Reino membawa beberapa makanan dalam tasnya kata yang tidak baku adalah

Solikin_17506134005 . BUKU PRAKTIS BAHASA INDONESIA Jilid 1 Edisi Kedua Cetakan Kelima Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta 2008 Solikin_17506134005 BUKU PRAKTIS BAHASA INDONESIA Jilid 1 Edisi Pertarna cetakan pertama cetakan kedua cetakan ketiga cetakan keempat 1990 2005 2006 2007 Edisi Kcdua cetakan kecmpat cetakan kelirna 2007 2008 cetakan keenam 2010 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mcrnpcrbanyak sebagian atau scluruhnya tanpa izin tertulis dari penerbit. Bak Terbit/Cipta Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur Kataloq Dalam Tcrbitan (KDT) 499.21 202 BUK B Buku Praktis Bahasa Indonesia Ji/id J /Dcndy Sugono (ed), Edisi Kedua-Jakarta: Dcpartemcn Pcndidikan Nasional, 2008-xv, 193 him, 2 I cm Bibi. : 194--198 hlm ISBN 979-685-305- l Bahasa Indonesia-Buku Panduan ii Solikin_17506134005 BUKU PRAKTIS BAHASA INDONESIA Jilid 1 Penyunting Utama Dendy Sugono Penyunting Penyelia Zaenal Arifin Mustakim Penyunting Zulkarnaen, Farid Hadi, Budiono Isas, Jumariam iii Solikin_17506134005 TIM REDAKSI LEMBAR KOMUNIKASI 1985-1994 Penanggung Jawab Anton M. Moellono, Lukman Ali . A. Latief, Nafron Hasjim Anggota Redaksi Hasan Alwia Dendy Sugono Jumarlam, C. Ruddyanto, S.R.H. Sitanggang Sumardi1 Hartini Supadi, Farid Hadi Junaiyah H.M.a Alma Evira Almanar Budiono lsas, Sriyanto, Martin Lustantini Septiningsih1 Achmad Banta Caca Sudarsaa Tony S. Rachmadie Slamet Riyadi Ali, S. Amran Tasai, Mustakim Sirkulasi Warnoa Ibrahim Abubakar iv Solikin_17506134005 KATA PENGANTAR PADA CETAKAN KEDUA Bahasa menjadi ciri identitas satu bangsa. Melalui bahasa, orang dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenali perilaku dan kepribadian masyarakat penuturnya. Oleh karena itu, masalah kebahasaan tidak terlepas dari kehidupan masyarakat penuturnya. Dalam hubungan dengan ke- hidupan masyarakat bahasa Indonesia, telah terjadi _·berbagai perubahan, terutama yang berkaitan. dengan tatanan baru kehidupan dunia dan petkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, khususnya teknologi informasi, yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantanqan glob_alisasi. Kondisi itu telah menempatkan bahasa asing, terutama bahasa lnggris, pada posisi strategis yang memungkinkan bahasa itu memasuki berbagai sendi kehidupan . bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Kondisi itu telah membawa perubahan perilaku masyarakat Indonesia dalam bertindak dan berbahasa. Gejala munculnya penggunaan bahasa asing di pertemuan-pertemuan resmi, di media · elektronik, dan di media luar ruang di tempat- ternpat umum menunjukkan perubahan perilaku masyarakat tersebut. Selain bahasa asing, penggunaan · bahasa daerah khususnya bahasa . Melayu Jakarta dan bahasa "qaul" telah mewarnai penggunaan bahasa Indonesia lisan. Bahkan, · bahasa iklan sangat diwarnai oleh penggunaan bahasa daerah tersebut. . · Penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah tersebut telah mempengaruhi cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resrni. Kondisi itulah yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia. Untuk itu, diperlukan tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tata cara penggunaan bahasa Indonesia itu, antara lain, dimuat dalam Lembar Komunikasi ·· yang terbit enam nomor dalam v Solikin_17506134005 satu tahun. Lembar Komunikasi tersebut memuat petunjuk penggunaan bahasa Indonesia, baik dari segi ejaan, pilihan kata, susunan kalimat maupun segi wacana. Lembar Komunikasi itu dihimpun dalam dua buku yang diberi judul Buku Praktis Bahasa Indonesia 1 Edisi II dan Buku Praktis Bahasa Indonesia 2 Edisi I. Buku tersebut telah habis tersebar ke berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu, alas permintaan berbagai kalangan pengguna bahasa Indonesia, Pusat Bahasa merasa perlu me- nerbitkan kembali kedua buku tersebut menjadi Buku Praktis Bahasa Indonesia 1 Edisi II cetakan kedua dan Buku Praktis Bahasa Indonesia 2 Edisi I cetakan kedua. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, . saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Tim Editor dan anggota redaksi Lembar Komunikasi. Semoga penerbitan kembali buku ini memberi manfaat bagi upaya peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Jakarta, 13 Oktober 2005 vi Dendy Sugono Kepala Pusat Bahasa Solikin_17506134005 KATA PENGANTAR EDISI KEDUA KEPALA PUSAT BAHASA . Masalah kebahasaan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai perubahan baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi, maupun sebagai dampak perkembangan teknologi informasi yang amat pesat. Kondisi itu telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Gerakan reformasi yang bergulir sejak 1998 telah mengubah paradigma tatanan kehidupan bermasyarakat, .berbangsa, dan bemegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah berubah ke desentralistik, masyarakat bawah yang menjadi sasaran (objek) kini didorong menjadi pelaku (subjek) dalam proses pembangunan bangsa. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi tersebut, Pusat Bahasa berupaya meningkatkan mutu pelayanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat. Salah satu upaya peningkatan pelayanan itu ialah penyediaan bahan rujukan. Penyediaan kebutuhan rujukan itu sebagai salah satu upaya peningkatan minat baca menuju perubahan orientasi dari budaya dengar-bicara ke budaya baca-tulis. Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, Presiden telah mencanangkan "Gerakan Nasional Peningf(atan Mutu Pendidikan" pada tanggal 2 Mei 2002 dan dlsertat dengan gerakan "Pengembangan Perpustakaan" oleh Menteri Pendidikan Nasional serta disambut oleh lkatan Penerbit Indonesia dengan "Hari Buku Nasional'' pada tanggal 17 Mei 2002. Untuk menindaklanjuti berbagai upaya kebijakan tersebut, Pusat Bahasa berupaya menerbitkan hasil pengembangari bahasa untuk menyediakan bahan rujukan dalam rangka peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia. Untuk itu, Pusat Bahasa menerbitkan kembali buku Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia ini dengan perubahan judul menjadi Buku Praktis Berbahasa Indonesia Ji/id 1 mengingat dinamika yang terjadi di masyarakat. Penerbitan kembali buku ini juga atas permintaan sejumlah kalangan yang melihat manfaat buku ini dalam penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. · Kepada seluruh anggota Tim Redaksi, s�ya ucapkan terima kasih atas penerbitan buku ini. vii Solikin_17506134005 Mudah-mudahan pemakainya serta buku ini dapat memberikan manfaat bagi para berdampak pada peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia. Jakarta, September ?003 viii Dr. Dendy Sugono Solikin_17506134005 KATA PENGANTAR EDISI PERTAMA CETAKAN KEENAM KEPALA PUSAT BAHASA Pada dasarnya buku Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia cetakan keenam ini boleh dikatakan tidak mengalami perubahan apa-apa jika dibandingkan dengan cetakan sebelumnya. Baik isi maupun penyajian berikut urutannya sama dengan cetakan kelima. Karena buku inl merupakan kumpulan tulisan yang terdapat di dalam Lembar Komunikasi, pada cetakan keenam ini ditambahkan isi Lembar Komunikasi yang beredar setelah cetakan kelima. Komentar atau saran dari pembaca untuk memperbaiki buku ini akan sangat bermanfaat bagl upaya kita bersama dalam me_ngunakan bahasa Indonesia secara tertib dan cermet. · Jakarta, Agustus 2000 Hasan Alwi ix Solikin_17506134005 KATA PENGANTAR EDISI PERTAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA Buku Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia ini · pertama diterbitkan tahun 1989, dalam rangka peringatan Hari Sumpah Peniuda/Hari Pemuda Ke-61, oleh Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Pusal Pembinaan dan Pengembangan Bahasa; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . . Buku Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia cetakan pertama itu merupakan kumpulan Lembar Komunikasi sejak bulan Oktober 1985 hingga bulan Maret 1989, sebanyak 23 nomor. Pada cetakan kedua, buku ini dilengkapi lagi dengan Lembar Komunikasi nomor berikutnya, yaitu terbitan bulan Mei 1989 hingga bulan September 1990. . . Pencetakan ulang buku ini pun dalam rangka memperingati Harl Sumpah Pemuda/Hari Pernuda Ke-62 serta Bulan Bahasa dan Sastra 1990 dengan biaya dari kedua instansi di atas. Mudah-mudahan dapat bermanfaat. Jakarta, Oktober 1990 x Lukman Ali Solikin_17506134005 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR EDISI KEDUA KEPALA PUSAT BAHASA vii .... KATA PENGANTAR EDISI PERTAMA CETAKAAN KEENAM KEPALA PUSAT BAHASA . ............... r • • • • • • • • • • • KATA PENGANTAR EDISI PERTAMA KEPALA PUSAT · PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR ISI : I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. PERTANYAAN KEBAHASAAN Pusat Pendidikan dan Lalihan atau Pusat Pendidikan dan Pelatihan? Makna apakah yang disandang kata bebas parkir1 · . . . . . . . . . . Benarkah namun demikian dipakai sebagai pengungkap hubungan antarkalimat? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sudah benarkah bentuk penulisan (1) mensahkan, mempel, • mentes, (2) mengolahragakan masyarakat, (3) ulang tahun ·. · Korpri ke-14 Samakah arti negeri dan negara? Apakah arti kumpul kebo? Ungkapan bahasa Indonesia yang benarkah ilu? . . . . . . . . . . .· . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Apakah arti waris, warisan, mewarisi, mewariskan, dan pewaris? Makna apa yang disandang kata prakiraan itu? Adakah padanan toast dalam bahasa Indonesia? Apakah makna kata canggih? · Benarkah sapaan tuan dan nyonya berbau feodal? . . Apakah terjemahan kata exposure? Mengapa kita mernilih malapraktik dan bukan malpraktik atau praktik ma/a sebagai padanan ma/practice (lnggris }? • . Apakah yang dimaksud dengan metropolitan dan apa pula megapolitan itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Apakah makna debirokratisasi dan deregulasi? . . . . . . . . . . . . . Dari manakah asal kata mantan? Manakah yang benar mempercayai atau rriemercayai? Bagaimanakah penggunaan kata siang, malam, pagi, dan sore dalam sapaan? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix x xi 1 1 1 2 3 3 3 4 4 5 6 6 7 8 8 8 9 1O xi Solikin_17506134005 19. Bagaimanakah pemakaian ini, itu dan begini, begitu? . .- ..... 20. Bagaimanakah yang benar kotip atau kotin . . . . . . . . . . . . . . 21. Apa yang dimaksud dengan kata aktivis? 22. Apa pula yang dimaksud dengan kata Jihad? 23. · Ki-lo-gram atau ki-log-ram? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24. Apakah padanan untuk go public dan go internationan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 13 14 14 15 16 16 II. KATA 1. Kata Baku dan Tidak Baku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. · Penulisan Kata yang Benar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Kata Bahasa Indonesia : ·. ·. . . . 4. Pemakaian Bentuk Kata yang Tepat 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Kata Ranking dan Langganan Nuansa Makna dalam Kata Makna Kata Ki/ah dan Tukas Makna Kata Acuh dan Tayang : . Makna Kata lijrah dan Hijriah Pemakaian Kata Sebentar, Sejenak, Sekejap, Seki/as, Sepintas, dan Sejurus Kata Sekarang dan Kini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Makna Kata Pemandangan Umum dan Pandangan Umum ... · Makna Kata Pekerjaan, Profesi, dan Jabatan . . . . . . . . . . . . . Penggunaan Kata Dengan Pemakaian Kata Dadah dan Berdadah Kata Melihat dan Sinonimnya Pilihan Kata .' Keragaman Makna dalam Suatu Bentuk Bahasa · Kata Arkais dalam Perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknoloqt .........•.......................... Kata yang Mubazjr Nyaris dan Hampir Menghindari dan Menghindarkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Semua, Se/uruh, Segala, Seka/ian, dan Segenap Pemakaian Di Mana 23. 24. . 25. Pemakaian yang Mana 26. Kata yang Terlupakan � 27. Kerancuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii 18 19 19 21 22 23 24 26 27 28 33 34 35 35 37 38 41 44 46 47 49 50 51 53 54 57 58 Solikin_17506134005 28. Baharu, Cahari, dan Bahagi 29 .. Dahulu dan Oulu · , 30. Kedai, Warung, Pasar, Toko, dan Plaza 31. lni dan /tu · 32. Bahkan dan Malahan ...............•............... 33. Pukul-rriemukul, Berpukul-pukulan, dan Saling . 34. 35. 36. 37. · 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44: 45. 46. Ill. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11:. 12. 13. 14. 15. 60 61 62 65 69 71 Memukul · · Bentuk Pendek dan Bentuk Panjang · 74 74 Jadua/ atau Jadwal Kata daripada yang Mubazir 75 76 Jamak yang Mubazir ................•............. 77 Pengaruh Bahasa Asing . . : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79 Mau dan Mau Dikontrakkan · Kosakata yang Bernuansa Makna dari Kata lndah Kata Baku dan Tidak Baku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 80 81 Makna lmbuhan peng- -an. dan -an 82 83 Tepatkah pemakaian unsur -isasi? : Manakah yang benar nginap atau inap? 84 Manakah yang benar sapta pesona atau saptapesona? 85 Unsur Terikat Pra� : 87 KALIMAT Kalimat Tidak Baku dan Kalimat Baku . . . . . . . . Ragam Tidak Baku dan Ragam Baku · . Kalimat Tidak Teratur dan Kalimat Teratur Kalimat Efektif Kalimat Bermakna Ganda Membuat Kalimat Secara Cermat . . . . . . . . . .. . Kesejajaran Saluan dalam Kalimat . . . . . . . . . . . Komposisi .· Pronomina Persona . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pewatas dan Penjelas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Ungkapan Penghubung Antarkalimat . . . . . . . . . Kalimat Bernalar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Dirgahayu Republik Indonesia Penyusunan Kalimat untuk Serita Dibiayai dari obligasi Anda atau dibiayai dengan · obligasi Anda? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89 . . . . . . . . . . 89 . 90 91 92 . • . . . . . . . . · . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : . . . . . . . . 93 . . . . . 95 . 99 . . . 104 . . . . 108 . . . . 109 . . . . 112 . . . . 113 . 114 . . . . . . . . . 116 xiii Solikin_17506134005 16. IV. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. xiv Tepatkah karenanya dan makanya? 118 ISTILAH Manakah yang benar busana adi atau adibusana sebagai istilah? • 120 Jika microwave menjadi mikrogelombang, mengapa shortwave, dan longwave tidak dipadankan menjadi pendekgelombang dan panjanggelombang? : . 120 Adakah padanan untuk istilah final engineering, as built drawing, dan leger dalam bahasa Indonesia? 121 Apakah padanan istilah scanning dan scanner? 121 Mengapa istilah /aik darat sekarang diubah menjadi laik jalan? . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 121 Adakah padanan istilah inrijden dan proefrit dalam bahasa Indonesia? .. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122 Apa yang dimaksud dengan istilah konglomerat, asosiasi, dan konsorsium dalam dunia usaha? : . 122 Pemekaran Kosakata 123 Beberapa lstilah Baru yang Perlu Anda Ketahui ·. �24 Kekayaan lstilah di Bidang Warna ·. 12.5 Mengganti lstilah Asing dengan lstilah Indonesia 126 lstilah Bentuk Karangan 128 lstilah yang Perlu Anda Ketahui: Studi Psikologi Anak . . . . . . 128 lstilah yang Perlu Anda Ketahui 129 Beberapa lstilah Bidang Studi Hidrologi . . . . . . . . . . . . . . . . 132 lstilah Bidang lndustri Kecil 133 Beberapa lstilah Persidangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 134 Beberapa lstilah Teknologi Pangan 135 Beberapa Jstilah Bidang Olahraga Tinju . . . . . . . . . . . . . . . . 136 Beberapa lstilah Bidang Studi Susastra 138 lstilah Bahang dan Termodinamika 143 Daftar lstilah Biologi . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 144 lstilah Ekonomi dan AkuntaQsi .. � 145 Beberapa lstilah Fisika· Modern . 148 lstilah Bidang Hidrometeorologi 151 lstilah Pasar Modal ·. . . . . . . . . . . 152 lstilah Kimia Lingkungan dan Kimia lndustri . . . . . . . . . . . . . . 153 Solikin_17506134005 28. Pemanfaatan lstilah Asing 29. Pemanfaatan lstilah Asing ·v. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Unsur Lama dalam Penerjemahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . lmbuhan Lama dalam Menerjemahkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155 157 SASTRA Pengertian Sastra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Manfaat Sastra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . Apa Kata Mereka . Apresiasi . . Bahasa dalam Susastra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Teknik Meresensi Fiksi : Penghayatan Karya Sastra . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sosiodrama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penilaian Karangan Apakah Terna ltu? Folklor ·. . Tuntunan Menikmati dan Menilai Puisi ·. . . . . . . . . . Teknik Penokohan Cerita Rekaan . . . . . . . . . . . . .· . . . . . . . Sebuah Teka-Teki Saja · Majas Sama dengan Gaya Bahasa? Cerita Bidadari dalam Sastra Nusantara Pantun: Satu bentuk Sastra Lisan di Nusantara . . . . . . . . . . Bahasa Sastra dalam Kehidupan Sehari-hari . . . . . . . . . . . . Puisi Konkret . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Citraan dalam Puisi Mengenal Proses Kreatif Seorang Pengarang . . . . . . . . . . . . Apakah Ciri Sastra yang Baik? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sekadar Anda Tahu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Drama Tradisional ..................•............ Sekadar Anda Tahu � . . . . . . . . lntertekstual dalam Cerita Rakyat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . VI. LAIN-LAIN 1. 2. 3. Berbicara Melalui Telepon Beberapa Jenis Pertemuan Bersikap Positif terhadap Bahasa Indonesia . . . . . . . . . . . . . ! • • • • • • • • • • • • • • • 159 161 162 164 164 165 166 167 167 168 169 170 171 172 174 175 175 177 178 179 180 18 � 182 183 184 185 187 189 190 xv Solikin_17506134005 I. PERTANYAAN KEBAHASAAN 1. Pusat · Pendidikan dan Latihan atau Pusat- Pendidikan dan Pelatihan? Jika pendidikan itu diartikan 'proses mendldik' dan didikan dlartikan 'hasil mendidik', dengan taat asas 'proses melatih' akan menjadi pelatihan, dan latihan akan diartikan 'hasil melatih, yang dilatihkan'. Sejalan dengan itu, yang benar adalah Pusat Pendidikan dan Pelafihan, bukan Pusat Pendidikan dan Latihan. · 2. Bebas parkir atau parkir gratis? Kata bebas parkirdiartikan orang 'dibebaskan dari pembayaran parkir'. Untuk menyatakan arti itu, · sebaiknya dipakai kata parkir gratis atau parkir cumecume (free parking). Bebas parkir seharusnya diartikan · 'dilarang parkir' (no parking). Jadi, keduanya dapat digunakan dengan makna yang berbeda. 3. Benarkah namun demikian dipakai sebagai pengungkap hubungan antarkalimat? Kata nemun mempunyai makna sama dengan tetapi, menghubungkan dua hal yang -berlawanan. Bentuk tetapi demikian yang seharusnya sama dengan namun demikian tidak pernah dipakai karena janggal. Alas dasar itu, bentuk namun demikian boleh dikatakan sebagai bentuk yang tidak benar. Bentuknya yang benar adalah nemun. Seb.agai kata penghubung, namun dapat digunakan sebagai penghubung antarkalimat dalam paragraf. · 4. Sudah benarkah penulisan (1) mensahkan, mempel, mentes; (2) mengo/ahragakan masyarakat; (3) u/ang tahun Korpri ke-14? (1 )Jika imbuhanme-ditambahkan pada kata yang bersuku tunggal, seperti sah, pel, dan tes, awalan ilu berubah menjadi menge- sehingga bentuk- Solikin_17506134005 nya menjadi mengesahkan, mengepel, dan mengetes. Demikian juga, ·imbuhan pe-... -an akan menjadi penge- ...-an sehingga menghasilkan pengesahan, pengepelan, dan pengetesan. Jika kita bertaat asas pada sistem perekahentukan seperti itu, cara yang sama berlaku juga bagi kata bersuku tunggal lain, seperti born, cat, las, dan lap. Contoh: mengebom, pengeboman mengecat, pengecatan mengelas, pengelasan mengelap, pengelapan (2) Untuk mengimbau masyarakat agar gemar berolahraga, dipakai orang ungkapan mengolahragakan masyarakat. Ungkapan itu kurang cermat. lmbuhan me-... -kan pada bentuk mengolahragakan, menurut kaidah yang benar, berarti 'membuat ... jadi ... ', yakni 'membuat masyarakat menjadi olahraga'. Untuk mengungkapkan· arn 'membuat masyarakat berolahraga' hendaklah digunakan imbuhan memper-... -kan. Jadi, bentuk yang benar adalah memperolahragakan masyarakat, bukan mengolah- ragakan masyarakat. Contoh lain, memperaksarakan masyarakat, mempbri1entikan pogawai, dan mempertemukan mempelai yang masing- masing berarti 'membuat masyarakat beraksara', 'membuat pegawai berhenti', dan 'membuat menipelai bertemu'. (3)Bentuk tulisan Ulang Tahun Korpri Ke-14 dianggap kurang_. cermal karena dapat ditafsirkan bahwa di negara kita sekurang-kurangnya ada 14 macam korpri. Yang berulanp tahun pada saat itu adaleh Korpri Ke14. Dalam penyusunan kata yang cermat, sebaiknya ke-14 itu didekat- kan pada ulang tahun karena memang yang dirayakan itu adalah ulang tahun ke-14 Korpri. Jadi, penulisan yang benar adalah U/ang Tahun Ke14 Korpri. 5. Samakah arti negeri dan negara? Kata n'egeri tidak sama artinya dengan negara. Negeri berarti 'kota, tanah tempat tinggal, wilayah atau sekumpulan kampung (distrik) di bawah kekuasaan seorang penghulu-(seperti di Minangkabau)'. Kata negeri bertaliai1 dengan ilmu bumi. Negara berarti 'persekutuan bangsa dolarn suatu daerah yang tentu batas-batasnya dan diurus oleh badan pemerintah yang. teratur'. Kata negara berpadanan dengan kata state (lnggris) atau staat (Belanda). Kata negara digunakan jika bertalian dengan sudul pandang politik, pemerintahan, atau ketataprajaan . .2 Solikin_17506134005 Berdasarkan pengertian kedua kata ·itu, kita telah mengubah bentuk pegadaian negeri, kas negeri, ujian negeri menjadi pegadaian negara, kas negara, ujian negara. Sejajar dengan perubahan itu, jika kita bertaat asas pada pengertian negeri dan negara, .sebaiknya bentuk pegawai negeri, sekolah negeri, perguruan iinggi negeri, pengadilan negeri diubah pula menjadi pegawai negara, sekolah negara, perguruan tinggi negara, pengadilan negara jika memang badan-badan itu diurus oleh badan pemerintah secara teratur. 6. Apakah arti kumpul kebo? Ungkapan Indonesia yang benarkal-1 itu? Kumpul kebo yang berarti 'hidup bersama sebagai suami istri di. luar pernikahan' dipakai orang untuk menggantikan kata samenleven (bahasa Belanda), Ungkapan ini bukanlah ungkapan yang benar dalam bahasa Indonesia karena kumpul kebo diambil dari bahasa daerah. Jika kita menghendaki kumpul kebo itu menjadi ungkapan bahasa Indonesia, bentuknya harus kita uoah menjadi kumpul kerbau karena kata Indone- sia yang benar adalah kerbau bukan kebo. 7. Apakah arti waris, warlsan, mewarisl, mewariskan, dan pewaris? Warls berarti 'orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan) orang yang telah meninggal'. Warisan berarti 'harta pusaka penlnggalan'. Mewarisl berarti ( 1) 'mendapat pusaka dari ... ', misalnya tidak ada yang berhak mewarisi harta benda orang itu selain anak cucunya atau karib baidnya; (2) 'menerima sesuatu yang ditinggalkan', misalnya bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya luhur penlnggalan nenek moyang yang hidup pada zaman dahulu. Mewariskan berarti (1) 'memberi pusaka (peninggalan) kepada .. .', misalnya saya akan mewariskan · tiga perempat dari harta kekaj"aan kepada anak-anak saya, sedangkari yang seperempat lagi akan saya serahkan kepada panti esunen; (2) 'menjadikan · waris', misalnya meskipun bukan waris jika diwariskan oleh orang yang meninggal itu menjadi waris juga. Pewaris berarti 'yang memberi pusaka', misalnya Pang/Ima Besar Sudirman adalah pewaris perjuangan, melawan penjajahan Belanda, bag/ bangsa Indonesia. 3 Solikin_17506134005 8. Makna apa yang disandang kata prakiraan itu? Kata prakiraan berpangkal pada prakira. Prakira berpangkal pada bentuk pradan kira. Di dalam bahasa Indonesia bentuk pra- mempunyai makna yang beragam, tetapi masih bertalian. Hal itu bergantung pada kata yang dlgabung dengan pra-: (1) pra- bermakna (di) muka; misalnya, prakata; (2) pra- dipakai dengan makna 'sebelum' atau 'mendahului'; misalnya prasejarah, pra-Perang Dunia I; · (3.) pra- dapat juga bermakna sebagai 'persiapan', misalnya praseko/ah, praseminar, prepromosl; {4) pra-bermakna 'terjadi' atau 'dilakukan sebelum peristiwa' atau 'per- buatan lain terjadi'; misalnya, prasangka (prejudice), pracampur (premix), prarekam (prerec_ord);., Kata _kira dapat bermakna 'menaksir, berhitung'. Misalnya, Hendak/ah kaukira dulu, berapa rupiah yang _akan kaubelanjakan itu. Kata prakira mengandung unsur makna 'hitung' dan 'sebelumnya'. Jadi, kata prakira berbeda maknanya dengan kira-kira yang juga berasal dari kata yang sarna. Dari kata prakira. dapat dibentuk kata memprakirakan yang bermakna 'menghittmg sebelumnya' dan hasilny� disebut prakiraan yang bermakna 'perhitungan sebelumnya'. Prakiraan adalah hasil memprakira- kan, sedanqkan prosesnya disebut pemrakiraan. Bandingkan dengan menu/is, penulisan, dan tulisan. Prakiraan cuaca digunakan dalam bidang meteorologi sebagai .padanan weather forecast. Keadaan cuaca yang akan terjadi dapat diharapkan sesuai dengan perhitungan sebelumnya: ltu pula �gaknya mengapa weather forecast tidak dijadikan parkas cuaca. Di samping ltu, padanan prakira untuk forecast memungkinkan kita terhindar dari keharusan menggunakan istilahperamal·ataujuru ramal, atau ahli rama/ untuk para forecasters karena kita dengan mudah dapat membentukjuru prakira atau ahli prakira. 9. Adakah padanan kata toast dalam bahasa Indonesia? Pada beberapa acara resmi ada kebiasaan yang berupa kegiatan meng- ajak pihak lain untuk minum sambil mengakat gelas (toast). Pengindonesiaan kata toast sebenarnya dapat dilakukan jika kita 4 Solikin_17506134005 menyimak Kamus Umum Bahasa Indonesia {Poerwadarrninta, 1986: - 972). Kata menyulangi, antara lain, berrnakna 'mengajak minurn', yang dapat digunakan sebagai padanan.kata toast itu. Conteh pemakaian kata inenyulangi dan bersu/ang-sulangan dalam kalimat adalah sebagai berikut. · · (1) Menteri· Luar Negeri menyulangi Dula Besar Jepang demi persaha. batan kedua negara. · {2) Setelah selesai penandatanganan naskah perjanjian kerja sama, kedua pejabat negara itu bersulang-sulangan demi kerja sama yang kekal. · Pada acara penyulangan itu, layak diucapkan dirgahayu yang bermakna 'semoga panjang umur'. 10. Apakah mak.na kata canggih? Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia {Poerwadarminta) dlnyatakan bahwa canggih bermakna 'suka mengganggu (ribut, bawel)'. Kalau demlklsn, peralatan yang canggih bermakna 'peralatan yang bawel', Benarkah hal yang demiklen itu? · Pada mulanya kata canggih itu bermakna 'suka mengganggu, ribut, bawel'. Namun, untuk kepentingan ilmu dan teknologi, kata canggih itu diberi makna baru sehingga dapat menampung konsep yang disandang oleh kata sophisticated (lnggris). · Dengan demikian, kata canggih kini bermakna ( 1) 'banyak cakap; bawel; cerewet', {2) 'suka mengganggu (ribut)', (3) 'tidak dalam keadaan yang wajar, murni, atau asli', (4) 'kehllanqan kesederhanaan yang asli (seperti sangat rumit, ruwet, atauterkembang)',.(5) 'banyak mengetahui atau berpengalaman (dalam hal-hal duniawi)'s dan · (6) 'bergaya intelektual'. Jadi, peralatan yang canggih bukan bermakna 'peralatan yang cerewet', melainkan 'peralatan yang rumit dan peka', seperti makna pada nomor 4,. · · Contoh lain: (1) Dia menerapkan cara berpikir yang canggih. (bergaya intelektual). (2) Komputer itu merupakan alat canggih yang sangat dibutuhkan dewasa ini. 5 Solikin_17506134005 11. Benarkah sapaan tuan dan nyonya berbau feodal? . Jika sapaan tuan dan nyonya dianggap berbau feodal, sapaan apa yang dapat menggantikan sapaan ladies and gentlemen seperti yang diguna- kan dalam jasa layanan penerbangan? Dalam jasa layanan penerbangan sering digunakan sapaan tuan- tuan dan nyonya�nyonya sebagai terjemahan ladies and gentlemen. Sapaan itu tidak berbau feodal karena kedua jenis sapaan itu sampai sekarang masih digunakan. Misalnya, dalam jasa layanan medis (resep dokter). Masalahnya adalah bahwa kata nyonya dipakai sebagai sapaan yang biasanya dikenakan terhadap wanita yang sudah bersuami. Padahal di antara penumpang pesawat terbang mungkin ada wanita . yang belum kawin. Oleh karena ltu, agar semua penumpang dapat ter- cakup dalarn penyapaan sebaiknya digunakan sapaan para penumpang yang terhormat, alih-alih tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang merupakan terjemahan ladies and gentlemen. 12. :Apakah terjemahan kata exposure? Kata exposure (lnggris) ada kalanya diterjemahkan dengan terpaan sehingga mass media exposure menjadi 'terpaan media massa', Tepat- kah pemakaian kata terpaan sebagai padanan kata exposure? Bentuk exposure berpangkal pada kata expose. Kata expose · bermakna (1) 'membiarkan', (2) 'menyingkapkan, menganalisis sehingga [etas', (3) 'mengatuf sinar saat memotret', dan (4) 'memamerkan'. Dari kata expose ini pula terbentuk kata (a} expose yang bermakna 'pemben- tangan. penjelasan. pembeberan' dan (b) exposed yang bermakna 'dibiarkan tanpa perlindungan, terbuka, terbentang'. Kata exposure bermakna (1) 'penyingkapan, tersingkapnya'. (2} 'jumlah film yang dapat dijadikan gambar'. Jemyata bahwa expose yang merupakan pangkal kata expose, exposed, dan exposure bermakna ganda dan kita hendaknya mengartikannya menurut cabang Umu dan bidang pemakaiannya. Sebagai istilah teknis, kita dapat menyempitkan dan meluaskan arti expose. · Kata Indonesia yang dekat cakupan maknanya dengan kata exp6se adalah dedahkan, mendedahkan 'mernouka', pajankan, memajankan 'membiarkan terbuka terhadap pengaruh' dan singkapkan, menyingkapkan 'membuka, menyelak'. Dengan demikian, kata expose menjadi mendedahkan, memajankan, dan menyingkapkan; exposed 6 Solikin_17506134005 menjadi terdedah, terpajan, dan tersingkap; serta exposure menjadi dedahan, pajanan, dan singkapan.. Kata terp_aan kurang tepat dipakai sebagai padanan kata expo- sure karena makna kata menerpa adalah 'melompati dan menerkam, mengejar hendak menyerang'. 13. Mengapa kita memillh ma/apraktik dan bukan malpraktik atau praktlk ma/a seb�gai padanan malpractice {lnggris)? Bentuk .mat- dalam. bahasa lnggris mula-mula memadai berarti 'buruk' dan kemudian bermakna juga 'tidak normal, tidak, salah, merupakan, mencelakakan, jahat'. Untuk bencana'. Bentuk ma/a- Jawa Kuna yang diserap oleh bahasa Melayu, memang seasal dengan bentuk ma/- lnggris. mencukupi makna sernua itu dipilih bentuk ma/a- sebagai padanan yang maknanya juga meluas: 'noda, cacat, membawa rugi, celaka, sengsara, dan Hendaknya kita selalu ingat bahwa dalam pembentukan istilah baru, kita dapat menyem- pitkan atau meluaskan istilah makna yang lama. Dengan demikian, kita memperoleh · perangkat istilah yang bersistem. Di dalam bahasa Indonesia. ma/a- merupakan unsur terikat yang tidak dapat secara bersendiri berfungsi sebagai sebuah kata dengan arti tertentu. Oleh karena itu, urutan unsumya pun tetap. Berdasarkan hal itu, padanan istilah lnggris malpractice, misalnya, adalah ma/apraktik, bukan praktikmala atau praktik ma/a. Berikut ini contoh yang lain. Asing Indonesia ma/absorption ma/adaption, maladjustment ma/distribution malfeasance malformation malfunction malnutrition ma/position malaserap malasuai maladistribusi. malaagih malatindak Oabatan) malabentuk, malaformasi malafungsi · malagizi malasikap 7 Solikin_17506134005 14. Apakah yang dimaksud dengan metropolitan dan apa pula megapol/tan? Bentuk metropolitan merupakan bentuk adjektif dari metropolis. Kata metropolis berasal dari bahasa .Yunani, yaitu dari kata meter yang bermakna 'ibu' dan polis bermakna (1) 'ibu kota' atau 'kota terpenting dalam negara atau wilayah' dan (2) 'kota yang menjadi pusat kegiatan perdagangan industri, dan pemerintahan'. Contoh, polisi metropolitan bermakna 'polisi kota besar'. Kata megapolis bermakna (1) 'kola yang sangat besar', (2) 'daerah yang amat padat penduduknya dan yang berpusatkan metropolis', a tau (3) 'gabungan beberapa metropolis'. 15. Apakah makna deblrokratisasi dan deregulasi? Akhir-akhir ini dljumpai kata debirokratisasi dan deregulasi. Apakah makna keduanya? Kata birokrasi berasal dari kata bureaucracy yang bermakna 'administrasi yang dicirikan oleh kepatuhan pada aturan, pro- sedur. dan jenjang kewenangan sehingga sering mengakibatkan kelam- banan kerja, kerumitan perolehan hasil, dan penundaan gerak; sedang- kan kata birokratisasi yang berasal dari bureaucra'tization bermakna 'hasil tindakan yang berhubungan dengan, atau yang bercorak birokrasi'. Kata regu/asi yang berasal dari regulation bermakna 'tindakan pengurus- an dengan berbagai aturan (yang berkekuatan hukum). Unsur de- yang melekat pada kata serapan dari bahasa asing, misalnya bahasa lnggris, bermakna (1) 'melakukan hal yang sebaliknya', (2) 'mengalihkan sesuatu dari', (3) 'mengurangi', (4) 'suatu ubahan dari', dan (5) 'keluardari'. Jadi, debirokratisasibermakna 'tindakan atau proses mengurangi tata kerja yang serba lamban dan rumit agar tercapai hasil dengan lebih cepat', sedangkan deregulasi bermakna 'tindakan atau proses menghilangkan atau mengurangi segala aturan'. Perlu · diingat bahwa pada kedua bentuk ifu sudah ter.kandung makna tindakan. Oleh sebab itu, jika kita akan membentuk kata kerja, tidak perlu kita menambahkan imbuhan -kan. Jadi, cukup mendeblro- kratisasi atau menderegulasi, dan bukan mendebirokratisasikan atau · menderegulasikan. 16. Dari manakah asal dan makna kata menten? Dalam tulisan Saudara Ahmad Bastari Suan, Universitas Sriwijaya, pada majalah Pembinaan Bahasa Indonesia tahun 1984, diusulkan kata 8 Solikin_17506134005 mantan sebagai pengganti kata bekas ('eks') yang dianggap kurang pantas dan bemilai rasa rendah.. Kata itu terdapat dalam bahasa Basemah, Komering, dan Rejang yang bermakna 'tidak berfungsi lagi'. Dalam bahasa Basemah ada bentuk penggawe mantan 'eks pegawai; pegawai yang tidak berfungsi lagi', ketip mantan 'eks khalib; khatib yang tidak berfungsi lagi', dan penghulu mantan 'eks penghulu; penghulu yang tidak berfungsl lagi'. Di dalam bahasa Jawa, ada kata manten yang arti dan bentuknya bertalian juga dengan marl dan mantun, yang diambil dari banasa Jawa·Kuno dengan makna 'berhenti'. Misalnya, dalam bahasa Jawa Kuna, ada mariyapanas (1) berhentl la dar.i kemarahan', (2) 'ber- hentilah dari kemarahan' dan manten angucap 'berhentl berkata'. Kata bekas dalam bahasa Indonesia pada bangun frasa dapat menjadi intinya (yang diterangkan), seperti pada frasa bekas ·menteri, dan dapat juga menjadi atribut (yang menerangkan), seperti pada mobil bekas. Karena kata man.tan itu menggantikan kata bekasyang berfungsi sebagai inti frasa, maka letaknya, sesuai dengan hukum DM, di awal fra- sa; mantan menteri, mantan presiden, _mantan· guru SD, dan sebagainya. Perlu ditambahkan bahwa penggantian itu dimaksudkan untuk menghilangkan konotasi yang buruk dan untuk menghormati orang yang diacu. Oleh sebab itu, pemakaiannya pun berkenaan dengan orang yang dihormati yang pernah memangku jabatan dengan baik atau yang pernah mempunyai profesi yang diluhurkan. Kata bekas tetap dipakai, misalnya, untuk menyebut bekas penjahat ulung, bekas diktator, bekas kuda -balap, bekas mobil presiden, pakaian bekas, barang bekas. 1 17. Manakah yang benar mempercayaiatau memercayai? Dalam pemakaian bahasa sehari-hari, dijumpai bentuk penuJisan atau pengungkapan kata mempercayai (p tidak luluh) dan memercayai (p luluh). Keadaan semacamuu menunjukkan belum ada keseragaman di antara pemakai bahasa, Luluh tidaknya bunyi seperti ditunjukkan pada kasus di alas disebabkan, terutama, oleh dua hal. Pertama, sangkaan orang bahwa suku pertama pada kata itu sama dengan imbuh�n atau tidak. Jlka p-e-r itu disangka sama dengan imbuhan, bunyi p tldak diluluhkan sehingga dipakai bentuk seperti mempercayai, memperkarakan, memperkosa. Sebaliknya, jika p-e-r itu dipandang tidak sama dengan imbuhan, bunyi p diluluhkan sehingga digunakan bentuk memercayai, memergoki,,memerlukan. Kedua, anggapan orang bahwa bentuk dasar- nya masih asing atau tidak. ·Jika bentuk dasar it� dianggap asing, bunyi p · 9 Solikin_17506134005 cenderung tidak diluluhkan sehingga muncul bentuk seperti memper- mutasi, mempersentasekan, mempermanenkan. Dapat ditambahkan, jika bentukan yang dihasilkan akan terasa mengaburkan bentuk dasar, orang juga cenderung tidak meluluhkan bunyi p itu, seperti pada mempascasarjanakan, mempanglimakan. Bunyi p pada imbuhan per- seperti pada pertemukan dan pertandingkan memang tidak luluh pada bentukan mempertemukan dan mempertandingkan. Namun, perlu diketahui bahwap-e-rpadaperc.ayai, perkarakan, perkosa bukanlah imbuhan. Jika bentukan yang akan dihasilkan itu disesuaikan dengan kaidah penggabungan bunyi, seharus- nyalah bentukan itu menjadi memercayai, memerkarakan, memerkosa. Demikian juga, masalah asing tidaknya. bentuk dasar, ataupun bentukan yang dihasilkan, dapat dikesampingkan jika kaidah itu akan diikuti. Pada .praktiknya, batas asing tidaknya sebuah kata sulit ditentukan, kecuali jika kata itu baru diperkenalkan untuk pertama kali. Jika hal itu diduga dapat membingungkan pembaca, pada pemakaian yang pertama dalam tulisan ilmiah dapat ditambahkan bentukan yang hendak dijauhi, mlsalnya memercayai (mempercayai), memersentasekan. (mempersentasekan), · rr,emanglimakan . (mempanglimakan). 18. Bagaimanakah penggunaan kata siang, ma/am, pagi, dan sore dalam sapaan? Dalam bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata yang mengacu ke saat tertentu yang rnerupakan bagian hari: siang, ma/am, pagi, dan sore. Persepsi orang berbeda-beda terhadap pengertian yang diacu oleh kata itu. Hal itu terlihat pada keberagaman batasan yang diberikan oleh be- berapa kamus. Kata siang bermakna saat matahari terbit sampai matahari terbe- narn atau dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. Kata siang biasa dlpakal sebagai pasangan kontras ma/am. Kata ma/am bermakna saat matahari terbenam sampai matahari terbit atau dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 .. Kata pagi bermakna waktu menjelang rnetahan terbit atau saat mulainya hari. Rumusan lain yang dapat ditemukan adalah saat matahari terbit sampai dengan pukul 09.00 atau pukul 10.00. Dari beberapa rumusan itu dapat dikatakan, pagi adalah bagian akhir dari malam dan bagian awal dari siang. Solikin_17506134005 Di samping kata itu, kita juga mengenal subuh dan dini (hari). Kata subuh mengacu ke saat menjelang terbitnya fajar, sedanqkan dini hari mengacu ke awal hari. Dengan kata lain, subuh dan dini hari adalah bagian akhir dari malam dan bagian awal dari pagi. Orang juga menye- butnya pagipagi benar atau pagi buta. Kata sore bermakna saat sesudah tengah hari sampai saat mata- hari terbenam atau dari pukul 14.00 sampai dengan pukul 18.00. Khusus saat menjelang matahari terbenam atau dari pukul 16.00 sampai dengan pukul 18.00, kita menyebutnya petang. Dengan demikian, petang adalah bagian akhir dari sore dan sore adalah bagian akhir dari siang. Dari uraian di alas tampak bahwa pengertian kata-kata yang mengacu ke bagian hari itu dikaitkan dengan dua hal, yaitu (1) keadaan alam; ada tidaknya matahari atau keadaanjeranq dan gelap, dan (2) jam yang menjadi penunjuk waktu. Dua tolok ukur itulah yang menyebabkan perbedaan persepsi. Di Banyuwangi, ujung timur Pulau Jawa. pada pukul 06.00 matahari sudah kelihatan dan tidak dapat lagi disebut subuh. Bagi penduduk di tempat itu sinar matahari pada pukul 14.00 sudah tidak sedemikian panas sehingga mereka menganggap saat itu sudah sore. Sernentara itu, di Banda Aceh, ujung utara Sumatra, pada pukul 06:oo matahari belum muncul; saat itu dikatakan masih subuh. Pada pukul 14.00 sinar matahari masih terasa panas dan orang di sana mengang- gap saat itu masih siang. Di daerah yang dekat kutub, misalnya Negeri Belanda, pada bulan tertentu rnatahan masih kelihatan pada pukul 21.00. Meskipun demikian, orang sepakat menyebut saat itu sudah malam. Perbedaan persepsi itu juga mempengaruhi sapaan salam yang berkaitan dengan saat kita menyapa. Batas pagi dan siang, misalnya, tidak dapat ditentukan secara tegas. Meskipun demikian, kita lazirn mengucapkan se/amat siang antara pukul 10.00 dan pukul 14.00. Se- lamat sore lazim diucapkan antara pukul 14.00 dan pukul 18.30. Pada pukul 16.30 sampai pukul 18.30, pada situasi yang formal, lazim di- ucapkan selamat petang. Selamat ma/am lazirrr diucapkan antara pukul 18.30 dan 04.00 . . Kita tidak lazim mengucapkan selamat subuh atau se/amat dini hari. Antara pukul 04.00 dan pukul 10.00 lazim diucapkan selamat pagi. Ada kebiasaan baru yang menarik. Jika kata pagi dapat diartikan 'awal hari', penyiar yang muncul di layar televisi pada pukul 00.01 menganggap wajar mengucapkan selamat pagi. Fungsi sapaan memang bukan untuk menginformasikan makna 11 Solikin_17506134005 yang terkandung pada kata-kata yang ciipakai, melainkan untuk mencip- takan kontak awal yang akrab antara pembicara dan kawan bicara yang memungkinkan komunikasi selanjutnya berjalan lancar. Sapaan kadangkadang juga digunakan untuk maksud tertentu. Pada pukul . 08.00 seorana atasan dapat mengucapkan "selamat siang" kepada bawahan- nya yang. baru datang ke kantor yang menurut aturan, karyawan itu seharusnya masuk pukul 07 .00. Dalam hal itu, sapaan digunakan untuk menegur dan mengingatkan karyawan bahwa ia datang terlambat. Jadi, jika penyiar televisi rnenqucapkan "selarnat pagi" pada pukul 01.00, tampaknya ia juga bermaksud mengingatkan penonton bahwa saat itu sudah mulai hari yang baru. 19. Bagalmanakah pemakaian ini, itu dan begini, begitu? Kata ini dan itu biasa digunakan sebagai kata penunjuk. Dalam pema- kaian yang umum, ini menunjuk sesuatu yang dekat dengan pembicara, sedangkan itu menunjuk sesuatu yang jauh dari pembicara. Dalam : bahasa tulis terdapat konvensi yang lazim diikuti. Kata ini digunakan · untuk mengacu ke bagian yang akan disebutkan. Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan contoh berikut, ( 1) Saya sangat tertarik' pada perkumpulan yang Saudara pimpin. Saya ingin memperoleh jawaban dari Saudara atas beberapa pertanyaan says lni. Pertama, di manakah saya dapat mendaftar- kan diri? Kedua, berapakah uang iuran setiap bu/an? · Pada contoh ( 1 ) di atas, kata ini mengacu ke dua pertanyaan yang disebutkan kemudian. Jika pertanyaan itu disebutkan ·terlebih dahulu, • kata pengacu yang digunakan adalah itu. Perhatikan perubahan : susunannya berikut ini. I (2) Saya sangat tertarik pada perkumpulan yang Saudara pimpin. Di manakah saya dapat mendaftarkan diri? Berapakah_ uang iuran setiap bu/an? Saya ingin memperolehjawaban dari Saudara atas beberapa pertanyaan saya itu. Pada contoh (2), kata itu mengacu balik ke bagian yang telah disebut- kan, yakni dua kalimat tanya di depannya. Contoh berikut ini rnemper- lihatkan pernakaian kata lni dan itu secara bersama-sama. 12 Solikin_17506134005 {3) Karena.petunjuk pelaksanaan yang telah disiapkan dipandang tidak praktis, disusunlah petunjuk baru. Selain alasan itu, ada pula alasan lain yang dapat disebutkan berlkut ini. (a) Landasan hukum tidak lengkap.. (b) Penanggung jawab kegiatan tidak ditegaskan. (c) Sanksi atas kelalaian pelaksanaan tidak dinY.atakan. Di samping kata ini dan itu, ada pula kata begini dan begitu yang mem- punyai aturan pemakaian yang sama. Menurut asal-usulnya kata begini berasal dari bagai ini dan begitu berasal dari bagai itu. Kata begini meng- acu ke bagian yang akan disebutkari, sedangkan begitu· mengacu ke bagian yang telah disebutkan. Marilah kita perhatikan contoh berikut ini. {4)

Beginilah cara menggiring bola yang bail