Latihan militer bagi para pemuda Indonesia yang membawa dampak positif bagi pemuda Indonesia yaitu

Medcom - 29 Maret 2022 19:32 WIB

Ilustrasi belajar. Medcom.id/M Rizal

Jakarta: Masihkah Sobat Medcom ingat dengan sejarah ‘penjajahan’ Jepang di Indonesia pada 1942 hingga 1945 silam? Alih-alih penjajahan, peristiwa memilukan itu sejatinya lebih tepat disebut pendudukan.

Sebab, setibanya di Indonesia, Jepang mulai mengambil alih berbagai wilayah yang saat itu dikuasai sekutu. Mereka mengerahkan pasukan untuk menyerang dan merampas wilayah Tanah Air dari sekutu, sehingga diterapkanlah berbagai kegiatan dan kebijakan Jepang.


Melansir laman Zenius, kedatangan Jepang ke Indonesia ini dipicu menipisnya suplai minyak dari Amerika Serikat (AS). Kala itu, kedua negara tersebut tengah bersitegang lantaran AS tak suka dengan gerakan imperialisme Jepang. Alhasil, Jepang mencari alternatif untuk mendapatkan stok bahan bakar minyak, hingga mereka mendaratkan sasaran pada Indonesia yang sedang berada di bawah jajahan sekutu. Mereka tiba di Tanah Air, lebih tepatnya di Tarakan, pada 1942. Sepintas, kehadiran Nippon seolah membawa angin segar bagi Indonesia. Bagaimana tidak, mereka menjanjikan kemerdekaan, menunjukkan simpati terhadap pergerakan rakyat, serta membentuk berbagai organisasi guna memudahkan keseharian rakyat Indonesia. Namun, kenyataan tak seindah yang dijanjikan. Memang benar Indonesia menerima dampak positif dari kebijakan-kebijakan Nippon, tetapi dampak negatif yang diterima bahkan lebih banyak.

Lantas, apa sajakah dampak positif dan negatif dari peristiwa pendudukan Jepang di Inndonesia? Berikut ulasannya:

Mengingat Jepang kerap menjadikan rakyat Indonesia ‘pembantu’ dalam perang, hal ini membuat Indonesia berkesempatan mempelajari hal-hal terkait militer. Salah satunya, melalui pelatihan di Pembela Tanah Air (PETA). Bekal ilmu militer ini lantas digunakan untuk melancarkan perlawanan terhadap Jepang. Tak cuma dari segi militer, bidang kesenian dan kebudayaan Indonesia juga terdampak positif. Dunia perfilman Tanah Air semakin terorganisir, meskipun fokusnya hanya diperbolehkan menunjukkan dukungan terhadap Jepang.

Kebijakan Nippon yang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia juga berhasil membangkitkan jiwa nasionalisme. Rasa nasionalisme ini juga dikembangkan melalui upacara bendera.

Selama masa pendudukan, Jepang banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya malah merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan demi memenuhi keperluan mereka, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, atau budaya. Di bidang politik, Jepang melakukan restrukturisasi pemerintahan, reorganisasi administrasi, propaganda dan akomodasi tokoh penguasa melalui gerakan 3A, Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Chuo Sangi In, atau Jawa Hokokai, serta memobilisasi massa guna memperoleh dukungan politik dan militer dari rakyat Indonesia. Di bidang ekonomi, Nippon mengambil aset-aset yang semula dikuasai sekutu, serta mengadakan setoran wajib dan koperasi bersama. Kebijakan tersebut akhirnya malah merugikan rakyat Indonesia karena Jepang-lah yang menerima setoran lebih banyak. Di bidang sosial, Jepang mengeksploitasi rakyat Indonesia dengan membentuk Romusha. Melalui kebijakan ini, laki-laki Indonesia melakukan kerja paksa. Sedangkan, para perempuan dijadikan Jugun Ianfu atau tenaga penghibur untuk memuaskan hasrat tentara Jepang. Adapun di bidang budaya, Jepang ingin menanamkan kebiasaan Seikerei, yaitu membungkukkan badan terhadap kaisar. Kebiasan tersebut jelas bertentangan dengan cara ibadah rakyat Indonesia yang mayoritas umat muslim.

Demikianlah pembahasan mengenai dampak pendudukan Jepang di Indonesia. Sejarah mencatat, ternyata Indonesia lebih banyak menerima dampak negatif ketimbang dampak positif. (Nurisma Rahmatika)

Baca: Sejarah Politik Etis, Balas Budi Belanda untuk Indonesia

 (REN)

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

  • Happy
  • Inspire
  • Counfuse
  • Sad

Setelah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Indonesia, Jepang mulai menanamkan system penjajahan menggantikan pemerintah Hindia Belanda. Lajunya kemenangan pasukan Jepang seperti badai yang mampu menyapu tempat-tempat pertahanan Hindia Belanda.

Namun kemenangan Jepang itu tidak secara fisik saja karena keunggulan militer dan teknologinya, tetapi dibalik itu sebenarnya terdapat dorongan bangsa Indonesia sendiri yang bosan terhadap penjajahan Belanda, apalagi Jepang menggunakan propaganda yang mampu menembus kebencian terhadap kolonialisme pada umunya.

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda sebelumnya.

Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan juga membawa dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan.

Akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.

Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain :

  • Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
  • Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Bataviamenjadi Jakarta.
  • Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
  • Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
  • Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SLTA
  • Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
  • Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system(sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
  • Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
  • Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
  • Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.

Selain dampak positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain :

  • Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  • Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
  • Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
  • Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
  • Kebijakan self sufficiency(kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
  • Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pegadilan.
  • Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.
  • Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
  • Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
  • Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

Sumber : //www.selklik.com/2022/03/dampak-positif-dan-negatif-pendudukan.html

Demikian pembahasan kali ini semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian, terima kasih sudah mampir. Jika ingin bertanya silahkan komentar dibawah ya..

Terima kasih atas kunjungannya
Kunjungi Toko BALINGGA SHOP Untuk Order Produk UKM dan UMKM Jateng.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA