Salah satu contoh kegiatan di bidang agraris yaitu

Salah satu contoh kegiatan di bidang agraris yaitu

Pixabay

Kegiatan masyarakat agraris di Indonesia, salah satunya perkebunan kopi di Mandailing Sumut.

Bobo.id - Pada buku tematik Kelas 5 Tema 5, teman-teman telah belajar fakta menarik mengenai kegiatan pertanian di salah satu daerah di Indonesia.

Kegiatan masyarakat agraris Indonesia itu ada di Pulau Bali yang disebut dengan Sistem irigasi Subak, yang teman-teman baca di buku tematik.

Setelah itu, teman-teman akan menemukan soal untuk mencari contoh kegiatan masyarakat agraris yang sukses di Indonesia.

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki banyak sistem pertanian dan perkebunan yang sukses.

Selain di Subak, ada banyak sekali kegiatan masyarakat di bidang agraris yang sukses.

Bahkan Indonesia mampu mengirim hasil komoditas ke luar negeri, seperti kopi, kacang-kacangan. karet, kakao, vanili, dan sayur-sayuran.

Salah satu contoh kegiatan masyarakat agraris yang sukses adalah perkebunan kopi di Kabupaten Mandailing Natal Sumatra Utara.

Seperti apa kegiatan masyarakat agraris di perkebunan kopi tersbeut? Simak, yuk!

Perkebunan Kopi Mandailing Natal

Baca Juga: Ringkasan dan Jawaban Soal 'Sistem Irigasi Subak', Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 5

Kopi adalah tanaman yang menjadi penghasil hasil bumi melimpah di Indonesia.

Indonesia menghasilkan banyak jenis kopi yang laku keras di pasar dunia, teman-teman. Salah satunya adalah kopi Arabika.

Desa Pagur saat ini menjadi salah satu penghasil kopi Arabika Mandailing terbesar di Kabupaten Mandailing Natal, yaitu sekitar 10 ton/bulan (gabah kopi).

Areal perkebunan kopi milik masyarakat Desa Pagur berada di Kecamatan Panyabungan Timur ini memiliki ketinggian yang sesuai untuk ditanami kopi jenis arabika (900-1400 meter di atas permukaan laut (dpl)).

Di Desa Pagur, kesuburan tanah yang juga sangat mendukung sehingga tanaman kopi tumbuh subur.

Keunikan di Desa Pagur adalah sebagian besar kopi dibudidayakan tanpa menggunakan pupuk kimia atau atau pupuk organik. 

Petani kebun kopi di Desa Pagur hanya memupuk tanaman kopi dengan pupuk alami.

Perlu diketahui, pupuk organik dan pupuk alami itu berbeda, teman-teman.

Pupuk organik adalah pupuk produksi pabrik yang produknya disesuaikan dengan kebutuhan tanah dengan penambahan zat-zat hara.

Baca Juga: Pikiran Utama dan Informasi Teks 'Irigasi Subak', Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 5

Sedangkan pupuk alami bukanlah pupuk produksi pabrik, melainkan pupuk yang dibuat dari bahan pukuk secara alami, seperti sekam padi, kotoran hewan ternak, serta sisa sayuran dan buah.

Walaupun begitu, kopi Mandailing ini tumbuh subur, teman-teman.

Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan turut membina kegiatan perkebunan kopi Mandailing ini.

Walaupun jumlah panen kopi arabika Mandailing ini masih kalah dengan kopi Gayo Aceh, kopi arabika Mandailing ini sudah bisa mengirim hasil panen ke luar negeri.

Kopi arabika Mandailing ini adalah kopi yang ditumbuhkan dengan alami dan dipanen dengan alami, sehingga rasa kopi arabika Mandailing begitu khas.

Namun, masih diperlukan perbaikan sarana dan prasarana di Desa Pagur untuk meningkatkan kualitas produksi kopi arabika Mandailing.

Sarana dan prasarana perlu dibangun di Desa Pagur, selain untuk meningkatkan hasil kopi, adanya sarana dan prasarana bisa ditujukan untuk pembangunan desa wisata Pagur.

Nah, itulah kegiatan masyarakat agraris di Indonesia. Masyarakat Desa Pagur memilih untuk budidaya kopi dengan tetap melakukan cara alami.

Setelah membaca artikel di atas, teman-teman bisa membuat ringkasan artkel untuk dituliskan di buku tematik, ya.

Tonton video ini juga, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pertanian di ladang merupakan salah satu contoh usaha agraris untuk memperoleh keuntungan. Foto: Pixabay

Usaha agraris dan ekstraktif merupakan salah satu dari jenis-jenis badan usaha yang menggunakan, memanfaatkan, dan mengolah faktor produksi untuk memperoleh keuntungan, serta memuaskan kebutuhan masyarakat.

Lantas, bagaimana bentuk kegiatan usaha agraris dan ekstraktif? Apa saja contoh-contohnya? Agar lebih memahaminya, simak ulasan lengkap berikut ini.

Berdasarkan buku Kantong Ekonomi SMA IPS 96 karangan M. Zamroni (2009: 96), usaha ekstraktif adalah badan usaha yang menekankan kegiatan pada upaya pengambilan dan pengelolaan bahan baku secara langsung dari alam, agar dapat lebih bermanfaat.

Sementara itu, usaha agraris, yaitu badan usaha yang kegiatannya menghasilkan hasil alam, tetapi hasilnya tidak serta merta langsung diambil dari alam seperti halnya usaha ekstraktif.

Pelaku usaha bidang agraris harus melakukan pengolahan dan pemanfaatan alam seperti mengolah tanah terlebih dahulu, untuk selanjutnya mendapatkan hasil alam sebagai outputnya.

Agar lebih mengerti perbedaan antara usaha agraris dan ekstraktif, berikut contoh-contoh usahanya, yang dirangkum berdasarkan buku IPS Terpadu SMP karya Drs. Anwar Kurnia (2007: 160).

Kegiatan usaha peternakan berkaitan dengan pemeliharaan hewan, agar dapat diambil susu, daging, dan anggota tubuh lainnya. Foto: Pixabay

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian, biasanya dipahami sebagai budidaya tanaman, bercocok tanaman, serta pembesaran hewan ternak.

Peternakan adalah cabang pertanian yang berkaitan dengan pemeliharaan hewan untuk diambil daging, serat, susu, telur, atau produk lainnya. Kegiatan usaha peternakan ini termasuk perawatan sehari-hari, pembiakan selektif, dan pemeliharaan ternak.

Penampakan perkebunan sawit. Foto: Pixabay

Perkebunan sawit merupakan kegiatan pertanian yang berspesialisasi pada tanaman kelapa sawit. Tanaman ini termasuk tanaman komersial. Di Indonesia sendiri, perkebunan kelapa sawit menghasilkan dua jenis energi terbarukan, yaitu:

  • Biofuel generasi pertama (first generation biofuel), berupa biodiesel.

  • Biofuel generasi kedua (second generation biofuel), berupa bioethanol (berbasis biomas) dan biogas (berbasis POME).

Perikanan darat ialah usaha pembudidayaan ikan di perairan darat, seperti di daerah sungai, danau, waduk, rawa, sawah (yang digenangi air selama padi masih muda), dan tambak.

Usaha perikanan darat bisa dilakukan di dua tempat, yaitu:

  • Air tawar, yaitu pembudidayaan ikan yang dilakukan di daerah sungai, danau, rawa, dan waduk. Jenis ikan yang dipelihara, contohnya seperti ikan sepat, mujair, gurame, dan gabus.

  • Air payau, yaitu pembudidayaan ikan dilakukan di tambak (campuran antara air tawar dan air asin) yang bentuknya berpetak-petak dan berada di daerah pinggiran pantai. Contoh ikan yang dipelihara di antaranya adalah ikan bandeng, belanak boso, dan jenis udang-udangan.

Contoh usaha ekstraktif di bidang perikanan laut. Foto: Pixabay

Perikanan laut dilakukan di semua samudera dan lautan di dunia, termasuk teluk dan muara. Penangkapan dan budidaya organisme akuatik dalam air asin, ternyata menyumbang sebagian besar produk perikanan yang mencapai pasar dunia.

Pertambangan diperlukan untuk mendapatkan bahan apa pun yang tidak dapat ditanam melalui proses pertanian, atau dibuat secara artifisial di laboratorium maupun pabrik. Salah satu contohnya, yaitu pertambangan logam.

Proses penambangan logam modern melibatkan pencarian calon bijih, analisis potensi keuntungan dari tambang yang diusulkan, ekstraksi bahan yang diinginkan, dan reklamasi akhir tanah setelah tambang ditutup.

Pertambangan minyak merupakan contoh usaha ekstraktif sumber daya alam yang tidak terbarukan. Foto: Pixabay

Selain logam, kegiatan pertambangan juga termasuk mengekstraksi sumber daya alam yang tidak terbarukan seperti minyak bumi. Metode ekstraksi minyak bumi didasarkan pada sistem penggalian tambang bawah tanah.

Metode tersebut digunakan untuk menambang kolam yang mengandung minyak viskositas tinggi atau bitumen, dan kolam heterogen dari minyak viskositas menengah yang tidak lagi produktif dengan metode lain.

Pertambangan garam merupakan usaha ekstraksi garam batu atau halite dari deposit. Hal tersebut berbeda dengan garam yang dipanen dari laut, sebab garam ini ditambang selayaknya bahan tambang bebatuan.

Tambang garam dilakukan di area di mana pernah terdapat badan air, seperti danau, sungai, dan laut yang telah mengering.