Proses penciptaan tari dengan cara merombak gerak sehingga berbeda dengan gerak aslinya dinamakan

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mencipta sebuah tari? Apa bisa? Bagi seniman tari, mahasiswa seni tari, guru tari, hal ini sangatlah mudah, tapi bagi orang awam atau siswa mungkin ini sangat sulit. Tulisan ini mungkin bisa membantu teman-teman kita calon guru SDyang masih berstatus mahasiswa PGSD yang mendapat tugas mencipta tari dari mata kuliah seni tari dan drama. Karena tiba-tiba saya ingat keluhan seorang mahasiswa PGSD kepada saya tentang tugas penciptaan sebuah karya tari.

Tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam ruang. Demikian pengertian tari yang dikemukakan oleh Hartong dari Belanda dalam bukunya Dunskunst (Sudarsono, tanpa tahun) dalam buku Pendidikan seni tari drama oleh Hj. Purwatiningsih, M. Pd dan Dra. Ninik Harini. Jika kita cermati, pengertian tersebut menjelaskan bahwa tari selalu menggunakan gerak badan sebagai unsur utamanya. Ruang gerak yang dimaksud adalah arah kemana anggota badan kita bergerak.

Proses penciptaan bermula dari munculnya sebuah ide. Untuk kemudian dilanjutkan dengan bereksplorasi gerak sesuai dengan ide garapan. Selanjutnya proses penciptaan tari berlanjut pada penambahan musik pengiring. Bagi pemula, proses penciptaan tari dapat dimulai dari mencari musik pengiringnya terlebih dahulu.

Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, dan sebagainya. Eksplorasi dilakukan melalui rangsangan. Beberapa rangsangan yang dapat dilakukan untuk bereksplorasi antara lain :

Rangsang Visual

Mengamati suatu benda hidup maupun mati untuk dijadikan obyek pengamatan. Rangsang ini bisa muncul dari pengamatan terhadap patung, gambar, dan lain-lain. Dari benda-benda ini dapat kita amati dari segi bentuk, tekstur, fungsi, wujud dan lain-lain. Hasil dari pengamatan dengan rangsang visual kita dapat menemukan gerak yang keras, patah-patah, dan berirama.

Rangsang Audio/Dengar

Berbagai macam bunyi-bunyian dapat dijadikan rangsangan dalam menemukan gerak. Yang termasuk rangsang audio antara lain untuk iringan tari, musik-musik daerah, semua kentongan, lonceng gereja, suara yang ditimbulkan oleh angin, dan suara manusia. Gerak-gerak yang dapat diperoleh dari pengamatan ini antara lain gerak mengalun seperti angin, gerak yang lembut dan lemah gemulai.

Rangsang gagasan/ide

Gagasan atau ide sangat membantu dalam berkarya tari. Ide apapun itu dapat dijadikan rangsang untuk menciptakan gerak.

Rangsang kinestetik

Dalam menciptakan sebuahkarya tari, kita dapat menggunakan gerak tertentu sebagai rangsang kinestiknya. Gerak dapat diperoleh dari gerakan-gerakan dalam tari tradisional maupun kreasi baru/modern. Gerak dalam tari tradisional misalnya : ukel, sabetan, langkah step, srigig(lari kecil-kecil) dan lain-lain. Kita dapat menggabungkan gerakan-gerakan dasar tersebut untuk dirangkai menjadi sebuah tarian.

Rangsang Peraba

Sentuhan lembut, sentuhan kasar, emosi kemarahan, sedih yang kita rasakan juga dapat dijadikan rangsangan dalam penciptaan sebuah karya tari. Gerak yang dapat kita temukan dari hasil pengamatan ini antara lain gerak dengan tempo cepat, gerakan berlawanan, dan gerak yang patah-patah.

Dari rangsangan-rangsanagn tersebut kita dapat memulai bereksplorasi. Eksplorasi dapat dilakukan melalui alam, binatang, buku cerita, dan lingkungan sekitar.

Eksplorasi Melalui Alam

Alam memiliki banyak ragam yang dapat kita amati untuk kita jadikan gerakan-gerakan dalam penciptaan karya tari. Cobalah kita keluar rumah…lihatlah sekitar kita. Amati sebuah pohon. Ada gerakan berayun, bersentuhan, melayang, bergandengan. Dari sini kita bisa menemukan gerakan seperti menggerakkan kedua tangan kita berayun, bergantian tangan kanan dan kiri. Atau kedua tangan lurus keatas berayun kekanan dan kekiri. Bisa jadi gerak tangan ukel sambil berputar ditempat bergantian tangan kanan ke atas dan tangan kiri ke bawah serta sebaliknya. Tetapi jangan lupa bahwa gerakan yang kita ciptakan harus sesuai dengan tema yang sudah dulu kita tentukan.

Eksplorasi melalui binatang

Binatang dapat kita amati dari wujud, jenis, suara, dan tingkah laku. Cobalah amati, peragai binatang tersebut. Satu contoh….kita mau menciptakan tari kupu-kupu. Perhatikan kupu-kupu, dari wujud, jenis serta tingkah lakuknya. Kemudian kita terapkan pada diri kita untuk dijadikan sebuah gerakan seperti, kupu-kupu terbang, diam dengan hanya mengepakkan sayap, mengisap madu, makan, menggerakkan sungut dan lain-lain. Nah dari sinilah kita sudah menemukan gerakan untuk kemudian disesuaikan musik pengiringnya.

Eksplorasi melalui buku cerita anak

Beragam buku cerita anak-anak dapat kita amati untuk kita jadikan gerakan tari. Jika kita mengeksplorasi buku cerita anak, mulailah dengan mencari tahu bagaimana karakter tokoh dalam cerita tersebut. Hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan pengamatan.

Eksplorasi melalui lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar kita banyak ragamnya yang dapat kita jadikan sebuah karya tari. Dari bentuk, warna, serta fungsinya. Contoh gitar. Beragam pandangan orang akan gitar. Ada yang melihatnya sebagai alat musik, ada yang melihat sebagai bentuk tubuh ideal seorang wanita, ada pula yang memandangnya sebagai hiasan saja. Nah dari gitar inilah kita dapat menciptakan gerakan dengan mengambil aura gitar untuk dijadikan gerakan-gerakan agar dapat tercipta tarian yang kita inginkan. Pastinya sesuai tema yang terlebih dahulu kita pilih.

Jangan lupa…gunakanlah rangsangan-rangsangan tadi untuk dapat menciptakan gerakan. Sehingga jadilah sebuah karya tari. Mudah kan????

GERAK TARI

Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer.

Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang indah adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.

Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:

1.    Gerak Stilatif

Gerak yang telah mengalami proses pengolahan  (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah.

2.    Gerak Distorsif

Pengolahan gerak melalui proses perombakan  dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.

1.    Gerak murni

Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu  pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.

2.    Gerak maknawi

Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).

a.    Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.

b.    Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita akan mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan  disusun menjadi tarian yang indah dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik, kembangkan menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan terapkan hal – hal berikut:

a.    Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan

b.    Ketepatan gerak dengan iringan

c.    Penguasaan ruang pentas

d.   Rasa percaya diri

A.  RAGAM GERAK TARI DAERAH

Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika kita mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.

Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.

Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola- pola gerak yang sudah ditentukan.

Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional, sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. Tokoh tari kreasi baru di Indonesia sangatlah banyak. Beberapa diantaranya yaitu :

1.    Bagong Kusudiharjo dari Yogyakarta

2.    Guruh Soekarno Putra dari Jakarta

3.    Didik Nini towok dari Yogyakarta

4.    Munasiah Najamuddin dari Jenoponto, Ujung Pandang

5.    Sardono W. Kusumo

6.    Farida Faisal

7.    Denny Malik

Gerak tari tradisional:

1.    Gerak Jari

a.    Ngruji / ngrayung, semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan. Tangan kiri dan kanan sama.

b.    Nyempurit, ujung ibu jari bertemu dengan  ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari – jari lainnya melengkung mengikuti arah jari tengah. Tangan kanan dan kiri sama.

c.    Nagarangsang / boyomangap, seperti ngruji atau ngrayung hanya ibu jari membuka lurus kedepan. Tangan kanan dan kiri sama.

d.   Nyekithing, ruas ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, jari–jari lainnya melengkung searah jari tengah.

2.    Gerak Kaki

a.    Nggrundho, sikap kaki nggrundho yaitu sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung.

b.    Lumaksono, berjalan ke depan. Sikap dan posisi kaki kiri lumaksono dengan arah telapak kaki serong ke luar atau meger timun.

c.    Gejuk atau Seblak, sikap kaki kiri gejuk atau dihentakkan ke lantai terap di belakang tumit kaki kanan.

d.   Tanjak kiri

e.    Trecetan , melangkah jinjit dengan cepat ke kanan atau ke kiri.

f.     Kicat

B.  ASAL GERAK

Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra seperti prosa dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia, perangai binatang, sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang terjadinya respon gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang dan sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah mencari dan merespon gerak maka kita harus mengetahui tema dari tari tersebut. Tema merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan, contohnya:

a.    Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri atau olah kanuragan.

b.    Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.

c.    Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak suka cita, meloncat-loncat, melambai-lambai, melenggang, bergoyang.

d.   Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.

C.  MENYUSUN GERAK

Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian. Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.

Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan suatu hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.

Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau menggoyangkan pinggul.

 Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:

1.    Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, menengadah atau menunduk.

2.    Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari  perlu diperhatikan level dan kepadatan.

1.    Level

Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.

Ada tiga level dalam menari, yaitu:

a.    Level Tinggi              : Meloncat

b.    Level Sedang            : Membungkuk

c.    Level Rendah           : Duduk

2.    Kepadatan (density)

Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau formasi penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.

Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, pita dll.

Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:

1.    Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.

2.    Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.

3.    Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.

4.    Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.


Page 2