan lainnya, kemudian mengikatnya dengan tali ijuk.

Kapal pada masa klasik, yang muncul pada relief di Candi Borobudur dan rekonstruksinya. (Sumber: hurahura.wordpress.com)

b. Navigasi Pelayaran

Pelayaran bangsa Indonesia pada masa kuno bergantung pada sistem angin musim. Pengetahuan tentang angin darat dan angin laut penting bagi pelaut. Untuk mengetahui arah, pada siang hari para pelaut memanfaatkan matahari, lalu di malam hari mereka menggunakan letak kelompok bintang tertentu di langit, seperti bintang mayang, bintang biduk, dan sebagainya.

c. Sistem Pendidikan

Jika saat ini kamu banyak menemukan sekolah yang memiliki asrama, itu adalah salah satu warisan masa klasik. Salah satu kerajaan yang terkenal dengan pendidikan agama Buddha-nya dan memiliki asrama adalah Sriwijaya. Saat itu kerajaan memiliki asrama (mandala) sebagai tempat untuk belajar ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Asrama biasanya terletak di sekitar kompleks candi dan digunakan oleh para murid.

d. Bahasa dan Sistem Aksara

Pada masa awal Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dari India, Bahasa Sanskerta hanya digunakan oleh kaum pendeta. Bahasa lain yang digunakan oleh masyarakat pada masa itu adalah Bahasa Pali. Pada akhirnya, Sanskerta-lah yang banyak memengaruhi Bahasa Indonesia. Berikut beberapa kata yang telah diserap atau sering digunakan dalam Bahasa Indonesia:

  • durhaka dari kata drohaka.
  • Bahagia dari kata bhagya.
  • Manusia dari kata manusya.
  • Tirta berarti air.
  • Eka, dwi, tri berarti satu, dua, tiga.

e. Upacara/Tradisi

Upacara/tradisi di masa Hindu dan Buddha banyak yang bertahan hingga saat ini. Beberapa upacara atau tradisi yang bertahan hingga saat ini seperti upacara ngaben, tradisi potong gigi, hari raya Waisak, ataupun wayang. Ngaben adalah upacara kematian dengan membakar mayatnya dan abunya dibuang ke laut. Tujuannya adalah untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Upacara Ngaben di Bali. (Sumber: brilio.net)

Tradisi wayang juga masih bertahan hingga saat ini. Wayang mengalami percampuran dengan kebudayaan India melalui cerita-cerita seperti cerita Ramayana dan Mahabarata. Pagelaran wayang hingga sekarang masih sering diadakan di Indonesia mulai dari pagelaran wayang kulit, wayang golek.

Itu dia, Squad, pengaruh Hindu-Buddha yang masih dapat kamu saksikan di masa kini. Tidak terasa, ya, kehadiran masa klasik di Indonesia memberikan banyak sekali pengaruh. Kamu bisa sebutkan pengaruh Hindu-Buddha di masa kini yang lain? Sebutkan di kolom komentar, yuk! Untuk kamu yang masih belum tahu, kamu bisa coba diskusikan dengan guru privat kamu di ruanglesonline.

Sumber referensi:

Wardaya. (2009) Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI (Program IPS). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber foto:

Foto peta wilayah kerajaan Majapahit [Daring]. Tautan: //en.wikipedia.org/wiki/Majapahit#/media/File:Majapahit_Empire.svg (Diakses: 18 November 2020)

Foto masjid Agung Demak [Daring]. Tautan: //greatnesia.id/wisata-religi-kabupaten-demak-yang-wajib-dikunjungi/ (Diakses: 18 November 2020)

Foto gapura Bajang Ratu [Daring]. Tautan: //upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fb/Bajang_Ratu_Gate_Trowulan.jpg (Diakses: 18 November 2020)

Foto gapura dan menara masjid Agung Kudus [Daring]. Tautan: //m.tribunnews.com/travel/2015/09/03/percaya-atau-tidak-lorong-masjid-menara-kudus-jadi-tempat-yang-paling-ditakuti-para-pejabat?page=5 (Diakses: 18 November 2020)

Foto macam-macam bagian lambung kapal [Daring]. Tautan: //www.maritimeworld.web.id/2014/04/bagian-bagian-pada-kapal-lengkap-dengan-gambar.html (Diakses: 18 November 2020)

Foto kapal Borobudur [Daring]. Tautan: //hurahura.wordpress.com/2014/01/11/candi-borobudur-jejak-maritim-dinasti-sailendra/ (Diakses: 18 November 2020)

Foto upacara ngaben Bali [Daring]. Tautan: //www.brilio.net/wow/10-potret-upacara-ngaben-termegah-keranda-jenazahnya-setinggi-275-m-1803031.html (Diakses: 18 November 2020)

(Artikel terakhir diperbarui pada 18 November 2020)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA