Sebutkan 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan IPTEK di Indonesia

tirto.id - Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) akan senantiasa berkembang seiring perkembangan zaman. Kemajuan IPTEK membantu memudahkan berbagai bentuk pekerjaan menjadi lebih ringkas.

Contohnya, jika dahulu orang melakukan transfer uang harus datang langsung ke bank, maka dengan majunya teknologi informasi membuat aktivitas tersebut bisa dikerjakan hanya dengan memanfaatkan aplikasi di ponsel pintar.

Perkembangan IPTEK telah memberikan sisi positif di berbagai aspek kehidupan. Bahkan, di tingkat nasional, sisi positif dirasakan pada bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hingga pertahanan dan keamanan.

Mengutip modul PPKn Kelas XII (2020), khususnya pada bidang sosial budaya, sisi positif IPTEK tampak pada urusan:

  • Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penggunaan IPTEK untuk memproduksi potensi daerah setempat;
  • Kebutuhan hidup yang tercapai dengan mudah seperti aktivitas jual beli online;
  • Segala informasi di dunia mudah dijangkau dengan perkembangan IPTEK;
  • Hubungan sosial antar masyarakat dapat dilakukan mudah seiring kemunculan sosial media seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, Line dan lain-lain.

Faktor Penghambat Perkembangan IPTEK

Meski perkembangan IPTEK berlangsung cukup cepat, namun bukan berarti semua pihak bisa beradaptasi dengan mudah. Ada berbagai faktor yang dapat menghalangi IPTEK untuk diterapkan secara cepat. Hambatan ini datang dari sikap dan budaya masyarakat sendiri.

Mengutip buku Antropologi 2 (2009), berikut beberapa faktor yang menjadi kendala perkembangan IPTEK:

1. Hambatan budaya berkaitan perbedaan persepsi dan sudut pandang

IPTEK menjadi berjalan lambat saat muncul perbedaan persepsi dan sudut pandang dari suatu pihak. solusi dari hal ini untuk mempercepat alih teknologi dengan melalui pendidikan. Jalan pendidikan diambil dengan tujuan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya kemajuan dalam IPTEK.

Secara teori tampak mudah, namun pada praktiknya tidak gampang mengubah persepsi pada golongan tertentu. Misalnya pada masyarakat tradisional Jawa, sebagian masih beranggapan bahwa bersekolah hingga ke jenjang paling tinggi tidak terlalu penting bagi perempuan. Hal ini membuat proses penciptaan SDM yang melek IPTEK mengalami hambatan terutama untuk kaumperempuan.

2. Sikap tradisional yang berprasangka buruk pada inovasi baru

Tidak semua orang bisa menerima begitu saja pembaruan yang terjadi melalui IPTEK. Mereka menunjukkan sikap antipati dengan beranggapan semua hal baru memberi pengaruh buruk. Hal ini salah satunya terjadi karena adanya trauma pada masyarakat tradisional akibat pengaruh penjajahan di masa lalu.

Prasangka buruk ini yang menghambat proses alih teknologi. Akibatnya, Indonesia masih tertinggal jauh dari bangsa asing dalam urusan penguasaan IPTEK.

3. Etnosentris

Etnosentris adalah sikap memuliakan budaya sendiri secara berlebihan dan menganggap rendah kebudayaan asing. Sikap sombong ini membuat proses alih teknologi berjalan lambat. Masyarakat dengan sikap etnosentris merasa tidak memerlukan inovasi baru sehingga mereka memilih bertahan menggunakan kebudayaannya sendiri.

Bangga terhadap budaya sendiri memang perlu. Namun, di sisi lain, masyarakat juga tidak boleh berlebihan menyikapinya dengan menutup dari dari hadirnya budaya baru. Hal-hal positif dari budaya baru diserap, dan sisi negatifnya dibuang jauh-jauh.

4. Rendahnya etos kerja

Contoh dari rendahnya etos kerja yaitu sikap pasrah pada nasib, kurang disiplin, dan tidak mandiri. Ketiganya adalah hambatan untuk perkembangan IPTEK. Misalnya, sikap pasrah pada nasib membuat seseorang enggan untuk mempelajari hal-hal baru yang bisa meningkatkan kompetensi dirinya.

Baca juga:

  • Apa Dampak Negatif Iptek di Lingkungan Keluarga dan Contohnya?
  • Sikap Selektif Terhadap Kemajuan Iptek dalam Bidang Sosial Budaya

Baca juga artikel terkait HAMBATAN IPTEK atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/yan)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yantina Debora
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

03 Aug 2021, 18:38 WIB - Oleh: Ni Luh Anggela

hmte.ugm.ac.id Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana induk pemajuan IPTEK adalah inti untuk mewujudkan sebuah sistem nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Demikian disampaikan kepala BPPT, Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc, dalam webinar Organisasi Riset dan Inovasi Bagi Kemajuan IPTEK pada Selasa (3/8/2021). 

Berbicara mengenai bagaimana kita dapat mencapai sukses inovasi tersebut, Hammam menyebutkan ada beberapa faktor penting yang coba dia angkat dalam webinar tersebut sebagai enabling factors.

 Pertama, organisasi. Hammam menjelaskan organisasi sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah ekosistem inovasi, termasuk membangun talenta, nilai rantai, critical mass, penguatan pasar, penguatan sumber daya dan bahan baku.“Ini semua membutuhkan sebuah organisasi yang lugas, dinamis, yang bisa menghadapi berbagai risiko-risiko di dalam upaya kita menghasilkan inovasi,” katanya. Dia juga percaya bahwa inovasi adalah hasil kerjasama, karena itu sinergi sangat diperlukan untuk memperkuat ekosistem dalam proses inovasi, menggalang jejaring sedemikian rupa sehingga proses inovasi dapat berjalan secara efektif dan efisien, cepat dan tepat. Tidak lupa di dalam upaya menggapai kesuksesan inovasi ini adalah bagaimana melakukan tatakelola yang tepat dengan memerhatikan tugas dan fungsi dari masing-masing lembaga IPTEK, kompetensi dari SDM dan IPTEK serta seluruh jabatan fungsional lainnya selain daripada teknologi yang akan memberikan nilai tambah terhadap SDM dan SDA sehingga dapat menghasilkan sebuah inovasi. Untuk mencapai inovasi, diakuinya memang perlu menempuh sebuah perjalanan. Karena itu, perjalanan hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (Litbangjirap) yang menghasilkan produk inovasi, harus bisa menembus pasar, bukan sekedar prototype atau mengembangkan riset dasar, tetapi berupa produk inovasi yang laku di pasaran. “Dan untuk itu, agar dia laku, dan mampu di skill up, hingga kepada komersialisasi, maka dia harus memiliki tingkat kesiapan teknologi, tingkat kesiapan inovasi dan tingkat kesiapan manufaktur tinggi.” katanya. Tanpa ketiga persiapan tersebut, menurutnya, sebuah proses inovasi tidak akan bisa melewati hambatan utama, yang disebut dengan Devil’s River, the Valley of Death dan the Darwinian Sea. Komponen penting dalam pembangunan IPTEK adalah Lembaga Penyelenggara IPTEK, merujuk pada Pasal 42 Undang-undang Nomor 11 tahun 2019 dimana lembaga tersebut adalah lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga pengkajian dan penerapan, perguruan tinggi, badan usaha dan lembaga penunjang, serta badan riset dan inovasi daerah. 

“Oleh karenanya saya memberikan catatan penting bahwa sumber daya IPTEK melalui tata kelola yang benar, yang transparan dan akuntabel maka itu akan menguatkan  dan mengembangkan kelembagaan IPTEK itu sendiri,” jelasnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Mia Chitra Dinisari

Pahamifren, pernah nggak kamu membayangkan, bagaimana jadinya dunia tanpa teknologi? Nah, berbagai gadget canggih yang kamu gunakan saat ini ternyata telah mengalami serangkaian perkembangan lho. Sebagai negara berkembang, Indonesia juga turut merasakan dampak dari kemajuan teknologi. Seperti apa sih perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia?

Pada materi Sejarah Wajib Kelas 12 ini, Mipi mau mengajak kamu membahas lebih jauh tentang Perkembangan IPTEK di Indonesia. Bagaimana Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia? Yuk simak artikel ini sampai selesai.

Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sebelum lebih jauh, ada baiknya jika kamu memahami dulu pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sesuai namanya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat dikatakan sebagai segala hal yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan di bidang teknologi itu sendiri.

Berbicara tentang perkembangan IPTEK di Indonesia, tentu tak bisa lepas dari peran teknologi informasi yang terus berkembang. Sebagai satu di antara negara berkembang di Asia, penggunaan teknologi di Indonesia tergolong pesat.

Berbagai usaha untuk memajukan kualitas IPTEK di Indonesia pun dilakukan, beberapa produk buatan anak bangsa pun diakui dunia. Misalnya teknologi konstruksi sistem Cakar Ayam, Jembatan Sosrobahu hingga teknologi jaringan 4G. Berikut adalah beberapa contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, antara lain:

Satelit

Di antara kamu tentu sudah tahu kan kalau Indonesia punya satelit? Satelit milik Indonesia dinamakan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Satelit ini dibangun melalui sistem komunikasi yang dikendalikan Indonesia sejak tahun 1974 dan selesai pada tahun 1976.

Sistem satelit Palapa ini memungkinkan Indonesia mengakses berbagai informasi melalui sinyal yang dipancarkan ke berbagai perangkat elektronik, seperti televisi, radio, telepon dan sejenisnya.

Telepon Seluler

Jauh sebelum smartphone yang kamu miliki sekarang, teknologi telepon seluler sudah dikenal Indonesia sejak tahun 1990-an lho. Saat itu, penggunaan teknologi ponsel memang masih sederhana, yaitu hanya sebatas untuk melakukan dan menerima panggilan, hingga mengirim pesan singkat Short Message Service (SMS).

Awalnya, jenis telepon seluler yang dipasarkan di Indonesia berteknologi sistem AMPS (Advance Mobile Phone System). Namun, karena memiliki kelemahan yang tidak dapat menjangkau daerah terpencil, telepon seluler pun beralih ke teknologi sistem Global System Mobile (GSM).

Penggunaan GSM terlihat dari banyaknya stasiun pemancar sinyal seluler Base Transceiver Station (BTS), yang didirikan di daerah terpencil di Indonesia. Seiring perkembangannya, kini penggunaan telepon seluler pun jauh lebih kompleks. Dari yang hanya menerima panggilan dan berkirim pesan, menjadi perangkat personal yang lengkap dengan berbagai aplikasi canggih, mulai dari pemutar lagu, kamera hingga mengakses jaringan internet.

Televisi

Jauh sebelum ditemukannya YouTube, televisi menjadi media penyampai informasi yang sangat digemari di Indonesia. Perkembangan teknologi siaran televisi bermula dari ditemukannya alat teleskop elektronik oleh seorang mahasiswa dari Berlin yang bernama Paul Nipkow yang menggunakan teleskop elektronik tersebut untuk mengirim gambar tanpa kabel dari satu tempat ke tempat lainnya pada tahun 1884.

Di Indonesia, televisi diperkenalkan tahun 1962 dengan siaran televisi Republik Indonesia (TVRI)  yang kemudian mengalami perkembangan yang sangat signifikan dengan munculnya beberapa televisi swasta yakni, RCTI, SCTV, TPI, ANTEVE, TV7. Global TV dan masih banyak lagi yang lainnya.

Komputer dan Internet

Pada tahun 1990-an, perkembangan IPTEK di Indonesia ditandai dengan diperkenalkannya sistem teknologi informasi berupa jaringan internet. Internet memanfaatkan jaringan berbagai komputer yang terhubung secara langsung (online). Jaringan internet dapat digunakan untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat  di bidang bisnis, telekomunikasi dan pendidikan.

Sebagai contoh, adanya fasilitas e-mail (electronic mail), chatting (komunikasi langsung) dan dengan ditemukanya teknologi VoIP (Voice on Internet Protocol) di jaringan internet, kita semua bisa melakukan pembicaraan telepon jarak jauh dan sambungan langsung internasional yang mudah dan murah.

Di bidang perdagangan, bisa juga membuat situs internet (website), untuk mempromosikan produk dan jasa di internet. Selanjutnya, produsen dan konsumen bisa melakukan transaksi dagang atau aktifitas jual beli produk dan jasa melalui jaringan internet yang disebut dengan e-commerce.

Teknologi 4G

Membahas jaringan internet dan seluler tentu tak bisa lepas dari teknologi 4G. Siapa sangka teknologi jaringan dengan koneksi cepat ini ditemukan oleh orang Indonesia. Ya, benar sekali, teknologi 4G ternyata ditemukan oleh profesor muda asal Kediri, Jawa Timur bernama Prof. Dr. Khoirul Anwar.

Di Indonesia, nama Prof Khoirul mungkin tidak terlalu terkenal. Namun, siapa sangka beliau begitu terkenal di Jepang dan negara lainnya. Profesor lulusan Teknik Elektro ITB tahun 2000 ini melanjutkan studi di Nara Institute of Sains Technology Jepang.

Saat berkuliah di Jepang ini lah, Khoirul Anwar menemukan teknologi jaringan internet yang lebih cepat dari teknologi 3G, Pahamifren, keren kan? Lewat temuannya, seluruh pengguna internet di dunia merasakan manfaat begitu besar, yaitu kecepatan transfer data dan efektifitas penggunaan perangkat seluler.

Perkembangan Teknologi Transportasi

Selain perkembangan teknologi komunikasi, Indonesia juga mengalami perkembangan di bidang transportasi, sebagai berikut:

Transportasi Darat

Transportasi darat diawali dengan adanya pembangunan jalan tol besar pada tahun 1973 untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil. Jalan Tol pertama yang dibangun pada tahun 1973 adalah jalan tol Jakarta – Bogor – Ciawi  dan masih banyak lagi pembangunan jalan tol yang masih berlangsung hingga sekarang.

Selain jalan tol, pada tahun 1995 telah diresmikan penggunaan kereta api ekspres yang berkecepatan 120 km per jam. Jakarta-Surabaya yang awalnya ditempuh dalam waktu 14 Jam dapat dipersingkat hanya 9 Jam. Berkat perkembangan IPTEK, sampai sekarang transportasi di Indonesia berkembang lagi dengan dioperasikannya KRL ( Kereta  Rel Listrik) Jabodetabek, LRT dan MRT.

Transportasi Laut

Bidang transportasi laut telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia. Selama Repelita V, upaya yang dilakukan pemerintah dalam pembangunan sarana transportasi laut adalah merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada, seperti pengadaan kapal feri, pengangkut barang, perbaikan pelabuhan dan dermaga untuk memperluas dan mempercepat lalu lintas antar pulau.

Transportasi Udara

Perkembangan transportasi udara ditandai dengan semakin mudah dan cepatnya perjalanan melalui udara, baik antar pulau maupun antar negara yaitu dengan tersedianya pesawat angkut penumpang dan maskapai penerbangan nasional seperti Garuda Indonesia, Merpati Air, Adam Air, Lion Air, Sriwijaya Air, Air Asia, dan lain-lain.

Maskapai penerbangan di Indonesia memakai berbagai jenis pesawat penumpang seperti MD II, Boeing 737 400  dan FOKKER F-28 dan Indonesia juga memiliki Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) di Bandung yang telah memproduksi Helikopter dan Pesawat Terbang.

Dampak dari Perkembangan IPTEK di Indonesia

Perkembangan IPTEK di berbagai bidang diatas tentunya membawa dampak bagi perubahan kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif perkembangan IPTEK adalah :

  • Memberikan berbagai kemudahan.
  • Mempercepat dan mempermudah proses informasi dan distribusi dalam kegiatan ekonomi.
  • Menambah efektifitas dan efisiensi dalam interaksi sosial masyarakat.
  • Peningkatan di bidang produksi.
  • Menambah pengetahuan dan wawasan.
  • Perusahaan atau industri dapat menjual produknya lebih luas lagi.
  • Bersaingnya harga barang di pasar global.
  • Meningkatkan kualitas pendidikan.

Sedangkan beberapa contoh Dampak Negatif  Perkembangan IPTEK adalah:

  • Munculnya kejahatan baru khususnya cyber crime.
  • Berkembangnya sifat konsumtif.
  • Hilangnya budaya tradisional.
  • Menumbuhkan kecenderungan sikap anti-sosial.
  • Munculnya hoax atau berita bohong dan disinformasi.

Nah, Itulah pembahasan Materi Sejarah Wajib Kelas 12 mengenai Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Buat kamu yang ingin mendapatkan akses materi pelajaran SMA menarik lainnya, kamu bisa mengunduh Pahamify.

Khusus buat kamu yang lagi ngambis masuk PTN impian, kamu bisa belajar dengan lebih terarah pakai fitur Pegasus. Di Pegasus, kamu ga lagi bingung harus belajar dari mana, dapetin strategi belajar yang manjur, track progres belajar, dan pastinya dapet support system perjalanan masuk kampus.

Download aplikasi Pahamify untuk nikmati fitur Pegasus sekarang!

Penulis: Alya Rizkia Zahra

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA