Sebutkan keuntungan apa saja apabila kita menggunakan arus bolak-balik?

Daftar Isi

  • Arus Listrik AC – DC: Pengertian, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan
    • Arus Listrik AC[Alternating Current]
      • Pengertian Arus Listrik AC
      • Contoh Arus listrik AC
      • Kelebihan Arus Listrik AC
      • Kekurangan Arus Listrik AC
    • Arus Listrik DC [Direct Current]
      • Pengertian Arus Listrik DC
      • Contoh Arus listrik DC
      • Kelebihan Arus Listrik DC
      • Kekurangan Arus Listrik DC
    • Share this:
    • Related posts:
Arus Listrik AC – DC: Pengertian, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan

Arus Listrik AC[Alternating Current]

Pengertian Arus Listrik AC

Arus Listrik AC[Alternating Current] adalah jenis arus yang tidak mengalir secara searah. Melainkan sebaliknya Arus Listrik DC[Direct Current]yaitu mengalir secara bolak-balik. Arus AC memiliki nilai dan arah yang selalu berubah-ubah dan akan membentuk suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida.

Gelombang sinus atau sinusoidal adalah fungsi matematika yang berbentuk osilasi halus berulang. Fungsi ini sering muncul dalam ilmu matematika, fisika, pengolahan sinyal, dan teknik listrik, dan berbagai bidang lain. Bentuk paling sederhana dari fungsi ini terhadap waktu [t] adalah:

Keterangan:

Pada arus listrik AC, dikenal yang namanya frekuensi. Yang mana besarnya frekuensi ini berbeda-beda di setiap negara.

Untuk Negara Indonesia, PLN menetapkan arus listrik AC dengan frekuensi sebesar 50 Hertz. Sedangkan tegangan standar untuk arus bolak-balik 1 fasa di Indonesia adalah 220 Volt.

Contoh Arus listrik AC

Contoh peralatan yang menggunakan arus listrik AC adalah barang-barang elektronik rumah tanggaKalian bisa dengan mudah menjumpainya dimana-mana. Hampir semua alat-alat yang ada di rumah kalian menggunakan arus listrik AC yang saat ini menggunakan 220 Volt.

  • Dispenser
  • Kulkas
  • Setrika
  • Penanak Nasi
  • Personal Computer
  • Vacuum Cleaner
  • DLL.

Kelebihan Arus Listrik AC

  • Jarak panjang
    Arus Listrik AC biasanya digunakan untuk menyalurkan listrik menuju tempat yang jauh dikarenakan arus AC memiliki kerugian yang lebih kecil dibandingkan arus DC. Listrik disalurkan menggunakan voltage yang tinggi yang sudah “di-step up” dari trafo sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk menyalurkan listrik menuju ketempat yang jauh.
  • Mudah didapat
    Arus AC sangat mudah untuk didapatkan hanya dengan menggunakan generator sedangkan untuk arus DC sebaliknya, sulit untuk didapat.

Kekurangan Arus Listrik AC

  • Tidak dapat disimpan
    Arus AC tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama.
  • Tidak dapat dipindahkan
    Arus AC juga tidak dapat dipindahkan untuk keperluan yang tiba-tiba. Berbeda dengan arus DC yang bisa kita dapatkan atau kita pindahkan dalam bentuk aki dan baterai.

<strong>Baca Juga</strong>

Cara Terbaik Menggulung Dinamo Kipas Angin Lengkap Dengan Proses Tahapan dan Gambar

Arus Listrik DC [Direct Current]

Pengertian Arus Listrik DC

Arus Listrik DC [Direct Current] merupakan jenis arus yang mengalir secara searah yang pada awalnya arus DC diasumsikan mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Namun kini banyak para ahli dan ilmuwan yang mengatakan bahwa sebenarnya arus listrik DC mengalir dari Kutub negatif ke kutub positif. Aliran inilah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang membuatnya seperti terlihat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Pada arus DC, tegangan listrik memiliki nilai dan arah yang tetap.

Contoh Arus listrik DC

Contoh penggunaan dari arus DC dalam kehidupan sehari-hari juga cukup banyak.

  • Handphone
  • Laptop
  • Radio
  • Remote
  • DLL.

Biasanya, arus listrik DC disimpan dalam bentuk baterai yang umum digunakan pada jam dinding, remot TV, atau dalam bentuk aki yang tersedia pada mobil dan motor.

Kelebihan Arus Listrik DC

  • Dapat diisi ulang/ Rechargeable
    Arus Listrik DC dapat diisi ulang,mudah untuk membawa dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Arus Listrik DC dapat kita temui di setiap peralatan elektronik seperti remote dan segala jenisnya. Yang dapat disimpan dalam bentuk baterai atau aki.

Kekurangan Arus Listrik DC

  • Daya rendah
    Arus DC hanya bisa digunakan dalam daya yang rendah dan tidak dalam daya yang tinggi.

Demikian informasi tentang Arus Listrik AC – DC: Pengertian, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian ya, sob. Terimakasih, salam Jangka Sorong 🙂

Share this:

Kabel: Kode Warna, Fungsi, Jenis, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan dalam Instalasi Listrik

√ Cara Terbaik Menggulung Dinamo Kipas Angin Lengkap Dengan Proses Tahapan dan Gambar

Alat Ukur Listrik: Pengertian, Jenis dan Fungsi

Medan magnet di dekat kawat memicu elektron mengalir satu arah mengikuti kawat karena tertolak oleh kutub negatif dan mengalir atau tertarik menuju kutub positif magnet.

Inilah konsep, bagaimana daya DC dalam bentuk baterai diciptakan dan dikenalkan ke dunia oleh Thomas Edison pada tahun 1882.

Pada tahun 1882 tersebut, Ia memasang beberapa lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh 1 km di Kota New York.

Hal tersebut merupakan sejarah pertama dunia di mana lampu listrik digunakan dalam menerangi jalan-jalan langit malam yang gelap.

Perlahan namun pasti, berkat penemuan baru para ilmuwan, arus DC milik Thomas Alva Edison pun akhirnya tergantikan oleh generator bolak-balik [AC].

Arus AC dipilih karena lebih efisien dan aman ketika mengalirkan listrik dengan jarak jauh seperti kota ke kota.

Hal tersebut didukung oleh mampunya arus AC menghantarkan daya yang cukup besar.

Arus AC dikenalkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1893 yang tak lain merupakan salah satu pekerja di perusahaan milik Thomas A. Edison.

Arus DC tidak menggunakan sistem magnetis dan kabel melainkan magnet yang berputar.

Ketika magnet mengalir ke satu arah, elektronpun akan bergerak ke arah sebaliknya.

Penemuan arus AC oleh Nikola Tesla merupakan batu loncatan bagi berkembangnya sistem listrik sekarang ini.

Sebelum kita masuk ke listrik arus bolak-balik, kita inget-inget dulu, memangnya kenapa sih kita perlu listrik ke rumah-rumah?

Gue inget banget dulu dosen Elektro gue pernah bilang gini, “Kita butuh listrik ke rumah-rumah karena itu satu-satunya cara yang efektif dan efisien untuk mentransmisikan energi.” Kemudian beliau melanjutkan lagi, “Kalau ada cara lain yang lebih efektif dan lebih efisien dalam mentransmisikan energi, kita nggak perlu mengirimkan listrik ke rumah-rumah lagi.”

Seperti yang kita ketahui, hidup kita saat ini menjadi jauh lebih enak karena kemampuan kita dalam mengendalikan energi yang ada di sekitar kita. Hanya saja masalahnya, sebagian besar energi yang kita butuhkan itu dibangkitkan di lokasi yang jauh di perumahan.

Oleh karena itu, perlu ada cara yang efektif dan efisien untuk mentransmisikan energi tersebut dari sumbernya ke perumahan. Solusinya? Ya pakai listrik. Energi apapun yang dibangkitkan oleh pembangkit, tinggal kita ubah dalam bentuk listrik, kemudian kita kirim listrik tersebut ke rumah-rumah.

Ketika energi listrik tersebut tiba di rumah, kita bisa mengubahnya menjadi energi bentuk lain sesuai kebutuhan kita.

Misalnya, menjadi energi cahaya [lampu], energi panas [kompor listrik, pemanas ruangan, pendingin ruangan, kulkas, dsb], menjadi energi kinetik [kipas angin, alat cukur rambut, dsb], dan sebagainya.

Berhubung tujuan listrik ke perumahan itu adalah untuk transmisi energi, berarti sekarang kita perlu cari tahu nih, memangnya listrik arus bolak-balik itu lebih efektif dan lebih efisien ya dibanding listrik arus searah dalam mentransmisikan energi?

Nah, sebelum masuk ke sini, kita pelajari lebih dulu yuk, apa sih yang dimaksud dengan listrik arus bolak-balik.

Perbedaan Listrik Arus Searah [DC] dan Listrik Arus Bolak-balik [AC]

Arus listrik dibagi menjadi 2, yang pertama ada listrik arus searah [DC – direct current]. Arus DC adalah arus listrik yang bergerak searah dari kutub positif ke negatif.

Kalo arusnya bergerak dari kutub positif ke negatif, maka elektronnya bergerak dari kutub negatif ke positif, seperti yang bisa lo lihat di animasi di bawah. Listrik DC biasanya dihasilkan oleh baterai.

Skema arus DC.

Lalu yang kedua ada listrik arus bolak balik [AC – alternating current]. Arus AC adalah arus yang nggak bergerak dari kutub positif ke negatif, tapi bolak-balik doang.

Emang arusnya bener-bener bolak-balik ya? Yup, arusnya beneran bolak-balik seperti yang bisa lo lihat dalam animasi di bawah ini. Arus listrik AC ini dihasilkan oleh generator AC.

Skema arus AC.

Udah kebayang kan bedanya?

Pada listrik DC, arus listriknya selalu bergerak pada arah yang sama, dan biasanya nilainya tetap. Kalau kita bikin grafiknya, jadinya seperti ini:

Arus listrik DC, selalu bergerak ke arah yang sama.

Sementara pada listrik AC, arus listriknya terkadang bergerak searah jarum jam, terkadang bergerak berlawanan arah dengan jarum jam. Biasanya, perubahannya itu berupa sinusoidal seperti grafik di bawah ini:

Arus listrik AC, bergerak bolak-balik; searah dan berlawanan jarum jam.

Bisa lo lihat pada grafik di atas bahwa pada t=0 tegangannya nol, kemudian pada t = 0,005 detik tegangannya +220 volt, pada t = 0,01 detik tegangannya nol lagi, dan pada t = 0,015 detik tegangannya -220 volt, dan seterusnya.

Ini adalah contoh listrik AC dengan frekuensi 50 Hz [berarti periode = T = 1/50 detik = 0,02 detik]. Tegangan yang kadang postif dan kadang negatif ini membuat arusnya terkadang bergerak searah jarum jam, terkadang sebaliknya.

Hmm… tunggu deh, jadi pada arus bolak-balik, kadang-kadang tegangannya bisa nol juga?

Kalau gitu, lampu yang dilalui arus AC itu harusnya nyala-redup-nyala-redup gitu dong? Kok kalau gue lihat lampu di rumah gue nggak gitu, tapi nyala aja terus?

Nah, sebenernya lampu di rumah kita itu nyala-redup-nyala-redup. Tapi, mata kita nggak sensitif terhadap perubahannya karena itu berlangsung dengan sangat cepat.

Masih inget kan kalau frekuensi listrik AC di rumah kita itu adalah 50 Hz [umumnya di Indonesia 50 Hz]. Itu berarti, dalam 1 detik, terdapat 50 gelombang.

Jadi, dalam 1 detik, listrik AC tersebut bergerak bolak-balik sebanyak 50 kali. Mata kita tidak bisa mendeteksi nyala-redup yang secepat itu.

Beneran ga nih? Jangan-jangan bohong lagi. Gue ga mau dibohongi [pakai] teori fisika!

Beneran. Kalo dideteksi pake mata emang susah, tapi kalo pake kamera, bisa. Ada yang iseng merekam lampu bohlam dengan menggunakan kamera 1200 frames per second.

Setelah ditangkap kamera, videonya diplay secara slow motion, hasilnya menjadi seperti di bawah ini:

Sekarang kelihatan kan kalau lampu tersebut benar-benar nyala-redup?

Okay, sekarang jelas lah ya bedanya listrik AC dengan listrik DC. Pada listrik DC, arusnya searah dan biasanya nilainya tidak berubah-ubah [bisa dibilang frekuensinya nol].

Sementara pada listrik AC, arusnya bolak-balik, kecepatan bolak-baliknya itu bergantung pada frekuensinya. Untuk listrik AC di Indonesia, biasanya menggunakan frekuensi 50 Hz.

Nah, gara-gara ada FREKUENSI ini, sebenernya listrik AC itu bisa menimbulkan hambatan yang biasanya nggak ada pada listrik DC, yaitu hambatan yang muncul akibat reaktansi induktif pada kabel. Penasaran kenapa? Baca terus yah.

Arus searah adalah aliran yang arahnya tetap. Arus ini disebut dengan DC atau Direct Current. Penggunaan arus searah dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan radio, baterai, panel surya, dan komputer.

Alat-alat elektronik bisa mengubah arus AC ke DC dengan menggunakan alat rectifier untuk menjadikannya sumber daya listrik. Selain itu, voltasenya juga bisa disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan suatu alat elektronik tertentu.

Arus listrik ini tidak bisa melakukan perjalanan yang jauh, karena akan melemah seiring bertambahnya jarak tempuh.

Baca juga: Serba Terbatas, Begini Kehidupan Manusia Sebelum Adanya Listrik