biem.co — Alhamdulillah, setelah satu bulan penuh berpuasa, hari ini, Jumat (15/06), seluruh umat Muslim di dunia merayakan kemenangan yang suci, yang telah dinanti-nanti, yaitu Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Saat Lebaran, semua orang akan berbondong-bondong menuju Masjid dan tempat lainnya untuk melaksanakan Shalat Ied secara berjamaah. Di mana sebelumnya, momen Lebaran sudah dimulai dengan lantunan kalimat-kalimat takbir yang menggema di malam hari hingga sebelum dimulainya Shalat Ied ini. Namun, adapula amalan-amalan sunah lainnya yang dicontohkan Rasulullah SAW sebelum pelaksanaan Shalat Lebaran. Apa saja? Yuk, simak. Mandi Mandi menjadi amalan sunah yang dianjurkan dalam banyak momen, salah satunya sebelum berangkat Shalat Idul Fitri. Seperti yang dikatakan Ibnul Qayyim, bahwa terdapat riwayat shahih yang menceritakan bahwa Ibnu Umar yang dikenal mencontoh ajaran Nabi SAW biasa mandi pada ahri ‘ied sebelum berangkat shalat. (Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad). Hal ini diperlukan untuk membersihkan tubuh kita dari setiap hadas besar maupun kecil. Mandi dalam hal ini tentu saja diniatkan untuk melakukan Shalat Idul Fitri. Makan Sesuai Hadits Riwayat Ahmad, Rasulullah SAW biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Ini juga menjadi pertanda bahwa puasa telah berakhir dan membantu kita untuk dapat melaksanakan Shalat Ied dengan baik dan khusyuk. Mengenakan Pakaian Terbaik Amalan ini didasarkan pada Hadits Riwayat Bukhari yang mengatakan, “berhiaslah dengan pakaian yang terbaik.” Namun, pakaian terbaik dalam hal ini bukan berarti mahal, tetapi adalah pakaian yang bersih dari hadast besar dan hadast kecil serta memiliki makna yang dalam atau paling disukai oleh pemakainya. Memakai Wewangian Memakai wewangian juga menjadi anjuran Nabi Muhammad SAW ketika hendak Shalat Idul Fitri. Sebab, dengan menggunakan wewangian, akan memberi kesegaran tersendiri dan tak menimbulkan bau yang tak. Dalam hal ini, wewangian yang dibenarkan dalam Islam adalah wewangian yang murni tanpa tambahan alkohol. Bertakbir Saat Berangkat ke Masjid Saat Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW diketahui bertakbir sampai datang ke tempat shalat. Dan setelah selesai shalat, beliau berhenti bertakbir. Menempuh jalan berbeda saat pergi dan pulang Shalat Ied Menempuh jalan berbeda antara pergi dan pulang saat Shalat Ied menjadi sunah berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Jabir ra, ia berkata, “bahwasanya Rasulullah SAW pada Hari Idul Fitri mengambil jalan lain, selain jalan yang dilalui sewaktu berangkat.” (HR. Bukhari). Hal ini dianjurkan lantaran agar bisa melewati jalan yang lebih jauh dari rumah, supaya dalam perjalanan pulang tersebut bisa dilakukan sambal bersilaturahmi dengan orang lain di sekitar. Seperti itu amalan-amalan sunah yang dianjurkan sebelum Shalat Idul Fitri. Selamat merayakan Lebaran, Sobat biem. Mohon maaf lahir dan batin. (HH) Editor: Redaksi
Inilah amalan sunah yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah shalat Idul Fitri Ahad , 01 May 2022, 02:01 WIB Red: Hasanul Rizqa REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari Idul Fitri dirayakan dengan gegap-gempita oleh kaum Muslimin sedunia. Tanggal 1 Syawal menjadi momen kemenangan bagi umat Islam yang telah menjalani ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh. Pada pagi hari 1 Syawal, ada ajakan bagi setiap Muslim untuk bersuka cita. Shalat Idul Fitri merupakan suatu syiar Islam yang besar. Rasulullah SAW, sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim, mengimbau umatnya untuk melaksanakannya di lapangan terbuka. Bahkan, gadis-gadis yang baru dewasa (baligh) atau dalam pingitan dianjurkan untuk ikut keluar rumah. Demikian pula dengan yang sedang menstruasi. Meskipun kaum perempuan itu tidak ikut shalat, hal ini menandakan besarnya keberkahan shalat Id. Berikut adalah sunah Nabi Muhammad SAW saat sebelum dan sesudah shalat Idul Fitri. Pertama, mandi sunah sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Waktunya bisa sebelum atau sesudah shalat subuh pagi hari 1 Syawal. Kedua, berhias serta memakai parfum dan bersiwak (gosok gigi). Ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas. Ketiga, mengenakan pakaian yang terbaik. Hadis riwayat Jabir bin Abdillah menyebutkan, Nabi SAW memiliki jubah yang beliau gunakan ketika hari raya dan hari Jumat. Akan tetapi, jangan pula berlebih-lebihan. Misalnya, sutra adalah bahan yang bagus, tetapi kaum pria dilarang memakainya. Keempat, makan sebelum berangkat ke tempat shalah Idul Fitri. Anjuran makan ini untuk menegaskan kesan bahwa Ramadhan sudah berlalu. Apalagi, 1 Syawal adalah salah satu dari hari-hari yang di dalamnya dilarang berpuasa. Dari Anas bin Malik, diriwayatkan bahwa Nabi SAW tidak berangkat ke lapangan pada hari raya Idul Fitri sebelum makan beberapa kurma. Rasul SAW pun memakannya dalam hitungan ganjil, yakni tiga, atau lima, atau seterusnya bila ingin tambah. Tentunya, makanan yang dimaksud tidak mesti kurma, tetapi bisa sajian apa saja yang halalan thayyibah. Kelima, mengumandangkan takbir. Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa dia mengeraskan bacaan takbir pada saat Idul Fitri dan Idul Adha ketika dalam perjalanan ke lapangan lokasi shalat. Hal itu dilakukannya sampai imam datang. Sementara itu, ada anjuran bagi kaum perempuan untuk tidak mengeraskan bacaan takbir. Demikian pula, dalam memakai wewangian, agar tidak berlebih-lebihan. Ketika imam sudah tiba, maka jamaah dapat mengumandangkan takbir dengan arahan dari imam. Hal itu dilakukan hingga dimulainya shalat Id. Keenam, saling menyapa dengan salam dan doa. Terutama sesudah shalat Idul Fitri usai, jamaah dapat bersalam-salaman satu sama lain. Hal itu untuk mempererat tali silaturahim di hari yang penuh berkah ini. Alquran surah an-Nisa ayat 86 telah memberi arahan. Artinya, “Jika kalian diberi salam dalam bentuk apa pun, maka balaslah dengan salam yang lebih baik atau jawablah dengan yang semisal.” Salah satu ucapan yang masyhur saat silaturahim di Idul Fitri adalah “Taqabbalallahu minna wa minkum.” Ucapan ini disemarakkan kalangan tabiin dan tabitt tabiin. Jawabannya ialah ucapan yang sama. Salam-salaman ini tentu tak hanya di lokasi shalat, tetapi dalam perjalanan pulang dan di rumah. Makin banyak kaum Muslimin yang kita silaturahim, maka makin baik. Karena itu, Rasul SAW memberi contoh. Dalam hadis riwayat Jabir bin Abdillah, disebutkan bahwa Nabi SAW ketika melaksanakan shalat Id, beliau memilih jalan yang berbeda (ketika berangkat dan pulang). Baca Juga
Selamat Hari Raya Idul Fitri
SERAMBINEWS.COM - Hari Raya Idul Fitri menjadi waktu yang ditunggu-tunggu umat muslim setelah melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Pada Hari Raya Idul Fitri, setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, sedang di kediaman maupun sedang bepergian (musafir) disunahkan untuk mengerjakan sholat Ied. Sebelum sholat Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW mencontohkan untuk mengerjakan beberapa amalan sunah. Berikut ini amalan-amalan sunah yang dilakukan sebelum sholat Idul Fitri dikutip dari Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020: 1. Mandi dan memotong kuku Sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri disunnahkan untuk mebersihkan diri dari kotoran. Yakni dengan cara memotong kuku tangan dan kuku kaki, setelah itu mandi. Adapun mandi dilakukan agar badan benar-benar bersih dari hadas kecil maupun besar. • Ucapan Selamat Idul Fitri 1441 H dalam Bahasa Inggris, Bikin Kamu Terlihat Keren Saat Update Sosmed • Begini Niat dan Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah, Lengkap dengan Aturan Khutbah 2. Memakai pakian terbaik dan wangi-wangian Setelah badan bersih dari kotoran, umat muslim yang hendak melaksanakan sholat Idul Fitri disunnahkan untuk memakai wangi-wangian. Halaman selanjutnya arrow_forward Sumber: Tribunnews |