Proses pembentukan bumi dan hubungan dengan teori para ilmuwan

Teori pembentukan Bumi adalah berbagai teori yang diajukan sebagai penjelasan asal usul terbentuknya Bumi.[1] Banyak ilmuwan yang meneliti dan menyimpulkan peristiwa terbentuknya Bumi, dengan berbagai teori dan hipotesis mereka.[1]

Pada tahun 1778 ahli ilmu alam Prancis Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon, mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet.

Seorang ahli Matematika dan astronomi Prancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin - cincin.[1] Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar.[1] Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk Bumi.[1]

Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik dan bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi.

Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Pada tahun 1940, Carl Friedrich von Weizsäcker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.[1] Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.[1] Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal.[1] ini akan menarik unsur - unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk planet - planet, termasuk Bumi.[1]

Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram.[1] Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi protomatahari adalah protoplanet.[1] Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin.[1] Unsur ringan tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet - planet.[1]

Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan.[1] Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa.[1] Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet - planet.[1]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Glasstone, Samuel. The Element of Nuclear Reactor Theory, D. Van Nostrand Company Inc., New York, 1958. Page 106-108.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Teori_pembentukan_Bumi&oldid=18655803"

Teori pembentukan Bumi sangat penting untuk diketahui. Pasalnya, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan terkait dengan awal pembentukan planet biru ini.

Teori-teori tersebut muncul karena alam semesta dibentuk dengan memiliki awal mula. Namun, hal tersebut tak mungkin bisa diamati dan juga tak dapat diuji melalui beragam eksperimen. Sehingga, sampai saat ini terdapat beberapa teori yang mengemukakan tentang hal ini.

Baca Juga: Teori Big Bang, Sejarah dan Kekurangannya

Teori Pembentukan Bumi

Bumi adalah sebuah planet yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup, salah satunya adalah manusia. Planet ini merupakan planet dengan menempati urutan ketiga dari kedudukannya dengan matahari.

Sampai detik ini, tak ditemukan satu buah planet pun yang dapat ditempati oleh makhluk hidup selain Bumi. Sehingga, teori tentang pembentukan Bumi inilah yang menjadi sebuah pemahaman tersendiri dari ilmu pengetahuan tentang alam semesta.

Lalu, apa saja teori tersebut? Simak beberapa teorinya di bawah ini.

Teori Nebula

Teori pembentukan Bumi yang pertama adalah teori Kabut Nebula. Teori ini telah dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755. Kemudian disempurnakan Piere de Laplace pada tahun 1796. Sehingga, teori ini juga disebut dengan teori Kant-Laplace.

Dilansir dari Space, jika pada 4,6 miliar tahun yang lalu, tata surya adalah sebuah awan debu dan gas yang disebut dengan nebula matahari. Gravitasi meruntuhkan materi ke dalam dirinya saat mulai berputar.

Kemudian membentuk matahari di tengah nebula. Dengan arti kata, teori ini menyebutkan adanya gas yang terdapat di alam semesta dan berkumpul dan terjadi gaya tarik menarik antar gas.

Kemudian membentuk kumpulan kabut yang lebih besar lalu berputar sangat cepat. Dengan adanya perputaran ini, dapat menjadikan materi kabut pada bagian khatulistiwa tersebut terlempar lalu terpisah. Sehingga memadat dan mengalami pendinginan.

Teori Big Bang

Teori pembentukan Bumi ini disebut juga dengan teori ledakan besar. Kemudian menjadi teori yang paling populer tentang proses pembentukan bumi. Dari teori ini dapat diketahui jika Bumi dibentuk selama kurun waktu puluhan miliar tahun yang lalu.

Pada awalnya, terdapat gumpalan kabut yang melakukan rotasi atau berputar pada porosnya. Dengan putaran tersebut mengakibatkan bagian-bagian paling kecil serta ringan menjadi terlempar ke luar putaran dan berkumpul menjadi sebuah cakram raksasa.

Pada suatu ketika, gumpalan tersebut meledak dan membentuk galaksi serta nebula-nebula. Selanjutnya selama miliaran tahun, nebula-nebula tersebut mengalami pendinginan dan membeku.

Sehingga, mereka membentuk galaksi Bima Sakti yang kemudian di dalamnya memiliki tata surya. Sementara itu, bagian yang ringan terlempar keluar tersebut mengalami kondensasi.

Kemudian membentuk gumpalan yang juga mendingin lalu memadat. Yang akhirnya, mereka membentuk planet-planet, termasuk adalah Bumi.

Baca Juga: Teori Sains Populer Ini Sudah Eksis Sejak Lama

Teori Bintang Kembar

Teori pembentukan Bumi ini disebut dengan teori Bintang Kembar. Awal mula adanya teori ini adalah seorang ahli astronomi yang mencetuskannya, yakni Raymond Arthur Lyttleton.

Ia berpendapat jika galaksi adalah kombinasi bintang kembar. Kemudian, salah satu dari bintang tersebut meledak lalu mengakibatkan banyak material terlempar. Sementara bintang yang tidak meledak tersebut memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat.

Maka pecahan atau material yang terlempar tersebut berputar mengelilinginya. Kemudian bintang yang tidak meledak tersebut dikenal dengan matahari. Sedangkan pecahan yang terlempar dan berputar tersebut adalah planet-planet, salah satunya adalah Bumi.

Teori Tidal (Pasang Surut Gas)

Teori ini dikemukakan oleh Harold Jeffrey dan James Jeans pada tahun 1918. Dalam teori ini mereka mengemukakan jika beratus-ratus juta tahun silam terdapat bintang yang mendekat dan menuju matahari.

Sehingga, terjadi sebuah proses pasang surut di matahari serta mengakibatkan munculnya gunung-gunung raksasa di matahari. Kemudian pada teori pembentukan Bumi ini, gunung-gunung yang terdapat di tubuh matahari tersebut membuat lidah pijar yang merentang memanjang.

Selanjutnya, lidah tersebut membentuk perapatan pada gas-gas yang menjadi terpecah belah. Kemudian terbentuklah planet-planet yang kini dikenal. Salah satunya adalah planet Bumi.

Teori Planetisimal

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton dan ahli geologi Thomas C. Chamberlain. Mereka menyebut jika matahari tersusun antara gas yang memiliki massa yang besar.

Hingga pada suatu ketika, terdapat bintang lain yang memiliki ukuran hampir sama besar dan melintas mendekati matahari. Kemudian keduanya hampir bertabrakan dan mengakibatkan materi dan gas di tepi kedua bintang tersebut saling tertarik.

Materi yang akhirnya terlempar menyurut dan akhirnya membentuk gumpalan yang disebut dengan planetesimal. Kemudian teori pembentukan Bumi ini menyebutkan jika planetesimal tersebut memadat dan mendingin dan akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari. (R10/HR Online)

This post was last modified on Maret 10, 2022 6:51 AM